Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan pada Klien

dengan Dermatitis Atopik


Disusun oleh :
1.Dela Ayu Maharani
2.Desi Wahyu Ersany
3.Dewi Yunita
4.Nurul Kuswanti
5.Oktia Indira
6.Putri Handayani

Pengertian Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan akut (epidermis dan dermis)
sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan
endogen yang menimbulakan kelainan klinis berupa eritema,
edema, papul vesikel, skuama, likenifikasi, dan keluhan gatal
Dermatitis dibagi menjadi berbagai macam : dermatits
kontak (iritan & alergi), dermatitis atopik, dermatitis
medikamentosa, dermatitis inflamotorik non infeksi.
Etiologi dermatitis dibagi menjadi 2 :
- Eksogen (faktor dari luar) : kimia (detergen, semen, oli) ;
fisik (sinar, suhu) ; mikroorganisme (bakteri, jamur)
- Endogen (dalam) : dermatitis atopic

DERMATITIS ATOPIK

DEFINISI
Keadaaan peradangan kulit kronis dan
residif, disertai gatal yang
berhubungan dengan atopi. Atopi
adalah istilah yang dipakai untuk
sekelompok penyakit pada individu
yang mempunyai riwayat kepekaan
dalam keluarganya, misalnya : asma
bronkial, rhinitis alergik, dermatitis
atopic, dan konjungtivitis alergik.

ETIOLOGI
Faktor Genetik, terdapat riwayat stigmata atopi
berupa asma bronchial, rinitis alergik, konjungtivitis
alergik, dan dermatitis atopic dalam keluarganya.
Faktor Imunologik, pada penderita ditemukan
peningkatan jumlah IgE dalam serum.
Faktor Psikologik, seperti stress emosional dapat
memperburuk dermatitis atopik.
Faktor pencetus yang dapat memperburuk
dermatitis atopik (makanan, inhalan, dan alergen
lain, kelembaban rendah, keringat berlebih,
penggunaan bahan iritasi).

PATOFISIOLOGI
Paparan imunogen dari luar kontak
dengan kulit atau hidung sensitisasi
sel penyaji anti gen (APC) sel limfosit
sel T menjadi aktif melalui reseptor
berdeferensiasi menjadi subpopulasi sel Th2
merangsang aktivitas sel b menjadi sel
plasma dan memproduksi IgE berkaitan
dengan sel mast dan basofil terjadi ikatan
antara alergen dengan IgE degranulasi
MC mengeluarkan mediator seperti
histamin menyebabkan reaksi dermatitis
atopik

MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama : gatal (pruritus). Karena garukan bisa
menyebabkan likenifikasi, eritema, eksorasi dan krusta.
Pada usia 2 bulan 2 tahun : lesi muncul di wajah (pipi, leher,
dan scalp). Dapat pula di tempat lain sperti badan, leher,
lengan, tungkai, lutut (pada anak yg mulai merangkak). Gejala
ini mengakibatkan anak gelisah, susah tidur, dan menangis.
Pada usia 3-11 tahun. Gejala lanjutan dari usia 2 tahun, atau
dapat timbul sendiri. Gejala : lesi kering, likenifikasi, ekskoriasi
memanjang dan krusta (akibat garukan)
Pada usia 12-30 tahun. Gejala utama : pruritus. Gejala lain
likenifiaksi, papul, ekskoriasi dan krusta. Umumnya dermatitis
atopic bentuk remaja dan dewasa berlangsung lama, tetapi
intensitasnya cenderung menurun setelah usia 30 tahun

KOMPLIKASI
Komplikasi dari dermatitis atopik
adalah :
Infeksi kulit yang diakibatkan karena
berbagai bakteri, jamur, dan virus.
Komplikasi berat adalah eksema
herpetikum

PENATALAKSANAAN
Kulit yang sehat boleh disabun dengan sabun khusus untuk
kulit kering, tetapi jangan terlalu sering agar lipid di kulit tidak
banyak berkurang sehingga kulit tidak semakin kering.
Kulit diolesi dengan krim emolien, maksudnya membuat kulit
tidak kaku dan tidak terlalu kering.
Hindari pakaian yang terbuat dari wol atau nilon karena
dapat merangsang kambuhnya penyakit.
Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang mendadak
pada ruangan.
Anjurkan klien untuk mandi dengan air yang sesuai dengan
suhu tubuh karena air panas maupun dingin menambah rasa
gatal pada kulit.

LANJUTAN
Upayakan tidak terjadi kontak dengan debu rumah, dan bulu
binatang karena dapat menyebabkan rasa gatal bertambah
Hindari makanan yang dapat mempengaruhi terjadinya
kekambuhan atau menambah rasa gatal. Sebagian kecil
penderita alergi terhadap makanan yang sering adalah susu sapi,
terigu, telur, dan kacang-kacangan.
Hindari atau kontrol stress emosional karena akan memudahkan
penyakitnya kambuh.
Hindari berdekatan dengan penderita varisela, herpes zoster,
ataupun herpes simpleks.
Anjurkan klien untuk memotong pendek kukunya karena apabila
menggaruk tidak sampai timbul luka sehingga tidak mudah terjadi
infeksi sekunder

ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus :
An. RE datang kerumah sakit bersama ibunya, ibu
klien mengatakan bahwa klien telah mengeluh
gatal-gatal yang hebat pada kulit terutama disekitar
tangan, kaki, sejak 2 hari yang lalu. Pada hasil
pemeriksaan fisik ditemukan eritema disekitar
daerah lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan dan
kaki, pada tangan dan leher. Kulit kering, kadar lipid
di epidermis berkurang. Pada hasil pemeriksaan
laboraturium ditemukan hasil IgE yang meningkat
sekitar 80%. Klien mengatakan bahwa anaknya
mempunyai penyakit asma bronkial.

PENGKAJIAN

Data Biografi
Nama
: An. RE
Usia
: 5 tahun
Alamat
: Pondok Pinang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan : -

Anamnesa
Kapan pertama kali klien mengetahui masalah kulit, termasuk durasi dan intensitasnya?
Jawab : ibu klien mengatakan pertama kali mengetahui memiliki masalah kulit sejak dua
hari yang lalu sebelum klien mengalami penyakit asmanya kambuh.
Apakah masalah penyakit kulit ini terus terjadi sebelumnya?
Jawab : ibu klien mengatakan penyakit ini terus timbul setelah klien mengalami asma.
Apakah ada gejala yang lainnya?
Jawab : ibu klien mengatakan, selain gatal klien juga merasakan nyeri disekitar ruam.
Pada bagian mana pertama kali terkena ?
Jawab : ibu klien menagatakan bagian yang pertama kali terkena dermatitis adalah leher.
Bagaimana ruam atau lesi tersebut terlihat ketika muncul untuk pertama kali?
Jawab : ibu klien mengatakan ruam pertama kali muncul seperti kemerahan dan bintik
bintik kecil.
Dimana dan seberapa cepat penyebarannya?
Jawab : ibu klien mengatakan ruam terdapat disekitar leher, tangan dan kaki. Menyebar
cepat ketika ruam tersebut digaruk.

Lanjutan~
Apakah terdapat rasa gatal, terbakar, kesemutan, atau seperti ada yang
merayap?
Jawab : ibu klien mengatakan bahwa klien merasa gatal.
Apakah terdapat gangguan kemampuan untuk merasa?
Jawab : klien mengatakan masih bisa merasakan sesuatu ketika disentuh
tangannya atau sekitar ruam.
Apakah masalah yang dirasakan semakin bertambah parah pada waktu
dan musim tertentu?
Jawab : ibu klien mengatakan bahwa kondisi klien semakin bertambah
ketika lingkungan dingin dan pada kondisi tempat yang berdebu.
Apakah klien dapat menjelaskan bagaimana kelainan ini berasal?
Jawab : ibu klien mengatakan kelainan kulit berasal ketika klien sedang
bermain ditempat yang berdebu.
Apakah klien memliki riwayat hay fever, asma, biduran, eksema dan alergi?
Jawab : ibu klien mengatakan bahwa klien memiliki penyakit asma.

Lanjutan~
Apakah ada keluarga klien yang mengalami masalah kulit, ruam?
Jawab : ibu klien mengatakan bahwa neneknya juga juga mengalami hal yang
sama.
Apakah ada hubungannya antara kejadian tertentu dari episode ruam atau
lesi?
Jawab : ibu klien mengatakan ruam semakin luas ketika klien menggaruk
area yang terasa gatal.
Obat apa yang sedang dikonsumsi?
Jawab : ibu klien mengatakan klien tidak mengkonsumsi obat apapun.
Obat oles, (krim, salep, lotion) untuk mengatasi lesi tersebut?
Jawab : ibu klien mengatakan klien diberikan lotion anti gatal untuk
mengurangi lesi dan rasa gatal.
Apakah di lingkungan/sekitar klien terdapat faktor-faktor (tanaman, hewan,
zat-zat kimia, infeksi) yang dapat mencetuskan masalah?
Jawab : ibu klien mengatakan ada faktor dilingkungan yang dapat
mencetuskan timbulnya masalah, yaitu debu.

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi :
Warna kulit : coklat
Kekeringan : kering
Tekstur : kasar
Lesi
: terdapat lesi disekitar leher,
tangan dan kaki.
Vaskularisasi : terdapat vaskularisasi disekitar
ruam setelah digaruk.
Edema : terdapat edema disekitar ruam
Ikterus : tidak ikterus
Perubahan vascular: tidak terdapat ptekie disekitar
kulit
Eritema : terdapat eritema disekitar
leher, tangan dan kaki
Urtikaria
: tidak terdapat uritkaria
Palpasi :
Turgor kulit : kurang baik
Elastisitas kulit : kurang elastis

Diagnosa Keperawatan
Nyeri dan gatal berhubungan dengan
lesi kulit
Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan lesi kulit
Gangguan citra tubuh berhubungan
dengan perasaan malu terhadap
penampakan diri

Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
integritas kulit

: Gangguan

berhubungan
dengan lesi kulit
Tujuan dan Kriteria hasil :
Ruam berkurang atau hilang
Integritas kulit kembali normal
Kulit kembali lembap

Intervensi

Rasional

Mandiri :
1.

Kaji lokasi, kondisi sekitar kulit, ukuran lesi, bentuk, 1. Memberikan informasi dasar untuk dapat memberikan
eritema, papul, vesikel.

2.

petunjuk pengobatan.

Meningkatkan integritas kulit dengan menghindari dari 2. Dengan adanya cubitan dan garukan akan menimbulkan
cubitan dan garukan.

3.

trauma baru pada kulit.

Massage dengan lembut kulit sehat disekitar yang 3. Membantu memperlancar sirkulasi dan mempercepat
sakitjangan dilakukan pada area kemerahan.

4.

Berikan

pelembab

pada

kulit

yang

kesembuhan.
mengalami 4. Kelembapan bisa menimbulkan kenyamanan.

kekeringan
Kolaborasi :

5.

Dengan dokter dalam pemberian antihistamin dan 5.

Pemberian antihistamin dapat mengurangi rasa gatal

pemberian obat topical (kortikosterid salep)

dan kortikosteroid salep untuk mengurangi ruam.

EVALUASI
Ruam pada kulit klien
berkurang
Kulit klien terlihat lembab
Integritas kulit klien mengalami
perbaikan
Tidak ada lesi baru yang
timbul

KESIMPULAN
Banyak diagnosa terkait dermatitis tetapi yang paling
terpenting adalah Nyeri dan gatal berhubungan dengan lesi
kulit, Gangguan integritas kulit berhubungan dengan lesi kulit,
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perasaan malu
terhadap penampakan diri tentang ketidakberhasilan, dan
Penatalaksanaan dermatitis adalah dengan dihilangkannya
faktor penyebab dermatitis. Dan pengobatan dibagi menjadi 2
cara sistemik dan topical.

Evaluasi yang diharapkan setelah dilakukannya asuhan


keperawatan pada klien dengan dermatitis adalah tidak
terjadi nyeri, pasien tenang, mempertahankan kulit agar tidak
terjadi kekeringan, tidak ada lesi baru yang timbul, pasien
mengungkapkan/menyatakan penerimaan situasi diri,
mengekspresikan optimism tentang hasil akhir terapi, klien
dapat mengungkapkan, bahwa infeksi dan dan stress
emosional merupakan faktor pemicu.

DAFTAR PUSTAKA
Hetaharia, Rospa. 2009. Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Price S.A., Wilson L.M., 2005 . Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6 Buku 1. Jakarta : EGC
Tjokronegoro A. 2002. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi 3 Cetakan 4. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universsitas
Indonesia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai