Anda di halaman 1dari 15

Laboratorium Fisika Gelombang

Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Viskositas (kekentalan) adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan
antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan
inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan
dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton
menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan
geser berbanding lurus dengan viskositas. Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga
suatu padatan yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan
peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila
kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula
turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil
tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus
beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki
suatu zat cair sehingga kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang
dikarenakan gaya beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya
percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol.
Akibat viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh
viskositas pada aliran adalah kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian
dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol.. Untuk
benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam,
melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat
mengukur viskositas berbagai jenis zat cair.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kekentalan suatu cairan sampel
2. Untuk melihat pengaruh suhu terhadap kekentalan suatu cairan
3. Untuk mengetahui aplikasi dari viskosimeter

BAB II
DASAR TEORI

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

Dari balik kacamata mekanika fluida semua bahan terdiri ddari atas dua keadaan saja, yakni
fluida dan zat padat. Bagi orang awam pun perbedaan antar keduanya sangat nyata. Rasanya
menarik unyuk meminta kepada orang awam untuk menyebutkan perbedaan itu. Secara teknis
perbedaanya terletak pada reaksi kedua zat itu terhadap tegangan geser atau tegangan
singgung yang dialaminya. Zat padat dapat menahan teganvgan geser dengan deformasi
stratistik, sednagkan fluida adalah sebaliknya. Setiap teganagan geser yang dikenakan pada
fluida, betapa pun kecilnya. Akan menyebabkan fluida itu bergerak. Fluida itu bergerak dan
berubah bentuk secara terus-menerus selama tegangan tersebut bekerja. Maka dapat kita
katakan bahwa fluida yang diam berada dalam teganagan geser nol. Dalam analisis struktur
keadaan ini sering disebut kondisi tegangan berubah menjadi titik, dan tak ada teganagan
geser pada sebarang bidnag irisan dari bagian yang mengalami tegangan itu.
Dengan definisi fluida seperti tersebut diatas, setiap orang awam tahu bahwa aada dua
macam fluida, yakni zat cair dan gas. Disini pun perbedaan antara keduanyan bersifat teknis
yaitu berhubungan dengan akiabat gaya kohesif. Karena terdiri atas molekul-molekul tetaprapat. Dengan gaya kohesif yang relatif kuat. Zat cair cendrung mempertahankan volumenya
dan akan membentuk permukaan bebas dalam medan gravitasi. Jika tidak tertutup dari atas.
Aliran muka bebas sangat dipengaruhi gaya gravitasi. Karena jarak natr molekul-molekulnya
besar dan gaya kohesifnya terabaikan, gas akan memuai dengan bebas sampai tertahan oleh
dinding yang mengungkungnya. Gas itu akan membentuk atmosfer yang pada hakikatnya
bersifat hidrostatik.
Kita telah memakai istilah teknis seperti tekanan dan kerapatan fluida tanpa membahas
denagan seksama definisinya. Sekjauh yang telah kiata ketahui. Fluida adalah gugusan
molekul yanga jarak pisahnya besar untuk gas dan kecil untuk zat cairnya. Molekul-molekul
itu tidak terikat pada suatu kisimelainkan begerak bebasterhadap satu

sam lain. Jadi

kerapatan fluida atau masanya persatuan volume tertentu terus-menerus berubah. Hal ini tidak
penting asal satuan volumnya besar jika dibandingkan misalnya denga kubus yang rusuknya
sama dengan jarak antar molekulnya. Dalam hal ini jumlah molekul didalam satuan volume
itu akan selalu hampir tetap saja. Walaupun banyak sekali molekul yang keluar masuk
melintasi permukaan batas satuan volume tersebut. Tetapi jika satuan volume yang dipilih itu
Terlampau besar, dapat terjadi perubahan gugus molekul yang cukup besar. Semua
fluida nyata (gas dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat diketahui, antara lain:

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

rapat massa (density), kekentalan (viscosity), kemampatan(compressibility), tegangan


permukaan (surface tension), dan kapilaritas(capillarity). Beberapa sifat fluida pada
kenyataannya merupakan kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh kekentalan
kinematik melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang kita ketahui, fluida
adalah gugusan yang tersusun atas molekulmolekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas
dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling
bergerak bebas terhadap satu sama lain. Rapat massa adalah ukuran konsentrasi massa zat cair
dan dinyatakan dalam bentuk massa persatuan volume .
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser (t) pada
waktu

bergerak

atau

mengalir.

Kekentalan

disebabkan

adanya

kohesi

antara

partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara molekulmolekul
yang

bergerak.

Zat

cair

ideal

tidak

memiliki

kekentalan.

Kekentalan

zat

cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik () atau kekentalan
absolute dan kekentalan kinematis (n).Zat cair Newtonian adalah zat cair yang memiliki
tegangan geser (t)sebanding dengan gradien kecepatan normal terhadap arah aliran. Gradien
kecepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dan perubahan jarak
tempuh aliran.Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut
dengan viskositas. Bila suatu fluida mengalami geseran, ia mulai berregerak dengan laju
reganagan yang berbanding terbalik denagan suatu besaran yang disebut koefisien kekentalan.
Kekentalan fluida Newton adalah sifat termodinamika yang sebenarnya, yang nialainya
tergantung pada suhu dan tekanan. Pada suatu (p, T) nilai kekentalan itu sangat berbeda-beda
untuk berbagai fluida.
(White, Frank M. 1986)
Viskositas adalah besaran yang mengukur kekentalan fluida. Hingga saat ini, kita anggap
fluida tidak kental. Persamaan Bernolli yang telah kita bahas berlaku untuk fluida yang tidak
kental. Namun, sebenarnya, semua fluida memiliki kekentalan, termasuk gas. Untuk
memperagakan adanya kekentalan fluida. Fluida diletakkan diantar diua pelat sejajar satu
pelat digerakkan dengan kecepata konstanv searah sejajar kedua plat. Permuakan fluida yang
bersentuhan dengan pelat yang diam tetap diam dan yang bersentuhan dengan pelat yang
begerak

akan bergerak

dengan kecepatan

v juga. Akibatnya

terbentuk

gradien

kecepatan.Lapisan fluida yang lebih dekat dengan pelat bergerak memiliki kecepatan yang
lebih besar. Untuk mempertahankan kecepatan tersebut, diperlukan adanya gaya F yang
memenuhi.

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

F = A v/l

(2.1)

Dengan A luas penampang pelat, l jarak pisah dua pelat, F gaya yang diperlukan untuk
mempertahankan pelat tetap bergerak relatif dengan kecepatan v, dan : konstanta yang
disebut koefisien viskositas fluida. Satuan viskositas adalah N s/m2 . Jika dinyatakan alam
satuan CGS, satuan viskositas adalah dyne s/cm2 . Satuan ini disebut juga poise dalam cP
(centipoises = 0,001 P). Umumnya koefisien viskositas dinyatakan.
Tabel 2.1
Fluida
Air
Etanol
Oli mesin
Gliserin
Udara
Hidrogen
Uap Air

Suhu C

Koefisien viscositas, ,

0
20
100
20
30
20
20
0
100

Poise
1.9
1.3
0.3
1.2
200
830
0.018
0.009
0.013

Salah satu menentukan koefisien viskositas fluida dirumuskan J.L Poiseuille(1799-1869).


Satuan poise untuk koefisien viskositas diambil dari namanya. Kiat dapat menetukan
koefisien viskositas fluida denagan mengalirkan fluida tersebut kedalam pipa dengan luas
penampang tertentu. Agar fluida dapat mengalirmaka antara dua ujung pipa harus ada
pebedaan tekanan. Debit fluida yang mengalir melalui pipa terdapat oersamaan sebagai
berikut.
Q = 4 r4P / 8L

(2.2)

dengan Q debit aliran fluida, r jari-jari penampang pipa, L panjang pipa, P beda tekanan
antara dua ujung pipa, koefisien viskositas. Untuk mengalirkan minyak dari satu tempat ke
tempat lain melaui pipa-pipa diperlukan pompa yang cukup kuat sehingga terjadi perbedaan
tekanan antara dua ujung ipa. Gerakan jantung menyebabkan perbedaan tekanan antara ujung
pembuluh darah sehingga darah bisa mengalir. Pompa yang dipasang pada sumber lumpur
lapindo sering gagal bekerja karena viskositas lumpur yang sangat besar. debit aliran
berbanding terbalik dengan viskositas. Viskositas lumpur yang sanagt besar menyebabkan
debit aliranyang sangat kecil meskipunperbedaan tekanan yang dihasilkan pompa cukup
besar.

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

Hukum Stokes bisa pula digunakan untuk menentukan koefisien viskositas fluida. Benda
yang bergerak dalam fluida mendapat gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah
gerak benda. Jika ada gerak antara fluida(cairan atau gas) dengan benda lain,selalu terjadi
gaya yang melawan gerak tersebut yang disebut gaya kekentalan. Besarnya gaya gesekan
bergantung pada kecepatan relatif benda terhadap fluidaserta bentuk benda. Untuk benda yang
berbentu bola besarnya gaya gesekan memenuhi hukum stoke.
F = 6rv

(2.3)

Dengan f gaya gesekan pada benda oleh fluida. Jari-jari bola,v laju bola relatif, terhadap
fluida dan koefisien viskositas.
Jika benda berbentuk bola dijatuhkan dalam fluida maka mula-mula benda bergerak turun
dengan kecepatan yang makin besar akibat adanya percepatan gravitasi. Pada suatu saat
kecepatan benda tidak berubah lagi. Kecepatan ini dinamakan kecepatan terminal. Gaya yang
bekerja pada benda selama bergerak jatuh adalah gaya berat kebawah. Gaya angkat
archimedes ke atas dan gaya stokes gerak (keatas juga). Saat tercapai kecepatan terminal
ketiga gaya tersebut setimbang.
Fluida yang mengalir melalui benda atau mengalir dalam pipa bersifat laminar ka laju
fluida cukup kecil. Jika laju fluida diperbesar maka suatu saat aliran fluida menjadi turbulen.
Adakah kriteria untuk menentukan apakah aliran fluida bersifat laminar arah turbulen?
Jawabannya ada. Kriteria tersebut diberikan oleh bilangan Bilangan Reynolds didefinisikan
sebagai.
R = vD/

(2.4)

Dengan R bilangan Reynolds (tidak berdimensi), massa jenis fluida, v laju aliran fluida,
koefisien viskositas, dan D dimensi benda yang dilalui fluida atau diameter penampang pipa
yang dialiri fluida. Jika R kurang dari 2000 maka aliran fluida adalah laminar. Tetapi jika R
lebih besar dari 5000 maka aliran fluida adalah turbulen.
(Abdullah, Mikrajuddin. 2007)
Viskositas fluida adalah property yang penting dalam pembelajaran aliran fluida. Sifat dan
karakteristik viskositas, serta dimensi dan factor konversi untuk kedua viskositas mutlak dan
kinematik dibahas dalam bagian. Viskositas ini adalah property dari fluida berdasarkan yang
menawarkan ketahanan geser. Hukum newton viskositas bahwa untuk suatu tingkat deformasi
angular cairan tegangan geser berbanding lurus dengan molar viskositas dan contoh cairan
yang sangat kental, air dan udara memiliki viskositas yang sangat kecil. Viskositas dari
kenaikan gas dengan suhu, tetapi viskositas cairan menurun dengan suhu bervariasi

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

suhundapat dijelaskan dengan memeriksa penyebab viskositas suatu perlawanan dari cairan
geser tergantung pada kohesi dan pada laju transfer momentum molekul cairan dengan
molekul spasi jauh lebih berat, memiliki kekuatan kohesif yang jauh lebih besar daripada
cohesion gas tampaknya menjadi penyebab dominan jika viskositas dalam cairan dan arena
kohesi berkurang dengan suhu.
Viskositas dalam cairan dan karena kohesi berkurang dengan suhu, viskositas tidak juga
gas disisi lain, memiliki sangat kecil pasukan kohesif most dari ketahanan terhadap tegangan
geser adalah hasil dari transfer momentum molekul. Sebagai model kasar tentang bagaimana
transfer momentum menimbulkan suatu tegangan geser jelas mempertimbangkan dua
gelombang gerbong kereta ideal dengan spons dan pada trak paralel.
Mengasumsikan setiap mobil memiliki tangki air dan pompa sehingga diatur bahwa air
diarahkan oleh nozzles pada sudut kanan trek tersebut. Pertama pertimbangkan A stasioner
dan B bergerak kekanan dengan air dan nozzles mencolok A dan diserap oleh spons.
Viskositas ada pada zat cair maupun gas dan pada intinya merupakan gaya gesekan antara
lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu
melewati lainnya.
Dengan adanya viskositas, kecepatan lapisan-lapisan fluida tidak seluruhnya sama.
Lapisan fluida yang terdekat dengan dinding pipa bahkan sama sekali tidak bergerak (v = 0),
sedangkan lapisan fluida pada pusat aliran memiliki kecepatan terbesar.
Dalam cairan selalu ada transfer molekul bolak. Ketika suatu lapisan bergerak relatif terhadap
lapisan yang berdekatan, transfer molekul momentum membawa momentum dari sisi yang
satu ke yang lain sehingga suatu tegangan geser dalam mengatur dan menahan gerak relatif
dan cenderung untuk menyamakan kecepatan dari lapisan yang berdekatan dalam analogi dan
cara. Kegiatan molekul menimbulkan suatu tegangan geser yang jelas dalam gas yang lebih
penting daripada kekuatan kohesif, dan karena aktifitas molekul meningkat dengan suhu,
viskositas juga meningkat dengan suhu. Viskositas yang sering disebut sebagai viskositas
mutlak atau viskositas dinamik untuk menghindari kebingungan itu dengan viskositas
kinematik, yang merupakan rasio viskositas kepadatan massa.
(Streeter ,Victor L 1998)
BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
3.1.1 Perlatan dan Fungsi

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

1.

Viscosimeter
Berfungsi untuk mengukur viskositas atau kekentalan suatu larutan
2. Neraca
Berfungsi sebagai melakukan pengukuran berat suatu benda
3. Stopwatch
Berfungsi untuk mengukur lama waktubola besi saat mulai dilepaskan sampai
4.
5.
6.
7.

jatuh ke dasar.
Tissue
Berfungsi untuk membersihkan alat-alat yang digunakan.
Thermometer
Berfungsi sebagai mengukur suhu
Beaker glass
Berfungsi untuk tempat mengaduk, mencampur dan memanaskan carian
Bola besi
Berfungsi sebagaibeban yang akan digunakan (media untuk mengetahui

viskositas) dan alat untuk mengetahui kecepatan yang terjadi pada fluida.
8. Pipa Kapiler
Berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki pemanas ke tabung viskosimeter
9. Tangki pemanas
Berfungsi untuk memanaskan suhu air
10. Serbet
Berfungsi sebagai untuk mengelap jika ada suatu air atau sampel( minyak
sunco atau minyak rem jumbo) yang tumpah
11. Brus tabung
Berfungsi untuk membersihkan tabung
3.1.2

Bahan dan Fungsi


1. Minyak Bimoli
Berfungsi sebagai bahan percobaan cairan atau fluida tempat jalannya bola
baja untuk sampai ke dasar viskometer
2. Minyak Oli
Berfungsi sebagai bahan percobaan cairan atau fluida tempat jalannya bola baja
untuk sampai ke dasar viskometer

3.2 Prosedur Percobaan


1.
Dipersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
2.
Dibersihkan peralatan yang akan dipergunaan
3.
Dirangkai semua peralatan dengan baik.
4.
Diisi air bersih pada tangki pemanas dan tabung visco sampai batas yang
ditentukan.
5.
Dihitung massa beaker glass kosong.
6.
Dicatat hasil massa beaker glass kosong.
7.
Diisi beaker glass dengan sunco sebanyak 100ml.
8.
Dicatat hasil beaker glass dengan Bimoli.
9.
Dimasukkan Bimoli kedalam tabung visco.
10. Dimasukkan bola besi kedalam tabung visco.
11. Dihubungkan pipa kapiler dengan tabung visco.

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

12. Diputar tabung visco sebanyak 4 kali untuk memperoleh t1,t2,t3,dan t4.
13. Dipanaskan air pada tangki pemanas dengan interval suhu 35,45,dan 55.
14. Diulangi percobaan 12-13
15. Dicatat hasil percobaan.
16. Dibersihkan perlatan
17. Diulangi percobaan 7-15 untuk sampel minyak Oli.

3.3 Gambar Percobaan

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
- Masa beaker gelas

: 62 gram

- Masa minyak Bimoli : 82.4 gram


- Masa Oli

: 90.2 gram

- Suhu Ruangan

:32C

Sampel
Minyak
Goreng
Oli

Bimoli

Suhu(C)
32
35
40
45
32
35
45
55

t1
0.1
0.2
0.1
0.035
0.5
0.5
0.3
0.3

t2
0.2
0.2
0.1
0.035
1
0.6
0.4
0.3

t3
0.1
0.2
0.1
0.05
1
0.8
0.4
0.4

= m/V
= 82.4 gr/100 ml = 0.824 gr/cm3

Oli

= m/V
= 90.2 gr/ 100 ml = 0.902 gr/cm3

t4
0.3
0.2
0.1
0.05
1
0.5
0.3
0.3

t(rata-rata)
0.175
0.2
0.1
0.0425
0.875
0.6
0.35
0.27

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

Medan, 21 Maret 2016


Asisten,

Pratikan

(Emmy Rosinta)

(Triyandi Pratama)

4.2 Analisa Data


I. Menentukan viskositas dari masing-masing sampel.
K=1,27x10-3 m2/s2
b=7743kg/m3
=trata-rata(c- b)K
Minyak Bimoli
1. = 0.175.(8240-7743).1,27x10-3
= 0.11
2. = 0.2.(8240-7743).1,27x10-3
= 0.13
3. = 0.1.(8240-7743).1,27x10-3
= 0.06
4. = 0.0425.(8240-7743).1,27x10-3
= 0.03
Minyak Oli
1. = 0.875.(9020-7743).1,27x10-3
=1.42
2. = 0.6.(9020-7743).1,27x10-3
=0.97
3. = 0.35.(9020-7743).1,27x10-3
=0.57
4. = 0.27.(9020-7743).1,27x10-3
=0.44
II. Menentukan kecepatan relatif bola pada masing-masing sampel.
R=0,714 cm
G= 9.8 m/s2

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

v=

Minyak Bimoli
v = ((2.(0.714)2 )/9)x(8240-7743)
=2.10-3cm/s
Minyak Oli
v= ((2.(0.714)2 )/9)x(9020-7743)
=7.9.10-4cm/s
III.

Menghitung gaya gerak untuk sampel


Minyak Bimoli
- Fv = 6RV
- Fv = 6.3,14.0,714. 2x10-3.0,11
= 2,9.10-3N
-

Fv = 6.3,14.0,714. 2x10-3.0,13
= 3,4.10-3N

Fv = 6.3,14.0,714. 2x10-3.0,06
= 1,6.10-3N

Fv = 6.3,14.0,714. 2x10-3.0,03
= 8.10-4N

Minyak Oli
- Fv =6.3,14.0,714. 7,9x10-4.1,42
=15.10-3N
-

Fv =6.3,14.0,714. 7,9x10-4.0,97
=1.10-2N

Fv =6.3,14.0,714.7,9x10-4.0,57
=6.10-3N

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

Fv =6.3,14.0,714.7,9x10-4.0,44
=4,6.10-3N

IV. Buatlah grafik Fv-Vs-V.


Minyak Bimoli

Minyak Oli

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kekentalan suatu cairan sampel pada minyak sunco dan minyak rem jumbo terjadi
perbedaan yang signifikan, dimana pada minyak sunco cairan lebih cair dan pada
saat dipanaskan atau diberikan temperature yang berbeda beda maka kecepatan bola
besi untuk jatuh sampai dasar permukaan viskosimeter waktunya lebih cepat, dan
pada minyak rem jumbo cairan lebih kental dari pada minyak sunco, dan pada saat
diberikan temperature yang berbeda beda maka kecepatan bola besi untuk sampai
dasar tabung viskosimeter jauh lebih lama dibanding dengan minyak sunco, tetapi
pada saat temperature ( panas) yang diberikan lebih tinggi maka kecepatan bola besi
untuk sampai dasar tabung viskosimeter lebih cepat. Dengan demikian jarak anatara
molekul pada zat cair tersebut menjadi semakin renggang dan gaya gesek pun
( viskositas ) menjadi lebih kecil.
2. Pengaruh suhu terhadap kekentalan suatu ialah cairan semakin tinggi suhu
menyebabkan semakin kecil viskositas larutan, karena dengan naiknya suhu,
kecenderungan zat cair untuk menguap semakin besar atau tekanan uap larutan
semakin besar. Dengan demikian jarak antara molekul pada zat cair tersebut menjadi
semakin renggang dan gaya gesek pun (viskositas) menjadi lebih kecil. Selain itu
gaya kohesi pada zat cair akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya
temperatur pada zat cair yang menyebabkan turunnya viskositas dan zat cair
tersebut.
3. Macam macam viskosimeter:
Viskometer kapiler / Ostwald : Digunakan untuk menentukan laju aliran kuat
kapiler.
Viskometer Hoppler : Pada viscometer hoppler yang diukur waktu yang
dibutuhkan oleh sebuah bola untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi
tertentu

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

Viskometer Cup and Bob : Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan
antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk
persis ditengah tengah
Viscometer Cone/ Plate adalah alat ukur kekentalan yang memberikan peneliti
suatu instrumen yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut
cairan dalam volume sampel kecil
5.2 Saran
1. Dianjurkan untuk praktikan selanjutnya sebaiknya lebih menguasai langkah-langkah
percobaan dan materi yang diberi
2. Dianjurkan untuk praktikan selanjutnya sebaiknya tetili dalam menghitung waktu
dengan stopwatch
3. Dianjurkan untuk praktikan selanjutnya sebaiknya dapat membaca nilai berat benda
yang ditimbang dengan neraca

Laboratorium Fisika Gelombang


Departemen Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Jl Bioteknologi No.1

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin.2007. Fisika Dasar 1.Bandung:ITB
Halaman

: 280-284

White, Frank M.1986. Mekanika Fluida. Jakarta:Erlangga


Halaman

: 2-5

Streeter.1998. Fluid Mechanics. USA:Michigan University


Halaman

: 181-183

Medan, 21 Maret 2016


Asisten,

Pratikan

(Emmy Rosinta)

(Triyandi Pratama)

Anda mungkin juga menyukai