Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA TANAH
PENETAPAN KANDUNGAN AIR TANAH

Oleh:
Tri Irawan
NIM A1H012048

KEMENTERIAN PENDIDKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini, ditandai
dengan adanya lautan, sungai, danau dan lain sebagainya. Tanah memegang
peranan penting dalam melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam tanah,
selanjutnya sekitar 70% dari air yang diterima di evaporasi dan dikembalikan ke
atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan penting dalam refersi dan
penyimpanan. Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan tranpirasi, evaporasi
dan pertumbuhan tanaman.
Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan dengan beberapa cara.
Walaupun penentuan kandungan air tanah didasarkan pada pengukuran
gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam hitungan volumetrik
seperti nisbah air (water ratio).
Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya,
antara lain untuk memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi. Reaksi kimia dalam
tanah hanya berlangsung bila terdapat air. Pelepasan unsur-unsur hara dari mineral
primer terutama juga karena pengaruh air, yang kemudian mengangkutnya ke
tempat lain (pencucian unsur hara). Sebaliknya kemampuan air menghanyutkan
unsur hara dapat pula dimanfaatkan untuk mencuci garam-garam yang berada
dalam tanah.
Fungsi lain dalam tanah adalah melapukkan mineral yaitu menyiapkan hara
larut bagi pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak unsur-unsur hara ke akar.

Jadi air merupakan pelarut dan bersama-sama hara yang lain terlarut membentuk
larutan tanah, tetapi bila air teralalu banyak maka hara tanah akan tercuci dan
membatasi pergerakan udara dalam tanah.
Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk diolah sangat dipengaruhi oleh
kandungan air tanah. Demikian pula daya dukung tanah sangat dipengaruhi oleh
kandungan air dalam tanah.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu melaksanakan pengamatan penetapan
Kadar Air tanah untuk mengetahui proses dan berapa jumlah air yang dikandung
oleh tanah.
B. Tujuan

1.

Mengetahui cara pengukuran kadar air tanah menggunakan metode gravimetri.

2.

Mengetahui nilai kadar air menggunakan metode resistansi pada suatu tanah.

3.

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Keadaan air yang terkandung dalam tanah perlu diketahui terutama pada
kedalaman dari permukaan air tanah baik secara musim ataupun bulanan. Tentang
kedalaman permukaan air tanah bisa ditentukan melalui sumber-sumber air
setempat, juga melalui lubang-lubang pengeboran air.
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya
tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya
tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut

dalam tanah. Air dapat

menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan
gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler.
Kadar air merupakan komponen utama tanaman hijau yang merupakan
70%-90% dari berat segar. Kebanyakan sepsis tanaman tak berkayu, sebagian besar
air kandungan dalam isi sel (85% - 90%) yang merupakan media yang baik untuk
banyak reaksi biokimia. Tetapi air mempunyai beberapa peranan lain dalam
fisiologi tanaman dan keadaannya unik yang cocok dengan sifat kimia dan fisikanya
yang diperankan.
Air merupakan dua sifat yang penting pada kelakuan air di dalam tanah, yaitu
massa dan polaritas. Oleh karena massanya, air senantiasa ditarik ke bawah oleh
gaya gravitas polaritas disebabkan oleh susunan molekul air.
Air sangat butuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi,
antara lain untuk transpirasi dalam proses asimilasi yang membentuk karbohidrat,
untuk mengangkut hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan serta sebagai

penyusun tubuh tumbuhan. Sekitar 70 % air yang diperlukan oleh tumbuhan berasal
dari dalam tanah yang disebut air tanah. Air tanah berfungsi untuk membawa unsurunsur hara dalam tanah serta membawa unsur-unsur hara tersebut ke permukaan
akar tanaman. Di dalam jaringan tanaman air berperan sebagai pengangkut unsurunsur hara yang diserap oleh akar dan membawa ke seluruh bagian tanaman
tersebut.
Pengaruh hubungan tegangan dan kelembaban pada sejumlah air yang
tersedia di dalam tanah. Kapasitas lapang, koefisien titik layu permanen, tekstur,
struktur, dan kandungan bahan organiknya. Semuanya itu mempengaruhi air lebih
banyak, meskipun pada tekstur lempung jelas mempunyai kapasitas yang lebih
kecil dari pada tekstur berdebu. Perbandingan kapasitas perubahan air yang
dinyatakan dalam tinggi air pada tiap kaki tinggi tanah.
Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang
mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi. Tegangan
yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di transmisikan ke xilem
batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air dalam akar lebih besar dari
tegangan yang mengikat air dalam tanah, air bergerak ke dalam akar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim,
topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur
pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan
berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap
air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap
satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan

menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih
aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekanan dan tekstur tanah mempunyai gaya menahan air lebih kecil
dari tanah tekstur halus.

Oleh karena itu tanaman yang ditanam pada tanah

bertekstur lempung dan liat.


Profil tanah pada umumnya memiliki tekstur dan struktur yang berbeda pada
lapisan yang bersifat permeabel, sehingga dapat mempengaruhi pergerakan air
dalam tanah.

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1.

Cawan

2.

Oven

3.

Sensor kadar air berbasis resistansi

4.

Berbagai jenis tanah

5.

Alat tulis

6.

Gelas akua

7.

Software Arduino IDE

8.

Laptop
B. Prosedur Kerja

1.

Prosedur kerja pengamatan 1


a.

Siapkan contoh tanah

b.

Ambil tanah satu kepal tangan perempuan

c.

Masukkan tanah ke dalam botol akua

d.

Isi akua dengan air sampai memenuhi setengah botol

e.

Tutup botol dan kocok botol sampai menjai larutan yang bercampur

f.

Diamkan botol di tempat rata sampai terlihat gradasi warna tanah

g.

Biarkan dalam botol terjadi gradasi perbedaan warna untuk setiap


fraksinya, dengan urutan dari paling atas yaitu liat, debu, dan pasir

h.

Ukur tinggi total larutan dalam botol

i.

Ukur tinggi setiap fraksi tanah dalam larutan

j.

Hitung persentase komponen tanah dengan membandingkan tinggi fraksi


tersebut dengan tinggi total ikali 100 %.

2.

Prosedur kerja pengamatan 2


a.

Siapkan alat dan bahan.

b.

Siapkan tanah dalam gelas akua sebanyak 5 gelas dan diberi label untuk
identitas gelas akua.

c.

Berikan perlakuan yang berbeda untuk setiap gelas. Untuk gelas 1 tidak
diberikan penambahan air, gelas 2 diberikan 5 ml, gelas 3 diberikan 10 ml,
gelas 4 diberikan 15 ml, dan gelas 5 diberikan 20 ml.

d.

Tancapkan sensor kadar air tanah berbasis resistansi ke dalam tanah (gelas
A) yang akan diukur kadar airnya kemudian lihat hasi pengukuran pada
layar display. Pengamatan hingga muncul 10 nila, dan nilai-nilai tersebut
dicari rata-ratanya.

e.

Ulangi langkah ke empat dengan tanah yang berbeda (gelas B, C, D, dan,


E).

f.

Timbang tanah dari gelas akua sebanyak x gram yang ditempatkan pada
cawan, untuk setiap tanah dari gelas A, B, C, D , dan E.

g.

Keringkan tanah pada cawan yang telah ditimbang. Keringkan dengan


oven selama 24 jam hingga beratnya konstan.

h.

Timbang contoh tanah yang telah dikeringkan (Y gram).

i.

Hitung nilai kadar airnya, dengan menggunakan rumus:


Kandungan Air = (X-Y)/Y x 100%

j.

Memasukan data yang diperoleh pada tabel.

k.

Melakukan kalibrasi dari hasil pengukuran sensor dan hasil pengukuran


dengan metode gravimetri.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,
2011.
Http://fitrikusumawaty.blogspot.com/kadar-air-tanah.html.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2014
Bukman, H. D. and N. C. Brady. 1994. The Nature and Properties Of Soil
Maxwell Matmilin. New York.
Fitter-Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Madya Universitas
Press Yokyakarta.
Foth, H. D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
Hardjowigeno S., 2003. Ilmu Tanah. PT Medyatama Sarana Perkasa, Jakarta
Hakim. N. M.Y. Nyapka, A.M Lubis, S.G Nugroho, M.R Saul, M.A Dina,
G.BHong, H.H Baile, 1986, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit
Universitas Lampung : Lampung
Hudoyo, S, 1989. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Gadjah Mada Press,
Yogyakarta.
Kartasapoetra, Sutedjo. Mul Mulyani, 1987. Teknologi Konversasi Tanah Air
Rineka Cipta, Jakarta.
Pairunan,A.K.J.L.Nanere,Arifin.Solo,S.R.Samosir,Romadulus.Teingkaisari,J.R.L
alo Pua, Bachrul.Ibrahim, Hariadj.Asmadi. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negri Indonesia Timur. Makassar.

Anda mungkin juga menyukai