STRATIGRAFI ANALISIS
LINGKUNGAN PENGENDAPAN BARRIER ISLAND DAN
ESTUARINE
Oleh:
1. Aditya Prakasa
H1F013023
2. Bambang H.E.P
H1F013024
3. Fauzy Sukma N
H1F013025
H1F013027
H1F013029
H1F013033
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Didalam sedimen umumnya turut terendapkan sisa-sisa organisme
atau tumbuhan, yang karena tertimbun,terawetkan. Dan selama proses Diagenesis
tidak rusak dan turut menjadi bagian dari batuan sedimen atau membentuk lapisan
batuan sedimen. Sisa-sia organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini
dinamakan fossil. Jadi fosil adalah bukti atau sisa-sisa kehidupan zaman lampau.
Dapat berupa sisa organisme atau tumbuhan, seperti cangkang kerang, tulang atau
gigi maupun jejak ataupun
dapat
digambarkan
cetakan.
Dari
studi
lingkungan
pengendapan
terdapat
dan
di
daerah
antara
darat
dan
laut
seperti
4. Bagaimana
Sistem
Pengendapan
Barrier
Island
dan
Estuarine
dapat berlangsung?
5. Bagaimana batas pemisah lingkungan Barrier Island dan Estuarine?
6. Bagaimana ciri ciri keterdapatan Lingkungan Barrier Island dan
Estuarine?
pengertian
dan
parameter
yang
ada
dalam
suatu
Lingkungan Pengendapan
Mengetahui Klasifikasi suatu Lingkungan pengendapan
Mengetahui Bagaimana Konsep Fasies dan Model Fasies
Mengetahui Sistem pengendapan Barier Island dan Estuarine
Mengetahui batas pemisah dari Lingkungan barrier Island dan Estuarine
Mengetahui ciri ciri keterdapatan Lingkungan Barrier Island dan
Estuarine
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkungan Pengendapan
Lingkungan
pengendapan adalah
tempat
mengendapnya
material
sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya
mekanisme pengendapan
pengendapan
tertentu
(Gould,
1972). Interpretasi
lingkungan
disebabkan
oleh
mekanisme
pengendapan
sedimen
yang
dimaksud
dengan
proses
tersebut
sedimen
diendapkan
maupun
daerah
sepanjang perjalanannya
sebelum diendapkan.
Permukaan bumi mempunyai morfologi yang sangat beragam, mulai dari
pegunungan, lembah sungai, pedataran, padang pasir (desert), delta sampai ke
laut. Dengan analogi pembagian ini, lingkungan pengendapan secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni darat (misalnya sungai, danau dan
gurun), peralihan (atau daerah transisi antara darat dan laut; seperti delta, lagun
dan daerah pasang surut) dan laut. Banyak penulis membagi lingkungan
pengendapan berdasarkan
versi
misalnya,
(bentuk
dan
jejaknya),
kandungan
seperti
dari
lingkungan
untuk meliputi
pertumbuhan
pengendapan
kedua-duanya
dari
dapat
aktifitas
komprehensif
mengenai
adalah
pengendapan
tersebut
dapat
yang
bertujuan untuk
membandingkan
framework
dan
sebagai penunjuk observasi masa depan. model fasies memberikan prediksi dari
situasi geologi yang baru dan bentuk dasar dari interpretasi lingkungan. pada
kondisi akhir hidrodinamik. Model
fasies
merupakan
suatu
cara
untuk
bentuk
lain
ilustrasi
grafik
dasar
pengendapan
atau
parameter
lingkungan
kepulauan
mendokumentasikan
barrier
berbagai
transgresif
suksesi
fasies
dan
system
yang
estuary,
terbentuk
2)
selama
barrier
secara
keseluruhan
atau
sebagian
dipisahkan
dari kepulauan utama oleh sebuah laguna, estuary atau marsh. Sebuah barrier
regresif hampir sama dengan dataran tidak rata, namun lebih lebar dan
berhubungan dengan kepulauan utama. Dataran tidak rata juga secara ekstensif
dekat dengan lingkungan laguna dan saluran tidal. Kepulauan barrier terdiri dari
tiga unsur geomorfologi yaitu;
1. kepulauan barrier berpasir,
2. laguna atau estuarine dibelakang barrier, dan
3. saluran tidal yang memotong sepanjang barrier dan menghubungkan
laguna ke laut terbuka.
Lalu system kepulauan barrier terdiri dari tiga lingkungan endapan klastik
utama,
1. barrier-pantai-kompleks dune subtidal sampai subaerial,
2. laguna subtidal-intertidal, tidal rata dan marsh, dan
3. saluran (channel) subtidal-intertidal dan kompleks delta tidal.
Pada tatanan transgresif, ada pula sebuah spektrum pada rentang dari 1)
kepulauan barrier yang melindungi laguna dengan aliran sungai yang sedikit
hingga ke laguna, 2) laguna yang lebih ekstensif dengan sejumlah mulut sungai
yang tidak aktif, 3) bentuk funnel pada bukit sungai (estuary) dengan sedikit atau
tanpa barrier pada mulut estuary. Hubungan gradasional antara laguna, estuary
laguna dan estuary berdasarkan rentang tidal oleh Hayes (1975, 1979). Hayes
tidak hanya mengobservasi kepulauan barrier yang jarang pada garis pantai
makrotidal, namun perbedaan morfologi antara kepulauan barrier pada garis
pantai mikrotidal dan mesotidal.
Keterdapatan Kepualauan Barrier dan Estuary
Kepualuan Barrier (Barrier Island)
Ada tiga hipotesis utama untuk kepulauan barrier, diantaranya;
1. agradasi konvergen pada endapan bawah laut,
2. progradasi parallel pantai, dan
3. isolasi pantai subkonvergen.
Progradasi pada pantai memodifikasi kepulauan barrier modern. Banyak
kepulauan barrier ekstensif memiliki model asal, keduanya melalui progradasi
dan submergensi pada pantai. Variasi pada suplai sedimen dan iklim-gelombang
dapat dengan mudah menghasilkan perpanjangan periodik pada lokasi spesifik
dimana submergensi pada punggungan pantai terdapat pada skala regional yang
besar.
Kepulauan barrier dan punggungan tidak rata lebih prevalen pada tatanan
pantai yang memiliki dataran benua dengan gradient rendah merujuk pada relief
rendah dataran pantainya,
Glaeser, 1978). Dataran pantai dan shelf tersusun oleh sedimen tidak
terkonsolidasi yang menyediakan sumber pada kebutuhan litoral untuk
melengkapi kepulauan barrier.
B. Estuarine
Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan
percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air
tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar).Lingkungan estuari
merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang
surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh
gelombang laut. Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau
semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan
bahkan gundukan pasir dan tanah liat.Kita mungkin sering melihat hamparan
daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah satu
dari sekian banyak tipe estuary yang ada. Tidak terlalu sulit untuk memilah atau
menetukan batas lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu.
Hanya
dengan melihat sumber air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan
mengukur salinitas perairan tersebut.Karena perairan estuary mempunyai
Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar.Kisarannya
antara 5 25 ppm.
fasies
yang
berlainan.
Pada
fase
tansgresif,
beberapa
atau
oleh
permukaan
ravinement.
Lingkungan
pengendapan
tersebut berhubungan sampai estuary mouth dan central basin area. Tubuh pasir
marin mungkin terlindungi lebih atau kurang
dengan sedimen muka pantai dan pantai melalui endapan washover, flat tidal dan
tidal inlet. Pada profil vertikal, secara ideal endapan cekungan berbutir
halus memperlihatkan butiran yang simetris.Endapan yang halus terlihat pada
tengah cekungan. Pada estuarin, proses yang dominan adalah pasang-surut, tubuh
pasir seperti erosional truncation atau completely removed oleh migrasi headward
dari saluran pasang-surut (tidal channel) terpisah dari pasir bar (sand bar). Erosi
oleh saluran sepanjang transgresi juga menyebabkan silang siur atau laminasi
sejajar dari sand bar. Pola urutan pengendapan dari fasies sebagai hasil dari
transgresi ini akan menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas
Beberapa ahli geologi mengemukakan beberapa pengertian yang
bermacam-macam tentang estuarin. Pritchard, 1967 (Reineck & Singh, 1980)
mengemukakan bahwa estuarin adalah a semi-enclosed coastal body of water
which has a free connection with the open sea and within which sea water is
measurably diluted with fresh water derived from land drainage. Ada dua faktor
penting yang mengontrol aktivitas di estuarin, yaitu volume air pada saat pasang
surut dan volume air tawar (fresh water) serta bentuk estuarin. Endapan sedimen
pada lingkungan estuarin dibawa dua aktivitas, yaitu oleh arus sungai dan dari laut
terbuka. Transpor sedimen dari laut lepas akan sangat tergantung dari rasio
besaran tidal dan disharge sungai. Estuarin diklasifikasikan menjadi tiga daerah,
yaitu :
1. Marine
atau
lower
estuarin,
yaitu
estuarine
yang
secara
bebas
berhubungan dengan laut bebas, sehingga karakteristik air laut sangat terasa pada
daerah ini.
2. Middle estuarin, yaitu daerah dimana terjadi percampuran antara fresh water
dan air asin secara seimbang.
3. Fluvial atau upper estuarin, yaitu daerah estuarin dimana fresh water lebih
mendominasi, tetapi tidal masih masih berpengaruh (harian)
Marine atau lower estuarin adalah estuarine yang secara bebas
berhubungan dengan laut bebas, sehingga karakteristik air laut sangat terasa pada
daerah ini. Daerah dimana terjadi percampuran antara fresh water dan air asin
secara seimbang disebut middle estuarin.Sedangkan fluvial atau upper estuarin,
yaitu daerah estuarin dimana fresh water lebih mendominasi, tetapi tidal masih
masih berpengaruh (harian).Friendman & Sanders (1978) dalam Reineck
& Singh mengungkapkan bahwa pada fluvial estuarin konsentrasi suspensi yang
terendapkan lebih kecil (<160mg/l) dibanding pada sungai yang membentuk delta.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dalam pembuatan makalah mengenai
Lingkungan Pengendapan Barrier Island dan Estuarine, antara lain:
fisik,
kimia,
terjadinya mekanisme
dan
biologi
yang
mencirikan
dapat
meliputi
di
parameter
parameter
klasifikasikan
fisik,
menjadi
modern
terdiri
dari
tubuh
pasir
yang
dalam
1978), dataran pantai dan shelf tersusun oleh sedimen tidak terkonsolidasi
yang menyediakan sumber pada kebutuhan litoral
kepulauan
menutupi
barrier.
lembah
Sedangkan
sungai
untuk
melengkapi
lingkungan pengendapan
(incised
valley)
hasil
Estuarin
dari penarikan
muka air laut yang cepat pada kala Holosen. Tubuh pasir
estuarin
berlokasi dan berbatasan dengan saluran utama (main channel) dan terdiri
dari sedimen yang dibawa ke bawah oleh sungai dan disuplai dari batas
marine shelf, mud flatdan rawa yang juga terbentuk pada estuarin.
DAFTAR PUSTAKA
Boggs Sam, Jr. 1964.Principles of Sedimentology and Stratigraphy.
Pearson Education inc. University of Oregon, USA
Walker, R.G. and James, N.P. 1992. Facies Models Response to Sea Level
Change: Geological Association of Canada. p 375-406