LAPORAN KASUS
Tn. AC
Umur
68 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin
Laki-laki
Alamat
Datang ke Poli
30 November 2015
No RM
2152033
: Sakit Sedang
: ComposMentis
: 55 kg
: 170 cm
: 19 (Underweight)
Tanda vital :
TD : 140 /80 mmHg
RR
: 23 x/menit
HR : 80 x/menit
Suhu : 37 C
Kepala
: Normocephal, tidak ada jejas
Mata
: Konjungtiva : Pucat (-) , Sklera: Ikterik (-), Nystagmus(-)
Wajah
: Simetris
Leher
: Tidak ada pembesaran KGB
Thoraks
: Jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen
: Dalam Batas Normal
Ekstremitas
: Akral Hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik
Liang
Kelainan
Bentuk dan ukuran
Hematoma
Edema
Hiperemi
Nyeri tarik
Nyeri Tekan Tragus
Furunkel
Fistula retroaurikula
Sekret
dan Cukup Lapang
Dinding Telinga
Sekret/Serumen
Hiperemis
Edema
Furunkel
Kolesteatoma
Bau
Warna
Jumlah
Jenis
Dekstra
Dbn
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Lapang
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Sinistra
Dbn
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Lapang
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Membran
Timpani
Mastoid
Intak
Putih
(+)
(-)
Dextra
(-)
(-)
(-)
(-)
Positif
Sama dengan
Warna
Refleks Cahaya
Bulging, Retraksi
Tanda Radang
Fistel
Sikatrik
Nyeri tekan
Rinne
Schwabach
Intak
Putih
(+)
(-)
Sinistra
(-)
(-)
(-)
(-)
Positif
Sama dengan
pemeriksa
pemeriksa
Tidak ada lateralisasi
Pendengaran normal
Weber
Kesimpulan
Pemeriksaan Hidung
Hidung luar
Vestibulum nasi
Cavum nasi
Septum nasi
Konka nasi inferior
Meatus nasi media
Hidung kanan
Bentuk (dbn), inflamasi (-), nyeri
Hidung kiri
Bentuk (bdn), inflamasi (-), nyeri
Dekstra
(-)
Sinistra
(-)
Kelainan
(-)
Simetris
Merah muda, Coated tongue (-)
Simetris, edema (-)
Arkus Faring
Dinding faring
Simetris
Mukosa hiperemi (-), membran (-), granul (-)
Tonsila palatine
Gigi
Laringoskopi Indirect
Pemeriksaan
Supraglotis
Aritenoid
Plika
ventrikularis
Plika Vokalis
Kelainan
Bentuk
Warna
Edema, Massa
Pinggir rata/tidak
Warna
Edema, Massa
Gerakan
Massa
Sinus piriformis
Sekret
Dekstra
Sulit dinilai
Kemerahan
Terdapat masa
Tidak rata
Kemerahan
Edema
Simetris
Sinistra
Sulit dinilai
Kemerahan
Terdapat masa
Tidak rata
Kemerahan
Edema
Simetris
Perluasan masa
ke dinding medial
Tidak terdapat
Perluasan masa
ke dinding medial
Tidak terdapat
I.4 RESUME
Anamnesis:
Keluhan muncul sejak 1 tahun yang lalu, pasien mulai merasakan suaranya yang
menjadi lebih kecil. Selang beberapa bulan setelah suaranya menjadi kecil, pasien
merasa suaranya serak dan pasien berobak ke dokter. Menurut dokter pada saat itu
ada daging tumbuh di pita suara pasien, namun pasien tidak melanjutkan
pengobatannya kembali. 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengeluhkan batuk-batuk disertai dahak yang banyak, dan tiba-tiba pasien
merasakan sesak nafas, keluarga langsung membawa pasien ke RS Budi Asih. RS
Budi Asih menyarankan untuk dilakukan trakeostomi terhadap pasien mengingat
masa pada pita suara pasien yang semakin besar. Pasien menyangkal adanya
keluhan di telinga seperti keluar air-air, gangguan pendengaran dan telinga
berdengung. Pasien juga menyangkal adanya keluhan hidung tersumbat, hidung
berair dan adanya darah yang keluar dari hidung. Keluhan sulit menelan dan nyeri
pada saat menelan disangkal pasien.
Pemeriksaan Fisik:
Bedasarkan pemeriksaan laringoskopi indirect terdapat masa di supraglotis,
aritenoid edema dan rimaglotis tertutup masa.
Cefazolin Profilaksis
Cefixime 2 x 200 mg
Ambroxol syr 3 x 175 mg
Na diclovenac 2 x 25 mg
Leukosit
5-10 ribu/mm3
HITUNG JENIS :
Neutrofil
: 66,7%
50-70%
Limfosit
: 20,3%
25-40%
Monosit
: 10,5%
2-8%
Eosinofil
: 2,2%
2-4%
Basofil
: 0.3%
0-1%
Eritrosit
: 5.62 juta/ul
4,5-6,5 juta/ul
Hemoglobin
: 10.7 g/dL
13,0-13,0g/dl
Hematokrit
: 36
MCV
: 63,3 fL
80-100 fL
MCH
: 19,0 pg
26-34 pg
MCHC
: 30,1%
32-36%
RDW-CV
: 15,9%
11,5-14,5%
Trombosit
: 282 ribu/mm3
150-440%
40-52%
HEMOSTASIS
Masa Protrombin/PT : 10,2 menit
9,4-11,3
PT
: 10,1 detik
10-14 detik
INR
: 0.99 detik
0.83-1.16
Control
: 11.6 detik
12-16 detik
APTT OS
: 37.1 detik
28-40 detik
APTT control
: 32.9 detik
26-37 detik
KIMIA KLINIK
GDS
: 106
< 180
SGOT
: 15
0-37 U/L
SGPT
: 10
0-40 U/L
7
Ureum
: 18
20 40
Kreatinin
: 0.6
0.8 1. 5
Quo ad Vitam
Quo ad Sanationam
Quo ad Fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atas tulang ini melekat pada otot-otot lidah, mandibula dan tengkorak.
Kartilago tiroid: merupakan tulang rawan laring terbesar, terdiri dari dia
10
11
12
anterior atau daerah subglotik. Dapat pula tumbuh di plika ventrikularis atau
aritenoid. Secara makroskopik bentuknya seperti buah murbei berwarna putih
kelabu dan kadang-kadang kemerahan. Jaringan tumor ini sangat rapuh dan kalau
dipotong tidak menyebabkan perdarahan. Sifat yang menonjol dari tumor ini
adalah sering tumbuh lagi setelah diangkat, sehingga operasi pengangkatan harus
dilakukan berulang-ulang (Bambang & Hartono, 2007).
II.2.2.1 Gejala dan Diagnosis
Gejala papiloma laring yang utama ialah suara parau. Kadang-kadang
terdapat pula batuk. Apabila papiloma telah menutup rima glotis maka timbul
sesak nafas dengan stridor. Diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis, gejala
klinik, pemeriksaan laring langsung, biopsi serta pemeriksaan patologi-anatomik.
13
14
II.2.3.2 Diagnosis
Diagnosis ditegakakn dengan anamnesa, yaitu terdapat perubahan kualitas
suara secara perlahan semakin serak tanpa disertai rasa sakit. Suara serak dapat
terjadi bila pasien menginggikan suaranya. Pasien dengan nodul vokal biasanya
mempunyai kebiasaan berdehem, batuk yang bersifat kronis, serta mempunyai
riwayat penggunaan pita suara berlebihan. Pada pemeriksaan laringoskopi
menggunakan optik dapat ditemukan gambaran penebalan sampai terbentuk
benjolan pada 1/3 anterior pita suara dan biasanya menebal (Cindya & Fauziah,
2014).
II.2.3.3 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan berupa terapi suara (voice therapy) dan
mengistirahatkan suara dengan tidak berbicara (vocal rest). Bila dicurigai ganas,
bisa dilakukan bedah mikro untuk memeriksakan gambaran histopatologinya.
Pengengkatan secara bedah diindikasikan bagi nodul besar atau bila gagal dengan
terapi suara dan medikamentosa (Cindya & Fauziah, 2014).
15
II.3.1 Etiologi
Menurut Bambang & Hartono, (2007) Etiologi karsinoma laring belum
diketahui dengan pasti. Dikatakan oleh para ahli bahwa perokok dan peminum
alkohol merupakan kelompok orang-orang dengan resiko tinggi terhadap
karsinoma laring. Penelitian epidemiologik menggambarkan beberapa hal yang
diduga menyebabkan terjadinya karsinoma laring yang kuat ialah rokok, alkohol
dan terpapar oleh sinar radioaktif.
Pengumpulan data yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa
karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan
resiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai dengan kenaikan jumlah
rokok yang dihisap.
Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring adalah diagnosis
dini dan pengobatan /tindakan yang tepat dan kuratif, karena tumornya masih
terisolasi dan dapat diangkat secara radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan
bagian laring yang terkena tumor dengan memperhatikan fungsi respirasi, fonasi
serta fungsi sfingter laring.
II.3.2 Histopatologi
Karsinoma sel skuamosa meliputi 95% sampai 98% dari semua tumor ganas
laring. Karsinoma sel skuamosa dibagi menjadi 3 tingkat difrensiasi:
16
hipofaring,
sinus
piriformis
dan
plika
ariepiglotika
kurang
berdifrensiasi baik.
II.3.3 Klasifikasi Letak Tumor
Tumor supraglotik terbatas pada daerah mulai dari tepi atas epiglotis sampai
batas bawah glotis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring.
Tumor glotik mengenaai pita suara asli. Batas inferior glotik adalah 10 mm
di bawah tepi bebas pita suara, 10 mm merupakan batas inferior otot-otot intrinsik
pita suara. Batas superior adalah ventrikel laring. Oleh karena itu tumor glotik
dapat mengenai 1 atau ke dua pita suara, dapat meluas ke sub glotik sejauh 10
mm, dan dapat mengenai komisura anterior atau posterior ataau prossesus vokalis
kartilago aritenoid.
Tumor sub glotik tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara
asli sampai batas inferior krikoid. Tumor ganas transglotik adalah tumor yang
menyebrangi ventrikel mengenai pita suara asli dan pita suara palsu, atau meluas
ke subglotik lebih dari 10 mm (Bambang & Hartono, 2007).
II.3.4 Gejala
Bambang & Hartono, (2007) mengatakan terdapat beberapa gejala dari
tumor laring, diantaranya:
1. Serak
Serak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan gejala paling dini
tumor pita suara.
laring. Kualitas nada sangat dipengaruhi oleh besar celah glotik, besar pita
suara, kecepatan getaran dan ketegangan pita suara. Pada tumor ganas
laring, pita suara gagal befungsi secara baik disebabkan oleh ketidak
teraturan pita suara, oklusi atau penyempitan celah glotik, terserangnya
otot-otot vokalis, sendi dan ligamen rikoaritenoid, dan kadang-kadang
17
1 3.
Nyeri tenggorok.
Keluhan ini dapat bervariasi dari rasa goresan sampai rasa nyeri yang
tajam.
4. Disfagia adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring dan
sinus piriformis. Keluhan ini merupakan keluhan yang paling sering pada
tumor ganas postkrikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi)
18
19
Tumor terdapat pada satu sisi suara/pita suara palsu (gerakan masih
baik).
T2
T3
T4
Glotis
Tis Karsinoma insitu.
T1
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita
suara masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior
atau posterior.
T2
T3
T4
Subglotis
Tis karsinoma insitu
T1
T2
Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau
sudah terfiksir.
T3
T4
20
N0
N1
N2
N2a
N2b
N2c
N3
Tidak terdapat/terdeteksi.
M0
21
M1
T1
N0
M0
ST II
T2
N0
M0
ST III
T3
N0
M0, T1/T2/T3 N1 M0
ST IV
T4
N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4
N2/N3
T1/T2?T3/T4 N1/N2/N3
M3
II.5 PENANGGULANGAN
Setelah diagnosis dan stadium tumor ditegakkan , maka ditentukan tindakan
yang akan diambil sebagai penanggulangannya. Ada 3 cara penanggulangan yang
lazim dilakukan, yakni pembedahan, radiasi, obat sitostatiska ataupun kombinasi
daripadanya, tergantung pada stadium penyakit dan keadaan umum pasien.
Sebagai patokan dapat dikatakan stadium 1 dikirim untuk mendapatkan
radiasi, stadium 2 dan 3 dikirim untuk dilakukan operasi, stadium 4 dilakukan
operasi dengan rekontruksi, bila masih memungkinkan atau dikirim untuk radiasi.
Jenis pembedahan adalah laringektomi totalis ataupun parsial, tergantung
lokasi dan penjalaran tumor, serta dilakukan juga diseksi leher radikal bila
terdapat penjalaran ke kelenjar limfa leher. Di bagian THT RSCM tersering
dilakukan laringektomi totalis, karena beberapa pertimbangan, sedangkan
laringektomi parsial jarang dilakukan, karena tehnik sulit umtuk menentukan
batas tumor.
Pemakaian sitostatiska belum memuaskan, biasanya jadwal pemberian
sitostatiska tidak sampai selesai karena keadaan umum memburuk, disamping
harga obat yang relatif mahal sehingga tidak terjangkau oleh pasien.
Para ahli berpendapat, bahwa tumor laring ini mempunyai prognosis yang
paling baik diantara tumor-tumor daerah traktus aerodigestivus, bila dikelola
dengan tepat, cepat dan radikal (Bambang & Hartono, 2007).
22
23
yang
dikerjakan
untuk
mengobati
karsinoma
laring
24
BAB III
PEMBAHASAN
25
udara yang terkontaminasi serbuk kayu dan cat meubel. Pasien merupakan
perokok, sehari merokok 1 bungkus sejak kecil.
Sejak pertama kali berobat 1 tahun yang lalu, pasien hanya di berikan obatobat untuk menghilangkan gejalanya saja, sejak dulu dokter sudah menyarankan
pasien untuk berobat lebih lanjut, namun pasien tidak melakukannya. 1 bulan
yang lalu pasien sesak, dan berobat ke RS Budi Asih dan dilakukan trakeostomi
dan di rujuk ke RSUP persahabatan untuk dilakukan observasi tumor pada pita
suaranya.
Dari pemeriksaan fisik status lokalis berdasarkan pemeriksaan laringoskopi
indirect terdapat masa di supraglotis, aritenoid edema dan rimaglotis tertutup
masa.
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik status lokalis ditegakan
diagnosa tumor laring, yang ditunjang dari anamnesa pasien mengeluhkan sejak
setahun yang lalu suaranya mulai kecil dan serak. Kemudian ditunjang dengan
keluhan batuk-batuk berdahak dan sesak nafas secara tiba-tiba. Dari anamnesis
tersebut sudah terfikir bahwa kelainan pada pasien berasal dari laring.
Pemeriksaan fisik mendukung adanya masa di supraglotis, aritenoid edema dan
rimaglotis tertutup masa. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik tersebut,
untuk menentukan staging tumor dilakukan pemeriksaan biopsi laring, CT-scan
dan USG abdomen. Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang tersebut makan
pasien AC didiagnosa menderita karsininoma sel skuamosa laring T3N0M0.
Dengan diagnosa tersebut dilakukan laringektomi total pada pasien ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adam, G & Boies, L, dkk, 1997, Buku Ajar Penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan, Edisi 6, EGC, Jakarta.
Arifputera, A & Calistania, C, dkk, 2014, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 4,
Media Aesculapius, Jakarta.
Arsyad, E & Iskandar, N, dkk, 2007, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher, Edisi 6, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
H. Siti, 2004, Tumor Ganas Laring, Bagian Patologi Anatomi FK USU, Jurnal,
Medan.
27