PENDAHULUAN
Gambar 1.1
Batas-batas Atterberg
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
Definisi
Batas Cair (LL) didefinisikan sebagai kadar air pada 25 ketukan yang
menyebabkan merapatnya kembali tanah uji
(R.F. Craig, 1974)
Batas Cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
keadaan plastis
(Djatmiko, 1993)
Batas Plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air minimum pada mana
tanah dapat digelintir menjadi suatu benang bergaris tengah 3 mm tanpa
patah.
(M.J. Smith, 1980)
Batas plastis adalah kadar air suatu contoh tanah antara keadaan plastis
dan semi plastis
(Djatmiko, 1993)
Selisih antara batas cair dan batas plastis, di mana tanah tersebut dalam
keadaan plastis disebut lndeks plastisitas
(Djatmiko, 1993)
2.2.Faktor yang Mempengaruhi
Tekstur tanah
Tekstur tanah yang kasar daya plastisnya akan rendah karena pada tanah
yang teksturnya kasar sedikit mengandung liat sehingga menyebabkan
daya plastisitasnya rendah, begitu pula sebaliknya.
Kadar air
Bila kadar air tanah tinggi, campuran tanah dan air akan menjadikan tanah
lembek seperti cairan sehingga mempengaruhi batas cair dan batas
plastisnya.
Pada tanah yang berbutir halus (kohesif), konsistensi tanah yang diberikan
tergantung pada kadar airnya.
(SNI 1965, 2008)
Jenis liat
Ada banyak jenis liat, perbedaan kandungan jenis liat akan berpengaruh
pada daya lekat tanah tersebut baok dalam keadaan kering,
lembab maupun basah.
BAB III
3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Batas Plastis:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
5)
6)
7)
8)
9)
melalui garis tengah pemegang dan simetris; pada waktu membuat alur
posisi alat pembuat alur (grooving tool) harus tegak lurus permukaan
cawan casagrande.
Putarlah casagrande terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan
dan catat jumlah pukulannya pada waktu bersinggungan.
Setelah selesai, benda uji diambil sebagian untuk diuji kadar airnya.
Diusahakan berat tanah basahnya relatif sama.
Kembalikan sisa benda uji kedalam mangkuk pengaduk, dan cawan
casagrande bersihkan; benda uji diaduk kembali dengan merubah
kadar airnya; kemudian ulangi langkah 3 sampai 5 minimal 3 kali
berturut-turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan
diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 10.
Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil 2
titik di atas 25 pukulan dan 2 titik dibawah 25 pukulan, sehingga
diperoleh 4 titik.
Hasil pengujian digambar pada grafik skala log jumlah pukulan vs
kadar air dan kemudian diregresi.
Batas Plastis:
1) Timbang cawan dengan neraca ohauss.
2) Letakan benda uji yang sudah dipersiapkan didalam mangkuk
pengaduk.
3) Campur benda uji dengan air dalam mangkuk pengaduk, aduk hingga
homogen/merata dan cukup plastis untuk dapat dibentuk menjadi bola.
4) Diusahakan penambahan air sedikit demi sedikit sehingga tidak perlu
menambah contoh tanah lagi, sebab dikhawatirkan tanah tersebut tidak
homogen.
5) Ambil sebagian benda uji sekitar 8 gram dan bagi menjadi 4 bagian.
6) Menggeleng benda uji menjadi bentuk bulat panjang berdiameter 3
mm dengan kecepatan 80 gelengan sampai dengan 90 gelengan per
menit, dengan menghitung satu gelengan sebagai satu gerakan tangan
bolak balik hingga kembali ke posisi awal.
7) Apabila tanah hasil gelengan telah berdiameter 3 mm tetapi belum
terjadi retakan, maka tanah gelengan dibagi menjadi enam atau
delapan potongan. Satukan dan remas semua potongan dengan kedua
tangan dan geleng kembali dengan jari tangan hingga membentuk
bulat panjang.
8) Sedangkan apabila tanah gelengan telah berdiameter 3 mm dan terjadi
retakan, maka prosedur dilanjutkan ke butir 9.
9) Kumpulkan/gabungkan bagian-bagian tanah yang retak dan masukan
ke dalam cawan, kemudian diuji kadar airnya.
10) Ulangi prosedur yang telah diuraikan pada butir 4 hingga 7, sampai
benda uji 8 gram seluruhnya diuji.
3.3 Gambar Peralatan
Gambar 3.2
Grooving Tool
Gambar 3.1
Casagrande
Gambar 3.3
Lempeng Kaca
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Dengan :
w
W1
W2
W3
W1W2
W2 W3
Batas Plastis
Tulis selisih perhitungan tersebut sebagai indeks plastisitas tanah, kecuali terjadi
kondisi sebagai berikut:
a) Jika batas cair atau batas plastis tidak dapat ditentukan, indeks plastisitas
dinyatakan dengan: NP (non plastis)
b) Jika batas plastis sama atau lebih besar dari batas cair, indeks plastisitas
dinyatakan juga dengan: NP (non plastis).
BAB V
PEMBAHASAN
5.2 Aplikasi
Batas cair dan batas plastis tidak secara langsung memberi angkaangka yang dapat dipakai dalam perhitungan perencanaan. Yang kita peroleh
dari percobaan batas-batas Atterberg ini adalah suatu gambaran secara garis
besar sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang batas cairnya tinggi
biasanya mempunyai sifat teknik yang buruk, yaitu kekuatannya/daya
dukungnya rendah, pemampatannya (compressibility) tinggi dan sulit
memadatkannya.
Selain itu dari Batas cair (LL) dan Batas Plastis(PL) dapat diketahui
jenis tanah yang diuji dengan klasifikasi tanah. Dapat diketahui apakah
tanah berbubir halus yang ada adalah lempung atau lanau baik yang organik
maupun anorganik. Dari nilai yang ada dapat diketahui sifat fisiknya dan
dan berguna dalam penentuan rancangan pembuatan struktur yang sesuai
dengan jenis dan sifat yang ada.
Indeks plastisitas suatu tanah (IP) menggambarkan sifat plastis tanah
ketika diberi beban dan batas cair menjelaskan kondisi batas kadar air yang
terkandung di tanah. Makin tinggi indeks plastisitas maka makin baik tanah
dalam menahan beban. Dengan mengetahui batas cair maka perekayasa
dapat memutuskan keputusan yang tepat, misalnya pondasi apa yang sesuai
dengan kondisi tanah tersebut. Batas cair dan indeks plstisitas digunakan
dalam sistem klasifikasi tanah menurut AASHTO. Penggunaan parameter
batas cair dan indeks plastisitas dalam sistem AASHTO didasarkan atas
aplikasinya
yang
berkaitan
dengan
pembangunan
jalan
dimana
BAB VI
10
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum acara II tentang bagaimana cara menghitung
nilai batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas tanah dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain:
1. Batas cair tanah adalah kadar air suatu tanah pada 25 kali pukulan alat
casagrande hingga tanah menutup.
2. Batas plastis adalah kadar air suatu tanah saat dapat digelintir hingga
berdiameter 3 mm tanpa timbulnya retakan-retakan.
3. Indeks plastisitas adalah selisih antara batas cair dan batas plastis yang
menunjukan keadaan tanah plastis.
4. Faktor yang mempengaruhi batas cair dan batas plastis adalah tekstur tanah,
kadar air, jenis liat dan kandungan bahan organik.
5. Nilai batas cair tanah berbanding terbalik dengan tingkat kekuatan partikelpartikel tanah. Makin tinggi batas cairnya, maka semakin buruk kekuatan
tanah tersebut.
6.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum acara I tentang bagaimana cara menghitung
nilai kadar air, bobot isi dan berat jenis tanah dapat diberikan saran antara lain:
1.
11