karena itu, periset harus menetapkan dengan jelas kepada siapa periset
akan bertanya?.
Dalam menentukan populasi sasaran, periset perlu menggunakan definisi
operasional yang memberi kriteria secara spesifik batasan populasinya.
Definisi operasional ini harus ditetapkan dengan tegas sehingga mampu
membedakan seseorang atau obyek sebagai operasi sasaran atau bukan.
Sebagai pedoman, untuk membedakan apakah seseorang termasuk dalam
populasi sasaran atau tidak adalah dengan mengidentifikasikan apakah orang
tersebut memiliki informasi yang sedang dicari dalam riset atau tidak.
5.3 Kerangka Sampel
Setelah periset menetapkan populasi sasarannya, langkah berikutnya adalah
memperoleh daftar semua anggota populasi sasaran atau kerangka
sampel.untuk mengetahui kerangka sampel periset dalam melakukan peridiksi
dengan melakukan perhitungan atas dasar peeriode dan asumsi tertentu.
Contoh: untuk mengetehui kerangka sampel pengunjung suatau mal dengan
menghitunng berdasarkan jumlah pengunjung harian selama seminggu.
Dengan asumsi tiap anggota populasi berkunjung ke mal seminggu sekali
maka bila satu hari rata-rata ada sebanyak 1000 orang yang mengunjungi mal
tersebut maka jumlah populasi pengunjung adalah 7
orang. Ke-7000 orang inilah yang merupakan kerangka sampel yang diteliti.
5.4 Teknik Pengambilan Sampel
Setelah periset mampu menetapkan kerangka sampelnya, tugas berikutnya
adalah memilih anggota yang akan digunakan sebagai sampel. Untuk
memilih atau menarik sampel, periset memiliki beberapa cara. Secara garis
besar, terdapat dua metode untuk menarik sampel dari populasi yaitu
probability dan non-probability sampel. Pembagian ini didasarkan pada ada
tidaknya peluang [probability] yang dimiliki tiap anggota populasi untuk
menjadi sampel atau tidak. Jika metode yang digunakan memungkinkan tiap
anggota memiliki peluang untuk terpilih sebagai sampel maka disebut
sebagai probability sample. Sebaliknya , bila metode yang digunakan hanya
memberi peluang bagi anggota populasi tertentu sehingga menutup peluang