Anda di halaman 1dari 8

1

I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah


Secara geografis, Indonesia merupakan negara yang wilayahnya terletak

pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu lempeng Australia,
Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di wilayah
lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan Pulau Jawa, lepas pantai
Selatan Pulau Nusa Tenggara. Sedangkan lempeng Australia dan lempeng Pasifik
bertumbukan di sekitar Pulau Papua. Hal ini menyebabkan kawasan Indonesia
rawan akan gempa bumi.Gempabumi merupakan salah satu bencana alam yang
terkait dengan proses tektonik yang berlangsung, yang terjadi dalam hitungan
detik dandapat menyebabkan kehilangan nyawa dan harta benda yang sangat
besar (Ranjan, 2005). Gempabumi adalah bencana alam yang paling berbahaya,
menghancurkan, dan tidak dapat diprediksi (Malladi, 2012).
Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi kebencanaan
gempa bumi yang cukup besar ialah wilayah Kabupaten Cilacap. Kabupaten
Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah sebelah
selatan Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat,
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat. Posisi
geografis Kabupaten Cilacap terletak pada 108 4 30 109 22 30 Garis
Bujur Timur dan 7 30 20 7 45 Garis Lintang Selatan, dengan luas wilayah
225.361 Km2. Pada tanggal 25 Januari 2014, telah terjadi gempabumi di sebelah
tenggara Cilacap, yang lebih dikenal Gempabumi Kebumen.
Menurut BMKG, Gempabumi Kebumen dengan magnitude 6,5 Skala
Richter itu terjadi pada pukul 12:14:20 WIB, dengan pusat gempa berada di 8,48
Lintang Selatan dan 109,17 BujurTimur dan kedalaman 48 kilometer. kota
Cilacap dan sekitarnya merasakan intensitas gempabumi yang lebih tinggi
daripada daerah sekitarnya, Hal ini menandakan bahwa kota Cilacap adalah
daerah yang lebih rawan terhadap bahaya gempabumi daripada daerah di
sekitarnya.
Strategi dan upaya yang dapat dilakukan untuk pengurangan resiko
gempabumi pada suatu daerah adalah dengan menggali dan menganalisis seluruh
potensi bahaya dan faktor penyebab gempabumi secara lengkap. Salah satu upaya
untuk mengetahui potensi gempabumi dan pengurangan resikonya adalah dengan
melakukan pengukuran mikrotremor untuk mengetahui periode dominan dan
amplifikasi pada daerah yang berpotensi bahaya gempabumi.
Faktor yang mempengaruhi tingkat kerusakan akibat gempabumi adalah
magnitudo dan jarak pusat bumi. Namun dalam beberapa kasus gempabumi yang
telah terjadi, ternyata tingkat kerusakan akibat gempabumi tidak regular seperti
yang diperkirakan. Beberapa kasus gempabumi yang telah terjadi menunjukkan
bahwa kerusakan lebih parah terjadi pada dataran alluvial dibandingkan dengan
daerah perbukitan. Banyak daerah dengan populasi yang besar berada pada soft

sediment (seperti di daerah lembah dan muara) yang struktur tanahnya cenderung
memperkuat gelombang seismik. Litologi yang lebih lunak cenderung akan
memberikan respon periode getaran yang panjang (frekuensi rendah) dan
mempunyai resiko yang lebih tinggi bila digoncang gelombang gempabumi
karena akan mengalami penguatan yang lebih besar dibandingkan dengan batuan
yang lebih kompak. Fenomena ini umumnya disebut site effect atau site
amplification.
Nilai rata-rata indeks kerentanan berdasarkan data mikrotremor pada
setiap satuan bentuk lahan berubah mengikuti dari bentuk lahan tersebut. Faktorfaktor yang menyebabkan kerentanan sesmik tersebut adalah jenis material
penyususun bentuk lahan, ketebalan sedimen dan kedalaman air tanah.

1.2

Maksud Dan Tujuan Praktek

1.2.1

Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan kerja praktek ini ialah menganalisis periode dominan

daerah cilacap berdasarkan data mikrotremor pada hasil pengukuran dibulan april
dan september 2014
1.2.2

Maksud Kerja Praktek


Maksud dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk

memperdalam mata kuliah yang telah dipelajari selama kuliah


dan menerapkannya ke dalam dunia kerja.

1.2.3

Batasan Masalah
Ruang lingkup permasalahan dalam kerja praktek ini dibatasi pada analisa

periode dominan daerah cilacap berdasarkan data mikrotremor pada hasil


pengukuran dibulan april dan september 2014.
1.2.4

Lokasi dan Waktu Kegiatan


Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 1 february 27 februari 2016

di Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung


Jawa Barat.

A.

B.
C.
D.
E.

F.

G.
H.

I.

Anda mungkin juga menyukai