Anda di halaman 1dari 3

Salah satu iklan pakaian di TV bilang : tidak ada yang salah dengan cuaca,

yang salah adalah kostumnya


Subject: Bls: [IAKKI] Pesan Keselamatan

Terima kasih pak Heldi, bagus artikelnya.


Saya ikut membahas langsung ke inti pembahasan dalam referensi yang dikirimkan pak
Heldi saja ya, yaotu tentang " efektifitas Komunikasi K3".
Betul sekali cara menyampaikan/mengkomunikasi aspek K3 yang bisa terserap oleh
banyak pekerja harus ditingkatkan. Saya baca diulasan referensi yang pak Heldi
sampaikan terlihat bahwa "gambar yang atraktif" perlu mendominiasi dan ada ide
mendramatisasinya sehingga pekerja tertarik. Jadi mengutamakan VISUAL.
Saya juga sudah menulis dibuku saya (Teknik Efektif Dalam Membudayakan K3) hal
101 s.d 106 tentang bagaimana bisa menjaga ketertarikan pekerja terhadap K3, antara
lain isinya: Komite K3 yang efektif, safety poster, peringatan khusus, ide-ide
mendramatisasi, penghargaan organisasi, kontes K3 dan sistim saran.
Saya melihat hal yang diuraikan didalam referensi tulisan tersebut terkait dengan salah
satu yang saya bahas diatas , yaitu:"ide-ide mendramatisasi" dimana untuk
mendramtisasi efektifitas dari kacamata keselamatan caranya dengan menayangkan
hasil test terhadap penggunaan kacamata keselamatan (misalnya) yang terbuktu efektif
mencegah cidera mata. Lebih baik disampaikan gambarnya dan sedikit ulasan kunci
saja. Atau bisa juga topi keselamatan ditikmpa oleh material yang berat secara berulang
untuk membuktikan bisa mencegah cidera. Metode ini sering berhasil menjaga
ketertarikan pekerja terhadap K3.
Nah ini Ini juga sama dengan cara kita melakukan persiapan bahan presentasi yang
baik yang ingin juga saya sharingkan disini, yaitu:
1. Ganti bullet point dengan menampikan hanya gambar dan kata kunci (karena orang
tidak suka baca tulisan banyak) karena bullet point yang panjang membosankan.
2. Ringkas dan sederhanakan teks anda.
3. Ubah teks dengan gambar dan angka.
4. Ubah cara penyajian lebih menarik misalnya dengan menggunakan Mind Map.
5. Posisikan gambar pada posisi yang tepat.

Ulasan dan contoh menarik Pak Chandra. Thanks. Di perusahaan tempat saya bekerja ,
awalnya kalau bicara Safety selalu mengarah kepada Safety Policy yang sulit diingat satu per
satu. Apalagi untuk dilaksanakan. Sampai kemudian beberapa tahun lalu muncul ide membuat
Golden Rules. Yaitu tiga rules yang sangat simple tapi mudah untuk di ingat dan di kenal yakni ;
Comply, Intervene dan Respect. Ketiganya dibungkus dalam satu kampanye yaitu Goal Zero.

Setuju sekali dg inti tulisannya bahwa sesuatu yg berlebihan akan menghilangkan


esensi.
Saya mau sharing pemgalaman:
1. Dari satu buku saya mendapatkan kesan mendalam karena hal yg dibahas sangat
cocok dg fikiran saya. Suatu ketika seorang direktur sepakat utk merekrut senior safety
profesional yg sukses. Profesional tsb mengajukan persyaratan 'dia bersedia di rekrut
tetapi semua tindakan dia dituruti. Ketika perusahaan mengundang meeting pertama dg
dia, dia dipresentasikan dan diperkenalkan dg banyak hal. Lalu dia berdiri sambil
menyobek2 policy komitmen perusahaan tsb seraya mengatakan 'terlalu banyak, cukup
sekian saja, safety adanya didada anda". Direktur marah tapi ingat akan janjinya
Direktur ga bisa protes karena sudah ada perjanjian.
2. Pesilat muda baru belajar biasanya disibukkan mengingat dan menerapkan banyak
..jurus demi jurus, namun kena jotos juga akhirnya. Namun sang suhu hanya berdiri
santai menghadapi lawan. Tangkisan keluar seperti reflex.
Waktu saya kuliah, dosen muda saya menjelas satu topik bicaranya panjang lebar.
Tetapi tetap sukit di menerti. Tapi profesor bicaranya santai dan sedikit namun
kangsung dimengerti.
3. KISS (keep it simple but strong). Itu sering diuang-ulang dosen saya ketika
mendalami Safety.
4. BBS program. Saya seringkali heran dari dulu kenapa praktisi menghabiskan
waktunya dg mengjsi, menyusun, analisa data dari kartu2 yg dibagikan. Energina besar
habis htk itu. Yg dikendalikan adalah perilaku yg kita tahu ia berada pada hirarki paling
rendah, karena kurang efektif. Di perusahaan2 saya lihat kartu kontrol behavior ada
dimana mana dan karyawan rajin mengisi karena di targetkan oleh atasan. Saya
berkomentar ada atasan2 mereka:"pak utk apa kartu itu ga banyak bisa mengintrol
bazard. Itu disana dg kasat mata bertebaran hazard mah ga dkkontrol, mungkin juga

sadar ada buahnya disekitarnya banyak hazard yg tak terkontrol". Percuma perilaku jadi
pembjcaraan hangat, bukankah hazard yg kita takuti. Zaman dahulu kipas angin
merupakan bazard bagi anak2 kecil di rumah. Sang ibu repot mengawasi perilaku anak
agar tdk terluka kipas angin. Sekarang kipas sudah dipsang alat guarding. Anak2 bisa
main bebas tanpa harus banyak kontrol dari orang tua.
Saya berkesimpulan, masih banyak masyarakat kita menerapkan k3 di tatanan atribute
dan menyita waktu. Sementara intinya tak dikenali dan tak dikendalikan...
Kembali kepada topik email kita, temanya cocok dg ergonomi cognjtive. Kalau pesan
dan kemampuan penerima pesan unmatch kita sebut komunikasinya tak ergonomis.
Dan berisiko terjadi error dan terakhir adalah failure.

Anda mungkin juga menyukai