PENDAHULUAN
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan Demam dengue (DD)
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua
orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak.
Sampai sekarang penyakit DBD ini masih menimbulkan masalah
kesehatan di Indonesia, karena jumlah penderitanya semakin meningkat dan
wilayah terjangkit semakin luas.
Pada beberapa dekade terakhir ini, jumlah penderita DBD di Indonesia
cenderung meningkat.
dengan jumlah kasus 71.776 dan 2.441 kasus diantaranya meninggal, Case
Fatality Rate (CFR) adalah 3.4 %.
Indonesia dimasukkan dalam kategori A dalam stratifikasi DBD oleh
World Health Organization (WHO) 2001 yang mengindikasikan tingginya angka
perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD, khususnya pada anak.
Pada awal tahun 2004 kembali terjadi KLB DBD secara nasional, dengan
jumlah kasus sampai bulan Maret 2004 mencapai 26.015 orang, kematian terjadi
pada 389 orang (CFR = 1.53 %).
Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2006
(dibandingkan tahun 2005) terdapat peningkatan jumlah penduduk, provinsi dan
kecamatan yang terjangkit penyakit ini, dengan case fatality rate sebesar 1,01%
(2007).
Manifestasi klinis infeksi virus dengue pada dewasa bervariasi, mulai dari
yang paling ringan yaitu demam dengue (DD) yang dapat sembuh sendiri, sampai
kepada yang berat yaitu DBD.
DBD dapat berkembang menjadi demam berdarah dengue yang disertai
syok (dengue shock syndrome = DSS ) yang merupakan keadaan darurat medik,
dengan angka kematian cukup tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penatalaksanaan
2.1Terapi simptomatis
Beri paracetamol untuk demam yang tinggi jika pasien tidak merasa
nyaman. Interval pemberian paracetamol harus tidak kurang dari 6 jam. Kompres
hangat jika pasien masih demam tinggi, jangan memberikan asetil salisilat dan
asam (aspirin), ibuprofen, atau non steroid anti inflasami agen (NSAIDS) sebab
obat tersebut dapat memperparah gastritis atau perdarahan. Asetil salisilat
(aspirin) dapat menyebabkan Reyes Syndrom.
Pada beberapa kasus obat penenang memang dibutuhkan terutama pada
kasus yang sangat gelisah. Obat yang hepatotoksik sebaiknya dihindarkan, chloral
hidrat oral atau rektal dianjurkan dengan dosis 12,5-50 mg/kg (tetapi jangan lebih
dari 1 jam) digunakan sebagai satu macam obat hipnotik.
PerluTerapi nonfarmakologis (tanpa obat) yang meliputi tirah baring (pada
trombosit openia= penurunan jumlah trombosit yang berat). Kadar trombosit
normal: 150 ribu sampai 450 ribu. Apabila turun di bawah 100 ribu, sebaiknya
dirawat di rumah sakit. Karena dikhawatirkan akan terjadi perdarahan dan
kemungkinan Syok (Sindrom Syok pada Dengue).
2.2 Terapi etiologi
Belum ditemukan obat khusus untuk membunuh virus Dengue.
2.3 Terapi cairan
Pada Dengue fever Indikasi pemberian cairan sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan penderita, yaitu sebagai berikut :
a. Peroral
Cairan peroral diberikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi yang
disebabkan oleh demam tinggi, banyak keringat, nafsu makan dan minum
kurang, dan muntah-muntah.
penderita,
diminum
sedikit-sedikit
tapi
sering.
Oleh karena tubuh tidak hanya kehilangan cairan, akan tetapi juga
kekurangan elektrolit, maka jenis cairan yang terbaik diberikan adalah
oralit atau jus buah-buahan dibandingkan dengan air putih biasa.
WHO, menganjurkan cairan yang diberikan adalah seperti pada
pengobatan diare, yaitu cairan yang terdiri dari 3,5 gr sodium chloride, 2,9
gr trisodium citrate dihydtrate, 1,5 gr potassium chloride, dan 20,0 gr
glucose, dilarutkan didalam 1 liter air.
b. Parenteral.
Cairan secara parenteral diberikan pada keadaan :
tanda-tanda
dehidrasi
Terjadi peningkatan
penurunan
hematokrit
10-20%,
atau
jumlah trombosit
Jenis cairan yang terbaik diberikan adalah : Kristaloid (Cairan pilihan
adalah Ringer lactat atau acetat), diberikan 4 jam/kolf sampai keadaan
membaik.
Apabila pasien muntah-muntah hebat dan memperlihatkan tanda-tanda
dehidrasi, koreksi keadaan dehidrasi dengan memberikan cairan sebanyak
10 ml/KgB.B, selama 1-2 jam, dan dipantau tiap 4 jam sampai keadaan
dehidrasi membaik.
Pemberian cairan pada DBD adalah sebagai berikut :
A. Jenis cairan
1. Jenis cairan yang diberikan pada DBD adalah 2 pilihan, yaitu :
Kristaloid : Ringer lactate (R.L) dan Ringer Acetate (R.A), diberikan
pada fase permulaan syok.
2. Koloid : Dextran 40 dan plasma, diberikan pada keadaan syok
berulang atau syok berkepanjangan). Cairan kolloid pilihan adalah
4
Dosis
maksimum
dekstran-40
adalah
30
ml/kg/jam.
Jangan
tiap
jam,
dan
dicatat
produksi
urine.
pasien
stabil,
dan
pasien
dapat
dipulangkan.
sakit
nilai
awal
hematokritnya
rendah,
dipikirkan
koreksi
gangguan
metabolit
dan
elektrolit,
seperti
tetapi
kemudian,
semua
parameter
sekaligus
harus
Hematokrit.
Jumlah urine
Kehilangan darah bermakna, yaitu > 10% volume darah total. (Total
volume darah = 80 ml/kg). Berikan darah sesuai kebutuhan. Apabila
packed red cell (PRC) tidak tersedia, dapat diberikan sediaan darah segar.
Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
Rendah serat terutama serat tidak larut air. Pemberian serat ditingkatkan
secara bertahap.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima
perorangan)
Makanan parenteral selalu diberikan pada fase akut, baik total, maupun
suplemen.
Beras dibubur atau ditim; kentang direbus atau dipure; makaroni, mi, soun,
misoa direbus; tepung-tepungan dibuat bubur atau pudding; roti
dipanggang; biskuit.
Daging, ikan, ayam, unggas tidak berlemak digiling lalu direbus atau
dikukus; ommelette, boiled egg, poached egg, atau scrambled egg; susu
dalam bentuk lowfat.
Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis; kacang hijau direbus dan
dihaluskan; susu kedelai.
Sayuran tidak banyak serat dan gas, dimasak seperti bayam, bit, labu siam,
labu kuning, dan labu air; tomat direbus atau ditumis.
Buah segar : pisang, papaya, alpukat, jeruk, manis; buah lain disetup
dengan menghilangkan kulit dan biji seperti nenas dan jambu biji, apel;
buah-buahan dalam kaleng.
10
Sirop, teh encer, kopi encer, jus sayuran dan jus buah, coklat, dan susu
Beras ketan, beras merah, roti whole wheat, ubi, singkong, talas, cantel,
jagung, bulgur.
Tempe dan tahu digoreng; kacang tanah, kacang merah, kacang tolo,
Makanan Khusus:
2.5 Edukasi
1. Seseorang harus dirawat apabila menderita gejala-gejala di bawah ini:
11
Kejang
Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat,
seluruh badan teraba dan lembab, bibir dan kuku kebiruan, anak
merasa haus, kencing berkurang atau tidak ada sama sekali
2. Istirahat total, makanan lunak, banyak minum (air putih, sari buah, air kelapa)
3. Kontrol ke dokter bila demam tidak menurun selama 2-3 hari dengan
penggunaan obat demam.
4. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M Plus:
5.
6.
7.
8.
12
9. Apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit demam berdarah, akan
mudah menular melalui gigitan nyamuk (ingat sifat nyamuk yang dapat
menggigit beberapa orang secara berturut-turut. Jadi, bila ada anggota
keluarga lain yang menderita demam segera berobat untuk memastikan
apakah tertular demam berdarah atau tidak.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis.
2. Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat
kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah
bilamana diperlukan.
3. Selain pemantauan untuk menilai apakah pemberian cairan sudah cukup
atau kurang, pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya kelebihan
13
cairan serta terjadinya efusi pleura ataupun asites yang masif perlu selalu
diwaspadai.
4. Penatalaksanaan meliputi terapi simptomatis, etiologi, nutrisi, terapi cairan
dan edukasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. IDAI. Apa Itu Demam Berdarah Dengue? Diunduh dari URL:
http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=2005319145051;
2. Soegijanto S. Penatalaksanaan demam berdarah dengue pada anak.
Diunduh dari URL: http://library.itd.unair .ac.id/download.php?id=5
3. RSUD Ulin. Diet Pada Demam Berdarah. Diunduh dari URL:
http://rsulin.com/berita-165-diet-pada-demam-berdarah.html
4. Medicastore. Demam Berdarah Dengue. Diunduh dari
URL:
http://medicastore.com/penyakit/47/Demam_Berdarah_Dengue.html
14
5. Dadiyanto DW. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. 2011; Departemen Ilmu
Kesehatan Anak: FK Universitas Diponegoro.
6. IDAI. Pedoman Pelayanan Medis. 2011; Badan Penerbit: IDAI.
7. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan RI. Profil pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. Jakarta, 2007.
8. World Health Organization. Dengue, dengue haemorrhagic fever and
dengue shock syndrome in the context of the integrated management of
childhood illness. Department of Child and Adolescent Health and
Development. WHO/FCH/CAH/05.13. Geneva, 2005.
15