Anda di halaman 1dari 63

BAHAN BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN

KTSP DAN SILABUS


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
JAKARTA 2006

Petunjuk Teknis Penyusunan KTSP dan Silabus SMK

ii

DAFTAR ISTILAH (GLASARIUM)


1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan
mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, mamantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.
3. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
5. Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
6. Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah dan atau
internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial budaya (seni, produk,
jasa, kerajinan, bahasa, teknologi dan lain-lain).
7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
8. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
9. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara
konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang dimiliki oleh peserta didik.
10. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi
Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh
kelompok mata pelajaran.
11. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran yang
mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika
dan jasmani, olahraga dan kesehatan.
i

12. Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal


peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester
untuk mata pelajaran tertentu.
13. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar
kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang
harus dicapai dan berlaku secara nasional.
14. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun
indikator kompetensi.
15. Pendidikan Kecakapan Hidup adalah pendidikan yang memberikan
kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan
vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.
16. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik dalam mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai
standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
17. Kegiatan Tatap Muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.
18. Penugasan Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh
pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau
kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur
termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan
19. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang
berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain
oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran
atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu
penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
20. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang
peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.
21. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan
matapelajaran-matapelajaran yang diikutinya setiap semester pada satuan
pendidikan yang dimaksud.
ii

22. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif
dan hari libur.
23. Permulaan Tahun Ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
24. Minggu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
25. Waktu Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
26. Waktu Libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar
nasional), dan hari libur khusus.
27. Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok
yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan
dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga
dan kesehatan.
28. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan.
29. Kategori Standar adalah sekolah yang sedang berupaya mencapai standar
mninimal berdasarkan 8 standar nasional pendidikan.
30. Kategori Mandiri sekolah yang telah berhasil mencapai batas minimal 8
standar nasional pendidikan
31. SKKNI adalah Standar Kerja Nasional Indonesia.

iii

PENGANTAR
Sebagaimana dimanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Badan Nasional Standar Pendidikan
(BSNP) telah menyelesaikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang
kemudian dikukuhkan menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Nomror 24 Tahun 2006 tentang ketentuan
pelaksanaannya. BSNP juga telah menerbitkan Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pengalaman melakukan persiapan untuk penyusunan Model Kurikulum
Satuan Pendidikan pada Sekolah Menengah Kejuruan (KTSP-SMK), ternyata
berbagai ketentuan tentang penyusunan KTSP yang termuat pada peraturanperaturan tersebut, termasuk pedoman penyusunannya, masih memerlukan
analilis dan upaya pensistematisan yang tidak sederhana, terutama karena ada
beberapa ketentuan yang saling terkait tapi berada pada dokumen yang berbedabeda. Atas dasar itulah, maka sesuai dengan tugas dan fungsinya Direktorat
Pembinaan SMK berupaya menyusun Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan yang
sepenuhnya diturunkan secara sistemtis dari peraturan-peraturan tersebut dan
pedoman pelaksanaannya.
Bahan bimbingan teknis ini diharapkan dapat membantu para pihak yang
terlibat dalam penyiapan model-model KTSP SMK serta satuan pendidikan SMK
pada umumnya dalam upaya menerapkan peraturan-peraturan dimaksud. Pada
gilirannya, seperti yang diharapkan, setiap SMK atau kelompok SMK akan mampu
menyiapkan sendiri KTSP yang akan diimplementasikannya.
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi sehingga terwujud
buku bahan bimbingan teknis ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya.
Jakarta, 3 Juli 2006
Direktur Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan,

Dr. Joko Sutrisno

iv

DAFTAR ISI

DAFTAR ISTILAH..............................................................................................

PENGANTAR ....................................................................................................

iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Landasan...........................................................................................
B. Tujuan Penyusunan Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP. .
C. Pengertian.........................................................................................
D. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP SMK......................................
E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK...................................

1
1
1
2
3

BAB II KOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMK


A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK........................
B. Struktur dan Muatan KTSP SMK.......................................................
C. Kalender Pendidikan.........................................................................
D. Pelaksanaan Penyusunan KTSP......................................................

6
6
15
16

BAB III PENGEMBANGAN SILABUS


A. Pengertian Silabus ...........................................................................
B. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus ...........................................
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus ......................................
D. Unit Waktu Silabus ...........................................................................
E. Pengembangan Silabus Berkelanjutan ............................................
F. Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Silabus ..............................

23
23
24
27
28
28

LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh KTSP .................................................................................
Lampiran 2. Contoh Silabus ..............................................................................

31
51

BAB I
PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dengan mengacu kepada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Berdasarkan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan yang disiapkan
oleh BSNP, setiap satuan pendidikan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), diharapkan dapat menyiapkan kurikulum yang akan digunakan sebagai
kurikulum operasional.
Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban untuk
memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK melalui berbagai strategi dan
pendekatan, agar pada saatnya setiap SMK memiliki kemampuan untuk menyiapkan
kurikulum sebagaimana diharapkan.
A. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi.
4. Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
(SKL).
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan
SKL pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
B. Tujuan Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTSP SMK
Bahan bimbingan teknis penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) SMK ini disiapkan sebagai upaya mengoperasionalkan Panduan yang
disiapkan oleh BSNP, untuk digunakan oleh para pihak yang terlibat dalam
pengembangan KTSP SMK, sehingga harapan setiap SMK memiliki KTSP
sendiri segera terwujud.
C. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan


tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP SMK
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK sebagai perwujudan dari kurikulum
pendidikan menengah kejuruan dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah, di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi, mengacu pada standar isi
dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP.
Sebagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada umumnya, KTSP
SMK dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung-jawab. Untuk mendukung pencapaian
tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan. Peserta didik memiliki posisi sentral, berarti
segala kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta
menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan


kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3.

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan


seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum harus memberikan kegiatan pembelajaran
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

4.

Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha/industri dan dunia kerja. Oleh karena itu, upaya pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal,
dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP SMK


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun harus
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman
dan taqwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik
peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup
untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting
terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(IPTEKS) sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan.
Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala
dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEKS.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran
harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap
kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih
dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa
lain.
11. Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.

10

12. Karakteristik satuan pendidikan


Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan
ciri khas masing-masing satuan pendidikan.

11

BAB II
KOMPONEN DAN PENYUSUNAN KTSP SMK

A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK


Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Struktur dan Muatan KTSP SMK
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai
berikut.
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Kelompok mata pelajaran estetika
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelima kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK disusun dengan memperhatikan
kelompok mata pelajaran tersebut dengan cakupan sebagaimana tertuang pada
tabel 1.
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
1.

Kelompok Mata
Pelajaran
Agama dan Akhlak
Mulia

Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama.

Mata Pelajaran/
Komponen Terkait
Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan,
Pengembangan Diri,
IPA, Seni Budaya,
IPS, Penjaskes,
Matematika dan
Kejuruan.

12

No
2.

Kelompok Mata
Pelajaran
Kewarganegaraan
dan Kepribadian

Cakupan
Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta didik
akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta
peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.

Mata Pelajaran/
Komponen Terkait
Agama,
Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Seni
Budaya, Penjaskes,
dan Pengembangan
Diri.

Kesadaran dan wawasan termasuk


wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
3.

Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu


pengetahuan dan teknologi pada SMK
dimaksudkan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi,
membentuk kompetensi, kecakapan,
dan kemandirian kerja.

Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris,
Matematika, IPA,
IPS, Kejuruan, KKPI,
dan Muatan Lokal.

4.

Estetika

Kelompok mata pelajaran estetika


dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan
ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati
dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan
yang harmonis.

Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Seni
Budaya, KKPI,
Kejuruan dan Muatan
Lokal.

13

No
5.

Kelompok Mata
Pelajaran
Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan

Cakupan
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada SMK
dimaksudkan untuk meningkatkan
potensi fisik serta membudayakan
sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan
hidup sehat.

Mata Pelajaran/
Komponen Terkait
Penjaskes, IPA, dan
Muatan Lokal.

Budaya hidup sehat termasuk


kesadaran, sikap, dan perilaku hidup
sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan
seperti keterbebasan dari perilaku
seksual bebas, kecanduan narkoba,
HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.

Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang
keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar peserta didik pada
satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Merujuk pada penjelasan Pasal 15 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah kejuruan
utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada
bidang tertentu.
Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat mengembangkan
keahlian dan keterampilan, peserta didik harus memiliki stamina yang tinggi,
menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai
dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan
diri, maka struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini Sekolah
Menengah Kejuruan diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum
SMK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal,
dan Pengembangan Diri.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 37, menyatakan
bahwa kurikulum SMK wajib memuat:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pendidikan Agama;
Pendidikan kewarganegaraan;
Bahasa;
Matematika;
Ilmu Pengetahuan Alam;
Ilmu Pengetahuan Sosial;
14

g.
h.
i.
j.

Seni dan budaya;


Pendidikan jasmasi dan olah raga;
Keterampilan/kejuruan, dan
Muatan lokal.

Atas dasar itu, maka mata pelajaran wajib pada KTSP SMK terdiri atas
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika,
IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,
dan Keterampilan/Kejuruan (terdiri atas Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi dan Kewirausahaan). Mata pelajaran ini bertujuan
untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia
kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran
(dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan) yang dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar lain yang berlaku di dunia kerja,
bertujuan untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan
pengembangan kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang
hingga empat tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII.
Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK
tercantum pada Tabel 2 berikut.

15

Tabel 2. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu pada Struktur Kurikulum SMK
(Generik)
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
5.1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi
Kerumahtanggaan
5.2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi
Perkantoran, dan Akuntansi
5.3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan
Pertanian
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6.1 IPA
6.2 Fisika
6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian
6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi
6.3 Kimia
6.3.1 Kimia Kelompok Pertanian
6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan
6.4 Biologi
6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian
6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
10. Kejuruan
10.1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
10.2 Kewirausahaan
10.3 Dasar Kompetensi Kejuruan b)
10.4 Kompetensi Kejuruan b)
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri d)

Durasi Waktu
(Jam)
192
192
192
440 a)
330 a)
403 a)
516 a)
192 a)
192 a)
276 a)
192 a)
192 a)
192 a)
192 a)
128 a)
128 a)
192
202
192
140
1044 c)
192
(192)

Keterangan notasi:
a)

Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program
keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b)
Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan
setiap program keahlian.
c)
Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan
standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari
1000 jam.
d)
Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu).
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap
muka. Dua jam pembelajaran praktIk di sekolah atau empat jam pembelajaran praktIk di

16

DU/DI setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri
(Prakerin) diambil dari durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).

Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut.


a. Di dalam penyusunan kurikulum SMK mata pelajaran dibagi ke dalam
tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif. Kelompok
normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang
meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni
Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris,
Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah
mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan
dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata
pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan
program keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau
alternatif lain.
b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi
Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk
memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.
c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar
kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap
mata pelajaran.
d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem
ganda.
e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.
f.

Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik


di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen
dengan 36 jam pelajaran per minggu.

g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu


dalam satu tahun pelajaran.
h. Lama penyelenggaraan pendidikan SMK tiga tahun, maksimum empat
tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.
Berdasarkan acuan struktur kurikulum generik di atas disusun struktur
kurikulum untuk masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan
karakteristiknya.

17

2. Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran yang ada dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang diselenggarakan.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, karena itu satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap
jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini
berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
dua mata pelajaran muatan lokal.
Untuk memilih muatan lokal yang sesuai dengan potensi daerah dapat
dilakukan langkah-langkah berikut ini:
Identifikasi
Potensi dan Kebijakan Daerah
Analisis
Pilihan Muatan Lokal yang Mungkin Dikembangkan
dan Sesuai dengan Program Keahlian
Pengembangan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal
Bersama Pihak Terkait
Penyusunan Silabus
Muatan Lokal

18

3. Kegiatan pengembangan diri


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta
didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan lainnya
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pengembangan karier.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada
mata pelajaran.
Pengembangan diri pada SMK terutama ditujukan untuk pengembangan
kreativitas dan bimbingan karir.
a. Pengembangan kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,
pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.
b. Pengembangan karir.
Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui pemberian
informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan,
bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.
4. Pengaturan beban belajar
a. SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban belajar dalam
sistem paket dan dapat menggunakan pengaturan beban belajar dalam
sistem kredit semester (SKS).
SMK kategori mandiri menggunakan pengaturan beban belajar dalam
sistem kredit semester (SKS).
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum (Tabel 2).
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam
pelajaran per minggu secara keseluruhan. Penambahan 4 jam pelajaran
per minggu dapat dilakukan terhadap satu atau lebih mata pelajaran
yang ada, atau menambah mata pelajaran baru yang dianggap penting
tetapi tidak terdapat pada struktur kurikulum yang tercantum pada
standar isi.

19

Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan


kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SMK 0% - 60% dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi
waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi.
Istilah tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dapat dilihat pada glosarium.
d. Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam
pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
pembelajaran tatap muka yang tercantum pada struktur kurikulum.

5. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan urgensi masing-masing
kompetensi, tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, serta kemampuan
sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan
pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara
terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Ketuntasan belajar kompetensi kejuruan ditetapkan mengacu kepada
standar minimal penguasaan kompetensi yang berlaku di dunia kerja yang
bersangkutan.
6. Kenaikan kelas dan kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria
kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c.

lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan


dan teknologi; dan
20

d.

lulus Ujian Nasional.

7. Penjurusan
Penjurusan pada SMK didasarkan pada spektrum pendidikan kejuruan yang
diatur oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
8. Pendidikan kecakapan hidup
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan
pendidikan kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan
kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan
kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri (penjelasan
Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang
direncanakan secara khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa dan atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal, seperti kegiatan
kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.
9. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global
dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat diperoleh
peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

21

C. Kalender Pendidikan
1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera
pada Tabel 3.
Tabel 3. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No

Kegiatan

Alokasi Waktu

Keterangan

1.

Minggu efektif
belajar

Minimum 34 minggu dan


maksimum 38 minggu

Digunakan untuk kegiatan


pembelajaran efektif pada
setiap satuan pendidikan

2.

Jeda tengah semester

Maksimum 2 minggu

Satu minggu setiap semester

3.

Jeda antarsemester

Maksimum 2 minggu

Antara semester I dan II

4.

Libur akhir tahun


pelajaran

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk penyiapan


kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran

5.

Hari libur keagamaan

2 4 minggu

Daerah khusus yang


memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6.

Hari libur
umum/nasional

Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan


Pemerintah

7.

Hari libur khusus

Maksimum 1 minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai


dengan ciri kekhususan

22

No

Kegiatan

Alokasi Waktu

Keterangan
masing-masing

8.

Kegiatan khusus
sekolah/madrasah

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk kegiatan


yang diprogramkan secara
khusus oleh sekolah/madrasah
tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

D. Pelaksanaan Penyusunan KTSP


1. Analisis Konteks
a. Analisis potensi serta kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah,
meliputi: peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, sarana
prasarana, biaya, serta program-program yang ada di sekolah.
b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan
sekitar, antara lain: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas
pendidikan, asosiasi profesi, dunia usaha/industri, dunia kerja, sumber
daya alam dan sosial budaya.
c. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai
acuan dan panduan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
2. Mekanisme Penyusunan
a. Tim penyusun
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh sekolah dan komite sekolah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK terdiri atas:
1) guru;
2) konselor;
3) kepala sekolah;
4) komite sekolah (sebagai wadah keterlibatan pihak du/di, asosiasi,
dunia kerja, dan anggota institusi pasangan lainnya), dan
5) nara sumber.
Kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota, Dinas Pendidikan
Provinsi bertindak sebagai koordinator dan supervisor.
Guru, konselor, komite sekolah (khususnya DU/DI, Asosiasi, Dunia
Kerja, dan anggota Institusi Pasangan lainnya) dan nara sumber
bertindak sebagai anggota tim penyusun KTSP.
b. Kegiatan
23

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari


kegiatan perencanaan sekolah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja
dan/atau lokakarya sekolah dan/atau kelompok sekolah yang
diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pembelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara
garis besar meliputi:
1) Penyiapan dan penyusunan draf;
2) Reviu dan revisi;
3) Finalisasi.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh tim penyusun.
c. Pemberlakuan
Dokumen KTSP SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah
mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota.

24

Alur pelaksanaan penyusunan KTSP SMK adalah sebagai berikut.

ANALISIS KONTEKS
SWOT Analisis

Visi, Misi dan Tujuan

Identifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

PENYUSUNAN KTSP
Pembentukan
Tim Penyusun

Penyiapan dan
Penyusunan
Draf KTSP

Review dan
Validasi
KTSP

Revisi

Finalisasi

ISI KTSP
Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Visi dan Misi SMK yang Bersangkutan
Tujuan SMK yang Bersangkutan
Tujuan Program Keahlian
Standar Kompetensi
Diagram Pencapaian kompetensi
Struktur dan Muatan KTSP SMK yang Bersangkutan
Kalender Pendidikan SMK yang Bersangkutan
Silabus SMK yang Bersangkutan
Disahkan oleh Kepala Sekolah
Diketahui oleh Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan Propinsi

25

3.

Langkah-langkah Pelaksanaan Penyusunan KTSP


a. Merumuskan tujuan pendidikan menengah kejuruan
Rumusan tujuan pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya
merupakan tujuan yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai
penjabaran dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 dan penjelasan Pasal 15.
b. Merumuskan visi dan misi SMK
Setiap satuan SMK merumuskan visi dan misinya masing-masing
dengan memperhatikan acuan operasional penyusunan KTSP. Rumusan
visi dan misi secara jelas menggambarkan eksistensi SMK yang
bersangkutan serta gambaran masa depannya.
c. Merumuskan tujuan SMK
Setiap satuan SMK merumuskan tujuan masing-masing mengacu
kepada visi dan misi SMK yang telah ditetapkannya. Rumusan tujuan
SMK menggambarkan tujuan institusional kehadiran satuan pendidikan
yang bersangkutan.
d. Merumuskan tujuan program keahlian
Setiap program keahlian yang dibuka memiliki rumusan tujuan. Tujuan
program keahlian merupakan kristalisasi dari kompetensi-kompetensi
yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk dapat bekerja sesuai
dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) atau
standar kompetensi kerja lain yang dijadikan acuan dan berlaku di dunia
kerja, serta untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi sesuai dengan program keahliannya.
e. Menetapkan standar kompetensi
Penetapan standar kompetensi dalam
menggunakan acuan sebagai berikut.

penyusunan

KTSP SMK

1) Standar kompetensi lulusan, meliputi:


a) Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP),
merupakan profil lulusan SMK yang tercantum dalam
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan.

26

b) Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran (SKL-MP),


merupakan kompetensi minimum setiap mata pelajaran
sebagaimana yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23
Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
c) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD),
merupakan kompetensi minimum setiap substansi mata pelajaran
yang tercantum dalam Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Keseluruhan standar kompetensi lulusan tersebut adalah kompetensi
minimum yang harus dilaksanakan, setiap satuan pendidikan dapat
menambahkan kompetensi-kompetensi yang dinilai penting untuk
menunjang mutu dan relevansi kompetensi lulusan.
2) Standar Kompetensi Kerja, digunakan untuk menetapkan:
a) Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan,
diambil dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja
untuk level kualifikasi lulusan SMK.
b) Standar Kompetensi Mata Pelajaran pada Dasar Kejuruan
disusun oleh SMK bersama Komite SMK berdasarkan tuntutan
kebutuhan mata pelajaran kompetensi kejuruan.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal,
disusun oleh SMK dan komite SMK sesuai dengan ciri khas dan
potensi daerah termasuk keunggulan daerah.
Satuan pendidikan dapat memasukkan kompetensi berbasis lokal dan
global ke dalam semua mata pelajaran.
f.

Menyusun diagram pencapaian kompetensi


Diagram pencapaian kompentensi merupakan tahapan atau tata urutan
logis kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik
dalam kurun waktu yang dibutuhkan, serta kemungkinan dilaksanakan
multi entry-multi exit. Diagram pencapaian kompetensi cukup dibuat
untuk mata pelajaran kompetensi kejuruan.

g. Menyusun struktur kurikulum


Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri yang harus ditempuh oleh peserta
didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran.
Susunan mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok program, yaitu
kelompok program normatif, program adaptif, dan program produktif.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
27

termasuk keunggulan daerah, selaras dengan program keahlian yang


materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada
atau terlalu banyak sehingga perlu menjadi mata pelajaran tersendiri.
Pengembangan diri meskipun bukan mata pelajaran dan dapat diperoleh
dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan atau ekstrakurikuler yang
ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan pelayanan bimbingan
karir, tetap harus tercantum dalam struktur kurikulum.
Di dalam struktur kurikulum harus memuat durasi waktu, yaitu estimasi
jumlah jam yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap mata pelajaran,
muatan lokal dan pengembangan diri sesuai dengan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Kecakapan hidup, keunggulan lokal dan global, lingkungan hidup serta
materi lain yang tidak termasuk dalam struktur kurikulm dapat
diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran pada setiap mata
pelajaran.
h. Menetapkan beban belajar
Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik
di sekolah, dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri dengan
jumlah 36-40 jam pelajaran per minggu @ 45 menit. Penyelenggaraan
pendidikan SMK maksimum 38 minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran.
Penetapan beban belajar di SMK dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) menetapkan jumlah jam untuk kegiatan pembelajaran tatap muka
(teori), praktik di sekolah dan praktik di industri untuk setiap mata
pelajaran.
2) mengkonversi jumlah jam praktik di sekolah dan praktik di industri ke
dalam jumlah jam tatap muka dengan ketentuan 2 jam pembelajaran
praktik di sekolah atau 4 jam pembelajaran di dunia kerja/industri
setara dengan satu jam pembelajaran tatap muka (teori).
3) menetapkan jumlah jam mata pelajaran yang terdiri atas jam tatap
muka (teori) dan jumlah jam hasil konversi pada butir 2) yang
dicantumkan pada struktur kurikulum.
4) jumlah jam semua mata pelajaran dan muatan lokal menentukan
lamanya penyelenggaraan pendidikan di SMK. Penyelenggaraan
pendidikan ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 3 tahun
atau dapat diperpanjang hingga 4 tahun.
i.

Menetapkan kalender pendidikan


28

Setiap satuan pendidikan SMK dapat menyusun dan menetapkan


kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
pendidikan sistem ganda (pembelajaran di sekolah dan pembelajaran di
dunia kerja), pembelajaran berbasis kompetensi, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut.
1) Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2) Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait
dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Kabupaten/Kota.
Organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
3) Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari
libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
4) Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu
sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi dengan
memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/pemerintah daerah.

29

Out Line KTSP


i. Cover
ii. Lembar penetapan
iii. Kata Pengantar
iv. Daftar Isi
I. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
II.
Visi dan Misi SMK
III.
Tujuan Sekolah (SMK)
IV. Tujuan Program Keahlian
V. Standar Kompetensi
A.
Standar Kompetensi Lulusan SMK
B.
Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
1.
Pendidikan Agama Islam
2.
Pendidikan Agama Kristen
3.
Pendidikan Agama Katolik
4.
Pendidikan Agama Hindu
5.
Pendidikan Agama Buddha
6.
Pendidikan Kewarganegaraan
7.
Bahasa Indonesia
8.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
9.
Seni budaya
10. Matematika
11. IPA
12. Fisika
13. Kimia
14. Biologi
15. Bahasa Inggris
16. IPS
17. KKPI
18. Kewirausahaan
19. Dasar Kompetensi Kejuruan
20. Kompetensi Kejuruan (+ diagram Pencapaian Kompetensi
Kejuruan)
C.
SK dan KD semua mata pelajaran dari No. 1 sd no 20 (sesuai dengan
kubutuhan masing-masing program keahlian)
D.
SK dan KD Muatan Lokal
VI.
Struktur Kurikulum (Struktur Kurikulum yang dioperasionalkan di sekolah)
VII.
Kalender Pendidikan
Silabus
Mencakup seluruh komponen yang yang terdapat pada struktur dan muatan KTSP
program keahlian masing-masing.

30

BAB III
PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
B. Prinsip-prinsi Pengembangan Silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial,
emosional, dan spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar,
dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan
seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat.
8. Menyeluruh
31

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif,


afektif, dan psikomotor).
C. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Langkah-langkah pengembangan silabus disajikan pada diagram alir berikut.
Diagram Alir Penyusunan Silabus Mata Pelajaran
Pengkajian
Standar Kompetensi Lulusan (SKL
dan SKKNI) SMK
Standar Kompetensi
Kelompok Mata
Pelajaran
Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar
Penyusunan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Indikator

Analisis Kedalaman
dan Keluasan Materi

Materi
Pembelajaran

Penilaian

Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Komponen silabus

32

Komponen-komponen pengembangan silabus mencakup unsur-unsur di bawah


ini. Sistem penomoran yang ada bukan merupakan urutan sedangkan urutan
pengembangan silabus disajikan pada diagram alir di atas.
1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi;
b. keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
2. Merumuskan indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai
oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
3. Penentuan jenis penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

33

c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.


Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria
ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi
harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik
wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang
berupa informasi yang dibutuhkan.
4. Mengidentifikasi materi pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:
a. Potensi peserta didik;
b. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik ;
c. kebermanfaatan bagi peserta didik;
d. struktur keilmuan;
e. aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;
f. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan,
khususnya dunia kerja;
g. alokasi waktu.
5. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
pembelajaran yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Kegiatan
pembelajaran yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut.

mengembangkan

kegiatan
34

a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para


pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung
dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan kegiatan
pembelajaran siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
e. Praktik Kerja Industri
Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pengembangan kegiatan pembelajaran mata pelajaran kelompok
program produktif.
Kegiatan Prakerin dirancang dan dilaksanakan
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Prakerin bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja nyata bagi


peserta diklat dalam pembentukan kompetensi secara utuh yang lebih
bermakna, terutama pembentukan sikap (etos) kerja sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi di lapangan kerja.

Waktu pelaksanaan Prakerin dialokasikan dari waktu yang tersedia


pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan, dengan ketentuan empat
jam praktek di industri setara dengan satu jam tatap muka yang
terstruktur dalam kurikulum.

Kegiatan prakerin sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, juga


dimanfaatkan sebagai bagian dari penilaian hasil belajar (kompetensi)
peserta didik.

Keterbatasan sarana dan prasarana/sumber daya yang dimiliki


sekolah untuk untuk mendukung proses pencapaian kompetensi
tamatan yang sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku.

Prakerin dapat dilaksanakan secara bertahap untuk setiap standar


kompetensi dan atau di blok dalam satuan waktu tertentu disesuaikan
dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing program
keahlian.

35

6. Menentukan alokasi waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk
menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang
beragam.
7. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan
elektronik, narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
D. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran
a. Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan
pendidikan.
b. Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru yang
mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan pendidikan
untuk satu sekolah atau kelompok sekolah, dengan tetap memperhatikan
karakteristik masing-masing sekolah.
2. Implementasi pembelajaran per semester
a. Penggalan silabus kelompok program normatif dan adaptif sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta alokasi waktu yang
tersedia pada struktur kurikulum.
b. Penggalan silabus kelompok program produktif ditetapkan berdasarkan
satuan kompetensi sesuai dengan prinsip pembelajaran tuntas (mastery
learning).

36

E. Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Dalam implementasinya, silabus dijabarkan menjadi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masingmasing guru.
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan
memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses
(pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.
F. Komponen dan Format Silabus
1. Komponen Silabus
a. Identitas
Berisi identitas sekolah, program keahlian, standar kompetensi, mata
pelajaran, kelas/semester, durasi pembelajaran, kode kompetensi (khusus
untuk kompetensi kejuruan).
b. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan
yang mendukung tercapainya kualifikasi peserta didik. Khusus
kompetensi kejuruan mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) atau standar kompetensi kerja lain yang
berlaku di dunia kerja/industri terkait.
c. Kode kompetensi
Yang dimaksud dengan kode kompetensi adalah Kode standar
kompetensi yang merupakan identitas standar kompetensi. Kompetensi
kejuruan menggunakan kodefikasi yang terdapat pada SKKNI. Bagi mata
pelajaran yang belum memiliki kode standar kompetensi, SMK dapat
mengembangkan model kodefikasi sendiri.
d. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar merupakan sejumlah tugas/kemampuan untuk
mendukung ketercapaian standar kompetensi dan merupakan aktivitas
yang dapat diamati.
e. Indikator
Indikator merupakan pernyataan yang mengindikasikan ketercapaian
kompetensi dasar yang dipersyaratkan, dapat diukur, dan durumuskan
dalam kata kerja operasional.
f. Materi pembelajaran
Merupakan substansi pembelajaran utama yang berfungsi menunjang
pencapaian kompetensi dasar, mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(pengetahuan, keterampilan dan sikap).
37

Materi pokok/materi pembelajaran dirumuskan mengacu pada indikator


pencapaian kompetensi/kriteria kinerja.
g. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik dan atau mental yang
dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar untuk
mencapai penguasaan kompetensi dasar sesuai dengan indikator/kriteria
kinerja.
Kegiatan pembelajaran dirancang secara utuh (komprehensip), sistematis
dan berpusat pada peserta didik.
Kegiatan pembelajaran disusun dengan mengintegrasikan aspek
kecakapan hidup/kompetensi kunci (untuk kompetensi kejuruan),
keunggulan lokal dan global, serta lingkungan hidup.
h. Penilaian
Penilaian merupakan proses membandingkan pencapaian hasil belajar
peserta didik dengan indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja.
Metode penilaian yang digunakan dalam bentuk tes dan non tes
disesuaikan dengan karakteristik indikator pencapaian kompetensi/
kriteria kinerja dan kegiatan pembelajaran yang ditempuh dalam proses
pembelajaran.
i. Alokasi waktu
Alokasi waktu adalah estimasi jumlah jam pembelajaran yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi dasar yang dirinci ke dalam jumlah jam
pembelajaran untuk tatap muka (teori), praktik di sekolah, dan praktik di
industri.
j. Sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, dapat berupa media cetak dan elektronik,
narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi/kriteria kinerja.
2. Format Silabus
Format silabus dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
narasi atau tabel yang berisi komponen: identitas, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, materi pokok pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

38

2. Kompetensi Kejuruan.
Level
Kualifikasi
Operator jahit
(penjahit)

Kompetensi
Memberikan layanan secara
prima kepada pelanggan
(Customer care)

Melakukan komunikasi ditempat kerja


Memberikan bantuan untuk pelanggan internal dan eksternal
Menjaga standar prestasi personal
Melakukan pekerjaan secara tim

Melakukan pekerjaan dalam


lingkungan sosial yang
beragam (Customer care)

Komunikasi dengan pelanggan dan kolega dari latar belakang


yang berbeda
Menangani kesalah fahaman antar
budaya
Mengikuti prosedur tempat kerja dan memberikan umpan
balik tentang kesehatan, keselamatan dan keamanan
Menangani situasi darurat
Menjaga standar presentasi perorangan yang aman
Menyiapkan tempat kerja (meja, alat dan lain-lain)
Menggambar busana
Menyelesaikan gambar busana
Menyiapkan tempat dan alat press

Mengikuti prosedur
kesehatan, keselamatan dan
keamanan dalam bekerja
(OH&S)
Menggambar busana
(Fashion drawing)
Melakukan pengepresan
(pressing)

Menjahit dengan mesin


(Sewing)

Menyelesaikan busana
dengan jahitan tangan (hand
sewing)
Membuat hiasan pada
busana (Embroidery)

Melakukan penyelesaian
akhir busana (Finishing)
Memelihara alat jahit
(Maintenance &Repair)
Operator Potong
(Tukang potong)

Sub Kompetensi

Memilih/membeli bahan
baku busana sesuai desain
(material)

Mengerjakan pengepresan

Menyerahkan pekerjaan pengepresan

Menerapkan praktik keselamatan dan kesehatan kerja

Menyiapkan tempat kerja dan alat kerja


Menyiapkan mesin jahit

Mengoperasikan mesin jahit

Menjahit bagian-bagian busana

Menyiapkan tempat kerja dan alat


Menyelesaikan busana dengan alat jahit tangan
Memelihara dan menyimpan alat jahit tangan
Menyiapkan tempat kerja dan alat
Mebuat desain hiasan busana
Memindahkan desain hiasan pada busana/kain
Membuat hiasan pada busana/kain
Mengemas busana/kain yang sudah dihias
Menyimpan
Menyeterika busana
Mengemas busana
Menyimpan
Menyiapkan alat dan tempat kerja
Memelihara dan memperbaiki alat jahit dan alat bantu jahit

Merencanakan persiapan dan waktu pemilihan/pembelian


bahan baku
Mengidentifikasi jenis bahan utama (fashion fabric)
Mengidentifikasi jenis bahan pelapis
Menentukan bahan pelengkap
Menyusun rencana belanja
Menyediakan bahan utama dan pelengkap

39

Level
Kualifikasi

Kompetensi
Memotong bahan (cutting)

Operator Pola
(Pembuat pola)

Mengukur tubuh pelanggan


sesuai dengan desain
(Pattern Making)
Membuat pola busana sesuai
dengan teknik konstruksi
(Pattern Making)

Membuat pola busana


dengan teknik konstruksi di
atas kain (Pattern Making)

Membuat pola busana


dengan teknik kombinasi
(Pattern Making)

Membuat pola dasar busana


dengan teknik drapping

Sub Kompetensi

Menyiapkan tempat kerja (meja, alat dan lain-lain)


Menyiapkan bahan

Meletakkan pola diatas bahan


Memotong

Memindahkan tanda-tanda pola pada bahan

Mengemas

Menganalisis desain
Menganalisis bentuk tubuh
Mengukur
Menggambar pola dasar
Mengubah pola dasar sesuai desain
Memeriksa pola
Menggunting pola
Melakukan uji coba pola
Menyimpan pola
Melakukan persiapan pembuatan pola di atas kain/bahan
Membuat pola di atas kain/bahan
Memeriksa pola

Melakukan persiapan tempat dan alat


Membuat pola dengan teknik kombinasi
Memeriksa pola
Menggunting pola
Melakukan uji coba pola
Menyimpan pola
Melakukan persiapan drapping
Memulir/drapping bahan sesuai ukuran
Menyelesaikan pola dasar drapping sesuai
Menyimpan pola

ukuran

40

DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI


Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan
pada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi
entry yang dapat diterapkan
39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
PAT.06.A
PAT.06.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
PAT.07.A
PAT.07.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
PAT.08.A
PAT.08.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
MAT.11.A
MAT.11.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
PAT.09.A
PAT.09.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
PAT.10.A
PAT.10.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
CUT.12.A
CUT.12.A

Operator
Operator Jahit
Pola

Operator
Potong

Operator Pola
Operator Potong
39.BUS.C-m.
FNS.17.A

39.BUS.C-m.
SEW.15.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
CC.01.A
CC.01.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
SEW.14.A
SEW.14.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
MR.19.A
MR.19.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
PRES.13.A
PRES.13.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
SEW.16A
SEW.16A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
CC.02.A
CC.02.A

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
CC.03.A
CC.03.A

Operator
Jahit

39.BUS.C-m.
39.BUS.C-m.
FDR.04.A
FDR.04.A

41

Keterangan:
39.BUS.C-m.CC.01A
Memberikan Pelayanan prima
39.BUS.C-m.CC.02A
Melakukan pekerjaan dalam lingkungann sosial
39.BUS.C-m.CC.03A
Mengikuti prosedur K3
39.BUS.C-m.FDR.04A
Menggambar busana
39.BUS.C-m.PRES.13A Melakukan pengepresan
39.BUS.C-m.SEW.14A Menjahit dengan mesin
39.BUS.C-m.SEW.15A Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan
39.BUS.C-m.SEW.16A Membuat Hiasan busana
39.BUS.C-m.FNS.17A
Melakukan penyempurnaan busana
39.BUS.C-m.MR.19A .
Melihara alat jahit
39.BUS.C-m.MAT.11A. Memilih/membeli Bahan baku busana
39.BUS.C-m.CUT.12A. Memotong bahan
39.BUS.C-m.PAT.06AMengukur tubuh
39.BUS.C-m.PAT.07A.
Membuat Pola busana teknik konstruksi
39.BUS.C-m.PAT.08A.
Membuat pola busana konstruksi di atas kain
39.BUS.C-m.PAT.09A.
Membuat pola busana teknik kombinasi
39.BUS.C-m.PAT.10A.
Membuat busana teknik drapping

STRUKTUR KURIKULUM
42

Bidang Keahlian
Program Keahlian
NO.
I
1
2
3
4
II
1
2
3
4
5
III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

: TATA BUSANA
: Tata Busana
DURASI/
WAKTU
(jam)

MATA DIKLAT/KOMPETENSI
PROGRAM NORMATIF :
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah
Bahasa Indonesia
Pendidikan Jasmani
PROGRAM ADAPTIF :
Matematika
Bahasa Inggris
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kewirausahaan
PROGRAM PRODUKTIF :

192
288
192
288
330
440
202
330
192

Memberikan layanan secara prima kepada pelanggan (customer care)


Melakukan pekerjaan dalam lingkungan sosial yang beragam (customer care)
Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan, dan keamanan dalam bekerja (OH
&S)
Menggambar busana (fashion drawing)
Melakukan pengepresan (pressing)
Menjahit dengan mesin (sewing)
Menyelesaikan busana dengan jahitan tangan (hand sewing)
Membuat Hiasan pada busana (embroidery)
Melakukan penyelesaian akhir busana (finishing)
Melihara alat jahit (maintenance and repair)
Memilih/membeli Bahan baku busana sesuai desain (material)
Memotong bahan (cutting)
Mengukur tubuh pelanggan sesuai dengan desain
Membuat Pola busana dengan teknik konstruksi (pattern making)
Membuat pola busana konstruksi di atas kain (pattern making)
Membuat pola busana dengan teknik kombinasi (pattern making)
Membuat pola dasar dengan teknik drapping (pattern making)

280
120
520
80
120
120
40
60
100
40
280
40
60
90

JUMLAH

4564

Keterangan:
1. Durasi pemelajaran per jam @ 45 menit.
2. Praktik kerja di industri dilaksanakan selama 4
menggunakan alokasi waktu pemelajaran produktif

40
40
40

bulan sampai dengan 12 bulan

2. Kompetensi Kejuruan

43

Level Kualifikasi

Kompetensi
Bekerja dengan teman kerja
dan pelanggan

Bekerja dilingkungan yang


berbeda secara sosial
Mengikuti prosedur
kesehatan, keselamatan dan
keamanan di tempat kerja

Telephone
Operator
Reservationist

Receptionist

Porter

Public Area
Attendant

Room Attendant

Mengembangkan dan
memperbaharui pengetahuan
industri pariwisata
Berkomunikasi melalui
telepon
Menerima dan memproses
reservasi

Menyediakan layanan
akomodasi (reception)

Menyediakan jasa porter

Membersihkan lokasi/area
dan peralatan

Menyiapkan kamar untuk


tamu

Sub Kompetensi

Order Taker
Houseman
Valet

Menyediakan layanan
housekeeping untuk tamu

Laundry Attendant
Linen & Uniform
Attendant

Menangani linen dan pakaian


tamu

Berkomunikasi di tempat kerja


Memberikan bantuan untuk tamu internal dan eksternal
Menjaga standar presentasi personal
Bekerja dalam tim
Komunikasi dengan pelanggan dan kolega dari latar
belakang yang beragam
Menangani kesalah-pahaman antar budaya
Mengikuti prosedur tempat kerja dan memberikan
umpan balik tentang kesehatan, keselamatan dan
keamanan
Menangani situasi darurat
Menjaga standar presentasi perorangan yang aman
Mencari informasi tentang industri perhotelan
Meningkatkan pengetahuan bidang industri perhotelan
Menjawab telepon masuk
Membuat panggilan telepon
Menerima permintaan reservasi
Mencatat rincian reservasi
Memperbaharui reservasi
Memberi saran orang lain tentang rincian reservasi
Menyiapkan kedatangan tamu
Menyambut dan mendaftarkan tamu
Mengorganisir keberangkatan tamu
Menyiapkan catatan dan laporan front office
Menangani kedatangan dan keberangkatan tamu
Menangani barang-barang bawaan tamu
Merespon permintaan atas layanan bell desk
Memilih dan menata peralatan
Membersihkan area yang kering dan basah
Menjaga dan menyimpan peralatan pembersih dan
bahan kimia
Menata perlengkapan dan trolley
Akses ke kamar untuk pelayanan
Membereskan tempat tidur
Membersihkan dan merapihkan kamar
Membersihkan dan menyimpan trolley dan
perlengkapan
Menangani permintaan housekeeping
Memberi saran tamu mengenai perlengkapan
housekeeping
Memproses dan mencuci barang-barang
Mengemas dan menyimpan barang cucian

44

DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI


Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan
kepada peserta didik dalam kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi
entry yang dapat diterapkan.

ITHHBFOC10AIS

ITHHBHKG05AIS

Menyediakan Jasa
Porter

Menangani Linen
dan Pakaian Tamu

ITHHBFOC03AIS
Menyediakan Layanan
Akomodasi Reception

ITHHBFOC01AIS
Menerima Dan
Memproses Reservasi

ITHHCOR01AIS
Bekerja dengan
Teman Kerja dan
Pelanggan

ITHHCOR02AIS
Bekerja
dilingkungan yang
berbeda secara
sosial

ITHHCOR03AIS
Mengikuti Prosedur
Kesehatan,
Keselamatan dan
Keamanan di
Tempat Kerja

ITHHBHKG01AIS
Menyediakan
Layanan
Housekeeping
Untuk Tamu
ITHHBHKG03AIS
Menyiapkan
Kamar Untuk
Tamu

ITHHCO01AIS
Mengembangkan
dan Memperbaharui
Pengetahuan
Industri Perhotelan

ITHHBFOC07AIS
Berkomunikasi
Melalui Telepon

ITHHBHKG02AIS
Membersihkan
Lokasi /Area dan
Peralatan

45

Keterangan
ITHHCOR01AIS
ITHHCOR02AIS
ITHHCOR03AIS
ITHHCO01AIS
ITHHBFOC07AI
S
ITHHBFOC01AI
S
ITHHBFOC03AI
S
ITHHBFOC10AI
S
ITHHBHKG02AI
S
ITHHBHKG03AI
S
ITHHBHKG01AI
S
ITHHBHKG05AI
S

Bekerja dengan teman kerja dan pelanggan


Bekerja dilingkungan yang berbeda secara sosial
Mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di
tempat kerja
Mengembangkan dan memperbaharui pengetahuan industri
perhotelan
Berkomunikasi melalui telepon
Menerima dan memproses reservasi
Menyediakan layanan akomodasi reception
Menyediakan jasa porter
Membersihkan lokasi /area dan peralatan
Menyiapkan kamar tamu
Menyediakan layanan housekeeping untuk tamu
Menangani linen dan pakaian tamu

STRUKTUR KURIKULUM
Bidang Keahlian
Program Keahlian
NO

: PARIWISATA
: Akomodasi Perhotelan
PROGRAM/MATA DIKLAT

I
1
2
3
4
II
1
2
3
4
5
III

PROGRAM NORMATIF :
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah
Bahasa Indonesia
Pendidikan Jasmani dan Olah Raga
PROGRAM ADAPTIF :
Matematika
Bahasa Inggris
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)
Kewirausahaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Bekerja dengan teman kerja dan pelanggan


Bekerja di lingkungan yang berbeda secara sosial
Mengikuti Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan di tempat kerja
Mengembangkan dan memperbaharui pengetahuan industri perhotelan
Berkomunikasi melalui telepon
Menerima dan memproses reservasi
Menyediakan layanan akomodasi reception
Menyediakan layanan porter
Membersihkan lokasi /area dan peralatan
Menyiapkan kamar untuk tamu
Menyediakan layanan housekeeping untuk tamu
Menangani linen dan pakaian tamu

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

DURASI/
WAKTU
(jam)
192
288
192
288
330
770
202
192
330

PROGRAM PRODUKTIF :

JUMLAH

38
38
76
114
114
304
304
114
304
304
114
204
4812

Keterangan:
3. Durasi pemelajaran per jam @ 45 menit.
Praktek kerja di Industri dilaksanakan selama 4 sampai dengan 12 bulan, menggunakan
alokasi waktu pemelajaran produktif.

Diagram Pencapaian Kompetensi


Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan kompetensi yang diajarkan dan dilatihkan kepada peserta didik dalam
kurun waktu yang dibutuhkan serta kemungkinan multi exit-multi entry yang dapat diterapkan dengan menperhatikan tata
urutan/tahapan logis pemebelajaran kompetensi kejuruan digambarkan sbb:
ITHHGHS
ITHHGHS
01AIS
01AIS

ITHHINA0
ITHHINA0
2AIS
2AIS

ITHHIN
ITHHIN
A04AIS
A04AIS

ITHHBCM
ITHHBCM
C04AIS
C04AIS

ITHHBCM
ITHHBCM
C05AIS
C05AIS

ITHHGHS
ITHHGHS
03AIS
03AIS

ITHHBKT
ITHHBKT
A04AIS
A04AIS

ITHHBKT
ITHHBKT
A01AIS
A01AIS

ITHHBCM
ITHHBCM
C01AIS
C01AIS

ITHHINA0
ITHHINA0
7AIS
7AIS

ITHHINA0
ITHHINA0
5AIS
5AIS

ITHHBKT
ITHHBKT
A02AIS
A02AIS

ITHHBF
BS03AIS

ITHHBMC
ITHHBMC
02AIS
02AIS
ITHHBF
BS12AIS

ITHHBC
M03AIS

ITHHBC
MC06AI

ITHHBC
MC07AI

ITHHBC
MC08AI

ITHHINA
08AIS

ITHHINA
10AIS

ITHHBC
MC09AI

ITHHBF
BS08AIS

ITHHBF
BS10AIS

ITHHAC
AT01AIS
ITHHBKT
ITHHBKT
A03AIS
A03AIS

ITHHAPS
F01AIS

ITHHBCA
T04AIS

ITHHACA
ITHHACA
T03AIS
T03AIS

ITHHBCM
ITHHBCM
C15AIS
C15AIS

ITHHBCM
C16AIS

ITHHBCM
C12AIS

Keterangan
ITHHGHS01AIS
ITHHBKTA04AIS
ITHHGHS03AIS
ITHHBKTA01AIS
ITHHBKTA02AIS
ITHHBCMC01AIS
ITHHBCMC04AIS
ITHHBCMC05AIS
ITHHBFBS03AIS
ITHHBCMC02AIS
ITHHINA02AIS
ITHHINA04AIS
ITHHINA05AIS
ITHHINA07AIS
ITHHBCMC03AIS
ITHHBCMC06AIS
ITHHBCMC07AIS
ITHHBCMC08AIS
ITHHACAT01AIS
ITHHBFBS08AIS
ITHHBFBS10AIS
ITHHINA08AIS
ITHHBKTA03AIS
ITHHBCMC09AIS
ITHHBCMC10AIS
ITHHBCMC12AIS
ITHHACAT03AIS
ITHHAPSF01AIS
ITHHBCMC16AIS
ITHHBCAT04AIS
ITHHBCMC15AIS
ITHHBFBS12AIS

Melaksanakan prosedur hygiene di tempat kerja


Membersihkan lokasi.area kerja dan peralatan
Memberikan pertolongan pertama
Mengorganisir dan menyiapkan makanan
Menyajikan makanan
Menggunakan metode dasar memasak
Menyiapkan stock dan saus
Menyiapkan sup
Menyediakan layanan makanan dan minuman
Menyiapkan appetizer dan salad
Menyiapkan dan membuat bumbu
Menyiapkan dan membuat salad (gado-gado, urap dan rujak)
Menyiapkan dan membuat kaldu dan sup (soto)
Menyiapkan dan membuat hidangan nasi dan mie
Menyiapkan sandwich
Menyiapkan hidangan yang terbuat sayuran, telur, dan makanan
yang terbuat dari tepung terigu
Menyiapkan dan memasak unggas dan binatang buruan
Menyiapkan dan memasak seafood
Merencanakan hidangan harian untuk meningkatkan kesehatan
Menyediakan room service
Menyiapkan dan menghidangkan minuman non-alkohol
Menyiapkan dan membuat sate/ jenis makanan panggang
Menerima dan menyimpan persediaan makanan
Mengidentifikasi dan menyiapkan daging
Menyiapkan dessert yang disajikan panas dan dingin
Merencanakan dan menyiapkan makanan untuk buffet
Memilih system Jasa Boga
Memilih, menyiapkan dan menghidangkan jenis makanan khusus
Mengorganisir operasi makanan dalam jumlah besar
Mengoperasikan outlet makanan cepat saji
Merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu
Menyediakan penghubung antara dapur dan area pelayanan

Dan seterusnya
1. Standar Kompetensi Muatan Lokal
1. Bahasa Prancis
a. Memahami bahasa lisan dalam menerima/menyambut tamu
b. Menggunakan bahasa lisan untuk menyampaikan informasi kepada
tamu
c. Memahami bahasa tulisan dalam membaca resep-resep masakan

I.

Struktur Kurikulum
Program Keahlian : Restoran
Lama Pendidikan*)
: 3 Tahun
NO.
A.

Komponen

Durasi
Waktu (Jam)

Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Seni Budaya

192
192
192
192
128

2. Adaptif
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

Matematika
Bahasa Inggris
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
KKPI
Kewirausahaan

330
440
192
128
202
192

3. Produktif

3.1 Dasar Kompetensi Restoran


3.2 Kompetensi Kejuruan Restoran
B.
C.

Muatan Lokal
Pengembangan Diri
Paskibra/PMR/KIR/dll
Jumlah

140
1200
192
192**)
3772

*) Jumlah jam keseluruhan pada struktur kurikulum akan menentukan


lamanya pendidikan.
**) tidak dihitung dalam penjumlahan jam pelajaran.

II. KALENDER PENDIDIKAN


Contoh KALENDER PENDIDIKAN SMK TAHUN PELAJARAN 2006 - 2007
BULAN

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

JULI 2006
AGUSTUS 2006
SEPTEMBER 2006

OKTOBER 2006
NOVEMBER 2006

DESEMBER 2006
JANUARI 2007
FEBRUARI 2007

MARET 2007
APRIL 2007

MEI 2007
JUNI 2007

JULI 2007

Tahun Pelajaran 2007 2008

Keterangan:
= Hari Pertama Sekolah / MOS

Libur Umum

= Hari Ahad / Minggu

Perkiraan Ujian Nasional

= Libur Semester

Laporan hasil Belajar

Uji Kompetensi / Project Work Kelas III

= Hari Efektif Belajar

Perkiraan Ujian Sekolah

Lampiran 2

CONTOH
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kode Kompetesi
Alokasi Waktu
Kompetensi
Dasar
1.

2.

:
:
:
:
:
:

SMK Negeri 6 Surabaya


Kompetensi Kejuruan Restoran
X/1
Menyajikan Makanan
ITHH BKTA 02 AIS
26 x 45 menit
Materi
Pembelajaran

Indikator

Menyia
pkan
makanan
untuk
penyajian
makanan

Memor

Makanan
diidentifikasikan
secara benar
berdasarkan
susunan menu

Makanan

Kegiatan Pembelajaran

Menjelaskan pengertian Tes tertulis


menu, macam-macam menu,
Observasi/
identifikasi makanan

Mengklasifika
pengamatan
berdasarkan menu dan
sikan jenis makanan:
peralatan hidang
Maka

Menggunakan alat
nan pembuka
Maka
hidang dengan tepat
nan Utama

menyusun menu, dan


Maka
memilih peralatan penyajian
nan Penutup
makanan/hidang dengan teliti

Membedakan
peralatan hidang
sesuai dengan:
Bent
uk
Ukur
an
Warn
a

Mengetahui

Menjelaskan pengertian Observasi/


Menyusun

Penilaian

Alokasi Waktu
Tatap
Praktik di Praktik
muka
Sekolah
di
(Teori)
DU/DI
2

menu

Sumber
Belajar

Buku
resep

Peral
atan hidang

10(20)

Kompetensi
Dasar
si dan
menata
makanan

3.

Materi
Pembelajaran

Indikator
untuk penyajian
disiapkan secara
bersih dan suhu
yang tepat

Makanan
diporsi secara
benar sesuai
dengan standar
perusahaan

Makanan
disajikan dengan
bersih, rapih dan
menarik sesuai
standar
perusahaan

Makanan
disajikan dalam
suhu yang tepat,
serta kombinasi
warna yang
menarik

Bekerja
Kerja dalam
dalam tim
tim antara seluruh
staf pelayanan
dilaksanakan agar
pelayanan
makanan
terselenggara
dengan tepat dan
berkualitas

Hubungan
kerja antara staf
pelayanan dengan
dapur
dilaksanakan
dengan baik untuk
memaksimalkan

standar porsi
Menerapkan
standar porsi

Menerapkan
standar kebersihan

Menata
hidangan dengan
memperhatikan
keharmonisan
penataan

Mengatur
ketepatan suhu
penyajian makanan

Kegiatan Pembelajaran
penyajian makanan
Menjelaskan syaratsyarat penyajian makanan
Menjelaskan standar
porsi
Menjelaskan teknik
penyajian makanan
Menjelaskan suhu yang
tepat dalam penyajian
makanan
Memorsi hidangan
dengan tepat sesuai standar
perusahaan
Menata dan menyajikan
makanan
Menyajikan makanan
dalam suhu yang tepat
Teliti dalam memorsi,
menata dan menyajikan
makanan

pengamatan

Menjelaskan hubungan
kerja antara dapur dan
restoran

Menjalin hubungan
kerja yang baik antara staf
dapur dan pelayanan

Dapat bekerja sama


dengan unit kerja yang lain
untuk memaksimalkan
penataan dan pelayanan
makanan

Observasi/
pengamatan

Mengetahui
prinsip kerja tim

Mengetahui
alur kerja antara
dapur dan restoran

Penilaian

Alokasi Waktu
Tatap
Praktik di Praktik
muka
Sekolah
di
(Teori)
DU/DI

10 (20)

Sumber
Belajar

Mod
ul Tata
hidang

Mod
ul Tata
hidangan

Kompetensi
Dasar

Indikator

Materi
Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Penilaian

Alokasi Waktu
Tatap
Praktik di Praktik
muka
Sekolah
di
(Teori)
DU/DI

Sumber
Belajar

kualitas penyajian
makanan
dan meminimalkan
kekurangan

10

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK


(GENERIK)
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Inggris
5. Matematika
5.1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan
Teknologi Kerumahtanggaan
5.2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi
Perkantoran, dan Akuntansi
5.3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan,
dan Pertanian
6. Ilmu Pengetahuan Alam
6.1 IPA
6.2 Fisika
6.2.1 Fisika Kelompok Pertanian
6.2.2 Fisika Kelompok Teknologi
6.3 Kimia
6.3.1 Kimia Kelompok Pertanian
6.3.2 Kimia Kelompok Teknologi dan
Kesehatan
6.4 Biologi
6.4.1 Biologi Kelompok Pertanian
6.4.2 Biologi Kelompok Kesehatan
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
10. Kejuruan
10.1 KKPI
10.2 Kewirausahaan
10.3 Dasar Kompetensi Kejuruan
10.4 Kompetensi Kejuruan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri

Durasi Waktu
(Jam)
192
192
192
440
330
403
516
192
192
276
192
192
192
192
128
128
192
202
192
140
1044
192
(192)

11

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK


Kelompok: Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan
NO.

Komponen

Durasi Waktu
(Jam)

A.

Mata Pelajaran

B.

1. Normatif
1.6 Pendidikan Agama
1.7 Pendidikan Kewarganegaraan
1.8 Bahasa Indonesia
1.9 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
1.10Seni Budaya
2. Adaptif
2.7 Matematika
2.8 Bahasa Inggris
2.9 Ilmu Pengetahuan Alam
2.10Ilmu Pengetahuan Sosial
2.11KKPI
2.12Kewirausahaan
3. Produktif
3.3 Dasar Kompetensi Kejuruan
3.4 Kompetensi Kejuruan
Muatan Lokal

140
1044
192

C.

Pengembangan Diri

(192)

192
192
192
192
128
330
440
192
128
202
192

3948

12

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK


Kelompok: Sosial, Administrasi Perkantoran, dan Akuntansi
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan
1.3 Bahasa Indonesia
1.4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
1.5 Seni Budaya
2. Adaptif
2.1 Matematika
2.2 Bahasa Inggris
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam
2.4 Ilmu Pengetahuan Sosial
2.5 KKPI
2.6 Kewirausahaan
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
3.2 Kompetensi Kejuruan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri

Durasi Waktu
(Jam)

192
192
192
192
128
403
440
192
128
202
192
140
1044
192
(192)
4021

13

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK


Kelompok: Teknologi
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan
1.3 Bahasa Indonesia
1.4 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
1.5 Seni Budaya
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris
2.2 Matematika
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam
2.4 Fisika
2.5 Kimia
2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial
2.7 KKPI
2.8 Kewirausahaan
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
3.2 Kompetensi Kejuruan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
Jumlah

Durasi Waktu
(Jam)

192
192
192
192
128
440
516
192
276
192
128
202
192
140
1044
192
(192)
4602

14

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK


Kelompok: Pertanian
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan
1.3 Bahasa Indonesia
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
1.5 Seni Budaya
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris
2.2 Matematika
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam
2.4 Fisika
2.5 Kimia
2.6 Biologi
2.7 Ilmu Pengetahuan Sosial
2.8 KKPI
2.9 Kewirausahaan
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
3.2 Kompetensi Kejuruan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
Jumah

Durasi Waktu
(Jam)

192
192
192
192
128
440
516
192
192
192
192
128
202
192
140
1044
192
(192)
4710

15

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK


Kelompok: Kesehatan
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Normatif
1.1 Pendidikan Agama
1.2 Pendidikan Kewarganegaraan
1.3 Bahasa Indonesia
1.4 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
1.5 Seni Budaya
2. Adaptif
2.1 Bahasa Inggris
2.2 Matematika
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam
2.4 Kimia
2.5 Biologi
2.6 Ilmu Pengetahuan Sosial
2.7 KKPI
2.8 Kewirausahaan
3. Produktif
3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
3.2 Kompetensi Kejuruan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
Jumlah

Durasi Waktu
(Jam)

192
192
192
192
128
440
516
192
192
192
128
202
192
140
1044
192
(192)
4518

16

Anda mungkin juga menyukai