Sebelum aktivitas:
- TD Andra : 120/80 mmHg
- TD wahyu : 110/70 mmHg
Setelah aktivitas :
- Andra : TD=150/90 mmHg , DN=128x/menit
- Wahyu : TD=130/80 mmHg , DN=106x/menit
Identifikasi Masalah :
Denyut Nadi dan Tekanan darah Andra Lebih tinggi dibandingkan wahyu setelah
melakukan aktifitas fisik.
2
Wahyu
Andra :
lak
Wahy:
Andra
120/80
i
Keluhan :
u
Ak
110/70
TD=1
mmHg
l
a
k
Nafas
TD=13
tiv
mmHg
50/90
i
tersengal- ita
0/80
mmHg
Keluh
sengal
mmHg
s
,
an:,
Jantung
DN=1
Negati
berdegup
DN=1
28x/m
Ada
f06x/m
(-)
Kencang
Faktor
Sistem
enit
pta
Pusing
Fi
Hi Kardiov
yang
enit
An
Bi si
Matasi
st
mempeng
askular
at
ok KV
berkunangol
ol
aruhi
o
im
kunang
og
Hipotesis
: og
adaptasi
mi
ia
i
i dan denyut
Perbedaan peningkatan
tekanan darah
Nadi antara andra dan wahyu yang
Kardiovas
merupakan adaptasi sistem kardiovaskular.
kular
Analisi Masalah :
Pertanyaan terjaring :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Interprestasi data
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Jawaban :
1. Anatomi
Embriologi Kardiovaskular
Minggu ke 3- ke 5
Tuba endokardial yang mula-mula terbentuk tapak kuda
berkembang dari suatu pleksus vaskular di dalam mesoderm kardiogenik.
Beberapa celah disekitar tuba endokardial bergabung membentuk kavitas
perikardial yang berhubungan dengan kavitas umum tubuh. Lapisan
dalam kavitas perikardial memadat membentuk Myocardium. Epicadrium
berkembang dari sel-sel yang bermigrasi dari septum transversum dan
primordium hepar. Crus laterale tuba endokardial berfusi membentuk tuba
kardiak yang berkontraksi secara ritmis dari akhir minggu ke-3 dan
seterusnya. Tuba kardiak mula-terdiri dari atrium yang berpapasan
dengan sinus venosus yang mengumpulkan arteriosus sebagai bagian
yang mengalirkan keluar. Akibat diferensiasi pertumbuhan longitudinal
dan penyusunan ulang masing-masing segmen, selama minggu k3 4-5,
tuba kardiak berkembang menjadi lengkung jantung berbentuk S. Transisi
antara atrium dan ventrikel dikonstriksikan untuk membentuk canalis
atrioventrikularis yang tidak berpasangan. Yang terakhir membuka ke
bagian kiri ventrikel, namu kemudian bergser ke garis tengah dan terbagi
menjadi
ostium
endokardial.
atrioventricularis
Lalu
bantalan
kanan
dan
endokardial
kiri
ini
melalui
bantalan
membentuk
valva
atrioventricularis
Minggu ke 5- ke 7
Septum
interventriculare
berkembang
(pars
muscularis)
kanan dan kiri. Bagian proksimal arteri pulmonalis kanan dan kiri serta
Ductus arteriosus, masing-masing, dibentuk oleh arcus aorta VI kanan dan
kiri.
Minggu ke 5, ke 6, ke 7, ke 8
a. Pembentukan septum di atrium terjadi selama minggu ke 5- ke 7 dan dimulai dengan
pertumbuhan Septum primum dari dorsal dan kranial hingga terbentuk ostium primum
b. Pada bagian atas Septum primum, Ostium secundum dibentuk melalui kematian sel yang
terprogram (apoptosis)
c,e Di sisi kanan Septum primum, berkembang Septum secundum.
Kedua septum terbentang berdekatan satu sama lain dan membuat
Foramen ovale.
d,f
b) Ruang Jantung
Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik (ruang),
bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya.Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal)
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui vena
pulmonalis.
d) Ventrikel kiri
Ventrikel kiri meghasilkan tekanan yang tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulasi
sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer.
c) Katup-katup Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melaui bilik-bilik
jantung. Ada 2 jenis katup jantung yaitu katup atrioventrikularis (katup AV) yang
memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris yang memisahkan arteri
pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan
menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik-bilik jantung
dari pembuluh darah. Katub-katub terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan
menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah.
Anatomi Jantung
lapisan miokardium yaitu lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah endokardium.
Katup-katup jantung
Katup tricuspid berada diantara katup jantung diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila
katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup terikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju aliran darah menuju
atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup tricuspid terdiri dari
3 daun katup.
Katup mitral/ bicuspid mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri. Seperti
katup terikuspid, katup bicuspid menutup pada saat kontaksi ventrikel. Katup bicuspid tersiri
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang trdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan
membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir ke seluruh
tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi sehingga mencegah
darah masuk kembali ke dalam ventrikel kiri.
Anatomi Pembuluh Darah
Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung. Arteri
yang membawa darah dari bilik kiri menuju seluruh tubuh disebut aorta. Sementara itu,
pembuluh yang membawa darah dari bilik kanan menuju paru-paru disebut arteri pulmonalis.
Arteri mengandung darah kaya oksigen, kecuali arteri pulmonalis mengandung darah kaya
karbon dioksida.Arteri bercabang-cabang membentuk cabang lebih kecil yang disebut
arteriole. Arteriole ini membentuk cabang-cabang lebih kecil dan ujung-ujungnya
berhubungan langsung dengan sel-sel tubuh. Cabang-cabang ini disebut kapiler.
Pembuluh Darah Vena (Pembuluh Balik)
Vena merupakan pembuluh yang membawa
darah ke jantung. Vena bercabang-cabang membentuk
venula. Venula membentuk cabang-cabang lebih kecil
yang disebut kapiler. Vena yang berhubungan
langsung dengan jantung atau paru-paru dikenal
dengan vena kava.
Vena mengandung banyak darah kaya karbon
dioksida, kecuali vena pulmonalis mengandung banyak oksigen. Vena merupakan pembuluh
berdinding lebih tipis, kurang elastis, dan lubang pembuluh lebih besar daripada arteri.
Pembuluh ini mempunyai beberapa katup untuk mencegah agar darah tidak berbalik arah.
Pembuluh Darah Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah berukuran kecil sebagai perpanjangan arteri dan
vena. Dinding sel pembuluh ini bersifat permeabel sehingga cairan tubuh dan zat-zat terlarut
dapat keluar masuk melalui dinding selnya. Selain itu, juga terjadi pertukaran oksigen,
karbon dioksida, zat-zat makanan, serta hasil-hasil ekskresi dengan jaringan yang ada di
sekeliling kapiler.
Beberapa pembuluh kapiler mempunyai lubang berukuran sempit sehingga sel darah
merah dapat rusak jika melewatinya. Diameter pembuluh ini dapat berubah-ubah. Kapiler
dapat menyempit karena pengaruh temperatur lingkungan yang rendah dan membesar bila
ada pengaruh temperatur lingkungan yang tinggi serta bahan kimia, seperti histamin.
Meskipun ukuran arteriole dan kapiler lebih kecil dibandingkan dengan arteri dan
vena, tetapi jumlah volume darah secara keseluruhan lebih besar di arteriole dan kapiler.
Volume darah di dalam kapiler 800 kali volume darah di dalam arteri dan vena.
Daftar Pustaka
Waschke. J, F. Paulsen. Sobotta Atlas anatomi manusia. Jilid 2: Organ dalam. Ed.23.
Jakarta:EGC,2012.
2. Histologi
Jantung
Dinding jantung tersusun atas 3 lapisan
Endokardium
Melapisi lumen jantung
Berkontak langsung dengan darah
Miokardium
Terletak di bagian tengah
Mengandung otot jantung
Epikardium
Lapis viseral perikardium
Membungkus miokardium
Endokardium
Tersusun oleh
Endotelium
Subendotelium
Endokardium
Subendokardium
Subendokardium
ventrikel
dan
septum
Modifikasi miokardium
interventrikular
Miokardium
Unit selular
Uninuklear
Persarafan autonom
Ruang Perinuklear
Arteri Besar
Vaskularisasi Jantung
Arteri Koronaria
Daftar Pustaka
1) Buku penuntun Praktikum Histologi FKUI .edisi kedua .hal 81-90 .Dian rakyat
.Jakarta : 2013
2) https://www.scribd.com/doc/166633489/Vaskularisasi-Dan-Persarafan-Jantung.
3) http://www.edutenagakesehatan.org/edunakes/images/pdf/bimbel_Rehab_Medik_PPS
DM/Materi_Bimbel/ppt_tutorial/Fisiologi/Fisiologi%20Jantung.pdf
3. Biokimia sistem kardiovaskular :
a. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energi kimia untuk
berkontraksi. Energi terutama berasal dari metabolisme asam lemak dalam jumlah yang lebih
kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses metabolisme jantung
adalah aerobic yang membutuhkan oksigen.
Otot jantung berbeda dengan otot rangka. Otot jantung berkontraksi terus menerus
sepanjang hayat. Persyarafan otot jantung adalah syaraf otonom. Karena itu keperluan ATP
sepenuhnya untuk kontraksi metabolisme aerobik . Untuk keperluan energi, otot jantung
sangat membutuhkan aliran darah dan sangat bergantung pada glukosa dan asam lemak
darah.
Untuk sekali denyut jantung diperlukan 2 % dari total produksi ATP sel otot jantung.
Bila otot jantung tidak dapat memproduksi ATP, seluruh ATP akan dipakai dalam waktu < 1
menit. Oleh karena keperluan ATP yang sangat
metabolisme aerobik (glikolisis aerob, b-oksidasi asam lemak) yang berlanjut dengan
fosforilasi oksidatif melalui rantai transport elektron di dalam mitokondria untuk
menghasilkan ATP.
Bahan bakar untuk kontraksi sel otot jantung:
Asam lemak darah (60 80 %). Melalui b-oksidasi terbentuk asetil KoA kemudian
masuk ke daur TCA berlanjut ke proses fosforilasi oksidatif sehingga menghasilkan ATP.
Setelah daur TCA berlangsung, elektron dan proton yang dihasilkan masuk ke transport
elektron, lalu mengalir di transport elektron. Pada saat mengalir terjadi gradient elektrokimia
yang digunakan untuk fosforilasi ADP menjadi ATP. ATP terbentuk dan elektronnya
ditangkap oleh oksigen menjadi air.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2012.
2. Anonymous.
Available
from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23287/5/Chapter%20II.pdf
3. Fisiologi Sistem Kardiovaskular
a. Dasar Fisika Jantung dan Pembuluh Darah
Darah mengalir mengikuti Gradien Tekanan
Jantung saat kontraksi menghasilkan tekanan dan memompa darah ke dalam arteri
sistemsirkulasi.
Pembuluh arteri bekerja sebagai cadangan tekanan selama fase relaksasi jantung
dengan mempertahankan tekanan arteri rata-rata (mean arterial pressure, MAP) yang
merupakan tekanan pendorong bagi aliran darah.
MAP dipengaruhi 2 faktor: curah jantung (volume darah yang dipompa jantung per
menit) dan tahanan perifer (tahanan pembuluh darah terhadap aliran darah di dalamnya)
MAP = curah jantung x tahanan perifer
Faal Elektrik, Sistem Konduksi Jantung dan EKG
1. Nodus Sinuatrialis (nodus SA), letaknya didinding atrium kanan dekat pintu masuk vena cava
superior yang merupakan pace maker alami jantung, yang menginisiasi seluruh irama jantung
menjadi detak jantung. Elektrikal impuls SA node dihantarkan menyebar ke seluruh atrium
dan menstimulasi atrium untuk berkontraksi
2. Nodus Atrioventrikularis (nodus AV), letaknya didasar atrium kanan dekat septum, tepat di
atas pertemuan atrium dan ventrikel. Yang merupakan pintu elektrikal ke ventrikel sehingga
memompa darah dari atrium ke ventrikel sebelum ventrikel berkontaksi. AV node menerima
sinyal dari SA node dan meneruskannya ke AV bundle
3. Berkas His (berkas atrioventrikular), terletak di septum antarventrikel yang kemudian terbagi
menjadi cabang berkas kanan dan kiri turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi
ujung rongga ventrikel dan menuju serat purkinje
4. Serat purkinje, akan meneruskan sinyal menyebar ke seluruh miokardium ventrikel
Elektrikal jantung ini bisa direkam dengan biasa yg kita sebut sebagai
Elektrokardiogram (EKG).
Ketika atrium terisi oleh darah sinyal dan terjadi depolarisasi atrium, diwakilkan dengan
lambang (P)
Atrum berkontraksi, segmen P-Q mencerminkan waktu ketika sinyal SA node sampai ke AV
node
QRS merupakan gelombang saat sinyal AV node ke AV bundle dan depolarisasi ventrikel
ST menggambarkan gelombang saat ventrikel berkontraksi dan memompa darah
T merupakan repolarisasi ventrikel setelah ventrikel relaksasi
Jadi siklus ini terus berlangsung
Ada tiga ion yang mempunyai fungsi penting sekali dalam elektrofisiologi sel, yaitu :
kalium, natrium dan kalsium. Adalah kation intrasel yang dominan sedangkan konsentrasi Na
dan Ca tertinggi pada lingkungan ekstrasel.
Membran sel otot jantung pada keadaan istirahat berada dalam polarisasi, dengan
bagian luar berpotensi positif dibandingkan bagian dalam selisih potensial ini disebut
potensial membrane. Bila membran otot jantung dirangsang, sifat permeabel berubah
sehingga ion Na masuk ke dalam sel, yang menyebabkan potensial membrane. Perubahan
potensial membran karena stimulasi ini disebut depolarisasi. Setelah proses depolarisasi
selesai, maka potensial membran kembali mencapai keadaan semula yaitu proses repolarisasi.
C.Kontraksi Jantung
Jantung bekerja sebagai pompa dengan cara kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol).
Setiap kali sistol dan diastol disebut dengan siklus jantung. Konstraksi jantung untuk
memompa darah terjadi setelah penyebaran potensial aksi baik pada atrium maupun ventrikel.
Ada 2 macam kontraksi yaitu :
1. Isometric contraction : tegangan otot meningkat tetapi tidak memendek.
2. Isotonic contraction : tegangan otot konstan disertai pemendekan otot.
Kontraksi miokardium baru akan terjadi bila stimulusnya adekwat (cukup) atau
mengikuti Hukum All or None. Kontraktilitas miokardium mengikuti Hukum Starling dimana
kontraktilitas miokardium tergantung kepada regangan otot jantung pada saat diastol (EDV
atau end diastolic volume). Semakin banyak darah yang mengisi ventrikel pada saat diastol
akan semakin meningkatkan regangan pada miokardium dan menyebabkan peningkatan
kontraktilitas otot jantung
Kontraktilitas
1)Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumlah darah yang dipompa
akan ke aorta
2)Dalam batas-batas fisiologis jantung memompkan keseluruh tubuh darah yang
kembali ke jantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena
3)Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang
besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke vena
PERIODE KERJA JANTUNG
1.Periode Sistole(periode kontriksi)
Adalah
suatu
keadaan
jantung
dimana
bagian
ventrikel
dalam
keadaan
menguncup.Katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup dan valvula semilunaris
aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka sehingga darah dari ventrikel dekstra
mengalir kearteri pulmonaris dan masuk kedalam paru-paru kiri dan kanan. Darah dari
ventrikel sinistra mengalir ke aorta dan selanjutnya berdear ke seluruh tubuh.
2.Periode Diastole(periode dilatasi)
Adalah suatu keadaan dimana jantung mengembang.Katup bikus dan trikuspidalis
dalam keadaan terbuka sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan
darah dari arteri dekstra masuk ke ventrikel dekstra.Selanjutnya , darah yang datang dari
paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonais kemudian masuk ke atrium sinistra.Darah
dari seluruh tubuh melalui vena kava superior dan vena kava interferior masuk ke atrium
dekstra .
3.Periode Istirahat
Adalah waktu antara periode diastole dengan periode systole dimana jantung berhenti
kira-kira sepersepuluh detik.
TAHAPAN BUNYI JANTUNG
Bunyi normal jantung ,S1 dan S2 terutama dihasilkan oleh penutupan katup
jantung.Waktu antara S1 dan S2 berhubungan dengan sistolik dan normalnya lebih pendek
dari waktu dan antara S2 dan S1(diastolic).Bila frekuensi bunyi jantung meningkat diastole
akan memendek.
1.Bunyi pertama jantung (S1)
Bunyi LUB yang rendah disebabkan oleh penutupan katup mitral dan trikuspidialis ,
lamanya kira-kira 0,15detik dan frekuensinya 25-45 Hz.
Terpisahnya bunyi jantung pertama dan kedua adalah karena penutupan kedua katup
yang tidak bersamaan sebagai akibat dari kontraksi ventrikel yang satu terjadi setelah
kontraksi ventrikel yang lain.
sistolik diastolic sistolik diastolic sistolik
S1 S2 S1 S2 S1 S2
2.Bunyi kedua (S2)
Bunyi DUP yang lebih pendek dan nyaring yang disebabkan oleh menutupnya katup
aorta dan pulmonal segera setelah sistolik ventrikel berakhir.Frekuensinya 50Hz dan berakhir
0,15 detik. Bunyi ini keras dan tajam ketika tekanan diastolic dalam aorta atau arteri
pulmonalis meningkat.Masing-masing katup menutup dengan kuat pada akhir sistolik.
Pemisahan bunyi jantung kedua kedalam bunyi inspeksi adalah normal dan terdengar
sangat keras pada orang yang masih muda.Hal ini dikarenakan sedikit agak bertundanya
penutupan katup pulmonaris karena aliran darah keventrikel kanan.
3.Bunyi ketiga (Gallop S3)
Bunyi ini lemah , didengar kira-kira sepertiga jalan diastolic. Pada individu muda ini
bertepatan dengan masa pengisian cepat ventrikel. Hal ini mungkin disebabkan oleh getaran
yang timbul karena desakan darah yang lamanya 0,1 detik.Maka bunyi jantung menjadi
triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda,bunyi ini terjadi pada awal diastolic,
selama fase pengisian cepat siklus jantung atau pada akhir kontraksi atrium disebut suara
ketiga (S3).Suara ini terdengar pada pasien yang mengalami penyakit miokard atau yang
menderita gagal jantung kongestif dan yang ventrikelnya gagal menyemburkan semua darah
selama sistolik.Gallop S3 terdengar pada pasien yang berbaring pada sisi kiri.S1 S2 S3 S1 S2
S3 S1 S2 S3
4.Bunyi ke empat
Bunyi ini terkadang dapat didengar sebelum bunyi pertama bila tekanan atrium tinggi
atau ventrikel kaku seperti pada hipertrofi ventikel.S4 S1 S2 S4 S1 S2 S4 S1 S2
Daftar Pustaka :
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2013
Sistem saraf otonom pada sistem Kardiovaskuler ?
Sistem Saraf Otonom
Regulasi persarafan pada jantung terutama dilakukan oleh sistem saraf otonom, yaitu
saraf simpatis dan parasimpatis. Masih inget kan konsepnya kalo simpatis itu bakal
mempercepat kerja jantung akibat stimulasi emosional (stress, cemas) atau aktivitas fisik,
sedangkan pengaruh parasimpatis lebih memperlambat kerja jantung pada keadaan santai
atau istirahat. Pusat pengaturan persarafan kardiovaskuler terletak di medula oblongata. Jika
ada suatu stimulasi tertentu, sinyal tersebut akan diterima oleh pusat kardiovaskuler, masuk
ke traktus solitarius.
Jika ada peningkatan tekanan darah, jaras dari traktus solitarius akan merangsang
nukleus CVLM yang sifatnya mensekresikan GABA. GABA ini akan menginhibisi nukleus
RVLM,
nukleus
(pemberi
stimuli
simpatis)
sehingga
simpatis
melalui
saraf
cardioaccelerator yang nantinya akan keluar dari medula spinalis (T1 - T5) dihambat. Di
lain hal, NTS akan merangsang nukleus ambiguus (pemberi stimuli parasimpatis) sehingga
saraf parasimpatis yang disebut cardioinhibitor melalui nervus vagus menjadi aktif.
Persarafan Simpatis
Pada persarafan simpatis itu, neurotransmitter yang berperan ialah norepinefrin yang
akan berikatan dengan reseptor -adrenergik pada jantung. Saraf simpatis akan mempersarafi
nodus SA, AV, berkas AV, otot-otot atrium dan ventrikel jantung. Efek-efek stimulasi simpatis
antara lain
Meningkatkan denyut jantung, melalui peningkatan self-excitation. Pada nodus SA dan AV,
norepinefrin menyebabkan peningkatan permeabilitas ion natrium dan kalsium sehingga akan
meningkatkan influks ion-ion tersebut ke dalam sel. Akibatnya, potensial membran akan
lebih positif sehingga akan lebih mudah untuk mencapai threshold dan mempercepat
frekuensi denyut jantung. Aktivitas katekolamin yang mempengaruhi cardiac accelerator ini
PENGARUH GRAVITASI
Seperti halnya benda yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu, aliran darah pun akan
semakin cepat mengalir bila posisi seseorang sedang berdiri, artinya tekanan darah tidak
hanya berhubungan dengan aliran dan resistansi, tapi juga gravitasi. Berbeda jika posisi
seseorang sedang berbaring, dimana gravitasi dapat diabaikan.
Pada orang yang berdiri, terjadi perbedaan tekanan kardiovaskular antara jantung
dengan bagian tubuh yang tidak selevel dengan jantung.Semua tekanan intravaskular di kaki
meningkat sekitar 90 mmH (arteri dan vena). Hal ini karena gravitasi itu memberikan efek
yang sama terhadap tekanan arteri dan vena pada satu level. Meskipun perbedaan tekanan
arteri dan vena tidak berbeda dari posisi berbaring, peningkatan tekanan pembuluh pada
ekstrimitas bawah ketika berdiri memiliki dua efek langsung yaitu :
1) Peningkatan tekanan vena menyebabkan peningkatan volume vena periferal sebanyak 500 ml
pada dewasa normal.
2) Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler menyebabkan tingginya laju filtrasi transkapiler.
PENGARUH OLAHRAGA
Olahraga fisik yang dikondisikan memiliki efek yang bermanfaat untuk sistem
kardiovaskular.Meskipun perubahan juga dipengaruhi tipe olahraga, intensitas, dan durasi
olahraga, umur, dan tingkat kebugaran masing-masing individu.Secara umum, olahraga yang
diulang-ulang dalam jangka waktu yang lama dihubungkan dengan peningkatan kapasitas
kerja individu.
Perubahan kardiovaskular tersebut dapat dalam hal peningkatan volume darah,
penurunan denyut jantung, peningkatan volume stroke jantung, dan penurunan tekanan darah
arteri saat beristirahat. Selama olahraga, seseorang yang terlatih akan dapat menerima beban
kerja dan curah jantung dengan denyut jantung yang lebih rendah dan volume stroke yang
lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak terlatih.
Perubahan ini menghasilkan penurunan secara umum kebutuhan oksigen miokardial
dan peningkatan cardiac reserve (berpotensi untuk meningkatkan curah jantung) yang dapat
menjadi respon ketika stres.Pembesaran ruang ventrikel seringkali dihubungkan dengan
olahraga endurance sedangkan peningkatan masa myokardial dan ketebalan dinding ventrikel
lebih dhubungkan dengan olahraga statis (kekuatan).Perubahan struktur ini meningkatkan
kapabilitas miokardium.
PENGARUH UMUR
Variabel usia juga mempengaruhi sistem kardiovaskular. Neonatus normal memiliki
denyut jantung istirahat (resting heart rate) yang tinggi (rata- rata 140/menit) dan tekanan
darah arteri yang rendah (rata- rata 60/35 mmHg).Perubahan yang cepat terjadi hingga tahun
pertama, yaitu denyut jantung 120/menit dan tekanan darah arteri 100/65 mmHg.
Perubahan juga terjadi pada pembuluh darah, diantaranya berkurangnya densitas
kapiler di beberapa jaringan dan meningkatnya total resisten pembuluh darah perifer.
Perubahan- perubahan ini menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dan tekanan darah
arteri rata- rata.
Perubahan tekanan darah yang diinduksi oleh baroreseptor arterial akan berkurang
fungsinya seiring bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan berkurangnya akitivitas aferen dari
baroreseptor arterial karena kekakuan arteri (arterial rigidity) yang meningkat. Selain itu,
jumlah norepinefrin yang bekerja di saraf simpatis juga akan berkurang semakin
bertambahnya umur.
rongga dada dan mempengaruhi aliran balik vena dari perifer ke jantung.Fenomena ini
disebut juga pompa respirasi (respiratory pump).
Selama inspirasi, tekanan intratoraks berkurang sehingga tekanan di vena sentral juga
berkurang.Hal ini menyebabkan aliran balik vena (vena return) dan volume vena sentral
meningkat sehingga pengisian jantung kanan meningkat.Sesuai hukum Starling, keadaan ini
juga meningkatkanstroke volume dan cardiac output di jantung kiri. Hal ini akan
meningkatkan tekanan darah arteri dan merangsang baroreseptor arterial. Proses inspirasi
yang mengurangi tekanan intratoraks juga merangsang baroreseptor di pembuluh darah dan
dinding jantung. Rangsangan yang diterima oleh kedua reseptor akan mengaktivasimedullary
cardiovascular centers untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan meningkatkan kerja
parasimpatis dan menurunkan kerja simpatis.
PENGARUH AKSELERASI
Gaya yang bekerja pada tubuh sebagai akibat akselerasi sering dinyatakan dalam
satuan g, yaitu 1 g adalah gaya gravitasi pada permukaan bumi. G positif adalah gaya akibat
percepatan yang bekerja pada sumbu tubuh longitudinal, dari kepala sampai kaki; Sedangkan
g negatif adalah gaya akibat akselerasi yang bekerja pada arah yang berlawanan. Ketika
terpajan oleh g posistif, darah terlempar ke bagian bawah tubuh.Tekanan arteri di kepala
berkurang, begitu juga dengan tekanan intrakranial dan vena dan hal ini menyebabkan
penurunan aliran ke kepala.
Curah jantung dipertahankan untuk beberapa saat karena darah diambil dari cadangan
vena pulmonalis dan karena daya kontraksi jantung menguat. Namun pada percepatan
melebihi 5 g, pengelihatan akan menjadi gelap dalam waktu sekitar 5 detik, sebelum
kemudian kehilangan kesadaran. Efek g positif dapat bekerja secara efektif jika digunakan
baju antigravitasi yang dapat memberikan gaya yang setara dengan g posistif. Hal ini
mengurangi pengumpulan darah di vena.
Besaran g negatif menyebabkan peningkatan curah jantung, tekanan arteri serebrum,
kongesti berat pada pembuluh kepala dan leher, ekimosis di sekitar mata, nyeri berdenyut
yang berat pada kepala, dan akhirnya gangguan mental.Walaupun terjadi peningkatan hebat
pada tekanan arteri serebrum, pembuluh di otak tidak robek karena biasanya terjadi
peningkatan tekanan intrakranial sehingga menujang dinding pembuluh.
Toleransi terhadap gaya g yang menembus tubuh jauh lebih besar dibandingkan
terhadap g longitudinal. Manusia dapat mentoleransi 11 g yang bekerja dengan arah
penggung ke dada selama 3 menit dan 17 g yang bekerja dengan arah dada ke punggung
selama 4 menit.
Daftar Pustaka
Udjianti, Wajan Juni. Keperawatan kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika, 2010.
Jilid 1.
6. Curah Jantung :
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta oleh jantung setiap
menit dan jumlah darah yang mengalir melalui sirkulasi. Curah jantung sangat bervariasi
bergantung dengan jumlah aktivitas tubuh.
Untuk seorang laki-laki dewasa muda yang sehat, besar curah jantung saat istirahat
rata-rata sekitar 5,6 liter/menit. Untuk wanita, nilai ini sekitar 4,9 liter/menit.
Bila dipertimbangkan sesuai faktor umur (umur bertambah = aktivitas berkurang)
besar rata-rata curah jantung saat istirahat untuk orang dewasa jika dibulatkan, sering kali
ditetapkan hampi tepat 5 liter/menit.
Faktor faktor yang mempengaruhi curah jantung adalah :
a.
b.
c.
d.
1. Fkedokteran.unsoed.ac.id%2FFiles%2FKuliah%2Fmodul%2520%2FGanjil%2520I
%2520%2520pemeriksaan%2520tanda%2520vital.
2. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20926/4/Chapter%20II.pdf
1. Umur
Bayi yang baru lahir memiliki tekanan sistolik rata-rata 73 mmHg. Tekanan sistolik
dan diastolik meningkat secara bertahap sesuai usia hingga dewasa. Pada orang lanjut usia,
arterinya lebih keras dan kurang fleksibel terhadap darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan
tekanan sistolik. Tekanan diastolik juga meningkat karena dinding pembuluh darah tidak lagi
retraksi secara fleksibel pada penurunan tekanan darah.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan Journal of Clinical Hypertension, Oparil menyatakan bahwa perubahan
hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih cenderung memiliki
tekanan darah tinggi. Hal ini juga menyebabkan risiko wanita untuk terkena penyakit jantung
menjadi lebih tinggi (Miller, 2010).
3. Olahraga
Aktivitas fisik meningkatkan tekanan darah.
4. Obat-obatan
Banyak obat-obatan yang dapat meningkatkan atau menurunkan tekanan darah.
5. Ras
Pria Amerika Afrika berusia di atas 35 tahun memiliki tekanan darah yang lebih tinggi
daripada pria Amerika Eropa dengan usia yang sama.
6. Obesitas
Obesitas, baik pada masa anak-anak maupun dewasa merupakan faktor predisposisi
hipertensi.
Daftar Pustaka
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20926/4/Chapter%20II.pdf
kontraksi
cardiac
pada
dinamik
output,
tekanan
ini,
besar
heart
rata-rata
akan
kelompok
otot-ototbesar.
padasistem
rate,dan
tekanan
Sehingga
kardiovaskuler
darah
yaitu
sistolik,
dan
merangsangpusat
otak,
dan
apabila
latihan
resistance)untuk
mengimbangi
peningkatanperfusi
otot,
dan
ventrikel
dengan
Kedokteran
Universitas
Wijaya
http://fk.uwks.ac.id/jurnal/daftar_edisi
Surabaya.
Diakses
melalui
Daftar Pustaka :
Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2013
Buku ajar IPD edisi 5 jilid I , Interna Publishing,2009.
11. Mekanisme jantung berdegup kencang
Pengaruh system saraf parasimpatis pada nodus SA adalah mengurangi kecepatan jantung.
Asetilkolin yang dibebaskan pada pengaktifan system saraf parasimpatis meningkatkan
permeabilitas nodus SA terhadap K dengan memperlambat penutupan saluran K. akibatnya
lebih banyak ion kalium positif meninggalkan sel sehingga bagian dalam menjadi negative.
Meningkatnya permeabilitas K yang diinduksi oleh stimulasi vagusmengurangi frekuensi
Efek
system
simpatismengontrolkerjajantungpadasituasidaruratatauolahraga,
ketikadibutuhkanpeningkatanalirandarah,
mempercepatfrekuensidenyutjantungmelaluiefeknyapadajaringanpemacu.
Efekutamapadanodus SA adalahpercepatandepolarisasisehinggaambanglebihcepattercapai.
Stimulasisimpatispadanodus AV mengurangipenundaanpadanodus AV
Di
selkontraktik
atrium
danventrikel
,stimulasisimpatismeningkatkankekuatankontraksisehinggajantungberdenyutlebihkuatdanme
meraskeluarlebihbanyakdarah.
Karena itu efek keseluruhan stimulasi simpatis pada jantung adalah meningkatkan
efektivitas jantung sebagai pompa darah meningkatkan kecepatan jantung, mengurangi
penundaan antara atrium danventrikel, mengurangi waktu hantaran keseluruh jantung dan
meningkatkan kekuatankontraksi; yaitu stimulasi simpatismenyebabkanjantung ngebut
Meskipun persarafan otonom adalah cara utama untuk mengatur kecepatan jantung
namun factor lain jugaberperan. Yang terpenting adalah epinefrin, suatu hormone pada
stimulasi simpatis disekresikan darah dari medulla adrenal dan bekerja pada jantung dengan
cara serupa seperti norepinefrin (Neurotransmitter simpatis) untuk meningkatkan kecepatan
jantung. Karena itu epinefrin memperkuat efek langsung yang ditimbulkan oleh system saraf
simpatis pada jantung.
12. Mekanisme pusing berkunang-kunang
Iktus sangat menentukan batas jantung kiri. Maka jika didapatkan iktus terdapat pada
perpotongan antara spatium interkostale V kiri dengan linea midklavikularis, berarti besar
jantung normal. Jika iktus terdapat di luar linea midklavikularis, maka menunjukan suatu hal
tidak normal, yang dapat disebabkan oleh pembesaran jantung kiri atau jika besar jantung
adalah normal, maka perpindahan itu disebabkan oleh penimbunan cairan dalam kavum
pleura kiri atau adanya schwarte pleura kanan. Jika iktus terdapat lebih medial (lebih kanan)
dari normal, hal ini juga patologis, dapat terjadi karena penimbunan cairan pleura kiri atau
b. Palpasi Jantung
Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan iktus cordis
Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, dan apabila teraba dinilai kuat angkat
atau tidak. Kadang-kadang kita tidak dapat melihat, tetapi dapat meraba iktus.Pada keadaan
normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri V, agak ke medial (2 cm) dari
linea midklavikularis.kiri. Apabila denyut iktus tidak dapat dipalpasi, bisa diakibatkan karena
dinding toraks yang tebal misalnya pada orang gemuk atau adanya emfisema, tergantung
pada hasil pemeriksaan inspeksi dan perkusi. Denyut iktus cordis sangat kuat kalau
pengeluaran darah dari jantung (output) besar. Dalam keadaan itu denyut apeks memukul
pada telapak tangan atau jari yang melakukan palpasi. Hal ini dapat terjadi pada insufisiensi
aorta dan insufisiensi mitralis.Pada keadaan hipertensi dan stenosis aorta denyutan apeks juga
kuat, akan tetapi tidak begitu kuat, kecuali jika ventrikel kiri sudah melebar (dilatasi) dan
mulai timbul keadaan decomp cordis. Denyutan yang memukul pada daerah sebelah kiri
sternum menandakan keadaan abnormal yaitu ventrikel kanan yang hipertrofi dan
melebar.Hal ini dapat terjadi pada septum atrium yang berlubang, mungkin juga pada stenosis
pulmonalis atau hipertensi pulmonalis. Denyutan yang memukul akibat kelainan pada
ventrikel kiri atau ventrikel kanan dapat juga teraba di seluruh permukaan prekordium. Hal
ini terjadi apabila penjalaran denyutan menjadi sangat kuat karena jantung berada dekat
sekali pada dada.Namun, harus tetap ditentukan satu tempat dimana denyutan itu teraba
paling keras.
2. Pemeriksaan getaran / thrill
Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katub bawaan atau penyakit
jantung congenital. Disini harus diperhatikan :
a.
Lokalisasi dari getaran
b.
Terjadinya getaran : saat systole atau diastole
c.
Getaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut
melakukan pekerjaan fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat.
d.
Dengan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar
bising jantung. Contoh pada kelainan jantung bawaan VSD akan teraba getaran sistolik di
parasternal kiri bawah dan pada stenosis pulmonal akan teraba getaran sistolik di parasternal
kiri atas. Pada kelainan jantung didapat seperti stenosis mitral akan teraba getaran distolik di
apeks jantung dan pada stenosis aorta akan teraba getaran sistolik di bagian basis jantung.
3. Pemeriksaan gerakan trachea.
Pada pemeriksaan jantung, trachea harus juga diperhatikan karena anatomi trachea
berhubungan dengan arkus aorta. Pada aneurisma aorta denyutan aorta menjalar ke trachea
dan denyutan ini dapat teraba. Cara pemeriksaannya adalah sebagai berikut : Pemeriksa
berdiri di belakang pasien dan kedua jari telunjuknya diletakkan pada trachea sedikit di
bawah krikoid. Kemudian laring dan trachea diangkat ke atas oleh kedua jari telunjuk itu.
Jika ada aneurisma aorta maka tiap kali jantung berdenyut terasa oleh kedua jari telunjuk itu
bahwa trachea dan laring tertarik ke bawah.
c. Perkusi Jantung
Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung.
1. Batas kiri jantung
Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan antara bunyi sonor dari
paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri. Dengan cara tersebut kita
akan dapatkan tempat iktus, yaitu normal pada ruang interkostale V kiri agak ke medial dari
linea midklavikularis sinistra, dan agak di atas batas paru-hepar. Ini merupakan batas kiri
bawah dari jantung. Batas jantung sebelah kiri yang terletak di sebelah cranial iktus,pada
ruang interkostal II letaknya lebih dekat ke sternum daripada letak iktus cordis ke sternum,
kurang lebih di linea parasternalis kiri. Tempat ini sering disebut dengan pinggang jantung.
Sedangkan batas kiri atas dari jantung adalah ruang interkostal II kiri di linea parasternalis
kiri.
2. Batas kanan jantung
Perkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial. Disini agak sulit menentukan batas
jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak. Batas bawah kanan jantung
adalah di sekitar ruang interkostal IIIIV kanan,di line parasternalis kanan. Sedangkan batas
atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan. Perkusi jantung mempunyai
arti pada dua macam penyakit jantung yaitu efusi pericardium dan aneurisma aorta.Kita
ketahui bahwa pada emfisema daerah redup jantung mengecil, tapi pada aneurisma aorta
daerah redup jantung meluas sampai ke sebelah kanan sternum sekitar ruang interkostal II.
Suara perkusi pada sternumpun menjadi redup. Pada efusi pericardium daerah redup jantung
meluas terutama bagian bawahnya sehingga bentuknya menyerupai bentuk jambu.
d. Auskultasi Jantung
Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop.Yang dipakai disini adalah stetoskop
duplek, yang memiliki dua corong yang dapat dipakai bergantian. Corong pertama berbentuk
kerucut yang sangat baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi, sedangkan
corong yang kedua berbentuk lingkaran yang sangat baik untuk mendengarkan bunyi dengan
nada rendah. Pada auskultasi, selama beberapa pukulan jantung harus diusahan untuk
mendengarkan dan memusatkan perhatian pada bunyi I, setelah ada kepastian barulah
dipusatkan pada bunyi II. Pada auskultasi akan diperhatikan 2 hal, Yaitu :
a. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
Bunyi Jantung I
Terjadi karena getaran menutupnya katub atrioventrikularis, yang terjadi pada saat
kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole. Getaran yang terjadi tersebut akan
diproyeksikan pada dinding toraks yang kita dengar sebagai bunyi jantung I.
Daerah auskultasi untuk BJ I :
1. Pada iktus : katub mitralis terdengar baik disini.
2. Pada ruang interkostal IV V kanan. Pada tepi sternum : katub trikuspidalis
terdengar disini
3. Pada ruang interkostal III kiri, pada tepi sternum, merupakan tempat yang baik pula
untuk mendengar katub mitral.
Bunyi jantung II
Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katub aorta dan a. pulmonalis pada
dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada permulaan diastole. BJ II normal selalu lebih lemah
daripada BJ I.
b. Bising jantung / cardiac murmur
Bising jantung lebih lama daripada bunyi jantung. Hal-hal yang harus diperhatikan
pada auskultasi bising adalah :
1. Apakah bising terdapat antara BJ I dan BJ II (=bising systole), ataukah bising
a. Kelainan a. radialis, yaitu a. radialis tetap kecil bentuknya, sehingga a. ulnaris yang
membesar. Di sini a. ulnaris harus diperiksa dengan cara meraba sebelah dalam m.flexor carpi
ulnaris.
b. Penyakit pada pangkal a. anonyma, a. subclavia, aorta yaitu aneurisma aorta. Hal ini
menyebabkan desakan antara lengan kanan dan kiri tidak sama.
7. Keadaan dinding arteri.
Pada arterisclerosis dinding akan teraba abnormal keras, kadangkadang bahkan seperti
pipa kerasnya, sedangkan pembuluh tadi dapat kita guling-gulingkan kesana kemari. Bila
tingkatan sklerosis berlanjut, pembuluh juga akan mengalami pemanjangan sehingga
berkelok-kelok. Keadaan ini dapat terlihat jelas pada a. brachialis. Pada keadaan normal,
dinding arteri akan teraba kenyal.
14. Pemeriksaan Penunjang Sistem Kardiovaskuler
Rontgen Thorax
Pemeriksaan radiologi merupakan upaya pengkajian klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler dan respirasi. Adapun tujuan pemeriksaan toraks adalah menilai adanya
gangguan kelainan jantung misal pada kelainan letak jantung, menilai adanya kelainan paru,
menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak.
Macam-macam proyeksi rontgen thorak
Anterior-posterior (AP)
Pengambilan foto paling sering dilakukan pada pasien gawat. Cara pengambilan
pasien berbaring dengan film diletakkan di punggung pasien dan kamera berada kira-kira 1,5
m didepan pasien. Akan lebih baik jika pasien ditidurkan dalam posisi 45 derajat dan
pemotretan dilakukan saat inspirasi.
Posterior-anterior (PA )
Pengambilan biasanya dilakukan dibagian radiologi. Pada posisi ini kamera berada di
belakang pasien.
Supine
Pemeriksaan ini dilakukan apabila pasien tidak dapat duduk.
Posisi lateral
Pengambilan foto lateral tergantung atas indikasi apakah lateral kiri atau lateralkanan.
Posisi ini biasanya di pakai pada pemeriksaan angoografi. Interpretasi dasar rontgen thorax
Yang penting dalam membaca rontgen thorax adalah densitas atau derajat Tebalnya bayangan
hitam pada film.
Elektrokardiografi (EKG)
Adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik
jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda -elektroda yang dipasang
pada permukaan tubuh. Jenis-jenis monitoring EKG : EKG istirahat Menbantu
mengidentifikasi kelainan sistem konduksi, aritmia, hipertropi, pericarditis, ischemi, lokasi
dan luasnya infark, gambaran pace maker, dan efektifitas pemberian terapi. EKG latihansress Pasien mengayun stasionery baicycle arau berjalan pada treadmill sambil di monitor
EKG dan tekanan darahuntuk mengevaluasi respon jantung saat stress fisik. EKG continous
ambulatory Pasien dapat dipantau secara berkesinambungan, maka satu dari ke 12 lead dapat
dihubungkan kelayar osiloskop. Dua lead yang biasa dipakai untuk pemantauan
berkesinambungan adalah lead 2 dan V1. Irama jantung pasien dihubungkan ke monitor
melalui kabel elektroda atau melalui telemetri. Denagn telemetri , sinyal EKG dihantarkan
sebagai gelombang radio dari pemancar bertenaga batre yang dikenakan pasien. Pasien dapat
berjalan-jalan kertika sedang dipantau. Holter monitoring. Salah satu lead EKG dapat
dipantau dengan pita rekaman kecil dan direkam pada tape recorder magnetik
berkesinambungan 24 - 48 jam. Pasien dpat dipantau siang dan malam untuk mendeteksi
adanya disaritmi atau tanda ischemic miocard selam melakukan aktifitas sehari-hari.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada penyakit jantung dan pembuluh darah adalah
pemeriksaan penunjang dalam menegakkan diagnosa
Darah rutin
Enzim jantung.
kreatinin fosfokinase ( CK )
Isoenzim CK - MB
Troponin T
Serum glutamic oxaloacetik transminase ( SGOT )
Lactic dehydrogenase ( LDH )
Alpha hydroxybutyric dehydrogenase