Kelompok Ix Etika Profesi
Kelompok Ix Etika Profesi
Republik Indonesia
Kode etik Perhimpunan Auditor Internal
Indonesia
Badan Pemeriksa
Keuangan RI
Sejarah BPK RI
Penegakkan kode etik seperti yang dimaksud dalam Pasal 29 Ayat (1) Undang-Undang No.15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan, dibentuk Majelis Kehormatan Kode Etik (MKKE) yang keanggotaannya terdiri dari Anggota BPK serta
unsur profesi dan akademisi.
Pelaksanaan tugas Majelis Kehormatan Kode Etik BPK mengacu kepada Keputusan Majelis Kehormatan Kode Etik BPK RI
Nomor 01 Tahun 2011 tentang Mekanisme Kerja Majelis Kehormatan Kode Etik BPK RI. Keputusan tersebut merupakan acuan
yang lebih rinci dan bersifat teknis bagi Majelis Kehormatan Kode Etik BPK, dimaksudkan agar terdapat kesatuan pandang dan
tindakan dalam melaksanakan tugasnya.
Majelis Kehormatan Kode Etik BPK dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Panitera yang ditentukan melalui Surat Keputusan
profesi yang independen dengan tugas pokok mengelola pemberian Sertifikasi Qualified
Internal Auditor, dan menentukan Standar, Kode Etik Profesi, serta menyelenggarakan
Ujian Sertifikasi QIA.
Proses pendirian DS-QIA tidak terlepas dari sejarah berdirinya Yayasan Pendidikan Internal
Auditor (YPIA). YPIA didirikan di Jakarta pada tanggal 17 April 1995. Latar belakang
didirikan YPIA adalah adanya desakan kebutuhan. Kebutuhan tersebut adalah keinginan
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme internal auditor di Indonesia, serta belum
adanya lembaga pelatihan profesi internal audit dengan standar internasional yang
memadai dan berkesinambungan.
Pendiri YPIA adalah Pengurus Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FKSPI)
BUMN/D periode 1992 1995, yaitu Hiro Tugiman (Ketua Umum), Soedar Kendarto
(Sekretaris Umum), FX Sriharto (Ketua IV), dan Darwis A. Rahman (Bendahara), yang
didukung oleh Soedarjono (Kepala BPKP), Martiono Hadianto (Dirjen Pembinaan BUMN
Dept. Keuangan RI, dan Direksi 5 (lima) BUMN yaitu Setyanto P. Santosa (Direktur Utama
PT Telkom), Ridwan Fatarudin (Direktur Utama PT MNA), Sjaiful Amir (Direktur Keuangan PT
Pusri), Ida Bagus Putu Sarga (Direktur Utama PT Jasa Raharja), dan Ahmad Soebianto
(Deputi Ketua BPIS)
tanggal 13 April 1996 yang dihadiri oleh unsur BPKP (Drs. Chatim Baidaie,
Ak., Deputi Pengawasan BUMN/BUMD dan Drs. Soekardi Hoesodo, MSoc.Sc.,
Kepala Pusdiklat Pengawasan BPKP), Unsur FKSPI BUMN/BUMD (Drs. Hiro
Tugiman, Ak., Ketua Umum dan Drs. Fatkhal Muin Ishaq, MM., Ketua III) dan
unsur YPIA (Soedar Kendarto - Ketua, Moh. Hassan, Ak., MAFIS - Sekretaris,
Drs. Ridwan Fatarudin Kepala PPAI dan Drs. Poedjiono, MBA. Kepala
Divisi Diklat PPAI). Pada pertemuan tersebut dideklarasikan apa yang
kemudian disebut Deklarasi Bandung tanggal 13 April 1996.
PENETAPAN
Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai
lanjutan :
Auditor internal tidak boleh menerima imbalan dalam bentuk apapun yang