Anda di halaman 1dari 2

Budaya Diskusi, Budaya Mahasiswa

Oleh : Hagi Novyandri


Budaya merupakan hasil karya cipta manusia, dilakukan berulang-ulang di waktu tertentu
dan mentradisi. Secara garis besar, bisa juga dikatakan sebagai sebuah habit (kebiasaan).
Alur kehidupan akan selalu bergandengan dan tidak bisa terlepas dari budaya. Setiap aspek
memiliki tatanan budaya yang mentradisi, tak terkecuali ranah kehidupan kaum intelektual
ellite minority, kalangan mahasiswa.
Menjadi seorang mahasiswa, secara tidak langsung sudah menjadi iron stock-nya bangsa.
Dalam artian, sebagai seorang iron stock mahasiswa lah yang akan menerima tongkat
estafet, dan menjadi atlet berikutnya menuju garis kemenangan yang entah dimana berada.
Agar berhasil melewati rintangan dalam menjalankan misi menuju garis kemenangan,
pembekalan yang cukup, plus komplemen harus didapatkan oleh mahasiswa.
Pada dasarnya, diluar proses akademik/ perkuliahaan dan kegiatan kemahasiswaan (kegiatan
non akademik/ organisasi) yang diikuti mahasiswa, ada tiga hal yang menjadi important
activity bagi mahasiswa, salah satunya adalah berdiskusi. Diskusi merupakan kegiatan
mendialogkan sebuah gagasan, ide dan pokok-pokok pikiran. Dalam proses mendialogkan
gagasan tersebut, mahasiswa akan lebih matang dalam memahami hal yang menjadi sebuah
persoalan. Dengan berdiskusi mahasiswa dapat saling beradu argumen, karena masingmasing mahasiswa pasti memiliki referensi yang berbeda untuk dijadikan sebuah sudut
pandang. Hal ini tentu saja akan menghasilkan buah pemikiran baru bagi mahasiswa yang
berasal dari perbedaan argumen dengan referensi berbeda tadi. Di luar kegiatan akademik,
budaya diskusi memang sudah selayaknya dijadikan harus ada dalam tatanan aktivitas
mahasiswa.
Melihat bagaimana peran dan juga fungsi mahasiswa untuk kedepan. Sudah sepantasnya
mahasiswa harus mampu mendialogkan gagasannya dengan masyarakat kampus agar
mampu melahirkan gagasan-gagasan yang berbasis pada kepentingan bersama, bukan hanya
hasil pikiran intelektual individu mahasiswa semata. Karena mahasiswa harus senantiasa
melakukan real action dalam gerakanya, bukan hanya disimpan untuk konsumsi individual
semata.
Dengan berdiskusi, mahasiswa secara tidak langsung sudah membangun jaringan sekaligus
mencari sekutu untuk memperjuangkan ide-ide dan gagasan tersebut. Serta membentuk
sebuah wadah yang kokoh dalam mencari ide-ide dan gagasan yang baru.
Merujuk pada hal tersebut, sudah bisa dilihat bagaimana efektifnya diskusi bagi mahasiswa
dalam menempa kemampuan intelektualnya. Kegiatan berdiskusi harus dilaksanakan

sebagai sebuah budaya yang dilakukan secara berulang-ulang untuk dijadikan sebuah
kebiasaan oleh mahasiswa.
Berbicara sedikit mengenai real condition yang terjadi pada mahasiswa sekarang. Berkaitan
dengan kerangka berfikir mahasiswa untuk sebuah permasalahan, mahasiswa cendrung
berfikir bagaimana mencari jalan keluar, bukan mencari solusi atas sebuah permasalahan
tersebut, yang secara tidak langsung menjadikan mahasiswa bersifat individualis atau cari
aman sendiri. Bertingkah sebagai mahasiswa hedonis seakan menjadi sebuah kebanggan.
Hidup senang tanpa berfikir panjang tentang efek yang akan terjadi kedepannya.
Bukan hanya itu, mayoritas mahasiswa zaman sekarang hanya menjadi bejana kosong yang
menunggu untuk di isi, tanpa bisa bergerak mencari sendiri. Sebagai kaum intelektual yang
lebih flexible dari segi ruang gerak dan waktu, hendaknya mahasiswa mampu mencari jalan
alternatif untuk menggali ilmu. Jangan hanya terbelenggu pada satu titik yang menjadi
sumber.
Kebiasaan yang demikian tentu akan berpengaruh nantinya pada output mahasiswa yang
dicetak oleh perguruan tinggi. Dalam permasalahan ini budaya diskusi seakan menjadi
sebuah problem solving. Sayang beribu sayang kegiatan yang memberikan bayak manfaat
ini masih belum bisa terlaksana maksimal menjadi sebuah budaya khusunya di lingkungan
kampus penulis sendiri IAIN Bukittinggi.
Sudah mulai dibentuk forum-forum diskusi oleh beberapa aktivis mahasiswa yang peduli
dengan kondisi kaum intelektual yang ada sekarang. Seperti Lapak Intelektual, Diskusi
Panel Mahasiswa FTIK, dan lainnya. Namun, masih belum bisa menggerakkan hati
mahasiswa lain agar mau bergabung dengan forum tersebut.
Apa yang salah dengan kondisi mahasiswa? Hal tersebut menjadi tanda Tanya besar dalam
diri pribadi penulis. Mahasiswa berbeda pandangan biasa, mahasiswa berbeda paham biasa.
Tapi, mahasiswa yang tidak memiliki pandangan menjadi masalah besar untuk pribadi
mahasiswa itu sendiri dan juga kemajuan bangsa kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai