I.
Permasalahan
Akademi Analis Kesehatan Provinsi Jambi adalah salah satu institusi pendidikan
berbasis kesehatan yang memberikan perhatian terhadap semua aspek laboratoris dan analitik
terhadap cairan dan jaringan tubuh manusia serta kesehatan lingkungan. Akademi Analis
Kesehatan Provinsi Jambi bertujuan untuk menghasilkan tenaga analis yang berkualitas,
memiliki etos kerja dan wawasan yang luas, disiplin, tangguh, serta mampu bersaing di
tingkat global.
Analis Kesehatan adalah profesi yang bekerja pada sarana kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor-faktor yang dapat berpengaruh
pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja maupun kedaruratan termasuk kebakaran
merupakan sebagian resiko bagi calon analis dan tenaga analis yang hampir seluruh
pekerjaannya berlangsung di laboratorium. Oleh karena itu, sebagai calon tenaga analis
kesehatan, mahasiswa dituntut untuk melindungi diri serta memelihara kesehatan dan
keselamatan kerja dengan memahami konsep K3 serta menerapkannya selama bekerja.
II.
Tujuan
1. Tujuan Umum
III.
Sasaran
Sasaran penyuluhan
Sasaran program
IV.
Isi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
V.
Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan tanya jawab.
VI.
Media
Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain:
1. Lembar balik, berisi
a. Pengertian kesehatan kerja dan keselamatan kerja
b. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja
c. Identifikasi kesehatan dan keselamatan kerja
d. Penyebab kecelakaan kerja
2.
3.
4.
5.
6.
7.
VII.
Waktu Pelaksanaan
Hari
: Kamis
Tanggal
: 16 Juni 2016
Jam
Alokasi Waktu:
No
1
Waktu
10 menit
Kegiatan Penyuluh
Pembukaan :
1.
Kegiatan Peserta
Salam
pembuka.
2.
Memperkena
lkan diri, dan menjelaskan topik
penyuluhan
dan
tujuan
penyuluhan.
3.
Menjawab
pertanyaan
yang
Menggali
pengetahuan tentang Kesehatan
40 menit
1.
Peng
ertian
kesehatan
kerja
dan
keselamatan kerja
2.
Masa
Identi
fikasi kesehatan dan keselamatan
kerja
4.
Peny
ebab kecelakaan kerja
5.
Peny
akit akibat kerja dan akibat Mengajukan pertanyaan bila kurang
hubungan kerja
6.
mengerti
Pence
kesempatan
untuk
bertanya
10 menit
Menjawab pertanyaan
Penutup:
1. Melakukan
evaluasi
dengan Memperhatikan
memberikan pertanyaan
2. Menyimpulkan materi
dan
menjawab
pertanyaan
yang
telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup.
Rencana Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan segera setelah penyuluhan secara langsung berdasarkan tanya
ISI MATERI
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Pendahuluan
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan
dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi
oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia, telah ditetapkan Visi
Indonesia Sehat 2020 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari
angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab,
sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja
yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
b. Pengertian
Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian
sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang
keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga kerja, juga
menimbulkan kerugian secara tidak langsung yaitu kerusakan pada lingkungan kerja.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental, maupun social, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh factor-factor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja,
dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dirinya sendiri maupun masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktif kerja yang
optimal. Upaya kesehatan kerja dirumah sakit menyangkut tenaga kerja, metode/cara kerja,
alat kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan. Konsep dasar dari upaya kesehatan kerja ini adalah identifikasi
permasalahan, evaluasi, dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
Pekerja rumah sakit adalah tenaga medis seperti dokter, perawat, dan bidan.
Sedangkan non medis misalnya insinyur, tehnisi, apoteker, ahli gizi, fisioterapi, piata
anestesi, piata rontgen, analis kesehatan, dan tenaga administrasi. Unit kerja sterilisasi
adalah unit kerja yang mempunyai tugas pokok melakukan sterilisasi alat-alat medis dirumah
sakit
c. Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan
resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan
lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen
tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan
produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas kerja.
1. Kapasitas Kerja
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya
kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai
kepada yang paling berat. Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
Mengangkat beban, merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila mengabaikan
kaidah ergonomi. Akibatnya dapat cedera pada punggung.
Pencegahan :
Beban jangan terlalu berat
Jangan berdiri terlalu jauh dari beban
Risiko terjadi kebakaran (sumber : bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang
mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran bisa terjadi bila terdapat
3 unsur bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas. Akibatnya
dapat menimbulkan kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat
bahkan kematian dan bisa menimbulkan keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan :
Konstruksi bangunan yang tahan api
Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar
Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran
Sistem tanda kebakaran manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda
bahaya dengan segera
e. Penyakit Akibat Kerja dan Akibat Hubungan Kerja
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau
asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus
ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor
Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit
Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan
timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO).
Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)
sangat luas ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat
Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan
desinfeksi.
Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan
sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekerja dengan bahan infeksius, dan
dilakukan imunisasi.
secara benar
Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.
Kebersihan diri dari petugas.
2. Faktor Kimia
Petugas di laboratorium kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia dan
obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam
komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan
cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan
kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya
disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton).
Bahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap
melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif
(asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang
terpapar. Pencegahan :
Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk
to
the
Job.
Sebagian
besar
pekerja
di
perkantoran
atau
Pelayanan
Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga
operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor
yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan
dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan
dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan
keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja(low back pain)
4. Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
kerja meliputi
kerja.
Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.
Terkena radiasi. Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan
REFERENSI