Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Guru dikatakan sebagai pendidik, menurut UUSPN No. 20/2003 Bab XI Pasal 39
Ayat 2) dinyatakan bahwa pendidik (guru) merupakan tenaga profesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan. Menurut UU No. 14 tahun 2004 tentang Guru dan
Dosen,

yang disebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik,

mengajar,

membimbing,

mengarahkan,

melatih,

menilai,

dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari dua undang-undang
tersebut jelas bahwa Guru merupakan seorang tenaga kependidikan yang
professional berbeda pekerjaannya dengan yang lain, karena ia merupakan suatu
profesi, maka dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya (Tabrani Rusyan, 1990: 5).
Sedangkan pembelajaran merupakan wujud dari kinerja guru, maka segala
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus menyatu, menjiwai, dan
menghayati tugas-tugas yang relevan dengan tingkat kebutuhan, minat, bakat dan
tingkat kemampuan peserta didik serta kemampuan guru dalam mengorganisasi
materi pembelajaran dengan penggunaan ragam teknologi pembelajaran yang
memadai. Pengertian pembelajaran menurut UUSPN tahun 2003 adalah suatu
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Maka Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Guru yang bekerja efektif karena dengan beban tugas guru memperhatikan tiap
individu lebih kuat. Namun demikian siswa aktif belajar bukan karena kelas kecil,
melainkan karena terpenuhinya standar proses belajar, misalnya, seluruh siswa
wajib mengangkat tangan jika guru bertanya.
Di samping itu, guru menerapkan strategi belajar siswa aktif. Hal ini dapat
terwujud karena guru merangan rencana pembelajaran, menguasi materi
1

pembelajaran dan trampil memotivitasi siswa mendapatakan pengalaman belajar


secara aktif.
Efektivitas belajar siswa dalam kelas sangat bergantung pada jumlah siswa
menjadi keyakinan banyak pihak. siswa dalam kelas kecil atas dasar asumsi bahwa
makin sedikit jumlah murid dalam kelas makin efektif pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Peraturan tentang SPM (Standar Pelayanan Minimal) Pendidikan
disyaratkan bahwa "MAKSIMAL SISWA PER-ROMBEL UNTUK SD ADALAH
32 SISWA DAN MINIMAL ADALAH 20 SISWA." Tingkat kelas yang siswanya
kurang dari 40 siswa tapi tetap dipaksakan dibagi menjadi 2 Rombel sehingga
salah satu Rombelnya ada yang siswanya kurang dari 20 siswa, maka kedua
Rombelnya akan dianggap ROMBEL TIDAK NORMAL, dan rombel tersebut
akan dinyatakan tidak memenuhi syarat bagi guru yang mengajar di Rombel
tersebut untuk dapat menerima aneka tunjangan, baik TP (Tunjangan Profesi)
ataupun TF (Tunjangan Fungsional).
Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan
mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu
memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah
maupun mutunya. Guru sebagai tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan tujuan pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan
dengan peserta didik, untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan
tamatan yang diharapkan.
Guru dapat mengajar dalam siswa ytang lebih sedikit dibanding dengan siswa yang
lebih banyak karena denga siswa yang lebih banyak guru akan lebih kesulitan
dalam mengajar siswa dan banyak siswa yang terlantar.
Di SDN KARANGKUTEN terdapat 35 siswa di kelas VI dan sarpras di SDN
Karangkuten sarprasnya sangat minim kalau dibuwat anak sebanyak itu.
Sedangkan di SDN POHJEJER siswanya ada 20 siswa di dalam kelas 6 di SDN
Pohjejer sarprassnya juga terbatas tapi masih bisa dibagi buwat belajar mengajar
olahraga.
peserta didik mendapatkan pengalaman belajar formal terbanyak selama mengikuti
proses pembelajaran di sekolah. Kondisi ini menuntut semua pihak untuk
menyadari pentingnya peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan,
dimana guru adalah ujung tombaknya. Oleh sebab itu, profesi guru harus dihargai
dan dikembangkan sebagai profesi yang berkualitas dan bermartabat.
2

Profesi guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam
mencapai visi pendidikan, yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas,
komprehensif dan kompetitif.
Salah faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses
pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana pendidikan adalah
salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu
peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang cukup canggih. Sarana prasarana adalah salah satu bagian input,
sedangkan input merupakan salah satu subsistem. Sarana prasarana sangat perlu
dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing terhadap
pesatnya teknologi.
sarana dan prasarana yang ada di sekolah seharusnya selengkap yang diharapkan
harus mampu mencukupi kebutuhan sekolah dan anak didik. Maka dari itu secara
micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan yang diperlukan di sebuah sekolah, mengingat
administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat
penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolaah serta menunjang
tercapainya tujuan pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun
tujuan secara umum.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan, bahwa kualitas


pendidikan tersebut juga didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi
standar sekolah atau instansi pendidikan terkait. Sarana prasarana sangat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa
peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar
siswa. Misalnya saja sekolah yang berada di kota yang sudah memiliki faslitas
3

lapangan yang memadai, maka anak didiknya secara langsung dapat berolahraga
sepak bola dengan baik sedangkan sekolah di desa yang tidak memiliki fasilitas itu
tidak tahu bagaimana mengoper atau menggiring bola dengan baik kecuali mereka
mengambil kursus di luar sekolah.
Adapun hubungan sarana dan prasarana dengan proses pendidikan, dapat dikatakan
bahwa sarana dan prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja
sama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan
efisien. Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di sekolah
perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di
sekolah.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis
pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sarana prasarana merupakan bagian penting yang perlu disiapkan secara cermat
dan berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi KBM yang lancar.
Dalam penyelengaraan pendidikan, sarana prasaran sangat di butuhkan untuk
menghasilkan KBM yang efektif dan efisien.
Dalam keadaan minimum guru bisa lebih bisa mengajar siswa dengan lebih teliti
dan lebih jeli lagi sehingga murid bida lebih mengerti dan mendapat ilmnu yang
lebih.Dalam murid yang banyak tentunya dalam keadaan belajar mengajarakan
sedikit kerepotan,dan kalau sarprasnya Cuma sedikit tidak akan cukup buat semua
siswa dan proses belajar mengajar tidak akan maksimal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah dengan banyaknya siswa bisa mencukupi sarpras?
2. Apakah dengan banyaknya siswa guru bisa mengajar dengan maksimal?

C. TUJUAN PENELITIAN
4

1. Untuk mengetahui sarpras dalam proses pembelajaran.


2. Untuk mengetahui kinerja guru SDN KARANGKUTEN dan SDN
POHJEJER saat anak dalam keadaan minimal dan maksimal.
3. Untuk mengetahui peran guru dalam mengajar.
4. Untuk mengetahui semangat guru dalam mengajar.

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Dengan adanya murid yang lebih sedikit guru bisa lebih teliti dalam mengajar.
dengan murid sedikit guru ebioh bisa mendekatkan diri dalam mengajar dan
menjelaskan.
Lebih mengetahui kemamouan peserta didik
Meningkatkan semangan dalam mengajar peserta didik.
2. Bagi siswa
Semua mendapatkan ilmu dengan merata.
Siswa bisa lebih dekat dengan guru.
Dapat melakukan pembelajaran dengan baik.

BAB II
KAJIAN TEORI

1. PENGERTIAN SARANA DAN PRASARA

Dalam khazanah peristilahan pendidikan sering disebut-sebut istilah sarana dan


prasarana pendidikan. Kerap kali istilah itu digabung begitu saja menjadi saranaprasarana pendidikan. Dalam bahasa Inggris sarana dan prasarana itu disebut
5

dengan facility

(facilities).

Jadi,

sarana

dan

prasarana

pendidikan

akan

disebut educational facilities. Sebutan itu jika diadopsi ke dalam bahasa Indonesia
akan menjadi fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan artinya segala sesuatu (alat
dan

barang)

yang

memfasilitasi

(memberikan

kemudahan)

dalam

menyelenggarakan kegiatan pendidikan.


Sarana pendidikan sebagai segala macam alat yang digunakan secara langsung
dalam proses pendidikan.
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan.
Tentu definisi tersebut tidak punya makna yang jelas dan tegas, karena istilah
secara langsung dan tidak langsung itu tak jelas maknanya, tak jelas ujudnya
seperti apa. Tegasnya: langsung terhadap apa, atau pada apa? Untuk sementara, itu
dapat dimaknai bahwa sarana pendidikan adalah segala macam alat yang
digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar, sementara prasarana pendidikan tidak
digunakan dalam proses atau kegiatan belajar-mengajar. Namun demikian masih
tetap belum jelas tegas benar. Oleh karena itu, mari kita perjelas.
Erat terkait dengan sarana dan prasarana pendidikan itu, dalam daftar istilah
pendidikan dikenal pula sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu
segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan
melakukan kegiatan mengajar. Alat bantu pendidikan ini yang pas untuk disebut
sebagai sarana pendidikan.
Jadi, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk
memudahkan penyampaian materi pelajaran.
Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala macam peralatan
yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran
prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan bendabenda yang digunakan guru (dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan.
Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masingmasing, yaitu
Sarana pendidikan untuk memudahkan penyampaian/mempelajari materi
pelajaran,
Prasarana pendidikan untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan.

Dalam makna inilah sebutan digunakan langsung dan digunakan tidak


langsung dalam proses pendidikan seperti telah disinggung di muka dimaksudkan.
Jelasnya, disebut langsung itu terkait dengan penyampaian materi (mengajarkan
materi pelajaran), atau mempelajari pelajaran. Papan tulis, misalnya, digunakan
langsung ketika guru mengajar (di papan tulis itu guru menuliskan pelajaran). Meja
murid tentu tidak digunakan murid untuk menulis pelajaran, melainkan untuk
alas murid menuliskan pelajaran (yang dituliskan di buku tulis; buku tulis itulah
yang digunakan langsung)

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dengan pendekatan kualitatif, yang memiliki
karakteristik alami /natural sebagai sumber data lansung.
Dalam hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus (case study),
yaitu: suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan.
2. KEHADIRAN PENELITI
dalam hal ini peneliti adalah sebagai pengumpul data,sedangkan guru sebagai
pemberi data.

3. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini berada di SDN KARANGKUTEN dan SDN POHJEJER
4. SUMBER DATA
sumber utama data ini adalah berasal dagi para guru dan
juandaheri13.blogspot.com/2013/06/pengaruh-sarana-dan-prasarana.html
12 Jun 2013 - PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
TERHADAP PRESTASI ...
hudhanewblog.blogspot.com http://hudhanewblog.blogspot.co.id/2015/02/contohmakalah-tentang-sarana-prasarana.html
https://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04/07/pengertian-sarana-danprasarana-pendidikan/

5. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA


Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara,
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang bermaksud :
a. Mengetahui sarana dan prasarana yang ada di sekolah
Sedangkan jumlah informan yang diambil terdiri dari:
1. Guru pembimbing dari SDN KARANGKUTEN dan SDN POHJEJER
6. ANALISIS DATA
Setelah semua data terkumpul, maka langka berikutnya adalah pengelolahan dan
analisa data. Yang di maksud dengan analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
Analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, maka dalam
analisis data selama di lapangan peneliti menggunakan model spradley, yaitu
tehnik analisa data yang di sesuaikan dengan tahapan dalam penelitian, yaitu:
1. Pada tahap penjelajahan dengan tehnik,
2. Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan
seseorang informan key informant yang merupakan informan yang
berwibawa dan dipercaya mampu membukakan pintu kepada
8

peneliti untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti


melakukan wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil
wawancara.
7. PENGECEKAN KEABSAHAN TEMUAN
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaruhi dari konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas). Derajat kepercayaan keabsahan
data (kredebilitas) dapat diadakan pengecekkan dengan tehnik pengamatan yang
tekun, dan triangulasi.

8. TAHAPAN TAHAPAN PENELITIAN


Ada 3 tahapan dalam penelitian ini diantaranya :
1. Tahap wawancara, yang meliputi pengumpulan data selama dan setelah
pengumpulan data
2. tahap analisis data, yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan
data;
3. tahap penulisan hasil laporan penelitian.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa Guru merupakan salah satu faktor
penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka
setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar
kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya. Guru sebagai
tenaga kependidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tujuan
pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik, untuk
memberikan bimbingan yang akan menghasilkan tamatan yang diharapkan.
sarana dan prasarana yang ada di sekolah seharusnya selengkap yang diharapkan
harus mampu mencukupi kebutuhan sekolah dan anak didik. Maka dari itu secara
micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan yang diperlukan di sebuah sekolah, mengingat
administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat
penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolaah serta menunjang
tercapainya tujuan pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun
tujuan secara umum.

B. SARAN
Disarankan di sekolah sekolah mempunyai sarana dan prasarana olahraga yang
cukup supaya tidak kekurangan, biar para siswa bisa mengikuti pembelajaran
dengan baik tidak menunggu teman yang lain.

10

11

Anda mungkin juga menyukai