Kelas
: 2A
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan
perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).
Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz,
1993).
1. Faktor Predisposisi dan Faktor Presivitasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan menurut
teori biologik, teori psikologi, dan teori sosiokultural yang dijelaskan
oleh
menghambat impuls agresif. Teori ini sangat konsisten dengan fight atau
flight yang dikenalkan oleh Selye dalam teorinya tentang respons
terhadap stress.
3) Genetik
Penelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku
agresif dengan genetik karyotype XYY.
4) Gangguan Otak
Sindroma otak organik terbukti sebagai faktor predisposisi perilaku
agresif dan tindak kekerasan. Tumor otak, khususnya yang menyerang
sistem limbik dan lobus temporal; trauma otak, yang
menimbulkan
sebagai
cara
untuk
menyelesaikan
masalahnya.
merawat
anaknya
dan
Muka merah
Pandangan tajam
Otot tegang
D. Penatalaksanaan
a. Pengobatan medik
Beberapa obat yang sering digunakan untuk mengatasi perilaku agresif
antara lain:
1) Anti ansietas hipnotiksedatif, contohnya diazepam (valium)
2) Anti depresan, contohnya Amitriptilin
3) Mood stabilizer, contohnya: Lithium, Carbamazepin.
4) Antipsikotik, contohnya: Chlorpromazine, Haloperidol, dan Stelazine
5) Obat lain: Naltrexone, Propanolol
6) ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenangkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk.
b. Penanganan Secara Keperawatan
Strategi tindakan keperawatan perilaku kekerasan disesuaikan sejauh mana
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh klien. Strategi tindakan tersebut
terdiri dari :
1) Strategi preventif, terdiri dari penyuluhan klein dan latihan asertif
2) Startegi antisipasi, terdiri dari komunikasi, perubahan lingkungan,
tindakan perilaku dan psikofarmakologi.
3) Strategi pengekangan, terdiri dari manajemen krisis, pengasingan dan
pengikatan.
Penyuluhan
Penyuluhan yang diberikan pada klien untuk mencegah perilaku kekerasan
berisi :
a) Bantu klien mengidentifikasi marah
b) Berikan kesempatan untuk marah
c) Praktekan ekspresi marah
d) Terapkan ekspresi marah dalam situasi nyata
e) Identifikasi alternatif cara mengekpresikan marah
Latihan Asertif
Adapun tujuan dari latihan asertif klien bisa berperilaku asertif yang
b. Data Obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
H. Diagnosis Keperawatan Jiwa
1. Resiko Perilaku kekerasan
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
I.
NO
1.
Diagnosa
Keperawatan
Perilaku kekerasan
Perencanaan
Tujuan
Tujuan Umum : Klien
Kreteria Evaluasi
1. Klien mau membalas
Intervensi
1.1 Bina
hubungan
saling
menyebutkan nama,
dan
jelaskan
tujuan
terarah
TUK 1 : Klien dapat
interaksi.
1.2 Panggil klien dengan nama
percaya.
TUK 2 :
Klien dapat mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan
Kriteria Evaluasi :
Klien mengungkapkan
mengungkapkan perasaan.
perasaannya, mengungkapkan 2.2 Bantu klien mengungkapkan
penyebab perasaan
jengkel/kesal (dari diri
sendiri, lingkungan/orang
lain).
TUK 3 :
Klien dapat mengidentifikasi
Kriteria Evaluasi :
Klien dapat mengungkapkan
dan
perasaan
klien
yang
tanda-tanda perilaku
kekerasan.
menyimpulkan tanda-tanda
jengkel/kesal yang dialami.
perilaku
kekerasan.
3.3 Simpulkan bersama klien
tanda-tanda jengkel / kesal
TUK 4 :
Klien dapat mengidentifikasi
Kriteria Evaluasi :
Klien dapat mengungkapkan
biasa dilakukan.
TUK 5 :
Klien dapat mengidentifikasi
tidak.
Kriteria Evaluasi :
Klien dapat menjelaskan
kekerasan
yang
biasa dilakukan.
4.2 Bantu bermain peran sesuai
dengan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan.
4.3 Tanyakan "apakah dengan
cara
yang
dilakukan
masalahnya selesai?"
5.1 Bicarakan
akibat/kerugian
5.3 Tanyakan
apakah
ingin
Kriteria Evaluasi:
Klien dapat melakukan cara
berespons terhadap
berespon terhadap
kemarahan.
sehat.
6.1 Beri pujian jika mengetahui
cara lain yang sehat.
6.2 Diskusikan cara lain yang
sehat.Secara fisik : tarik
nafas dalam jika sedang
kesal,
berolah
raga,
memohon
Klien dapat
mendemonstrasikan cara
mengontrol perilaku
kekerasan : fisik (tarik nafas
kesabaran.
7.1. Bantu klien memilih cara
yang paling tepat untuk
klien
7.2. Bantu
klien
kekerasan,
mengidentifikasi
manfaat
tersebut
(role play).
7.4. Beri reinforcement positif
atas
keberhasilan
klien
dipelajari
jengkel/marah
7.6. Susun jadwal
TUK 8 : Klien dapat
benar,
cara
yang
saat
melakukan
prinsip
benar
minum obat.
8.4. Jelaskan manfaat
minum
minum
obat
tepat
waktu.
8.6. Anjurkan klien melaporkan
pada
perawat/dokter
jika
klien
keluarga
kekerasan, mengungkapkan
telah
dalam
dilakukan
merawat
keluarga
dalam
merawat
perilaku
klien
penyebab
marah
9.3. Bantu
keluarga
mendemostrasikan
merawat klien.
9.4. Bantu
cara
keluarga
mengungkapkan
perasaannya
TUK 10 :
Klien mendapat perlidungan
dari lingkungan untuk
mengontrol perilaku
setelah
melakukan demonstrasi.
10.1. Bicara tenang, gerakan
tidak
terburu-buru,
suara
rendah,
nada
tunjukkan
kekerasan
kepedulian.
10.2. Lindungi agar klien tidak
mencederai orang lain dan
lingkungan.
10.3. Jika tidak dapat diatasi
lakukan : pembatasan gerak
atau pengekangan.
J.
Risiko
Perilaku
Kekerasan
Pasien
Keluarga
SP Ip
SP I k
1.
Mengidentifikasi penyebab PK
1.
Mendiskusikan
2.
Mengidentifikasi tanda dan gejala
masalah yang dirasakan
PK
keluarga dalam merawat
3.
Mengidentifikasi
PK
yang
pasien
dilakukan
2.
Menjelaskan
4.
Mengidentifikasi akibat PK
pengertian PK, tanda dan
5.
Menyebutkan cara mengontrol PK
gejala,
serta
proses
6.
Membantu pasien mempraktekkan
terjadinya PK
latihan cara mengontrol fisik I
3.
Menjelaskan
cara
7.
Menganjurkan pasien memasukkan
merawat pasien dengan PK
dalam kegiatan harian
SP II k
SP IIp
1.
Melatih
keluarga
1.
Mengevaluasi jadwal kegiatan
mempraktekkan
cara
harian pasien
merawat pasien dengan PK
2.
Melatih pasien mengontrol PK 2.
Melatih
keluarga
dengan cara fisik II
melakukan cara merawat
3.
Menganjurkan pasien memasukkan
langsung kepada pasien PK
dalam jadwal kegiatan harian
SP III k
1.
Membantu
keluarga
SP IIIp
membuat jadual aktivitas di
1.
Mengevaluasi jadwal kegiatan
rumah termasuk minum
harian pasien
obat (discharge planning)
2.
Melatih pasien mengontrol PK
2.
Menjelaskan
follow
dengan cara verbal
up pasien setelah pulang
3.
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP IVp
1.
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2.
Melatih pasien mengontrol PK
dengan cara spiritual
3.
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP Vp
1.
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2.
Menjelaskan cara mengontrol PK
dengan minum obat
3.
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA
1. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).
St.Louis Mosby Year Book, 1995
2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
3. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
4. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
5. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
6. Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Refika Aditama, Jakarta.