PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era dunia teknologi, industri dan globalisasi semua dituntut untuk lebih
kreatif dan inovatif. Pada saat ini tidak dipungkiri pula bahwa industri adalah tulang
punggung untuk kemajuan suatu negara. Ada berbagai macam jenis industri didunia
terutama bidang manufaktur. Banyak elemen yang terkandung didalamnya yaitu
Mekanika, Desain, bahkan Otomatisasi. Program Politeknik Manufaktur Negeri
Bandung menyertakan Program Praktik Industri pada kurikulumnya sangatlah
bagus untuk menambah wawasan dan pengalaman di dunia industri yang
sebenarnya.
PPI adalah Program Praktik Industri yang diselenggarakan oleh Politeknik
Manufaktur Negeri Bandung. Program ini dilaksanakan pada mahasiswa semester 4
dan 5 berdasarkan pasal 4(3) Program Pendidikan Diploma-3 yang berbunyi
Program Pendidikan Diploma-3 Kejuruan Teknik (D3KT) diselenggarakan dengan
konsep pendidikan berbasis modular (Modular Based Education / MBE) dengan
menggunakan metoda Kooperatif 3-2-1, yaitu 3 semester Pendidikan Dasar, 2
semester Praktik Industri dan 1 semester Pendidikan Lanjut dan Pasal 22 Praktik
Industri yang berbunyi Mahasiswa/i program pendidikan Diploma-3 Kejuruan
Teknik yang mendapat status kelulusan tetap pada akhir semester 3 dan memiliki
Sertifikat Kompetensi Pendidikan Dasar dapat mengajukan permohonan untuk
mengikuti semester praktik industri, tetapi untuk angkatan tahun 2010 tidak hanya
mahasiswa D3KT tetapi mahasiswa D3AT pun dapat mengajukan permohonan
untuk mengikuti PPI. Hal ini dilakukan untuk mengaplikasikan teori-teori yang
didapat mahasiswa selama perkuliahan semester 1-3 di dunia kerja nyata dan
menambah pengalaman kerja di industri yang sebenarnya, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan mutu lulusan D-3 Politeknik Manufaktur Negeri
Bandung.
1.2 Tujuan
Tujuan dari PPI, yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui perkembangan
dunia industri serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang ditimba di kampus
sebelum terjun ke dunia industri. Dengan adanya PPI, mahasiswa juga
mendapatkan ilmu-ilmu yang sebelumnya belum pernah didapatkan saat di kampus
sehingga mahasiswa memiliki banyak pegangan serta pengalaman kerja yang bisa
diterapkan saat benar-benar memasuki dunia industri setelah lulus perkuliahan
nanti.
BAB II
PT. TOA GALVA INDUSTRIES
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. TOA Galva Industries berdiri pada tanggal 1 Juni 1976 didirikan oleh
Bpk. Uripto Widjaja. PT. TOA Galva Industries (TGI) berstatus PMA (Penanaman
Modal Asing) antara PT. Galva (Indonesia) dengan TOA Corporation, persentasinya
yaitu 51% Indonesia dan 49% Jepang. Perusahaan ini memiliki Visi dan Misi,
yaitu :
Visi : The Healthy Company
Misi : Quality, Cost, Delivery, Service
Produk utamanya yaitu speaker dan megaphone. Dan daerah pemasarannya
mencakup dalam negeri dan luar negeri. Dengan perbandingan penjualan lokal 30%
dan ekspor 70%.
Gbr 2. Lingkungan
pabrik TGI
2.2 Departemen
Perusahaan ini terdiri dari beberapa departemen yang memiliki tugas
tersendiri yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun departemen-departemennya
sebagai berikut:
1. Dept. Divisi Umum
2. Keuangan
3. R & D (Research and Development)
4. Megaphone
5. Speaker 1 & 2
6. Quality Assurance
7. Diapraghm & BST
8. Gudang Barang jadi
9. Injeksi Plastik
10. Pengecatan
11. Roll Cut & PCB
3
Jam
07.30 16.30
Jumat
07.30 17.00
Waktu
8 jam kerja, 1 jam
istirahat
8 jam kerja, 1.5 jam
istirahat
2. Megaphone
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Suvervisi
Supervisi adalah suatu proses atau kegiatan pengawasan, pengaturan atau
pun pengendalian secara langsung dan berkala terhadap pekerjaan yang diberikan
oleh atasan kepada bawahan. Apabila dalam pelaksanaannya ditemukan masalah
atau pun ketidak sesuaian yang dilakukan bawahan, maka dengan segera
memberikan petunjuk perbaikan atau pun bantuan secara langsung guna
mengatasinya.
Dalam aktivitas sehari-hari supervisi ini dapat dilihat langsung pada seorang
supervisor yang tidak lepas dari kegiatan supervisi. Menjadi seorang supervisor
tidaklah terlalu sulit tetapi juga tidaklah terlalu mudah, karena tugas dan peran
seorang supervisor mencakup banyak aspek yang dimana satu sama lain merupakan
hal yang penting (contohnya material bahan baku dan karyawan/tenaga kerja) dan
memadukannya sehingga berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan.
Dalam menjalankan perannya seorang supervisor harulah tahu mengenai
teknik supervisi agar dapat menjalankan perannya dalam kegiatan supervisi. Namun
teknik supervisi ini perlu diketahui juga oleh karyawan agar sedikitnya mengetahui
dan dapat memahami perilaku atasan. Dan yang paling penting dapat mengetahui
apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Dalam teknik supervisi banyak hal-hal atau poin-poin yang harus dipahami
agar seorang supervisor dapat menjalankan perannya dengan baik. Hal itu di
antaranya adalah pengertian dasar mengenai manajemen, hirarki, wewenang,
tanggung jawab, delegasi, dan tanggung tanggap. Selain pengetahuan dasar
mengenai beberapa hal tersebut, seorang supervisor pun harus menguasai materi
mengenai kepemimpinan, komunikasi, motivasi, disiplin dan materi lainnya yang
dapat menunjang peran nya sebagai seorang supervisor.
3.2 Manajemen Industri
3.2.1 Organisasi dan Manajemen
3.2.1.1 Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan salah satu wadah atau sarana untuk mencapai
tujuan suatu perusahaan melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang
dilakukan seorang pimpinan dengan organisasi yang ada atau tercipta di
5
Interaksi manusia
Kegiatan yang mengarah pada tujuan
Struktur organisasi itu sendiri
BAB IV
KEGIATAN PPI
4.1 Penempatan Kerja
Pada Program Praktik Industri di PT. TOA Galva Industries ini, saya
ditempatkan Bagian PTP (Pengembangan Teknik Produksi)/Maintenance.
Departemen ini bekerja dibidang perencanaan dan pembuatan serta perbaikan Jig
and Fixture untuk digunakan di Departemen-departemen PT. Toa Galva Industries.
Selain Jig and Fixture, PTP juga digunakan untuk tempat pabrikasi dan perbaikan
alat-alat, seperti komponen moulding atau press tool. Karena di PTP terdapat mesinmesin dan alat untuk mempermudah pembuatan alat, seperti mesin bubut, mesin
frais, mesin bor, cutting well, dll.
4.2 Jenis Pekerjaan
Di PTP penulis bekerja sebagai designer dan engineer. Artinya perancangan
dan proses pemesinan dilakukan oleh penulis. Namun, terkadang dibantu oleh
mahasiswa magang dari jurusan lain, apabila mereka sedang tidak ada proyek.
4.3 Sistem Manajemen Industri di PT. Toa Galva Industries
Sistem manajemen dan organisasi dalam suatu perusahaan sudah menjadi
hal yang tidak dapat di pisahkan dan merupakan hal yang harus dan wajib ada.
Tujuannya tidak lain adalah untuk mengatur penempatkan peran dari semua
anggota perusahaan yang tergabung dalam sebuah organisasi yang memiliki visi
misi dan tujuan yang menjadi cita-cita dan mimpi bagi tiap-tiap anggotanya. Agar
organisasi yang sudah terbentuk itu dapat mencapai mimpi dan cita-citanya,
diperlukanlah sebuah sistem yang mengatur organisasi tersebut yang biasa di
katakan sebagai sistem manajemen.
Di PT. Toa Galva Industries, sistem manajemen ini sudah dapat dikatakan
berjalan baik namun tentu saja tidak semuanya sempurna. Ada beberapa kelemahan
yang dimiliki tiap-tiap sistem manajemen yang ada, namun dengan perbaikan
secara terus menerus kekurangan itu dapat perlahan teratasi.
Temuan Permasalahan yang Didapat:
1. Pergantian presiden direktur dari pihak jepang yang ditempatkan di Indonesia.
Kendala yang mungkin terjadi adalah kesulitan dalam berkomunikasi serta
penerapan ide atau program dari presiden direktur baru yang mungkin tidak
sejalan dengan program yang sudah ada.
2. Forecast dari costumer sudah disetujui dan masuk dalam PO, namun setelah
barang selesai di produksi pihak costumer hanya mengambil sedikit dari total
produksi yang di pesan. Misalkan PO dari customer sebanyak 500 pcs, namun
barang yang jadi di ambil hanya 150 pcs.
3. Jenis pekerjaan di PTP terbilang berat, karena karyawan/operator di
departemen ini dituntut untuk berpikir cepat dan cerdas mengatasi permintaan
pembuatan/maintenance alat yang harus tepat pada waktunya. Apabila telat,
bisa berakibat tidak jalannya produksi.
Tindakan yang Dilakukan dan Usulan Penyelesaian
1. Diusahakan ada orang yang dapat memandu dan menjembatani dalam hal
berkominukasi dengan baik, bila memungkinkan ada beberapa tenaga kerja di
sana yang menguasai dan dapat berkomunikasi dengan bahasanya. Dapat juga
melakukan pengajaran kepada beliau tentang bahasa Indonesia agar beliau
mudah berkomunikasi.
2. Untuk jumlah barang pesana yang tidak di ambil dapat di simpan dalam
gudang bila kapasitasnya memungkinkan, namun bila jumlahnya sangat jauh
berbeda dari pesanan maka tindakan yang di lakukan adalah komunikasikan hal
tersebut dengan costumer.
3. Mesin yang tersedia di PTP, seperti mesin bubut, mesin frais dan mesin bor umurnya
sudah tua. Dan kepresisiannya pun sudah berkurang. Alangkah baiknya bila ada
pembaharuan mesin atau penambahan mesin sehingga waktu pengerjaan alat lebih
cepat dan lebih mudah.
2. Terdapat order tambahan (additional order) dari costumer atau grup TOA pada
PO yang diterima.
3. Forecast yang diberikan grup TOA tidak sesuai, order pada PO melebihi
jumlah pada forecast.
Tindakan yang Dilakukan dan Usulan Penyelesaian
1. Periksa data stock material bahan baku di departemen pembelian secara rutin
dan berkala agar proses produksi dan pengiriman sesuai, minta informasi ke
departemen pembelian mengenai laporan informasi stock material / bahan
baku. Bila ada kekosongan material / bahan baku segera informasikan ke
departemen PPIC minimal 3 hari sebelum hari pengiriman jangan terlalu
mendesak agar dapat mengkonfirmasi kepada costumer atau melakukan reschedule.
2. Hal pertama yang harus di lakukan adalah komunikasikan dengan departemen
terkait mengenai adanya order tambahan (additional order). Departemen yang
di maksud adalah departemen pembelian dan produksi. Periksa jumlah bahan
baku / material untuk pembuatan order tersebut apa tersedia atau tidak. Lihat
jadwal poduksi harian di departemen produksi dan bertanya apakah
memungkinkan bila proses produksi order tersebut didahulukan untuk diproses.
Solusi lainnya periksa data stock material di gudang.
3. Selalu periksa kebutuhan material apakah mencukupi atau tidak. Komunikasi
dengan departemen terkait tentunya harus berjalan dengan baik agar proses
produksi dan pengiriman dapat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
4.5 Penerapan Teknik Supervisi di PT. Toa Galva Industries
4.5.1 Manajemen Supervisi
Supervisi di PT. Toa Galva Industries sendiri sudah mempunyai
tingkatan-tingkatan yang sudah terstrukur juga. Seperti dari manajer ke
supervisor 1, lalu ke Supervisor 2 dan seterusnya. Sehingga jalur
kepemimpinan dan pengarahan dapat jelas dilihat dan lebih transparan.
Dalam tempat penulis sendiri, pelaksanaan supervisi terjadi hanya
seperti pengkonsultasian alat yang akan dibuat. Karena departemen yang
ditempati penulis adalah departemen pengembangan yang tidak terlalu
memerlukan supervisi seperti supervisi di departemen produksi.
4.5.2 Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan yang dijalankan di perusahaan ini sebagian besar
bersifat demokratis. Maksud dari demokratis yaitu para supervisor mengajak
para karyawan/anggota lainnya untuk ikut berpikir mengenai masalah yang
dihadapi. Supervisor tidak mengambil keputusan secara sepihak, tetapi
melakukan diskusi terlebih dahulu dengan karyawan lainnya sehingga
kedekatan antara supervisor khususnya di area produksi dengan para
karyawan terjalin dengan baik. Namun dalam hal tertentu/keadaan mendesak
terkadang supervisor mengambil keputusan tanpa berdiskusi terlebih dahulu
tanpa berdiskusi dengan anggotanya.
Selain sikap kepemimpinan karena merupakan atasan dari anggotanya,
terdapat juga sikap kepemimpinan lain yang ditunjukan oleh orang-orang
yang dituakan di perusahaan ini. Tipe pemimpin yang seperti ini muncul
dikarena factor usia atau juga dilihat dari lamanya orang tersebut bekerja di
11
suatu perusahaan. Dan supervisor pun akan membedakan dengan yang baru
atau yang muda dari segi cara memperlakukannya.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang supervisor, terkadang
dihadapkan pada suatu masalah yang diharuskan untuk mengambil keputusan
secara cepat dan tepat. Sebagai contoh dalam proses produksi suatu produk,
ada part atau komponen yang sulit di cari atau tidak tersedia sehingga dapat
menghambat proses produksi. Maka supervisor diharuskan untuk memilih
opsi yang ada agar proses produksi terus berlangsung, diantaranya produksi
dialihkan ke model lain yang lengkap part/komponennya, bila komponen/part
tersebut di produksi di departemen lain maka supervisor bisa mengecek apa
tersedia stock atau tidak, bila komponen/part tersebut sedang diproses di
departemen lain maka supervisor dapat bertanya mengenai berapa lama
komponen/part tersebut siap dipakai. Tentu pada akhirnya pengalaman dari
supervisor yang dapat menentukan pilihan tindakan apa yang akan diambil.
Namun sebaiknya sebelum proses produksi berjalan supervisor dapat
memeriksa kelengkapan dari komponen/part yang dibutuhkan.
4.5.3 Komunikasi
Salah satu cara sukses lain yang sangat penting dalam melakukan
supervisi yang efektif adalah kemampuan komunikasi. Komunikasi di sini
bukanlah komunikasi satu arah yang hanya memberikan tugas-tugas saja,
tetapi yang lebih utama adalah komunikasi multiarah, yang juga mencakup
kemampuan mendengarkan keluhan, masukan, dan pertanyaan dari karyawan.
Dalam mengkomunikasikan tugas-tugas, supervisor perlu menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh orang yang harus melaksanakan tugas
tersebut, bahasa yang sejajar dengan kemampuan dan cara berpikir anak
buah.
Cara berkomunikasi yang dilakukan di PT.TOA Galva industries
dilakukan dengan beberapa cara:
- Dengan menggunakan telepon intern untuk menghubungi antar divisi dan
melakukan koordinasi
- Menggunakan sarana internet untuk mengirimkan email kepada masingmasing kepala divisi untuk memberikan pemberitahuan, perubahan
jadwal, hari libur, dll.
- Komunikasi verbal secara langsung untuk menyampaikan perintah atau
saran
-
13
Kesalahan yang sering terjadi mulai dari hal kecil seperti terlambat
masuk kerja hingga seringnya karyawan atau tenaga kerja meninggalkan
tempatnya. Ketidakdisiplinan yang masih terlihat yaitu pada saat bel masuk
kembali setelah jam istirahat dan ketika proses produksi sedang berlangsung
karyawan tersebut sering meninggalkan tempatnya. Tidak jarang ada
beberapa karyawan yang masih duduk-duduk di dapur atau pun di luar area
kerja. Hal ini tentu akan menghambat proses produksi. Permasalahan tersebut
harus segera di selesaikan dengan baik. Salah satu solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut yaitu mensosialisasikan kepada seluruh karyawan atau
tenaga kerja agar masuk tepat waktu dan menggunakan jam istirahat
seoptimal mungkin.
4.6 Kegiatan yang Telah Dilakukan
Selama menjalani program PPI ini, penulis melakukan observasi ke
beberapa departemen produksi untuk mencari bahan project. Selain itu, penulis juga
mendapatkan project dari pembimbing. Project yang telah didapat diantaranya,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
Membuat
14
Gulungan wire
Setelah dipotong-potong
b. Kemudian flexible wire yang telah dipotong-potong
dicelupkan kecairan flux kemudian ke timah cair.
Celup ke flux
celup ke timah cair
c. Setelah itu dipotong lagi ujung-ujung yang disolder untuk
mencapai ukuran, kurang lebih dipotong 1-5 mm.
Dari pengamatan tersebut penulis dapat ide untuk membuat
mesin otomatis yang akan memotong flexible wire, kemudian
diatur hasil potongannya. Disini penulis berperan sebagai
designer dibantu oleh teman-teman dan pembimbing.
Berikut hasil pekerjaan penulis selama PPI disini :
1. Draft mesin flexible wire
2. 3d assembly
15
16
Dispenser Label
Komponen
Flexible Wire
Cutting Machine
Selain 2 project di atas, desain mesin/alat lainnya yang sudah
dibuat namun belum mengalami proses pemesinan yaitu :
1. Mesin Jig Tekuk Rotary
Draft mesin
3d assembly
17
Produk
Mesin ini berfungsi untuk menekuk 2 tiang yang ada pada
gambar produk supaya mengikat pada PCB yang selanjutnya akan
disolder. Sistem penggeraknya berupa Double Acting Cylinder.
Produk
Pemasang Pin
Prinsip kerja dari Jig & Fixture ini, yaitu dengan memanfaatkan
penekanan secara manual melalui toggle, sehingga mendorong
stripper dan pena pendorong untuk memasukkan pena ke dalam
lubang battery.
Di PTP penulis juga telah melakukan beberapa
maintenance alat dan membantu teman-teman di jurusan lain
dalam menjalankan proyeknya. Seperti membantu pengerjaan
pemesinan (bubut, milling, bor, cutting) dan membantu
pendesainan alat.
18
Bubut
Trolly
19