Anda di halaman 1dari 3

Jesica M. P.

Napitupulu

1306449946

Filsafat Hukum Kelas B

1. Realisme Hukum (Legal Realism)


Realisme hukum adalah suatu teori hukum dan alasan hukum yang timbul pada dekade
awal abad ke-20, yang ditandai dengan pernyataan bahwa hukum hanya dapat dimengerti
dengan baik dengan meletakkan fokus pada hal-hal yang secara nyata dilakukan oleh para
hakim dalam memutus suatu sengketa atau perkara, daripada apa yang mereka nyatakan
sedang mereka lakukan. Sasaran utama dari suatu realisme hukum adalah formalisme hukum;
pandangan klasik bahwa para hakim tidak menciptakan hukum, tetapi hanya menerapkannya
secara mekanis dengan cara menyatakan kesimpulan hukum secara logis dari susunan
peraturan perundang-undangan yang jelas, konsisten, dan berkesinambungan. Meskipun
kebanyakan dari ahli hukum sekarang menyatakan bahwa beberapa aspek dari realisme
hukum itu salah arah atau berlebihan, pengaruhnya terhadap pemikiran hukum dan
pendidikan hukum tetap cukup mendalam.
Pendekatan secara formal terhadap hukum telah dikritik keras oleh para pemikir seperti
Roscoe Pound, John Chipman Gray, dan Benjamin Cardozo. Para filsuf, contohnya John
Dewey, telah menampilkan ilmu empiris sebagai suatu model dari segala pemeriksaan
intelijensi, dan berpendapat bahwa hukum harus dipandang sebagai instrumen praktis untuk
kemajuan kesejahteraan umat manusia. Akan tetapi, pengaruh intelektual yang paling penting
terhadap realisme hukum adalah dari ahli hukum dan praktisi Pengadilan Tinggi Amerika,
Oliver Wendell Holmes, Jr. yang memiliki teori prediksi dalam hukun, pendekatan utilitarian
terhadap pendapat hukum, dan penekanan realis beliau bahwa para hakim, dalam
memutuskan suatu kasus, tidak hanya menyimpulkan dengan logika yang tidak terbantahkan
dan bersifat seperti mesin, tetapi dipengaruhi oleh ide-ide keadilan, kepentingan umum, dan
nilai-nilai pribadi dan konvensional lainnya.
Meski pada masa kini realisme hukum dianggap berlebihan dan ketinggalan zaman, para
ahli teori hukum setuju bahwa para pemikir realis hukum telah berhasil mencapai ambisi
utama mereka, yakni menyangkal gagasan formalis dan mekanis dari hukum dan
pertimbangan hukum. Sekarang, dapat diterima bahwa hukum bukan, dan tidak akan bisa
menjadi suatu ilmu pasti, dan penting halny auntuk memeriksa tindakan konkrit dari para
hakim dalam memutuskan suatu permasalahan hukum, tidak hanya apa yang mereka katakan
saja.

Jesica M. P. Napitupulu

1306449946

Filsafat Hukum Kelas B

2. Analisa Ekonomi terhadap Hukum


Analisis ekonomi atau hukum adalah suatu pendekatan teori hukum yang menggunakan
metode ekonomi dan hukum. Ini termasuk penggunaan konsep-konsep ekonomi untuk
menjelaskan efek hukum, untuk menilai mana aturan-aturan hukum ekonomi yang efisien.
Sementara itu, Economic Theory of Law atau yang lebih sering disebut dengan analisis
ekonomi terhadap hukum. Analisis ekonomi terhadap hukum dimaksudkan sebagai sebuah
pendekatan yaitu pendekatan ekonomi terhadap hukum atau dengan kata lain studi kritis
terhadap hukum melalui pendekatan ekonomi (Critical Legal Studies with the antecedents of
economic approach).
Bidang Analisis Ekonomi Atas Hukum, muncul pertama kali melalui pemikiran
utilitarianisme Jeremy Bentham (1789), yang menguji secara sistemik bagaimana orang
bertindak berhadapan dengan insentif-insentif hukum dan mengevaluasi hasil-hasilnya
menurut ukuran-ukuran kesejahteraan sosial (social welfare). Pemikiran utilitarianisme
hukum Bentham tersebut tersebar dalam tulisan-tulisannya berupa analisis atas hukum pidana
dan penegakannya, analisis mengenai hak milik (hukum kepemilikan), dan substantial
treatment atas proses-proses hukum. Namun pemikiran ala Bentham tersebut terhambat
sampai tahun 1960-an, dan baru berkembang pada awal tahun 1970-an, dengan dipelopori
oleh pemikiran-pemikiran dari Ronald Coasei (1960), dengan artikelnya yang membahas
permasalahan eksternalitas dan tanggung jawab hukum; Becker (1968), dengan artikelnya
yang membahas kejahatan dan penegakan hukum; Calabresi (1970), dengan bukunya
mengenai hukum kecelakaan; dan Posner (1972), dengan buku teksnya yang berjudul
Economic Analysis of Law dan penerbitan Journal of Legal Studies.
Kecenderungan alamiah manusia merupakan obyek dari analisis ekonomi. Perilaku
manusia

untuk

memenuhi

kebutuhannya

terhadap

barang-barang

yang

langka.

Kecenderungan manusia tersebut juga digerakkan oleh insentif-insentif yang memberikan


kemakmuran. Ia akan berupaya memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.
Dengan mengetahui kecenderungan ekonomi manusia, aturan-aturan di bidang ekonomi
dibuat. Hukum yang dibuat tersebut akan dianalisis sepanjang masa, apakah meminimalisir
penderitaan (efisien) ataukah boros (inefisien). Demikianlah akan lahir hukum yang mungkin
relatif lebih efisien.

Jesica M. P. Napitupulu

1306449946

Filsafat Hukum Kelas B

Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang telah menyiapkan orientasi


pembangunan hukum ekonominya seiring dengan konsep pembangunan ekonomi negaranya
ke depan. Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang dapat memprediksi
perkembangan ke depan dan menyediakan berbagai aspek yang dibutuhkan oleh warga
negaranya dalam rangka menyongsong perubahan-perubahan dunia ke depan.

Anda mungkin juga menyukai