ABSTRAK
Listrik adalah suatu sumber daya yang paling banyak digunakan sekarang ini
karena memiliki banyak fungsi, diantaranya dalam menunjang kehidupan manusia,
listrik digunakan sebagai suplay alat-alat elektronik dan alat-alat lainnya yang
menggunakan listrik. Hal ini membuat banyak negara termasuk Indonesia mencari
cara dalam pemanfaatan energi untuk menambah pasokan listriknya guna memenuhi
kebutuhan manusia. Selain mengandalkan pembangkit berbahan bakar fosil yang
jumlahnya terbatas di alam, salah satu aplikasi yang diarahkan adalah pemanfaatan
energi terbarukan yang ada di alam, misalnya energi air, energi angin, energi
matahari, dan panas bumi. Salah satu sumber energi terbarukan yang sangat
berpotensi di Indonesia adalah pemanfaatan energi air dan apabila pemanfaatan
energi tersebut dilakukan secara meluas diseluruh wilayah Indonesia maka peluang
keluar dari krisis listrik akan semakin besar mengingat bahwa terdapat banyak
tempat-tempat seperti sungai yang berpotensi untuk dimanfaatkan dan semuanya
menyebar diseluruh pulau-pulau besar yang ada di negara kita.
Prototipe Turbin Air Terapung adalah suatu alat yang dirancang untuk
menggerakkan alternator guna menghasilkan listrik dengan memanfaatkan arus aliran
sungai sebagai fluida kerja untuk memutar turbin atau kincir. Arus yang dihasikan
oleh alternator adalah arus DC (arus searah) yang nantinya arusnya dapat diubah
menjadi arus AC (arus bolak-balik) oleh suatu alat tertentu (misalnya alat inferter)
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Penggunaan Prototipe Turbin Air Terapung
sangat cocok dibuat di daerah pedesaan, karena di daerah pedesaan terdapat banyak
saluran irigasi yang berfungsi untuk mengairi sawah namun sangat berpotensi
digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, dan juga mengingat bahwa masih
banyaknya daerah pedesaan yang belum mendapatkan pasokan listrik.
Pemilihan model sudu yang tepat untuk menggerakkan runner turbin atau
kincir pada Prototipe Turbin Air Terapung sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan
putaran dan daya listrik yang lebih maksimal. Oleh karena itu penulis melakukan
pengujian model sudu lengkung pada Prototipe Turbin Air Terapung untuk
mengetahui seberapa besar putaran turbin dan daya yang dihasilkan oleh alternator
prototipe turbin air terapung dibandingkan dengan pengujian model sudu lain (model
sudu datar) pada alat yang sama yang dilakukan oleh penguji lain.
Kata kunci : Prototipe Turbin Air Terapung, Daya, Putaran, Sudu Lengkung
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRACT
Electric is the most common power resource used nowadays for its multiple
function, including in supporting the human life, survival, and it is also used as
electronic supply, and another items using the electric. This situation leads to many
countries, including Indonesia, to look for ways of utilizing the energy utilization to
add the electrical supply in meeting the human needs. In addition to rely on the
natural limited quantity of fossil fuel, one of directed applications is utilazation of
natural renewable energy, for example : energy of water, wind, sun, and thermal. One
of very potential renewable energy resources in Indonesia is water energy utilazition
and if it is utilized widely in Indonesia, the chance of prolonged electric crisis
solution will be great, because there are many potential rivers to be utilized and all of
them scatter out in all big islands of Indonesia.
The Floating Water Turbine Prototype is a special tool designed to drive the
alternator to generate the electric by utilizing the river steram as a work fluide to
rotate the turbine and blades. The current generated by the alternator is Direct Current
(DC) of which current will be then conversed to Alternating Current (AC) by a
certain instruments (e.g, inverter) according to the customers need. The application
of Floating Water Turbine Prototype is very suitable to prepare in rural areas, because
in such area there are many irrigation streams functional to irrigate the fields or
farming areas, but otherwise can be utilized to generate the electricity, and in addition
there are still many rurals that do not enjoy the electrical supply get.
The selection of suitable blade model to drive the runner turbine or wind in
Floating Water Turbine Prototype is a highest considerations in order to get
maximum rotation and electrical power. Therefore, the writer has conducted a convex
blade model testing in Floating Water Turbine Prototype to know the magnitude of
turbine rotation and force generated by the floating water turbine prototype alternator
in comparison with another blade model testing (flat blade model) in the sane tool
conducted by another tester.
Keywords : Floating Water Turbine Prototype, Force, Rotation, Convex Blade
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung
Pada Aliran Sungai ini dibuat sebagai syarat akhir bagi mahasiswa Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara untuk menyelesaikan
studi studi strata satu.
Dalam pembuatan hingga terselesaikannya skripsi ini penulis tak lepas dari bantuan
pihak-pihak yang sangat membantu bagi penulis, sehingga pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang mendalam serta setulus-tulusnya
kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda tercinta atas dukungan, doa, motivasi, kasih sayang,
dan atas segala pengorbanan yang diberikan baik berpa moril maupun materil.
2. Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST.MT selaku dosen pembimbing dan juga
Sekretaris Departemen Teknik Mesin yang telah memberikan banyak ilmu
dan meluangkan waktunya dalam membimbing penulis selama masa
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Ir. Mulfi Hazwi, MSc selaku dosen penguji I yang telah memberikan
banyak ilmu dan meluangkan waktunya dalam membimbing penulis selama
masa penyelesaian skripsi ini.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
4. Bapak Ir. M. Syahril Gultom ST. MT selaku dosen penguji II yang telah
memberikan banyak ilmu dan meluangkan waktunya dalam membimbing
penulis selama masa penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin
6. Bapak/Ibu Staff Pengajar dan Pegawai Departemen Teknik Mesin Fakultas
Teknik USU.
7. Rekan-rekan Teknik Mesin, khususnya rekan-rekan stambuk 2004 yang selalu
memberikan semangat dan dukungan doanya kepada penulis.
8. Serta semua pihak yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat dan wawasan khususnya bagi
penulis dan bagi masyarakat pada umumnya dan dengan senang hati penulis
menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Medan,
Februari 2009
Penulis,
EDIS S. SIHOMBING
04 0401 025
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
LEMBAR SPESIFIKASI TUGAS
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
EVALUASI SEMINAR SKRIPSI
DAFTAR ISI
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................ 3
1.3 Manfaat Pengujian .......................................................................... 3
1.4 Metodologi Penulisan ..................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ............................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1 Potensi Energi Air .......................................................................... 6
2.2 Mesin Mesin Fluida ..................................................................... 8
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR SIMBOL
Simbol
Keterangan
Satuan
luas penampang
m2
Alt
alternator
Bat
baterai
m/s
gaya
kg/s
diameter turbin
percepatan gravitasi
m/s2
arus
massa
kg
putaran
rpm
daya
Watt
Pd
daya rencana
kW
kapasitas aliran
m3
momen puntir
kg mm
kecepatan tangensial
m/s
tegangan
volt
kecepatan air
m/s
m/s
kelengkungan sudu
cm
kecepatan sudut
m/s
kN/m3
derajat
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kincir air overshot
10
11
12
14
15
15
16
17
18
18
19
23
23
24
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
24
25
26
29
32
32
33
34
35
35
36
37
38
49
51
51
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Pengelompokan turbin
13
38
Tabel 4.2 Data daya dan putaran hasil pengujian Turbin Air Terapung
42
47
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GRAFIK
halaman
Grafik 2.1a.b Pemilihan tipe turbin untuk PLTMH
21
43
44
45
48
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan perkembangan zaman yang terus meningkat, kebutuhan akan energi
semakin meningkat pula, sehingga energi merupakan suatu unsur yang sangat penting
dalam pengembangan suatu negara atau suatu daerah. Oleh karenanya pemanfaatan
energi secara tepat guna akan menjadi suatu cara yang ampuh dalam perkembangan
zaman tersebut.
Sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia, suplay energi listrik
masih mengandalkan pembangkit berbahan bakar fosil yakni minyak bumi, gas alam
dan batu bara yang terbatas jumlahnya di alam dan suatu saat akan habis, sementara
permintaan akan energi listrik terus bertambah. Oleh karenanya pemanfaatan energi
pada masa sekarang ini sudah diarahkan pada penggunaan energi terbarukan yang ada
di alam. Misalnya energi air, energi angin, energi matahari, panas bumi, dan nuklir.
Hal ini karena energi terbarukan ini cukup mudah didapat dan dapat didaur ulang bila
dibandingkan dengan energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Untuk
mendapatkan sumber energi fosil harus melalui berbagai proses dan susah
mendapatkannya, karena umumnya terdapat di permukaan bumi. Selain itu cadangan
sumber daya energi fosil mulai berkurang, karena sumber energi ini tidak dapat
diperbaharui.
Sumber-sumber energi yang dikenal dengan sumber energi terbarukan seperti
yang disebutkan di atas antara lain adalah energi air, energi matahari, energi angin,
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
energi panas bumi, dan lain sebagainya. Semua energi tersebut telah memenuhi
kriteria sehingga dalam pemanfaatannya dapat menghemat penggunaan energi fosil
yang terbatas.
Salah satu sumber energi terbarukan yang sangat berpotensi di negara kita
adalah pemanfaatan energi air dan apabila pemanfaatan energi tersebut dilakukan
secara meluas di seluruh wilayah Indonesia maka peluang untuk keluar dari krisis
listrik akan semakin besar mengingat bahwa terdapat banyak tempat-tempat yang
berpotensi untuk dimanfaatkan dan semuanya menyebar di seluruh pulau-pulau besar
yang ada di negara kita.
Indonesia dengan wilayahnya yang beriklim tropis dengan curah hujan yang
tinggi dan kondisi topografi yang bergunung-gunung dengan aliran sungai yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Potensi ini
sebagian besar tersebar di daerah pedesaan, sementara diperkirakan masih banyak
penduduk desa yang belum menikmati energi listrik sehingga sangat tepat untuk
mengembangkan pembangkit tenaga listrik.
Tenaga air adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang
dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun
energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir
air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.
Sejak awal abad 18 kincir air telah banyak dimanfaatkan sebagai penggerak
penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil. Sampai sekarang
penggunaan kincir masih banyak digunakan khususnya untuk pembangkit arus listrik.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
m
2
s
E
, sehingga persamaan (1.1) dapat
t
E m
= gh
t
t
E
dan mensubsitusikan Q terhadap
t
m
maka :
t
P = Qgh ..(Lit.8 hal 12)
dengan
P adalah daya potensial air (Watt)
m3
kg
adalah densitas air 3
m
Selain memanfaatkan air jatuh hydropower dapat diperoleh dari aliran air datar.
Dalam hal ini energi yang tersedia merupakan energi kinetik
1
E = mv 2 (Lit.8 hal 10)
2
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Dimana :
1
P = Qv 2 (Lit.8 hal 13)
2
atau dengan menggunakan persamaan kontinuitas Q = Av maka
1
P = Av 3 .(Lit.8 hal 14)
2
Dimana :
( )
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Kerugian
a. Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air atau bendungan
air, memerlukan investasi yang lebih banyak.
b. Tidak dapat diterapkan untuk mesin putaran tinggi.
c. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.
d. Daya yang dihasilkan relatif kecil.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
a. Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih rumit).
b. Diperlukan dam pada arus aliran datar.
c. Efisiensi lebih kecil dari pada tipe overshot.
high
medium head
low head
TURBIN
head
impulse
Pelton
cross-flow
cross-flow
turbines
Turgo
multi-jet Pelton
Turgo
reaction
Francis
propeller
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
turbines
Kaplan
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran
air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehingga bisa membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan
daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan
demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin
Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter
tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang
piringan paralel.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Pada dasarnya pemilihan tipe turbin untuk PLTMH sama seperti pemilihan
tipe turbin pada PLTA konvensional yang pernah ada. Dasar pemilihan tipe turbin
sebagai penggerak generator pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
terlebih dahulu harus diketahui besaran Head (meter), debit air (m3/detik) , dan
besarannya kecepatan putar turbin (n). Kecepatan putaran turbin diperoleh dengan
mengetahui kecepatan air yang akan masuk sudu-sudu turbin, dengan merubah
kecepatan linear menjadi kecepatan keliling (sentrifugal) pada poros turbin tersebut
yang disebut dengan kecepatan keliling dengan persamaan : (Lit 7 hal 67)
U1 = D x x n
Dimana:
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
menentukan dalam perencanaan tipe turbin yang akan digunakan dalam PLTMH.
Besar kecepatan spesifik ( nq) dapat diperoleh dengan rumus: (Lit.7 hal 65)
Dimana:
n = Jumlah putaran (rpm)
V = Kapasitas air ( m3/detik)
H = Head/ tinggi air jatuh (m)
Selain dengan menggunakan rumus diatas, nilai dapat juga diperoleh dengan
menggunakan grafik kecepatan spesifik dibawah ini setelah diketahui besar nilai
head, putaran turbin, dan kapasitas air. Setelah mengetahui kecepatan spesifik
tersebut dapat ditentukan jenis turbin yang akan digunakan. Apakah akan digunakan
turbin propeller, pelton, cross flow atau yang lainnya. Penentuan jenis turbin untuk
PLTMH juga dapat secara langsung melalui grafik dibawah berikut setelah diketahui
nilai kecepatan spesifik dari cara perhitungan diatas.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Sumber : http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Sumber : http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran
air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air
dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
BAB III
PENGUJIAN SUDU
Dt
t
Dimana :
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
N = jumlah sudu
Dt = diameter turbin = 0,75 m
t = jarak antar sudu (m)
Jarak antar sudu (t) dapat dihitung dari persamaan : (Lit. 4)
t = si
sin
si = k Dt
Dimana :
k = konstanta tetapan = 0,13
si = k Dt
si = 0,13 x 0,75
si = 0,0975 m
Jadi
t = si
sin
t = 0,0975
sin 30 0
t = 0,195 m
sehingga :
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
N=
N=
Dt
t
x 0,75
0,195
N = 12,07
N = 12 buah
Jadi jumlah sudu lengkung yang digunakan adalah 12 buah dengan posisi
letaknya 30 0 terhadap sumbu poros turbin.
maka
Y = 0,326 x r 1 ( inch )
Y = 0,326 x 95,25
= 31,05 inch
= 12,225 cm
3.2.2 Alat
Alat yang dipakai dalam pengujian ini terdiri dari :
1. Prototipe turbin air terapung merupakan alat yang akan diuji.
: SC-45
Diameter poros
: 1 inch ( 25,4 mm )
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
:1
1
inch ( 32 mm )
4
c) Bantalan (Bearing)
Bahan
: Baja Karbon
Type
: Ball bearing
Nomor bantalan
1
inch )
4
d) Puli ( pulley)
Bahan
: S-45C
Jumlah puli
: 4 buah
Diameter puli I
: 362 mm
Diameter puli II
: 145 mm
: 362 mm
Diameter puli IV
: 72 mm
e) Sabuk ( V-Belt)
Bahan
: Karet
Jumlah sabuk
: 2 buah
Tipe sabuk I
: A-62
Tipe sabuk II
: B-117
Merk sabuk
: Mitshubishi
f) Sproket
Bahan
: Baja Karbon
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Jumlah sproket
: 2 buah
Diameter Sproket I
: 84,50 mm
: S-45C
Type
: rantai rol
Nomor
: 50
: Toyota
Putaran maksimum
: 1500 rpm
Putaran minimum
: 1000 rpm
Voltase
: 12 Volt
Arus Maksimum
: 30 Ampere
Aplikasi / Fungsi
b. Baterai mobil
Pabrikan / Merk
: NS-40
Voltase
: 12 Volt
Arus
: 32 Ampere
c. Lampu
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Voltase
: 12 V
Ampere
: 1,842 A
Daya
: 25 W
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
2.
3.
4.
(+)
(-)
(+}
Alt
(-)
(+)
(-)
Bat
Gambar 3.6 Rangkaian pengukuran arus listrik (I1 ) tanpa beban lampu
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
b. Rangkaian pengukuran tegangan listrik (V1 ) tanpa beban lampu atau besar
tegangan yang dicharger alternator terhadap baterai digambarkan sebagai
berikut :
(+) V
(-)
(+}
(+)
Alt
(-)
(-)
Bat
Gambar 3.7 Rangkaian pengukuran tegangan listrik (V1 ) tanpa beban lampu
c. Rangkaian pengukuran arus listrik (I 2 ) dengan beban lampu digambarkan
sebagai berikut :
(+)
(+}
(-)
L
(+)
Alt
(-)
(-)
Bat
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
(+) V
(+}
(-)
L
(+)
Alt
(-)
(-)
Bat
Gambar 3.9 Rangkaian pengukuran tegangan listrik (V2 ) dengan beban lampu
Untuk pengukuran arus listrik dan tegangan listrik dengan beban lampu
dilakukan dengan mencatat besar arus dan tegangan dengan 1 beban lampu, 2 beban
lampu,dan seterusnya sampai mencapai limit kemampuan alternator turbin
menghasilkan arus listrik (tidak melebihi daya pengisian (cas) alternator ke baterai
sebelum adanya pembebanan lampu).
4. Mengulang pengujian beberapa kali dengan metode yang sama, dalam hal ini
dilakukan 5 kali pengujian untuk mendapatkan data pengujian yang lebih
maksimal.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Mulai
Mengukur kecepatan
arus aliran sungai.
Mengukur putaran
turbin.
Mengukur arus (A) dan
tegangan (V) yang
dihasilkan alternator
turbin dengan beban
1,2,3lampu sampai
mencapai limit daya
yang dihasilkan
alternator turbin.
Berhenti
Selesai
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PEMBAHASAN
Gambar 4.1 pengambilan data kecepatan air masuk dengan alat ukur flowmeter
Tabel 4.1 Data hasil pengujian kecepatan air masuk
Percobaan
Kecepatan air masuk (m/s)
10
1,75 1,73 1,74 1,74 1,75 1,75 1,77 1,77 1,75 1,76
Dari data hasil pengujian kecepatan air masuk menggunakan alat ukur
flowmeter diatas dapat dihitung rata-rata kecepatan air masuk ( v ) adalah :
v1 + v2 + v3 + v4 + v5 + v6 + v7 + v8 + v9 + v10
banyak pengujian
1,75 + 1,73 + 1,74 + 1,74 + 1,75 + 1,75 + 1,77 + 1,77 + 1,75 + 1,76
10
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
= 1,75 m/s
: 9,03 Ampere
: 1088 rpm
: 29 rpm
: 7,68 Ampere
: 1083 rpm
: 28 rpm
: 5,84 Ampere
: 1075 rpm
: 28 rpm
: 3,96 Ampere
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
: 1064 rpm
: 27 rpm
: 2,19 Ampere
: 1046 rpm
: 27 rpm
: 0,008Ampere
: 1012 rpm
: 27 rpm
:0
: 975 rpm
: 26 rpm
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
tergantung pada besar beban ( lampu) yang digunakan, sehingga dapat dihitung besar
daya pengisian alternator ke baterai dengan menggunakan rumus :
P = V I (Watt)
= 26,85 Watt
6. Untuk pembebanan dengan menggunakan 5 lampu (125 Watt) :
P1 = V1 x I1
= 12,01 x 0,008
= 0,1 Watt
Dari perhitungan data diatas, dapat ditampilkan dalam bentuk tabel yakni
sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data daya dan putaran hasil pengujian Turbin Air Terapung
Jumlah
I1
V1
n1
( rpm )
n2
( rpm )
29
1088
28
1083
28
1075
27
1064
27
1046
27
1012
26
975
lampu
( Ampere )
( Volt )
( Watt )
9.03
13.95
125,97
7.68
13.27
101.91
5.84
13.0
75.92
3.96
12.85
50,9
2.19
12.26
26,85
0.008
12.01
0,1
Dimana:
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
alternator tidak mengisi (cas) lagi ke baterai, karena daya beban lampu total telah
melebihi daya alternator sebelum adanya pemberian penambahan beban lampu yaitu
125,97 Watt, dan juga putaran dari alternator kurang dari 1000 rpm, sementara
alternator sendiri membutuhkan 1000 rpm agar dapat menghasilkan daya ( sesuai
dengan spesifikasi alternator 30A 12V pada putaran minimum 1000 rpm dan putaran
maksimum 1500 rpm).
Analisa perhitungan data hasil pengujian di atas dapat ditampilkan kedalam
bentuk grafik untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada perbandingan daya dan
putaran terhadap jumlah beban lampu yang digunakan yaitu sebagai berikut :
R2 = 0.9998
140
Perubahan daya
pengisian (cas)
alternator ke baterai
terhadap penambahn
pembebanan lampu
yang diuji
120
100
80
Linear (Perubahan
daya pengisian (cas)
alternator ke baterai
terhadap penambahn
pembebanan lampu
yang diuji)
60
40
20
0
0
Jumlah Lampu
Grafik 4.1 Perubahan daya pengisian (cas) alternator ke baterai terhadap jumlah
pembebanan lampu
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa daya pengisian (cas) yang dihasilkan
oleh alternator ke baterai hanya cukup digunakan dengan 5 pembebanan lampu yang
mana daya 1 lampu sebesar 25 Watt, makin besar jumlah pembebanan lampu, maka
daya pengisian (cas) alternator ke baterai akan semakin berkurang. Dari grafik diatas
juga dapat diketahui bahwa masih terdapat kesalahan-kesalahan pengukuran pada saat
pengambilan data di lapangan, hal ini dapat dilihat dari nilai R2 pada regresi linearnya
tidak mencapai angka 1.
Hubungan
adanya
penambahan pembebanan lampu, dapat dilihat pada graik di bawah ini yaitu :
R2 = 0.995
1100
1090
1080
1070
1060
1050
1040
1030
1020
1010
1000
Perubahan putaran
alternator terhadap
penambahan
pembebanan lampu
yang diuji
Poly. (Perubahan
putaran alternator
terhadap penambahan
pembebanan lampu
yang diuji)
0
Jumlah Lampu
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
pengukuran pada saat pengambilan data di lapangan, hal ini dapat dilihat dari nilai R2
pada regresi linearnya tidak mencapai angka 1.
R2 = 0.9723
140
Perubahan daya
pengisian (cas)
alternator ke baterai
terhadap putaran
alternator yang diuji
120
100
80
Poly. (Perubahan
daya pengisian (cas)
alternator ke baterai
terhadap putaran
alternator yang diuji)
60
40
20
0
1000
1050
1100
Grafik 4.3 Perubahan daya pengisian (cas) alternator ke baterai terhadap putaran
alternator
Dari grafik dapat dianalisa bahwa besar daya pengisian ke baterai polynomial
terhadap perubahan putaran di poros alternator, dimana semakin besar putaran poros
alternator maka semakin besar pula daya pengisian (cas) yang dihasilkan oleh
alternator ke baterai. Dari grafik diatas juga dapat diketahui bahwa masih terdapat
kesalahan-kesalahan pengukuran pada saat pengambilan data di lapangan, hal ini
dapat dilihat dari nilai R2 pada regresi linearnya tidak mencapai angka 1.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
P
n
Dimana :
T = Momen puntir Alternator (kg mm)
P = Daya alternator (kW)
n = Putaran alternator ( rpm )
maka :
1. Momen puntir tanpa pembebanan lampu ( T1 )
T1 = 9,74 105
T1 = 9,74 105
0,12597
1088
T1 = 112,77 kg mm
2. Momen puntir dengan pembebanan 1 lampu ( T2 )
T2 = 9,74 105
T2 = 9,74 105
0,12597
1083
T2 = 113,29 kg mm
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
T3 = 9,74 105
0,12597
1075
T3 = 114,13 kg mm
T4 = 9,74 105
0,12597
1064
T4 = 115,31 kg mm
5. Momen puntir dengan pembebanan 4 lampu ( T5 )
T5 = 9,74 105
T5 = 9,74 105
0,12597
1046
T5 = 117,29 kg mm
6. Momen puntir dengan pembebanan 5 lampu ( T6 )
T6 = 9,74 105
T6 = 9,74 105
0,12597
1012
T6 = 121,23 kg mm
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
n1
(rpm)
P1
Momen Puntir
(Watt)
(kgmm)
1088
125.97
112,77
1083
125.97
113,29
1075
125.97
114,13
1064
125.97
115,31
1046
125.97
117,29
1012
125,97
121,23
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
R2 = 0.9815
122.00
121.00
120.00
Perubahan momen
puntir alternator
terhadap putaran
alternator
119.00
118.00
117.00
Linear (Perubahan
momen puntir
alternator terhadap
putaran alternator)
116.00
115.00
114.00
113.00
112.00
1000
1020
1040
1060
1080
1100
Grafik 4.4 Perubahan momen puntir alternator terhadap putaran poros alternator
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa besar perubahan momen puntir linear
terhadap perubahan putaran di poros alternator. Besar perubahan beban puntir
alternator dipengaruhi perubahan putaran di poros alternator yang diakibatkan adanya
variasi beban lampu yang diberikan, dimana semakin besar putaran poros alternator
maka beban puntir yang dialami oleh poros alternator tersebut akan semakin kecil.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa analisa tersebut sesuai dengan rumus teori
untuk menghitung besar beban puntir pada poros alternator, dimana besar harga
momen puntir alternator bergantung pada perbandingan daya yang dihasilkan
alternator terhadap putaran poros alternator sendiri. Dari grafik diatas juga dapat
diketahui bahwa masih terdapat kesalahan-kesalahan pengukuran pada saat
pengambilan data di lapangan, hal ini dapat dilihat dari nilai R2 pada regresi linearnya
tidak mencapai angka 1.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
C1
U1
W1
D n
60
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Dimana :
D : diameter turbin ( 0,75 m )
n : putaran turbin hasil pengujian ( 29 rpm )
Sehingga :
U1 =
0,75 29
60
= 1,14m / s
W1 = 0,03721
2
W1 = 0,61 m / s
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi masuk adalah 0,61
m.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
C1
W2
U2
C2
W2
C2
2
U2
Gambar 4.4 Analisa Kecepatan Pada Sisi Keluar
Dari gambar diatas diketahui bahwa :
dimana :
C 2 = 0,61 m/s
U 2 = 1,14 m/s
= 90 0 ( karena C 2 U 2 )
Sehingga persamaan diatas menjadi :
W2 = C 2 + U 2 2C 2U 2 Cos
2
W2 = 0,0324 + 2,4649
2
W2 = 1,6717
2
W2 = 1,29 m / s
Jadi besar kecepatan relatif fluida terhadap sudu turbin pada sisi keluar adalah 1,29
m/s.
Sehingga besar sudut antara W2 dengan U 2 ( 2 ) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
Cos 2 =
U2
U
2 = ArcCos 2
W2
W2
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
2 = ArcCos
1,14m / s
1,29m / s
2 = ArcCos 0,88372
2 = 28 0
Jadi besar sudut antara W2 dengan U 2 ( 2 ) adalah 28 0
dimana
EK =
EK
t
1 2
mv
2
1 2
mv
P= 2
t
, dimana v = r
1
m(r ) 2
, dimana r = D
P= 2
t
1 1
m( D ) 2
2
2
P=
t
1 1 2
m( D )( ) 2
P= 2 4
t
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
1
mD 2 ( ) 2
P= 8
t
Dari persamaan diatas maka dapat dihitung daya poros turbin dan daya poros
alternator yaitu :
a. Daya Poros Turbin ( Ppt )
1
2
m pt D pt ( pt ) 2
Ppt = 8
t
Dimana : m pt = massa turbin = 75 kg
D pt = diameter poros turbin = 32 mm = 0,032 m
n pt = Putaran poros turbin = 29 rpm (29 putaran dalam 1 menit), sehingga
= 1 menit = 60 detik
dari persamaan : =
pt
t
pt = 2n pt
dimana
2 (29)
= 2,9934 rad/s
60
Sehingga diperoleh,
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
1
2
m pt D pt ( pt ) 2
Ppt = 8
t
1
(75)(0,032) 2 (2,9934) 2
8
Ppt =
60
Ppt = 0,00143 Watt
Jadi daya yang dihasilkan pada poros turbin adalah sebesar 0,00143 Watt.
b. Daya Poros Alternator ( PpAlt )
PpAlt
1
2
m pAlt D pAlt ( pAlt ) 2
=8
t
pAlt
t
pAlt = 2n pAlt
dimana
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
2 (1088)
= 113,877 rad/s
60
Sehingga diperoleh,
PpAlt
PpAlt
1
2
m pAlt D pAlt ( pAlt ) 2
=8
t
1
(0,3)(0,01) 2 (113,877) 2
=8
60
Jadi daya yang dihasilkan pada poros alternator adalah sebesar 0,000810 Watt.
Maka Efesiensi Turbin adalah
T =
PpAlt
T =
0,000810
x100%
0,00143
Ppt
x100%
T = 57 %
Sehingga diperoleh efisiensi turbin dengan menggunakan sudu lengkung adalah
sebesar 57 %
4.5.2 Efesiensi Alternator ( A )
Efesiensi alternator dapat juga dihitung dari persamaan :
A =
PA
x100%
PMax
alternator)
maka :
A =
125,97
x100%
360
A = 35 %
Sehingga diperoleh efisiensi alternator dengan menggunakan sudu lengkung adalah
sebesar 35 %
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Daya yang dihasilkan oleh alternator (daya pengisian/pengecasan alternator ke
baterai) prototipe turbin air terapung dengan menggunakan sudu lengkung adalah
sebesar 125,97 Watt.
2. Efesiensi turbin yang diperoleh dengan menggunakan sudu lengkung adalah
sebesar 57%.
3. Putaran yang dihasilkan prototipe turbin air terapung dengan menggunakan sudu
lengkung adalah sebesar 29 rpm pada turbin dan 1088 pada alternator
4. Efesiensi alternator yang diperoleh dengan menggunakan sudu lengkung adalah
sebesar 35 %.
5. Dari data tabel dan grafik pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa :
a. Semakin besar pembebanan yang diberikan pada prototipe turbin air terapung,
maka putaran pada turbin dan alternator akan semakin berkurang.
b. Semakin besar pembebanan yang diberikan pada prototipe turbin air terapung,
maka pengisian daya ke baterai oleh alternator akan semakin berkurang.
c. Semakin besar putaran poros alternator prototipe turbin air terapung, maka
momen puntir yang terjadi pada poros alternator akan semakin berkurang.
d. Hambatan kabel berpengaruh pada besar daya yang dihasilkan turbin.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
6. Arus listrik yang dihasilkan oleh turbin air terapung adalah arus searah (DC) dan
bisa diubah menjadi arus bolak balik (AC) dengan menggunakan alat seperti
inferter, transformator,dll.
7. Kecepatan aliran sungai yang dibutuhkan untuk menggerakan prototipe turbin air
terapung adalah sebesar 1,75 m/s.
8. Bila dibandingkan dengan penggunaan sudu datar (dilakukan peneliti yang lain)
diperoleh bahwa, efesiensi turbin dengan menggunakan sudu lengkung lebih
besar.
5.2 SARAN
Untuk mendapatkan efisiensi daya dan putaran yang lebih maksimal dari
prototipe turbin air terapung disarankan :
1. Penentuan kecepatan aliran sungai yang direncanakan lebih besar dari 1,75
m/s.
2. Pemilihan jenis bahan sudu yang lebih ringan dan tipis.
3. Pemilihan jenis kabel yang memiliki hambatan kecil.
4. Pemilihan model sudu yang lebih tepat.
Selain itu, untuk memperoleh data hasil pengujian yang lebih valid disarankan agar
menggunakan alat-alat ukur yang lebih akurat.
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Lalu Makrup, Dasar-Dasar Analisis Aliran Sungai di Sungai dan Muara
Penerbit UII Pres,Yogyakarta, 2001
2. Bruce R. Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi, Dr.Ir.Harnaldi,
Ir.Budiarso,M.Eng (Penerjemah) Mekanika Fluida,Edisi Keempat,Jilid
2,Penerbit Erlangga, Jakarta, 2003
3. Sularso, Kiyokatsu Suga,Dasar-Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin, Penerbit PT.Pradnya Paramita, Jakarta, 1997
4. http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf
5. http://osv.org/education/WaterPower
6. http://lingolex.com/bilc/engine.html
7. Fritz
Dietzel,
Dakso
Sriyono
(Penerjemah),Turbin
Pompa
dan
Kompressor,Penerbit Erlangga,Jakarta,1990.
8. M. M. Dandekar, K. N. Sharma, Pembangkit Listrik Tenaga Air,Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1998
9. Bob Foster, Fisika Terpadu, Penerbit Erlangga, Jakarta,1980
10. S.Warsito, Abdul Syukur, Agus Adhi Nugroho, Studi Awal Perencanaan
Sistem Mekanikal dan Kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga MiniHidro,Universitas Islam Agung, 2005
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
LAMPIRAN
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
HARGA
Rp.750.000,00
2. Baja S-45C, = 1
1
inch (1 meter)
4
Rp.800.000,00
Rp.750.000,00
Rp.300.000,00
Rp.375.000,00
Rp.200.000,00
Rp.150.000,00
Rp.250.000,00
Rp.175.000,00
Rp.200.000,00
1
11. Bantalan (bearing) P 205, = 1 inch (4 buah)
4
Rp.350.000,00
Rp.452.000,00
Rp.400.000,00
Rp.500.000,00
Rp.150.000,00
JUMLAH
Rp.5.802.000,00
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
HARGA
Rp. 15.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 37.500,00
Rp. 30.000,00
5. Baterai 30 Ampere
Rp.400.000,00
6. Alternator
Rp.300.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 35.000,00
Rp. 25.000,00
Rp.
Rp. 10.000,00
Rp. 15.000,00
JUMLAH
5.000,00
Rp. 947.500,00
HARGA
Rp.2.000.000,00
2. Biaya membubut
Rp. 500.000.00
JUMLAH
Rp.2.500.000,00
HARGA
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009
Rp. 300.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 300.000,00
Rp. 600.000,00
JUMLAH
Rp.1.500.000,00
Jadi Total biaya dari pembuatan hingga pengujian Turbin terapung adalah :
A. Transaksi Biaya Bahan Turbin Air Terapung
Rp.5.802.000,00
Rp. 947.500,00
Rp.2.500.000,00
Rp.1.500.000,00
TOTAL BIAYA
Rp. 10.749.500,00
Edis Sudianto Sihombing : Pengujian Sudu Lengkung Prototipe Turbin Air Terapung Pada Aliran Sungai, 2009.
USU Repository 2009