Oleh :
Dezca Nindita
G99122033
Nurini Susanti Y
G99122089
Indah Puspitasari
G99122061
Ariesta Permatasari
G99122018
Pembimbing :
dr. Hermawan Udiyanto., Sp.OG
ABSTRAK
Seorang P0A0 datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir 4 hari.
Flek-flek (+). Merongkol-merongkol (+). PP test (-). Pasien sudah tidak
menstruasi selama 3 tahun, tapi 2 tahun belakangan sejak tahun 2009, pasien
mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir. Perdarahan keluar banyak, ganti
pembalut 5-6x sehari, nyeri perut tidak dirasakan. Pasien mengeluhkan
menstruasinya selama 1 tahun terakhir menjadi lebih lama 2 minggu, dan
darah menstruasi lebih banyak dari biasanya. Penurunan berat badan (-), nafsu
makan dan minum (+), BAB/BAK (+). Pasien pernah berobat di RS Banyudono
dan RS Brayat tapi belum ada perubahan.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan vulva/uretra tenang, dinding vagina
dalam batas normal, portio utuh dan kenyal, OUE tertutup, erosi (+), darah (+)
flek, discharge (-), sonde 9 cm, corpus uteri sebesar telur bebek, AP kanan kiri
dalam batas normal, dan uterus antefleksi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik, compos
mentis, dan gizi kesan cukup. Tekanan darah 120/80 mmHg, Rr = 20x/menit, N =
78x/menit, Suhu = 36,40 C. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
4,7g/dl; Hct 15,3 %; AE 2,96.106/uL; AL 6,6.103/uL; AT 441.103/uL; PP tes (-);
GDS 105 mg/dL; ureum 15 mg/dL; Creatinin 0,5 mg/dL; Albumin 3,7 g/dL; dan
HbsAg (-).
Dalam kasus ini pasien didiagnosis sementara mioma uteri dengan
menometroragi dan anemia gravis. Pada pasien dilakukan kuretase untuk
menghentikan perdarahan dan biopsi endometrial untuk dilakukan pemeriksaan
PA guna mengetahui ada keganasan atau tidak. Sebelum kuretase, dilakukan
perbaikan keadaan umum pasien dengan pemberian PRC hingga Hb>10gr%.
BAB I
PENDAHULUAN
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus dan
jaringan ikat sekitarnya. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau
uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak juga
berhubungan dengan keganasan. Mioma bisa menyebabkan gejala yang luas
termasuk perdarahan menstruasi yang banyak dan penekanan pada pelvis. 1,2,3
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma dan pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche,
sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih
bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari seluruh
wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39 11,7% pada semua
penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada
wanita umur 35 45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun
dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit
kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang
tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali.3,4
Perihal penyebab pasti terjadi tumor mioma belum diketahui. Mioma uteri
mulai tumbuh dibagian atas (fundus) rahim dan sangat jarang tumbuh dimulut
rahim. Bentuk tumor bisa tunggal atau multiple (banyak), umumnya tumbuh
didalam otot rahim yang dikenal dengan intramural mioma. Tumor mioma ini
akan cepat memberikan keluhan, bila mioma tumbuh kedalam mukosa rahim,
keluhan yang biasa dikeluhkan berupa perdarahan saat siklus dan diluar siklus
haid. Sedangkan pada tipe tumor yang tumbuh dikulit luar rahim yang dikenal
dengan tipe subserosa tidak memberikan keluhan perdarahan, akan tetapi
seseorang baru mengeluh bila tumor membesar yang dengan perabaan didaerah
perut dijumpai benjolan keras, benjolan tersebut kadang sulit digerakkan bila
tumor sudah sangat besar. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mioma Uteri
1. Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus dengan konsistensi
padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul sehingga dapat
dilepaskan dari sekitarnya, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel dan
mencapai ukuran besar (100 pon). Penampangnya berbentuk whorled like
trabeculation yang khas seperti konde. Tumor ini juga dikenal dengan
istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau uterine fibroid. Mioma uteri
bukanlah suatu keganasan dan tidak juga berhubungan dengan keganasan.
Uterus miomatosus adalah uterus yang ukurannya lebih besar daripada
ukuran uterus yang normal yaitu antara 9-12 cm.5,6
2. Epidemiologi
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan
lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum
menarke, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang
masih bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20 30% dari
seluruh wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39 11,7%
pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering
ditemukan pada wanita umur 35 45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang
pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause. Wanita yang sering
melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma
ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali
hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita
yang tak pernah hamil atau hanya hamil 1 kali. Prevalensi meningkat
apabila ditemukan riwayat keluarga, ras, kegemukan dan nullipara.3,4
3. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan
diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercaya bahwa mioma
merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik
dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas
kromosom lengan 12q13-15. Ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai
faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu : (3,5,6)
a.
b.
mioma
uteri
menyebabkan
infertil,
atau
atau
sebaliknya
apakah
kedua
mioma
uteri
yang
keadaan
ini
saling
mempengaruhi.
c.
d.
4. Patofisiologi
Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari
penggandaan satu sel otot. Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya
perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada uterus, dari transformasi
metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten.
Penelitian terbaru telah mengidentifikasi sejumlah kecil gen yang mengalami
mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel miometrial normal. Penelitian
b. Lapisan Uterus
untuk
dihentikan
sehingga
sebagai
terapinya
dilakukan
histerektomi.
timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks,
intramural, submukus, subserus), besarnya mioma, jenis mioma, perubahan
(degenerasi), dan komplikasi yang terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan
sebagai berikut :6,7,8
a. Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore,
menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Jenis myoma yang sering
menyebabkan perdarahan adalah myoma submukosa. Beberapa faktor
yang menjadi penyebab perdarahan ini, antara lain adalah :
b. Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas. Nyeri timbul karena
gangguan sirkulasi darah pada myoma, infeksi, nekrosis, torsi myoma
yang bertangkai atau karena kontraksi myoma subserosa dari cavum uteri.
Rasa nyeri yang diakibatkan infark dari torsi atau degenerasi merah dapat
menyerupai akut Abdomen (disertai enek dan muntah-muntah) .. Pada
mioma submukosum yang akan keluar akan menyebabkan dismenore
karena pada pertumbuhannya, tumor ini menyempitkan kanalis servikalis.
c. Akibat penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.
Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra
dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan
hidroureter dan hidronefrosis, pada rectum dapat menyebabkan obstipasi
dan tenesmia, pada vena cava inferior dan pembuluh limfe dipanggul dapat
infertilitas
biasanya
termasuk
pemeriksaan
myoma,
Pemeriksaan laboratorium
Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat
perdarahan uterus yang berlebihan dan kekurangan zat besi.
Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah Darah
Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb. Pemeriksaaan lab
lain disesuaikan dengan keluhan pasien.
pengganti
pemeriksaan
bimanual
dari uterus
dan
pemeriksaan abdomen.
Pemeriksaan khusus
Histeroskopi mungkin dapat membantu dalam identifikasi dan juga
untuk mengangkat myoma submukosa. Laparaskopi lebih jelas dalam
menentukan asal dari leiomyoma dan lebih banyak digunakan untuk
myomaektomi. Histeroskopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan
histeroskop, yang merupakan teleskop kecil yang dimasukkan kedalam
serviks sampai ke uterus. Tube mengeluarkan gas atau cairan untuk
melebarkan uterus, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan terhadap
dinding uterus dan membuka tuba fallopi. Histeroskop modern bisa
sangat kecil sehingga dapat mencapai serviks dengan dilatasi minimal
atau tanpa dilatasi. Dengan histeroskop kita dapat melihat myoma,
polip, dan masalah lain yang dapat menyebabkan perdarahan.
Histerosonografi : Menggunakan ultrasound untuk mendapatkan
operatif
meliputi
miomektomi
dan
histerektomi.
sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada
foto rontgen.
e. Degenerasi merah (carneus degeneration)
Perubahan ini terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis :
diperkirakan
karena
suatu
nekrosis
subakut
sebagai
gangguan
B. Menometroragi
Siklus menstruasi yang normal mempunyai interval waktu 21 35 hari
dan berlangsung selama 2 7 hari. Perubahan interval maupun lama haid
perlu diperhatikan, karena hal ini sangat penting. Jika terjadi perdarahan yang
berlebihan dengan interval yang normal disebut dengan menoragia
(hipermenorea). Metroragia (polimenorea) adalah perdarahan yang irregular
atau terlalu sering. Sedangkan perdarahan yang terlalu sering atau irregular
dengan volume perdarahan yang berlebihan disebut dengan menometroragia.
3,7
2. Diskrasia darah :
a.
b.
c.
d.
e.
Tromobositopenia
Fibrinolisin meningkat
Penyakit autoimune
Leukoemia
Penyakit Von Willebrand
3. Sistemik :
a. Penyakit hepar (metabolisme estrogen terganggu )
b. Penyakit ginjal (hiperprolaktinemia)
c. Penyakit tiroid
4. Trauma :
a. Laserasi
b. Abrasi
c. Benda asing
5. Penyakit organik :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Komplikasi kehamilan
Mioma uteri
Keganasan servik / corpus uteri
Polip endometrium
Adenomiosis
Endometritis
Hiperplasia endometrium
C. Anemia
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah
massa eritrosit (red cell mass) atau massa hemoglobin yang beredar sehingga
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen dalam jumlah
yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity). Secara
praktis anemia ditunjukan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau
hitung eritrosit (red cell count). Tetapi yang paling lazim dipakai adalah kadar
hemoglobin. Di indonesia kriteria hemoglobin kurang dari 10 g/dL sebagai
awal dari work up anemia. 13
Pada dasarnya anemia disebabkan oleh karena: 1). Gangguan
pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang; 2). Kehilangan darah keluar tubuh
(perdarahan); 3). Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum
waktunya (hemolisis). 12,13
Ukuran hemoglobin normal13
- Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram 18 gram
- Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram 16 gram
Tingkat pada anemia
- Kadar Hb 10 gram 8 gram disebut anemia ringan.
- Kadar Hb 8 gram 5 gram disebut anemia sedang.
- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat (gravis).
BAB III
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A.Identitas Penderita
Nama
: Nn. SY
Umur
: 46 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
Agama
: Islam
Alamat
Status Pernikahan
: Menikah
No CM
: 01 22 41 83
Tanggal Masuk
: 11 November 2013
B. Keluhan Utama :
Benjolan di perut
C.Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien P0A0 datang dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir 4
hari. Flek-flek (+). Merongkol-merongkol (+). PP test (-). Pasien sudah tidak
menstruasi selama 3 tahun, tapi 2 tahun belakangan sejak tahun 2009, pasien
mengeluhkan keluar darah dari jalan lahir. Perdarahan keluar banyak, ganti
pembalut 5-6x sehari, nyeri perut tidak dirasakan. Pasien mengeluhkan
menstruasinya selama 1 tahun terakhir menjadi lebih lama 2 minggu, dan
darah menstruasi lebih banyak dari biasanya. Penurunan berat badan (-),
nafsu makan dan minum (+), BAB/BAK (+). Pasien pernah berobat di RS
Banyudono dan RS Brayat tapi belum ada perubahan.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi
: disangkal
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Hipertensi
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
F. Riwayat Fertilitas
Belum dapat dinilai karena belum pernah melahirkan dan abortus.
F. Riwayat Obstetri
Belum dapat dinilai karena belum pernah melahirkan dan abortus.
H. Riwayat Menstruasi
Menarche
: 12 tahun
Lama haid
: 7 hari
Siklus haid
: 28 hari
Darah haid
: T = 120 / 80 mmHg
Rr = 20x/menit
Suhu = 36,40 C
N = 78x/menit
Kepala
: Mesocephal
Mata
THT
Leher
Thorax
Cor
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor / sonor
Palpasi
Perkusi
: Timpani
pada
daerah
bawah
darah (+)
Ekstremitas : Oedema -
- , akral dingin -
B. Status Obstetri
Inspeksi
Kepala
: Mesocephal
Mata
processus
Wajah
: Kloasma Gravidarum ( - )
Leher
Thorax
Glandula
mammae
hipertrofi
(-),
areola
mammae
hiperpigmentasi (-)
Abdomen
Ekstremitas :
Oedema -
- , akral dingin -
Perkusi
Tympani pada bawah processus yphoideus, redup pada daerah uterus
Auskultasi
DJJ (-)
Pemeriksaan Dalam:
Inspekulo : vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal,
portio utuh, OUE tertutup, erosi (+), darah (+) flek,
discharge (-), sonde 9 cm, uterus antefleksi.
VT
III.
: 4,7 g/dL
Hct
: 15,3 %
AE
: 2,96 . 106/uL
AL
: 6,6 . 103/uL
AT
: 441 . 103/uL
Gol. Darah : O
PT
: 13,4 detik
APTT
: 28,9 detik
: 105 mg/dL
Ureum
: 15 mg/dL
Creatinin
: 0,5 mg/dL
Albumin
: 3,7 g/dL
Na
: 138 mmol/L
: 3,8 mmol/L
Cl
: 110 mmol/L
HBsAg
: (-)
b. USG
VU terisi cukup, tampak uterus ukuran 11 x 10 x 8 cm 3. Tampak gambaran
hyperechoic. Whorle like appearance (+)
Kesan menyokong gambaran mioma uteri.
IV. KESIMPULAN
Seorang P0A0, 46 tahun, riwayat fertilitas dan riwayat obstetri belum
diketahui, mengeluh keluar darah dari jalan lahir. Perdarahan keluar banyak,
ganti pembalut 5-6x sehari, nyeri perut tidak dirasakan. Pasien mengeluhkan
menstruasinya selama 1 tahun terakhir menjadi lebih lama 2 minggu, dan
darah menstruasi lebih banyak dari biasanya. Penurunan berat badan (-),
nafsu makan dan minum (+), BAB/BAK (+). Hb 4,7 g/dL, Hct 15,3 %, AE
2,96 . 106/uL, PP test (-), Ureum 15 mg/dL, Creatinin 0,5 mg/dL, Albumin
3,7 g/dL.
V.
DIAGNOSIS
Mioma uteri + metromenoragi + anemia gravis (Hb 4,7)
VI. PROGNOSIS
Dubia
VII. TERAPI
-
Mondok bangsal
Infus RL 12 tpm
VIII. FOLLOW UP
Tanggal 31 Maret 2011 jam 06.00
Keluhan
: -
Keadaan umum
Vital sign
: T = 1820/80mmHg
N = 90x/menit
Rr = 19x/menit
Suhu = 36,80C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
Tx
Perbaikan KU
Tunggu hasil GOT
Laboratorium Darah tanggal 31 Maret 2011
Hb
: 6,5 g/dL
Hct
: 23,2 %
AE
: 4,07 . 106/uL
AL
: 12,9 . 103/uL
AT
: 473 . 103/uL
:-
Keadaan umum
Vital sign
: T = 120/80 mmHg
N = 80x/menit
Rr = 20x/menit
Suhu = 36,80C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
Tx
:-
Keadaan umum
Vital sign
: T = 120/80 mmHg
N = 72x/menit
Mata
Rr = 24x/menit
Suhu = 370C
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
Tx
:-
Keadaan umum
Vital sign
: T = 120/80 mmHg
N = 80x/menit
Rr = 20x/menit
Suhu = 36,50C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
Tx
Pukul 16.00
Keluhan
Vital sign
: T = 120/70 mmHg
N = 80x/menit
Rr = 20x/menit
Suhu = 36,40C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
Tx
: 6,0 g/dL
Hct
: 21,2 %
AE
: 2,9 . 106/uL
AL
: 7,1 . 103/uL
AT
: 425 . 103/uL
Keadaan umum
Vital sign
: T = 110/65 mmHg
N = 60x/menit
Rr = 20x/menit
Suhu = 360C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
Tx
: perut mules
Keadaan umum
Vital sign
: T = 120/70 mmHg
N = 92x/menit
Rr = 20x/menit
Suhu = 36,30C
Mata
Thorax
Abdomen
Genital
Dx
Planning
Tx
BAB IV
ANALISA KASUS
Pada kasus ini diagnosa myoma uteri dengan menometroragi dan anemia
gravis pada seorang wanita 46 th dengan P 0A0 ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuad H., 2007. Miomectomi Pada Kehamilan. Diunduh dari :
http://www.ksuheimi.blogspot.com. Accested : Aprl 06, 2011
2. Santoso,
2007.
Mioma
Uteri.
Diunduh
dari
http://www.pinkerzzz03.blogspot.com. Accested : Aprl 06, 2011