Anda di halaman 1dari 20

JUDUL PTK

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TOTALLY PHYSICAL
RESPONSE (TPR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA
INGGRIS REGRETING BAGI SISWA KELAS XII-MIA 1
SMAN 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG SEMESTER 2
TAHUN 2013/2014

Disusun Oleh :
MUARIF, S.Pd.
NIP. 19700210 199803 1 011

ABSTRAK

Metode Pembelajaran TPR (total physical response) sebagai salah satu


teknik penyajian dalam pengajaran khususnya dalam Pembelajaran bahasa asing,
baik itu bahasa Inggris, Jepang, Perancis dan lain-lain. Jadi metode TPR
meerupakan suatu metode Pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi
perantah (command), ucapan (speech) dan gerak (action) dan berusaha untuk
mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris regreting dengan penerapan model pembelajaran
model pembelajaran totally physical response (TPR) pada siswa kelas XII-MIA 1
SMAN 1 Boyolangu Tulungagung Tahun 2013/2014. Beberapa Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dan tes. Observasi untuk
mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, dan tes. Dari hasil tersebut diperoleh
nilai ketuntasan tes awal 51,28 %, tes siklus I 74,36 %, dan tes Siklus II 94,87 %.
Terjadinya peningkatan nilai dari tes awal, Siklus I dan Siklus II karena adanya
kretivitas dan motivasi guru.
Aktivitas guru dalam pembelajaran dari siklus I 78,13%, dan siklus II
86,46% menunjukkan peningkatan aktivitas guru. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran dari siklus I 75,00 % dan siklus II 83,34% menunjukkan
peningkatan. Sehingga aktivitas guru dan siswa pada akhirnya tergolong sangat
baik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan dengan model
pembelajaran totally physical response (TPR) dapat meningkatkan kemampuan
bahasa Inggris topik pembelajaran regreting bagi siswa Kelas XII-MIA 1 SMAN
1 Boyolangu Kab. Tulungagung.
Kata kunci : Model Pembelajaran Totally Physical Response, Meningkatkan
Kemampuan, Bahasa Inggris

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan kunci penentu menuju keberhassilan dan memiliki
peran ssentral, khususnya dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional
seseorang dan dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa diharapkan bisa
membantu seseorang dalam hal ini peserta didik untuk mengenal dirinya,
budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartissipasi

dalam

masyarakat

yang

menggunakan

bahasa

tersebut,

menemukan serta menggunakan kemampuan-kemampuan analitis dan imaginative


dalam dirinya.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan siswa, rendahnya minat
aktivitas siswa berkorelasi dengan guru kurang menerapkan model pembelajaran
yang kurang variatif dan menarik serta kurang melibatkan aktivitas dan tanggung
jawab siswa di samping kurang tersedianya sarana dan prasarana yang
mendukung proses pembelajaran. Seperti yang terjadi pada SMAN 1 Boyolangu
khususnya kelas XII-MIA 1 Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014, terdapat
beberapa peserta didik yang mengalami penurunan hasil belajar khususnya dalam
mata pelajaran bahasa Inggris topik pembelajaran regreting.
Sudah jelas bahwa penelitian ini tentunya memberikan data emperik bagi
kepentingan kualitas pengajaran khususnya SMAN 1 Boyolangu yang berkaitan
dengan peningkatan prestasi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Banyak yang
beranggapan bahwa rendahnya mutu pendidikan pada saat ini karena kurang
tepatnya metode yang diterapkan, untuk mengatasi masalah yang dihadapi peneliti
mencoba menerapkan model pembelajaran total physical response (TPR) .

Metode Pembelajaran TPR (total physical response) sebagai salah satu


teknik penyajian dalam pengajaran khususnya dalam Pembelajaran bahasa asing,
baik itu bahasa Inggris, Jepang, Perancis dan lain-lain. Jadi metode TPR
meerupakan suatu metode Pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi
perantah (command), ucapan (speech) dan gerak (action) dan berusaha untuk
mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik.
Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan bahasa
dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehinnga dapat menghilangkan
stress pada peserta didik karena masalah-masalah yang dihadapi dalam
pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing dan juga dapat
menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pelajaran tersebut. Makna atau
arti dari bahasa sasaran dipelajari selaama melakukan aksi.
Guru atau instruktur memiliki peran aktif dan langsung dalam menerapkan
metode TPR ini.guru dapat memberikan instruksi pada beberapa siswa dan
kemudian mencontohkan atau mempraktekkannya dihadapan siswa agar para
siswa dapat memahami instruksi yang diberikan dan dapat mengikuri. Pada tahap
berikutnya siswa dapat mendemonstrassikan apa yang mereka pahami dari
perintah-perintah yang tadi sudah ddiberikan dengan teman-temannya sendiri.
Kemudian pada tahap ketika para siswa sudah mengerti, memahami serta dapat
meresspon perintah-perintah dengan resspon fisik, para siswa dapat belajar lebih
jauh untuk membaca dan menuliskannya. Hingga pada saatnya para siswa sudah
siap untuk berbicara, mereka bisa menjadi orang yang memberikan instruksi atau
perintah.

Berdasarkan paparan tersebut di atas maka peneliti ingin mencoba


melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Totally
Physical Response (TPR) untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris
Regreting bagi Siswa Kelas XII-MIA 1 SMAN 1 Boyolangu Tulungagung
Semester 2 Tahun 2013/2014 .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
yaitu Apakah dengan model pembelajaran totally physical response (TPR) dapat
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris regreting bagi siswa kelas XII-MIA 1
SMAN 1 Boyolangu Tulungagung Tahun 2013/2014?.

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris regreting dengan penerapan model
pembelajaran model pembelajaran totally physical response (TPR) pada siswa
kelas XII-MIA 1 SMAN 1 Boyolangu Tulungagung Tahun 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi :
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional dan global
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

2. Manfaat Bagi Guru


a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai wahana untuk memperkaya
pengetahuan yang dibutuhkan dalam menunjang pelaksanaan tugas di
kelas sebagai seorang guru.
b. Untuk

meningkatkan

keterampilan

guru

melaksanakan

inovasi

pembelajaran sehingga diharapkan hasil pembelajaran ke depan bisa


mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Meningkatkan mutu dan kualitas belajar mata pelajaran bahasa Inggris
untuk menunjang sukses dan majunya perkembangan ilmu dan teknologi
(IPTEK) yang semakin canggih dan modern.

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi dan Metode Pembelajaran


Kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membangun gagasan atau pemahaman sendiri secara lancar dan
termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara
aktif : mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya.
Tidak membantu siswa terlalu dini, menghargai usaha siswa walaupun hasilnya
belum memuaskan dan menantang siswa sehingga berbuat dan berfikir yang
menjadikan siswa belajar seumur hidup.
Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid di dalam
perbuatatan kegiatan belajar mengajar. Strategi berarti suatu rentetan perbuatan

guru dan murid dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual tertentu dinamakan
proses intruksional (Joni, 1984: 2).
Strategi mengajar perlu didukung dengan profesionalisme guru yang
memiliki karakteristik : membuat perencanaan konkrit dan detail, menempatkan
siswa sebagai arsitek pembangunan gagasan dan guru berfungsi untuk melayani
dan berperan sebagai mitra siswa, bersikap kritis dan berani, sebagai fasilitator,
gagal mengajar di fokuskan pada model pemberdayaan dan pengkondisian pada
model latihan dari pada pemaksaan, mampu menyakinkan kepada sekolah dan
masyarakat terhadap beberapa inovasi pendidikan yang edukatif dengan
argumentasi logis dan kritis, bersikap kreatif.
Strategi mengajar perlu didukung dengan profesionalisme guru yang
memiliki karakteristik :
1. Membuat perencanaan konkrit dan detail
2. Menempatkan siswa sebagai arsitek pembangunan gagasan dan guru berfungsi
untuk melayani dan berperan sebagai mitra siswa.
3. Bersikap kritis dan berani
4. Sebagai fasilitator
5. Gaya mengajar difokuskan pada model pemberdayaan dan pengkondisian
pada model latihan dari pada pemaksaan.
6. Mampu menyakinkan kepala sekolah dan masyarakat terhadap beberapa
inovasi pendidikan yang edukatif dengan argumentasi logis dan kritis.
7. Bersikap kreatif.
(Joni, 1986, dalam Sugiarto, 2006).

Motivasi merupakan faktor berarti dalam pencapaian prestasi belajar. Dua


pembangkit motivasi belajar yang efektif adalah keingintahuan dan keyakinan
akan kemampuan diri. Setiap siswa memiliki rasa ingin tahu. Guru perlu
menyalurkannya dengan cara antara lain: mengajukan pertanyaan yang di luar
kebiasaan. Keyakinan akan kemampuan diri dapat ditumbuhkan dengan cara
memberikan tugas yang dapat diselesaikan siswa. Guru perlu memberi penguatan
bahwa siswa pasti bisa (Depdiknas, 2002).
Metode pengajaran sesungguhnya tidak lain dari pada persoalan pemilihan
bahan yang akan diajarkan, penentuan urutan pemberian bahan, penentuan caracara penyajian dan cara mengevaluasinya (Saliwangi, 1989: 45), sedangkan dalam
Ensiklopedi Indonesia (1980: 920) disebutkan bahwa metode merupakan suatu
cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut suatu rencana tertentu. Jadi
tegasnya metode ialah suatu rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan
urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.
Suatu rencana kegiatan setelah matang kita akan memilih suatu cara dari
mana kita mulai kegiatan (Hidayat, 1986: 58) mengatakan bahwa pendekatan
merupakan suatu cara untuk memulai sesuatu. Teknik mengajar adalah suatu caracara dan alat-alat yang digunakan guru dalam kelas, saat pembelajaran untuk
mencapai tujuan langsung pada waktu itu, teknik mengajar terutama penggunaan
alat peraga dalam pembelajaran.

B. Pembelajaran Bahasa Inggris SMA


Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran,

perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya.


Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah
yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermassyarakat. Oleh karena itu, metode mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan
untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mamu
berkomunikasi dan berwwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu. Pada akhirnya akan menciptakan sosok manusia yang mampu
berkomunikasi secara efektif, memiliki percaya diri yang tinggi, kritis dalam
berfikir dan mampu memecahkan masalah serta berperan aktif baik secara mandiri
maupun dalam kelompok.
Dalam pelaksanaannya, Pembelajaran bahasa Inggris menggunakan
pendekatan awal English as Foreign Language mengingat latar belakang dan
masyarakat di mana anak berada tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa sehari-hari. Namun demikian diharapkan pada akhir jenjang SMA,
Pembelajaran bahasa Inggris dapat disajikan dalam bentuk English as Second
Language.

Tujuan Pengajaran dan Pembelajaran bahasa Inggris SMA/MA adalah


untuk mengembangkan kemampuan dan member kesempatan peserta didik untuk:
1. Menangkap informasi yang spesifik, menangkap ide pokok dan informasi
penunjang dan menangkap pendapat dari pembicara

2. Menjawab pertanyaan, peserta didik mampu berbicara tentang topic-topik


tertentu dan peserta didik mampu mengekspresikan diri serta mempertahankan
pendapat.
3. Membaca sekilas untuk menangkap ide umum dari teks, (skimming), peserta
didik mampu menemukan informasi yang spesifik (scanning).
4. Peserta didik mampu mengerti ide dasar, peserta didik mampu mengerti ideide yang detil dan peserta didik mampu menangkap pendapat-pendapat dalam
bacaan.
5. Menulis dengan bahasa formal, peserta didik mampu mengorganisasikan dan
menghubungkan ide-ide dengan jelas dan runtut dan pesserta didik mampu
menulis secara akurat dengan diksi yang tepat.
6. Mengidentifikasi dan memahami bahasa tubuh, bahasa isyarat, ekspresi wajah,
gaya bicara aspek budaya, nilai-nilai dan perilaku.
7. Menerapkan kaidah bahasa dengan baik dalam tulisan dan pembicaraan resmi
dan tidak resmi.

C. Tinjauan tentang Pembelajaran TPR (Totally Physical


Response)
1. Pengertian Metode TPR (Total Physical Ressponse)
Menurut Richard J dalam bukunya Approaches and Methods in
Language Teaching, TPR didefinisikan suatu metode pembelajaran bahasa
yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak
(action) dan berussaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik.

Metode Pembelajaran TPR (total physical response) sebagai salah satu


teknik penyajian dalam pengajaran khususnya dalam Pembelajaran bahasa
asing, baik itu bahasa Inggris, Jepang, Perancis dan lain-lain. Jadi metode TPR
meerupakan suatu metode Pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi
perantah (command), ucapan (speech) dan gerak (action) dan berusaha untuk
mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik.
Metode TPR ini sangat mudah dan ringan dalam segi penggunaan
bahasa dan juga mengandung unsur gerakan permainan sehinnga dapat
menghilangkan stress pada peserta didik karena masalah-masalah yang
dihadapi dalam pelajarannya terutama pada saat mempelajari bahasa asing dan
juga dapat menciptakan suasana hati yang positif pada peserta didik yang
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pelajaran tersebut.
Makna atau arti dari bahasa sasaran dipelajari selaama melakukan aksi.
2. Tujuan Pembelajaran TPR (Totally Physical Response)
Metode TPR bagi guru, bertujuan agar tercipta suasana yang nyaman
sehingga siswa dapat menikmati Pembelajaran dan dapat belajar untuk
berkomunikasi menggunakan bahasa asing dengan baik. Hal ini dikarenakan
pada dasarnya metode TPR ini dikembangkan untuk mengurangi tekanan bagi
siswa di dalam kelas dan membuat suasana kelas menyenangkan. (LarsonFreeman, 1986: 116).
3. Karakteristik Proses Pengajaran Pembelajaran TPR (Totally Physical
Response)
Guru dapat memberikan instruksi pada beberapa siswa dan kemudian
mencontohkan atau mempraktekkannya dihadapan siswa agar para siswa

dapat memahami intruksi yang diberikan dan dapat mengikuti. Pada tahap
kedua para siswa dapat menddemonstrasikan apa yang mereka pahami dari
perintah-perintah yang tadi sudah diberikan dengan teman-temannya sendiri.
Kemudian sampai pada tahap ketika para ssiswa sudah mengerti, memahami
serta dapat merespon perintah-perintah dengan respon fisik, para siswa dapat
belajar lebih jauh untuk membaca dan menuliskannya. Hingga pada saatnya
para ssiswa sudah siap untuk berbicara, mereka bisa menjadi orang yang
memberikan instruksi atau perintah.
4. Penerapan Meetode TPR (Totally Physical Response)dalam Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode TPR ini
banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa antara lain :
a)

Latihan dengan menggunakan perintah (Imperative Drill), merupakan


aktivitas utama yang dilakukan guru di dalam kelas dari metode TPR.
Latihan berguna untuk memperoleh gerakan fisik dan aktivitas dari siswa.

b)

Dialog atau percakapan (conversational dialogue)

c)

Bermain peran (role play), dapat dipusatkan pada aktivitassehari-hari


seperti di sekolah, restoran, pasar, dan lain-lain.

d)

Aktivitass membaca (reading) dan menulis (writing) untuk menambah


perbendaharaan kata (vocabularies) dan juga melatih pada susunan kalimat
berdasarkan tenses dan sebagainya.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian


tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi
dimana pembelajaran tersebut dilakukan (Mukhlis, 2003: 3)
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan. Adapun tujuan utama dari penelitian tindakan
kelas adalah untuk memperbaiki / meningkatkan praktek pembelajaran secara
berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan
budaya meneliti di kalangan guru.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan Kemmis dan
Tagger (Sugiari, 1997:6) yaitu, Berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi, yaitu

planning (rencana),

action (tindakan), observation (pengamanan), dan reflection (refleksi).


Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.
Siklus itu dapat peneliti gambarkan sebagai berikut .

B. Tahap Penelitian
Pada tahap penelitian ini disajikan kegiatan pra tindakan dan kegiatan
pelaksanaan tindakan. Kegiatan pra tindakan dilakukan untuk mendata
permasalahan pembelajaran di kelas yang akan diteliti. Kegiatan pelaksanaan
tindakan memuat perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

tahap

pengamatan dan tahap refleksi. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan Pra Tindakan
a. Membuat Soal Tes Awal
Tes awal dibuat untuk mengetahui masalah apa yang sebenarnya
dihadapi oleh para siswa. Dengan hasil tes awal akan diketahui
beberapa masalah yang dihadapi oleh anak.
b. Menentukan Sumber Data
Data penelitian yang memberikan gambaran jelas tentang masalah
yang dihadapi anak dapat diperoleh dari kegiatan proses belajar
mengajar yaitu kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran serta nilai
yang diperoleh siswa dengan menggunakan tes.
c. Melakukan Tes Awal

Tes awal dilaksanakan sebelum kegiatan pelaksanaan tindakan. Dari


tes awal akan diketahui kendala-kendala apa yang dialami siswa dalam
proses pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Inggris
sehingga peneliti bisa melakukan tindakan berikutnya agar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang dialami siswa.
d. Menentukan Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah siswa kelas XII-MIA
1 SMAN 1 Boyolangu Tulungagung dengan jumlah siswa 39 anak.
Beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian ini yaitu :
1) Peneliti, yang melakukan penelitian serta sebagai pengajar kelas
yang diteliti
2) Guru sukarelawan sebagai observer dan penilai dalam penelitian

e. Kriteria Keberhasilan
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar yaitu
seorang siswa telah tuntas belajar jika telah mencapai skor 75% atau
nilai 75 dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut mencapai
nilai tuntas 80%.
f. Penyiapan Partisipan
Untuk menyamakan persepsi perihal penelitian, RPP, soal-soal tes,
pemberian skor atau nilai dan tentang persiapan kategorisasi maka

peneliti bersama partisipan melakukan diskusi. Partisipan dalam


penelitian ini yaitu :
1) Guru kelas yang mengajar kelas yang diteliti
2) Guru sukarelawan sebagai pengamat dan penilai dalam penelitian
2. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
1) Perencanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam rencana ini adalah :
a) Menyusun rencana pembelajaran, yang berisi penentuan tema
dan

butir

pembelajaran

yang

sesuai

dengan

tujuan

pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran yang jelas dan


operasional,

kegiatan

guru

dan

siswa

dalam

proses

pembelajaran harus aktif dan komunikatif, memilih materi dan


media pembelajaran yang dapat menunjang percepatan
pencapaian tujuan pengajaran, serta pelaksanaan evaluasi yang
tepat.
b) Menyusun instrumen pengumpul data berupa pedoman
pengamatan, pedoman wawancara dan format catatan lapangan,
dokumentasi dan tes. Penyamaan persepsi diantara anggota tim
sangat penting, sebab akan berpengaruh terhadap hasil
penelitian.
c) Merumuskan tujuan pembelajaran dan menentukan bahan
pelajaran
d) Membuat tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran

e) Mempersiapkan instrumen-instrumen yang sesuai sebagai alat


observasi dan pembuatan lembar penilaian
f) Pembagian lembar evaluasi kepada siswa
2) Pelaksanaan tindakan
Guru dapat memberikan instruksi pada beberapa siswa dan
kemudian mencontohkan atau mempraktekkannya dihadapan siswa
agar para siswa dapat memahami intruksi yang diberikan dan dapat
mengikuti.

Pada

tahap

kedua

para

siswa

dapat

menddemonstrasikan apa yang mereka pahami dari perintahperintah yang tadi sudah diberikan dengan teman-temannya
sendiri. Kemudian sampai pada tahap ketika para ssiswa sudah
mengerti, memahami serta dapat merespon perintah-perintah
dengan respon fisik, para siswa dapat belajar lebih jauh untuk
membaca dan menuliskannya. Hingga pada saatnya para ssiswa
sudah siap untuk berbicara, mereka bisa menjadi orang yang
memberikan instruksi atau perintah.
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode
TPR ini banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru
dan siswa antara lain :
e)

Latihan dengan menggunakan perintah (Imperative Drill),


merupakan aktivitas utama yang dilakukan guru di dalam kelas
dari metode TPR. Latihan berguna untuk memperoleh gerakan
fisik dan aktivitas dari siswa.

f)

Dialog atau percakapan (conversational dialogue)

g)

Bermain

peran

(role

play),

dapat

dipusatkan

pada

aktivitassehari-hari seperti di sekolah, restoran, pasar, dan lainlain.


h)

Aktivitass membaca (reading) dan menulis (writing) untuk


menambah perbendaharaan kata (vocabularies) dan juga
melatih pada susunan kalimat berdasarkan tenses dan
sebagainya.

3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran atau tindakan. Tujuan diadakannya pengamatan
untuk mengenali, merekam, mendokumentasikan semua indikator
baik proses maupun hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat
dari tindakan yang direncanakan dan sebagai efek samping.
Kegiatan pengamatan meliputi :
a) Perencanaan pembelajaran yang telah direncakan peneliti dan
guru
b) Pelaksanaan proses belajar mengajar
c) Motivasi, sikap siswa dalam proses belajar
d) Hasil pembelajaran berupa kemampuan siswa
Kegiatan-kegiatan yang merupakan tindakan proses dan
hasil tindakan dalam pembelajaran diamati dengan menggunakan
instrumen yang telah disediakan dan kemudian dicatat dengan
seksama. Data tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk
penyusunan tindakan pada siklus berikutnya.

4) Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir setiap tindakan. Kegiatan ini
dilaksanakan untuk mendiskusikan tindakan yang telah dilakukan.
Peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan yang telah
dilakukan. Kegiatan yang dilakukan meliputi : analisis, penjelasan,
dan menyimpulkan informasi yang berhasil dikumpulkan. Hasil
yang diperoleh berupa temuan prestasi siswa setelah mendapatkan
bimbingan serta pendekatan ketrampilan proses yang muncul di
kelas yang dipakai sebagai dasar untuk melakukan perencanaan
ulang pada siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran


model totally physical response memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru
(ketuntasan belajar meningkat dari Tes I, II, dan III ) yaitu masing-masing
51,28%, 74,36%, dan 94,87%. Pada Siklus II ketuntasan belajar siswa
secara klasikal telah tercapai, terlihat seperti grafik di bawah ini.

Grafik Ketuntasan Belajar Siswa


100.00%

94.87%
74.36%

50.00%

51.28%

0.00%
Tes Awal

Siklus I

Siklus II

1. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran


Berdasarkan analisa data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran model totally physical response dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi
belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Hasil
observasi aktivitas guru siklus I 78,13%, dan siklus II 86,46%. Pada
akhirnya aktivitas guru dalam pembelajaran tergolong sangat baik.
2. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisa data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan model pembelajaran totally physical response
diperoleh hasil observasi aktivitas siswa siklus I 75,00% dan observasi
aktivitas siswa siklus II 83,34% jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
mengalami peningkatan dan dapat dikategorikan sangat baik.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya
agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut
1. Bagi guru SMAN 1 Boyolangu untuk meningkatkan prestasi belajar
siswanya dalam pelajaran bahasa Inggris topik pembelajaran regreting
hendaknya menerapkan model pembelajaran totally physical response.
2. Bagi Kepala Sekolah SMAN 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung dapat
menganjurkan kepada guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran

totally physical response pada kelas-kelas lain dengan mata pelajaran yang
lain pula.
3. Bagi siswa Kelas XII-MIA 1 dapat meningkatkan motivasi belajar dan
melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain
dalam mencapai tujuan belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineksa Cipta
Arung, Fernandes. 2013. Artikel Keunggulan dan Kekurangan Metode TPR.
Tersedia
dilaman
http://anekawarnapendidikan.
Wordpress.com/2013/02/10/keunggulan-dan-kelemahan-metode-tpr/. Di
akses pada tanggal 19 September 2014
Gapika, 2008. Artikel Totally Physical Ressponse Metode Pembelajaran yang
Cukup
Efektif
untuk
Peserta
Didik.
http://gapika.wordpress.com/2008/01/12/tpr-totally-physical-responsesmetode-pembelajaran-bahasa-yang-cukup-efektif-untuk-peserta-didik/
.
diakses pada tanggal 19 September 2014.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research. Yogyakarta : YP. Fak. Psikologi
UGM.
Indrianingsih, Nuri. 2013. Total Physical Response. Tersedia dilaman
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jmtp/article/view/1615. diakses pada
tanggal 19 September 2014
Margono, S.1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineksa Cipta.
Moelong. 2001. dalam pedoman penyusunan skripsi dan laporan penelitian.
STKIP PGRI Tulungagung.
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai