BAB 2
LANDASAN TEORI
Teori Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicatio, dan bersumber dari
kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah sama
makna (Effendy, 2011 : 10). Ilmu komunikasi adalah Upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap. Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis
pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the
message), kedua lambang (symbol). Jadi dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi objek komunikasi bukanlah penyampaian informasi saja, melainkan
juga pembentukan pendapat umum dan sikap publik. Komunikasi juga
merupakan proses untuk mengubah perilaku orang lain.
Berikut adalah fungsi dan tujuan dari komunikasi (Danandjaya, 2011:84) :
1. Fungsi Komunikasi
a. Untuk menyampaikan informasi (to inform)
b. Untuk mendidik (to educate)
c. Untuk menghibur (to entertain)
d. Untuk mempengaruhi ( to influence)
2. Tujuan Komunikasi
a. Untuk merubahan sikap
b. Untuk merubah pendapat
c. Untuk mengubah perilaku
Berdasarkan fungsi dan tujuan komunikasi yang disebutkan, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi sangatlah mempengaruhi kehidupan manusia,
terutama dalam menjalankan aktivitasnya. Manusia harus selalu berinteraksi
dengan orang lain dalam kegiatan sehari-hari.
8
bahwa jasa bisa dipertukarkan namun kerapkali sulit dialami atau dirasakan
secara fisik. Jasa juga merujuk pada pengalaman yang tidak berwujud
(intangible) yang diterima oleh pelanggan bersamaan dengan produk yang
berwujud (tangible) dari suatu produk yang dibeli (Utari, 2010:140). Definisi
lain dari Jasa juga dapat diartikan sebagai a service is any act or performance
that one party can offer to another that is essentially intangible and does not
result in the ownership of anything (Kaihatu, 2008: 69). Maksudnya adalah
bahwa Jasa merupakan tindakan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak berakibat pada
kepemilikan atas sesuatu.
Jasa berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan sebagai suatu
aktivitas yang mempunyai beberapa karakteristik yang tidak terlihat atau
tidak berwujud yang berhubungan dengan jasa itu sendiri, dan melibatkan
interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggan, serta tidak berdampak pada
pengalihan kepemilikan sesuatu.
Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut (Musanto 2004: 125):
a. Intangible ( tidak berwujud )
Jasa bersifat intangible artinya, jasa tidak terlihat, tidak dapat dicium,
didengar, diraba atau dicoba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Penilaian
untuk kualitas jasa sebelum dan sesudah pembelian lebih sulit
dibandingkan dengan barang, karena jasa itu bersifat intangible atau
tidak berwujud. Oleh sebab itu, tugas penyedia jasa adalah manage the
evidences dan tangiblize the intangible.
b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
10
kualitas
baik
akan
menarik
kesetiaan
konsumen
dalam
atau
diketahui,
tetapi
sulit
didefinisikan
dan
Product-based approach
Kualitas merupakan karakteristik atau atribut yang dapat dikuantitatifkan
dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan
dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk.
11
3. User-based approach
Kualitas tergantung pada orang yang memandangnya, sehingga produk
yang paling memuaskan preferensi seseorang (misalnya perceived
quality) merupakan produk yang berkualitas tinggi.
4.
Manufacturing-based approach
Kualitas sebagai kesesuaian/ sama dengan persyaratan. Dalam sektor jasa
bahwa kualitas seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas
dan penekanan biaya.
5. Value-based approach
Kualitas dipandang dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam pengertian
ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi
belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai
adalah barang atau jasa yang paling tepat dibeli.
Pelayanan adalah kegiatan yang dikehendaki konsumen atau klien
atau pekerjaan yang dilakukan untuk orang lain (Hutasoit, 2011: 61).
Yang dimaksud dengan kualitas pelayanan adalah kesesuaian dan
derajat kemampuan untuk digunakan dari keseluruhan karakteristik produk
dan jasa yang disediakan dalam pemenuhan harapan yang dikehendaki
konsumen dengan atribut atau faktor yang meliputi : bukti langsung,
perhatian pribadi dari karyawan kepada konsumen, daya tanggap, keandalan
dan jaminan (Hutasoit, 2011: 68). Definisi Kualitas pelayanan menurut
Tjiptono (2011: 164) adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan
pelanggan. Kualitas pelayanan juga dapat diartikan sebagai jasa/pelayanan
12
yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dann harapan konsumen .
(Deghdan, Zenouzi, & Albadhvi, 2012: 4)
Sehingga dapat disimpulkan kualitas pelayanan merupakan suatu
pernyataan tentang sikap, hubungan yang dihasilkan dari perbandingan antara
ekspektasi (harapan) dengan kinerja (hasil).
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan jasa, yaitu jasa
yang diharapkan (expected service) dan jasa yang dirasakan/dipersepsikan
(perceived service) (Kresnamurti & Sinambela, 2011: 114). Apabila jasa yang
diharapkan sesuai jasa yang dirasakan, maka kualitas jasa yang bersangkutan
akan dipersepsikan baik atau positif. Jika jasa yang dirasakan melebihi jasa
yang diharapkan, maka kualitas jasanya dapat dipersepsikan sebagai kualitas
ideal. Namun, apabila jasa yang dirasakan lebih jelek dari jasa yang
diharapkan maka kualitas jasanya dapat dipersepsikan sebagai kualitas yang
buruk. Persepsi buruk atau rasa tidak puas pada pelanggan dapat berakibat
pada pelanggan tidak berminat lagi untuk menggunakan jasa kita. Maka dari
itu, para penyedia jasa seharusnya memperhatikan kualitas dalam memenuhi
harapan dan kepuasan pelanggan.
Kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan
kepuasan konsumen. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan
untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan untuk
memahami
pengalaman
puas
konsumen
dan
meminimalkan
13
Assurance;,
4.
Empathy dan;
5. Tangibles
Pengertian Kelima dimensi kualitas jasa tersebut adalah (Tjiptono &
Chandra, 2011:198):
1. Reliabilitas atau Keandalan (Reliability)
Keandalan (reliability) merupakan kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Hal ini berarti
perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama
(right the first time). Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang
bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai
dengan jadwal yang disepakati.
Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk/ jasa yang
handal. Produk/ jasa jangan sampai mengalami kerusakan/ kegagalan.
14
Dengan kata lain, produk/ jasa tersebut harus selalu baik. Para anggota
perusahaan juga harus jujur dalam menyelesaikan masalah sehingga
konsumen tidak merasa ditipu. Selain itu, pemasar harus tepat janji bila
menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Sekali lagi perlu diperhatikan
bahwa janji bukan sekedar janji, namun janji harus ditepati. Oleh karena
itu, time schedule perlu disusun dengan teliti.
2. Daya Tanggap (Responsiveness)
Daya tanggap (responsiveness) merupakan keinginan para staf untuk
membantu para konsumen dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
Daya tanggap dapat berarti respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan, yang
meliputi kesigapan karyawan dalam melayani konsumen, kecepatan
karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan.
Para anggota perusahaan harus memperhatikan janji spesifik kepada
konsumen. Unsur lain yang juga penting dalam elemen cepat tanggap ini
adalah anggota perusahaan selalu siap membantu konsumen. Apa pun
posisi seseorang di perusahaan hendaknya selalu memperhatikan
konsumen yang menghubungi perusahaan.
3. Jaminan (Assurance)
Jaminan (assurance) merupakan mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
bahaya, risiko atau keragu-raguan. Pada saat persaingan sangat
kompetitif, anggota perusahaan harus tampil lebih kompeten, artinya
memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang masing-masing. menangani
pemasangan dan layanan purna jual. Faktor security, yaitu memberikan
15
rasa aman dan terjamin kepada konsumen merupakan hal yang penting
pula.
4. Empati
Empati (empathy) merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para
konsumen. Setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu
agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung.
5. Bukti fisik
Bukti fisik (tangible) merupakan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi. Hal ini bisa berarti penampilan fasilitas
fisik, seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir,
kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan
komunikasi, dan penampilan karyawan. Prasarana yang berkaitan dengan
layanan konsumen juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan.
Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin (AC), alat telekomunikasi
yang cangggih atau perabot kantor yang berkualitas, dan lain-lain menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih suatu produk / jasa.
Pengertian lain mengenai dimensi kualitas pelayanan (reliability,
responsiveness, assurance, empathy, tangible) (Assegaff,2009:172). :
1. Keandalan / reliability
merupakan suatu kemampuan dalam memenuhi janji (tepat waktu,
konsisten, kecepatan dalam pelayanan). Pemenuhan janji dalam
pelayanan akan terkait dan mencerminkan kredibilitas perusahaan dalam
pelayanan. Tingkat kompentensi perusahaan juga dapat dilihat dari sini,
16
sejauh mana tingkat
4. Empati / empathy
17
18
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan
harapannya. Kepuasan konsumen dapat diartikan sebagai hasil akumulasi dari
konsumen atau konsumen dalam menggunakan produk dan jasa (Windarti,
2012: 2). Kepuasan konsumen juga dapat dideskripsikan sebagai sesuatu
yang dipengaruhi oleh nilai-nilai suatu layanan yang disuguhkan oleh
pegawai kepada pelanggan (Kaihatu, 2008: 72).
Dengan mengkaji beberapa definisi dan pengertian dari pendapat para
ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen adalah perasaan
senang atau tidak senang, puas atau tidak puas setelah mereka mengevaluasi
kinerja yang dirasakannya dan mengevaluasi apakah harapannya sudah
terpenuhi.
Ada dua elemen dasar yang dirasakan konsumen untuk menggambarkan
variasi tingkat kepuasannya, yaitu (Hutasoit, 2011: 21):
1. Harapan, yaitu berbagai kriteria mengenai barang atau jasa yang
diinginkan.
2. Kinerja, yaitu segala jenis hasil atau pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan mengenai suatu barang atau jasa.
Kepuasan konsumen diartikan sebagai sesuatu yang dipengaruhi oleh
nilai nilai yang disuguhkan pegawai kepada konsumen. Pada dasarnya
tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para konsumen yang
merasa puas. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya
19
2.5
20
tidak dijelaskan dalam penelitian ini, misalnya produk, promosi, dan harga
(2011).
Gst. Ayu Oka Windarti dalam penelitiannya terdahulu juga menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang kuat dan berpengaruh secara bersama-sama
antara kualitas pelayanan jasa terhadap kepuasan nasabah. . Dimensi tangible
dan reliability berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan nasabah
dibandingkan dimensi responsiveness, assurance dan empaty tidak signifikan
terhadap kepuasan nasabah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU
Palembang (2012).
Thomas Stefanus Kaihatu dalam penelitiannya terdahulu menunjukkan bahwa
ada lima dimensi yang dibutuhkan seseorang atas kualitas pelayanan yang
diterima dan dimensi tersebut dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dalam
mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen (2008).
Variabel Y Kepuasan
Konsumen
1. Kinerja
Perusahaan
2. Harapan
Pelanggan
Hutasoit (2011:21)
21
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Analisis Pengaruh
Kualitas Layanan
menunjukkan bahwa
Terhadap Kepuasan
secara keseluruhan
Pelanggan Rumah
Vol.1, No.3)
Makan Ketty
responsiveness,assurance
, emphaty, dan tangibles
berpengaruh secara
signifikan terhadap
Thomas Stefanus
Analisa Kesenjangan
kepuasan pelanggan.
Hasil penelitian terhadap
Kualitas Pelayanan
konsumen pengunjung
Manajemen dan
dan Kepuasan
Plaza Tunjungan
Kewirausahaan Vol. 10
Konsumen
Surabaya, menunjukan
No. 1)
Pengunjung Plaza
Tunjungan Surabaya
22
konsumen atas kualitas
pelayanan
yang diterima, yaitu
kehandalan, daya
tanggap,
jaminan, empati dan bukti
fisik.
3
Pengaruh Kualitas
didapatkan bahwa
Pelayanan Jasa
dan Informasi
Terhadap Kepuasan
reliability,
Bank Negara
responsiveness,
Indonesia (Persero)
Utama (KCU)
independen dengan
kepuasan nasabah yang
merupakan variabel
dependen adalah kuat dan
berpengaruh secara
bersama-sama (simultan)
terhadap kepuasan
nasabah. Dimensi
tangible dan reliability
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kepuasan nasabah
dibandingkan dimensi
responsiveness,
assurance dan empaty
tidak signifikan terhadap
kepuasan nasabah PT.
Bank Negara Indonesia
23
(Persero) Tbk KCU
4
Model Kepuasan
Palembang.
Berdasarkan hasil
Pelanggan Sebagai
penelitian diketahui
Moderating Variabel
Vol.1, No. 2)
Guna Meningkatkan
miliki masyarakat
Loyalitas Pelanggan
terhadap masing-masing
pada Maskapai
Penerbangan
berikut: Image
masyarakat terhadap
Garuda adalah
kemudahan jadual,
frekuensi penerbangan
yang banyak, kualitas
layanan yang baik dan
ketepatan jadual
keberangkatan dan
kedatangan. Artinya
bahwa dimata masyarakat
image yang dimiliki oleh
maskapai Garuda adalah
segalagalanya. Namun
demikian image yang
paling menonjol dari
maskapai Garuda adalah
Kualitas Layanan yang
diikuti oleh frekuensi
penerbangan.
24
5.
An Investigation on
Penelitian berdasarkan 5
Albadhvi, Bahman
the Relationship
Zenouzi (2012,
between Service
kualitas pelayanan
International Business
(Tangibles, Reliability,
Research
Satisfaction: In the
Responsiveness,
Vol.
5, No. 1)
Panchapakesan Padma,
customization.
Penelitian ini telah
Chandrasekharan
impact on customer
satisfaction in Indian
hospitals Perspectives
Benchmarking 17.6)
attendants
disajikan sebuah
instrumen untuk
mengidentifikasi dimensi
SQ dari perspektif pasien.
Sebuah alat untuk
mengidentifikasi dimensi
SQ dari perspektif
pembantu 'juga telah
dikembangkan mungkin
untuk pertama kalinya.
Hal ini juga menganalisis
hubungan antara SQ dan
CS dalam pelayanan
kesehatan, dari pasien dan
25
petugas 'perspektif.
Sebuah regresi berganda
yang telah dilakukan
untuk mengetahui
pengaruh dimensi SQ
terhadap kepuasan
pasien / kepuasan
petugas.
7.
Pelayanan, Serta
diberikan Snowbay
Pengaruhnya terhadap
Waterpark TMII
Riset Manajemen
Kepuasan Pelanggan
berpengaruh secara
( Survei Pada
signifikan terhadap
Pengunjung Snowbay
kepuasan konsumen
Waterpark TMII)