Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN KEDELAI SEBAGI BAHAN PEMBUATAN

TEMPE

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang Kedelai

Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan


dasar banyak makanan di asia timur seperti tempe.
Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati dan minyak nabati dunia,
penghasil utama dunia adalah amerika serikat dan di budayakan masyarakat di luar
asia pada tahun 1910.
Tempe ( kategori produk kedelai ) kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga
terbentuk tekstur yang memadat.
Di indonesia tempe merupakan makanan sebagian besar warga, namun kedelai
bukan tanaman asli tropis sehingga hasilnya selalu rendah dari pada di jepang dan
china.

II.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memanfaatkan kedelai ?
2. Bagaimana cara membuat tempe ?

III.

Tujuan
1. Untuk mengetahui cara memanfaatkan kedelai
2. Untuk mengetahui cara pembuatan tempe

IV.

Manfaat
1. Memberi pengetahuan cara pembuatan tempe
2. Menambah niali guna kedelai
3. Untuk mengetahui peluang bisnis tempe

V.

Batasan istilah

Pemanfaatan adalah hal rasa hasil kerja dalam pemanfaatan sesuatu


yang berguna.
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi
bahan dasar banyak makanan di asia timur seperti tempe.
Bahan adalah zat atau benda yang mana sesuatu dapat barang yang
di butuhkan untuk mendapatkan suatu
Tempe adalah makanan yang di buat melalui proses fermentasi
terhadap gizi kedelai.

Sejarah dan Perkembangan


Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal
ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan
masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.
Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawaabad ke16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata
"tempe", misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis
masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan
catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya
tempe diproduksi darikedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional
Jawamungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang
sebelum abad ke-16.
Kata "tempe" diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno
terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi.
Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan
makanan tumpi tersebut.
Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah
kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe
diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa
menggunakan hasil pekarangan, sepertisingkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber
pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin
diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis,
yaitu kojikedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus.
Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan
dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda. Pada tahun
1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha
yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan-perusahaan
tempe yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia.
Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946. Pada
tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8
di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Cina,India, Taiwan, Sri
Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di
kalangan terbatas.
Pada tahun 1940-an dilakukan usaha untuk memperkenalkan tempe
keZimbabwe sebagai sumber protein yang murah. Namun demikian, usaha ini
tidaklah berhasil karena masyarakat setempat tidak memiliki pengalaman
mengkonsumsi makanan hasil fermentasi kapang.
Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar
kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan
dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain
(seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun
di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.
Perhatian yang begitu besar terhadap tempe sebenarnya telah dimulai sejak zaman
pendudukan Jepang di Indonesia. Pada saat itu, para tawanan perang yang diberi
makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Menurut Onghokham,
dengan adanya tempe dan kandungan gizi yang dimilikinya, serta harga yang
sangat terjangkau, menyelamatkan masyarakat miskin dari malagizi (malnutrition)
A. Tempe di indonesia

Indonesia merupakan Negara produsen tempe terbaesar di dunia dan


menjadi pasar kedelai terbesar di asia sebanyak 50% dari komsumsi
kedelai di Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu 10% dalam
bentuk produk lain seperti kecap dll.
B. Tempe di luar Indonesia
Tempe di kenal masyarakat eropa melalui orang-orang belanda pada
tahun 1895. Perusahaan perusahaan tempe yang pertama di eropa di
mulai di belanda oleh para imigran dari Indonesia Pada tahun 1884.
Sudah tercatat 18 perusahaan tempe di eropa 53 di amerika 8 di jepang.
C. Khasiat dan kandungan tempe

Tempe berpotensi melawan radikal bebas, sehingga dapat


menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit the
generative koposisi gizi tempe kadar protein, lemak dan
karbohidratnya tidak banyak berubah di bandingkan dengan kedelai.
1. ASAM LEMAK
2. VITAMIN A,D, Dan k
3. MINERAL
4. ANTIOKSIDAN

BAB II
PENGERTIAN TEMPE
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus
oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini
secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat
pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai
nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit
degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan
biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponenkomponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda
dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di
seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya
sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai
penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga
sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe
yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak
mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan

milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga
penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).

TEMPE DI INDONESIA
Di Indonesia, tempe telah diterima sebagai salah satu pangan sehat dan bergizi tinggi.
Meskipun demikian, tempe masih dianggap sebagai pangan kelas sosial ekonomi rendah. Hal
ini menjadi salah satu alasan tempe masih kurang mendapat perhatian mendalam dari
pemerintah, para pengambil kebijakan dan swasta sehingga perkembangan tempe di Indonesia
relatif lamban.
Sementara itu, di beberapa negara lain, tempe justru mendapat perhatian besar, khususnya
perhatian terhadap kandungan gizi tempe yang unik, yaitu tempe dapat digunakan untuk
mengatasi masalah gizi kurang pada masyarakat miskin, serta potensi untuk mencegah
penyakit kronis. Hal ini menjadikan tempe yang merupakan pangan asli dan tradisional
masyarakat Indonesia berpotensi besar untuk diklaim dan diakui sebagai pangan asli negara
lain.

BAB 3
METEOLOGI
1.Tempat dan waktu
Tempat penelitian di laksanakan di rumah pengusaha tempatnya di desa pekoren kec.
Rembang kab. Pasuruan Indonesia. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015.
Pembahasan proses pembuatan
Alat dan bahan
1. Alat
Dandang
Baskom
Penggiling biji kedelai
Kerajang bambu
Sotel kayu
Tungku
Tampah
Plastik
Kipas angin
2. Bahan kedelai
Biji kedelai
Air
Ragi tempe

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBUATAN TEMPE
Hasil dari penelitian saya di rumah bapak subadar di desa pekoren rembang menurut bapak
subadar sebelum melakukan pembuatan tempe hal yang pertama di lakukan adalah
membersihkan dulu paralatan yang akan di pakai di dalam pembuatan tempe adapun alat-alat itu
adalah
a. Dandang
Digunakan untuk merebus biji kedelai
b. Baskom
Baskom di gunakan untuk mencuci kedelai
c. Penggiling biji kedelai
Untuk memecahkan biji kedelai menjadi gua bagian
d. Sotel kayu
di gunakan untuk mengaduk biji kedelai yang sedang di rebus
e. Keranjang bambu
Di gunakan untuk meniriskan biji kedelai yang sudah di rebus
f. Kipas angin
Di gunakan untuk mengangini biji kedelai yang sudah di rebus agar biji kedelai menjadi
lebih kering
Adapun bahan yang digunakan dalm pembuatan tempe adalah:
a. Biji kedelai
Digunakan sebagai bahan tempe
b. Ragi tempe
Di gunakan untuk fermentasi kedelai
c. Air
Digunakan mencuci biji kedelai dan bahan merebus biji kedelai
Proses pembuatanya:

1. Menyiapkan kedelai yang di olah untuk menjadi tempe kemudian rebus biji selama 2
jam
2. Biji kedelai yang sudah derus selama 2 jam di giling menggunakan mesin penggiling
prses penggilingan bertujuan untuk memecahkan biji menjadi 2
3. Kemudian memasukan biji kedelai kedalam baskom lalu di isi air di remes2 dengan
tngan agar kulit- kulit dari kedelai terkelupas
4. Mengambil kulit kedelai yang keebanyakan mengambang dengang menggukan
ayakan.
5. Setelah biji kedelai di anyak di triskan menggunakan keranjang bambu di rendam
selama 1 jam
6. Biji kedelai yang sudah di rendam selama 1 jam lalu di rebus kembali selama 2 jam
terus biji kedelai di kipasi selama 3 jam agar menjadi lebih keset
7. Setelah di kipasi selama 3 jam pada jam 3 sore biji kedelai di beri ragi
8. Setelh di ragi biji kedelai di bungkus menggunakan plastik
9. Setelah biji kedelai di bungkus menggunakan plastik biji kedelai di diamkan selama
2 hari untuk proses fermentasi
10. Selama fermentasi biji kedali di tempatkan keruangan yang panas
PEMBAHASAN
Setelah menyimpan tempe. Malam esok harinya tempe telah muncul berbagai bentuk tempe
mulai dari segitiga, kotak dalam daun, tempe dalam plastik tapi tetap dengan rasa yang sama
yakni rasa tempe. Struktur tempe yang lembut, dan empuk untuk dimakan. Tidak seperti
biasanya tempe yang ditemukan. Terkadang ada tempe yang dari bagian-bagian tertentunya telah
mengering karena factor-faktor yang tidak terprediksi pada saat pembuatan, ataupun
penyimpanan.
Tempe yang berada di pasaran, terutama survey di beberapa rumah makan. Sebagian besar
tempe yang diolah menjadi sambal goreng tempe cenderung memiliki struktur yang kering.
Diduga hal tersebut untuk hemat minyak goring, yakni tempe terlebih dahulu dikeringkan atau
dijemur. Ketika dimasak, kadar air dalam tempe telah menipis, sehingga tidak akan terlalu boros
terhadap minyak.
Peran bioteknologi tampak pada pembuatan tempe di atas, bioteknologi tradisional karena
dengan bantuan kapang. Pada pembuatan tempe ini tentunya mengandung manfaat yang cukup
besar bagi manusia, karena selain menjadi lebih enak, gizi-gizi dalam tempe juga ibarat
terupgrade menjadi lebih baik.
Semudah-mudahnya suatu proses, akan selalu ada kendala yang muncul, begitupun dengan
pembuatan tempe tersebut. Ada beberapa hal yang patut digarisbawahi sebagai suatu evaluasi
terhadap proses bioteknologi dalam pembuatan tempe dan kami rasakan selaku yang membuat
tempe tersebut. beberapa hal yang harus diperhatikan tersebut diantaranya :
1. Pada saat menuangkan ragi ke dalam air hangat berisi kedelai, perbandingan dan kesesuaian
takaran dengan kondisi lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan.

2. Bagaimana mengatur besar lubang pada plastik, daun dan cetakan lainnya juga perlu diperhatikan.
Jika lubang terlalu kecil akan mengakibatkan kapang tidak akan berkembang dan melakukan
fungsinya dengan baik. Jika terlalu besar tentunya tidak baik pula.
3. Langkah-langkah tertentu pada proses bioteknologi dalam pembuatan tempe ini ada yang tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang. Diantaranya bagaimana melipat daun untuk membuat tempe
segitiga, dan kepadatannya pula. Dibutuhkan keahlian dan pengalaman agar kualitas tempe pun
bernilai tinggi

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa tempe sangat tergantung dari hasil fermentasi
jenis bahan utama/substratnya yaitu kedelai, macam mikroba yang aktif dan kondisi di
sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba tersebut, dan
hal ini dapat dikatakan bahwa pengolahan kedelai hingga menjadi tempe sesuai dengan
hasil akhir yang dikehendaki.
B. Saran
Pemberian keterangan/pengarahan yang dilakukan asisten/pembimbing sudah baik akan
tetapi pratikan masih mengharapkan pada percobaan selanjutnya para asisten/pembimbing
untuk dapat memberikan keterangan/pengarahan lebih spesifik lagi dalam hal pengolahan
dan penyajian bahan yang dicoba. Dengan adanya keterangan/pengarahan yang lebih baik
lagi yang diberikan asisten/pembimbing dapat menjadi pengetahuan dan bahan kuliah bagi
pratikan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA
http:// id. Wiki pedia. Org/
http:// id. Wiki pedia. Org/ wiki / tempe
http:// id khadikatul. Blogspot. Com/20/14//10
Aryulina , diah, dkk, 2007. Biologi 3. Jakarta. Penerbit erlangga

Anda mungkin juga menyukai