Anda di halaman 1dari 10

Nama : eko puji utomo

Nim : D01112054
Tugas sistem komunikasi bergerak seluler

Kapasitas , cavarage dan pengertian Trafik pada Cellular


Analisis Prediksi Coverage
Secara umum simulasi ini dirancang untuk memprediksi pengaruh bentuk
muka bumi (tinggi permukan tanah) terhadap persebaran sinyal pada sel (coverage
cell prediction) pada suatu wilayah. Prediksi coverage sel merupakan salah satu
bagian penting dalam perancangan jaringan. Simulasi ini mendigitalkan aspek-aspek
yang berperan dalam persebaran sinyal, terutama bentuk data kontur muka bumi.
Data ini dipadukan dengan perhitungan persebaran sinyal dan analisis visibility akan
menghasilkan informasi gambaran perolehan sinyal pada daerah-daaerah tertentu
yang berbentuk data digital. Informasi tersebut digabungkan dengan informasi lain,
seperti kepadatan penduduk dan kepadatan trafik akan sangat berguna untuk
melakukan perancangan, perawatan dan ekspansi jaringan Prediksi cakupan sinyal
adalah isu yang penting dalam proses perancangan jaringan komunikasi seluler.
Beberapa aspek yang berperan di dalam memprediksi daerah cakupan, diantaranya
adalah bentuk muka bumi, tipe lingkungan, tipe antena, ketinggian antena, arah
antena dan lain-lain. Mengingat gelombang radio merambat di luar ruangan pada
tipe wilayah tertentu, maka diperlukan pemakaian model propagasi yang tepat.
Model propagasi yang digunakan untuk memprediksi cakupan sinyal pemilihannya
didasarkan pada parameter dan kondisi masing-masing sel. Prediksi coverage sel
merupakan salah satu bagian penting dalam perancangan jaringan. Secara garis besar
aspek-aspek yang telibat untuk melakukkan prediksi coverage sel adalah sebagai
berikut:

1.Spesifikasi teknis

2.Tipe lingkungan

3.Frekuensi pembawa

5.Anggaran daya

4.Model propagasi

6.Jari-jari sel

a. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis lebih banyak berkaitan dengan parameter antena, baik
antena pada Base Sation (BS/BTS) maupun Mobile Station (MS), seperti penguatan
antena, daya antena, rugi-rugi antena dan lain sebagainya. Spesifikasi ini akan
mempengaruhi anggaran daya (link budget). Pola radiasi antena menentukan bentuk
kemiringan antena (tilt) akan ikut menentukan luas cakupan sinyal. Direction antena
menentukan arah propagasi.
b. Tipe Daerah
Bentuk muka bumi mempengaruhi propagasi gelombang radio. Daerah yang
memiliki perbukitan (daerah pegunungan) berbeda dengan derah dengan gedunggedung tinggi (daerah perkotaan). Pembagian tipe daerah dibedakan berdasarkan
struktur yang dibuat manusia (human-made structure) dan keadaan alami daerah,
tipe-tipe tersebut sebagai berikut.
a)

Daerah

Rural,

jumlah

bangunan

sedikit

dan

jarang,

alam

terbuka.

Contoh:Pedesaan.
b) Daerah Suburban, jumlah bangunan yang mulai padat, tinggi rata-rata antara 12
20 m dan lebar 18 30 m. Contoh: pinggiran kota , kota- kota kecil.
c)

Daerah

Contoh

Urban,

: daerah

memiliki
pusat

kota

gedung-gedung
baik

metropolis

yang

rapat

maupun

kota

dan

tinggi.

menengah.

c. Model Propagasi
Pemilihan model propagasi di dasarkan pada tipe daerah, ketinggian antena,
frekuensi yang digunakan dan beberapa parameter lainnya. Beberapa model yang
sering digunakan untuk memprediksi propagasi gelombang radio beserta
karakteristiknya adalah seperti dibawah ini :
a).Model

Okumura,

cocok

untuk

daerah

urban

dan

sub-urban.

b).Model Hatta cocok untuk daerah urban,sub-urban dan rurual, frekuensi pembawa
antara 150-1500 Mhz.

c).Model Okumura-Hatta adalah pengembangan dari model Hatta dan Okumura,


cocok dengan frekuensi pembawa antara 1500-2000 Mhz, tinggi antena 30-200
meter, tinggi mobile station 1-20 m dan jarak antara antena dan mobile station 1-20
kilometer. Dengan model propagasi ini, akan didapatkan rugi-rugi lintasan antara
pengirim dan penerima yang terlihat pada anggaran daya.
d. Anggaran Daya
Daerah cakupan (coverage area) sel didefinisikan sebagai luasan daerah yang dapat
menerima sinyal dengan kualitas yang cukup untuk melakukan komunikasi. Daerah
cakupan

ini

ditentukan

oleh

kekuatan

sinyal

yang

diterima

MS.

Dalam perencanaannya sel diusahakan untuk selalu seimbang antara daya yang
dipancarkan untuk uplink ( MS ke BS ) dan downlink ( BS ke MS ) agar interferensi
yang terjadi minimal. Dalam sistem seluler berlaku bahwa level sinyal yang diterima
MS sama dengan level sinyal yang diterima BS. Dengan demikian rugi-rugi lintasan
yang terjadi antara uplink dan downlik juga sama, sehingga perencanaan jari-jari
dari hasil rugi-rugi lintasan tersebut juga sama. Apabila terjadi ketidakseimbangan
antara level daya sinyal uplink dan downlink , level yang digunakan untuk
penentuan jari-jari sel adalah uplink. Tetapi dalam memprediksi coverage pada
simulasi ini perhitungan downlink yang dipakai.
e.Jari Jari Sel
Dalam perencanaan sel, penentuan jenis/tipe sel yang akan dirancang terlebih dulu
harus ditentukan dengan memperhatikan tipe daerah lokasi layanan. Berdasarkan
jari-jari sel terdapat tiga jenis sel yaitu sel besar, sel kecil, dan mikrosel.
Sel Besar
Pada sel besar, antena BS dapat dikonfigurasi untuk mencapai ketinggian yang
optimal. Jarak sel minimal dalam perencanaan menggunakan perhitungan sel besar
ini adalah 1 km dan biasanya digunakan untuk jari-jari sel di atas 3 km. Model
perambatan gelombang dan rugi-rugi lintasan yang dipakai dalam sel ini adalah
model Hatta untuk GSM 900 dan model COST 231-Hatta untuk DCS 1800.
Sel ini biasanya diaplikasikan untuk daerah rural dan sub urban karena akan
menghasilkan jari-jari sel yang besar.

Namun demikian, implementasi sel ini juga dilakukan untuk daerah Urban dengan
tujuan meningkatkan kapasitas trafik dengan menopang sel- sel kecil (cell splitting).
Sel Kecil
Daerah cakupan untuk perhitungan jari-jari dengan metode sel kecil ini akurat untuk
rentang 0,2 km sampai 5 km, biasanya sekitar 3 km. Karakteristik lain pada sel ini
yaitu ketinggian antena yang berkisar 4 m 50 m. Model perambatan dan rugi-rugi
lintasan yang dipakai dalam sel kecil adalah model COST 231-Walfish-Ikegami baik
untuk GSM 900 maupun DCS 1800. Perencanaan sel kecil biasanya digunakan
untuk perencanaan sel dengan trafik seperti dalam kota, oleh sebab itu ada beberapa
parameter tentang keadaan daerah seperti lebar jalan, tinggi gedung, sudut orientasi,
dan jarak antar gedung yang merupakan ciri-ciri perkotaan atau daerah urban.
Mikrosel
Perencanaan menggunakan metode sel kecil juga dapat digunakan untuk
perencanaan mikrosel, namun mikrosel yang dimaksud di sini adalah ketika antara
MS dan BTS tidak terdapat suatu penghalang apapun. Model perambatan dan rugirugi lintasan yang dipakai untuk perencanaan mikrosel ini adalah suatu model yang
diambil dari keadaan di jalan Canyon dan biasa digunakan untuk perencanaan
mikrosel jangkauan 200 300 m.
2.2. Kapasitas dan Caverage Sistem Seluler.
Kapasitas Sistem GSM. Menentukan jumlah sel minimum.Dalam perencanaan
di lapangan, jumlah sel yang dibangun direncanakan untuk dapat melayanai user
sampai batas tertentu. Dalam hal ini, perencanaan sel untuk semakin kecil sel akan
memberikan kapasitas user yang semakin besar.Pertama kali dalam perencanaan
diperlukan data trafik total yang harus dapat ditampung oleh sistem. Data trafik total
itu biasa berasal dari data statistik yang memrediksikan trafik total yang harus
dilayani sistem sampai beberapa tahun kemudian. Jumlah trafik total adalah jumlah
pelanggan potensial sampai tahun tertentu dikali rata-rata trafik tiap pelanggan pada
jam sibuk. Secara tipikal biasa digunakan dalam rata-rata trafik per pelanggan pada
jam sibuk adalah 30 mErlang sampai 40 mErlang.

Kapasitas user yang bisa dilayani untuk sistem komunikasi seluler tertentu
dinyataan oleh rumus :

Pada perencanaan biasanya diasumsikan pertama kali ukuran sel adalah serbasama
(uniform). Terlebih dahulu di lakukan perhitungan jari-jari sel.
Contoh :
1. Jika digunakan rumus prediksi Okumura Hata. Maka Jari-jari sel untuk daerah
kota(urban) adalah :

Jari-jari sel untuk daerah pinggiran kota (suburban) adalah :

Dimana :
R = jari-jari sel (km)

ht

= tinggi antena pemancar

(m)
Lm = redaman maksimum yg
diizinkan, dari spesifikasi sistem

hr= tinggi antena penerima (m)

(dB)
a(hr) = koreksi tinggi antena
f. = frekuensi pembawa (MHz)

penerima terhadap tinggi


standard(hr=1.5) (m)

dimana luas sel heksagonal


adalah: Lsel = 2.6R2

(km
Dimana :

persegi)

Lsel = luas sel (Km-persegi)

= jari-jari sel (km).

Sehingga jumlah sel pada area palayanan pada kondisi ukuran sel serbasama dapat di
tentukan :

Dimana sel = jumlah sel dalam suatu area pelayanan


Lsel = luas sel (km-persegi)
Prediksi redaman Okumura Hata hanya berlaku untuk kondisi kontur relatif datar,
pada kasus permukaan bumi berbukit (obstructive), perhitungan level sinyal terima
harus memperhitungkan redaman difraksi akibat permukaan yg berbukit tersebut.
Contoh .
Perbandingan kapasitas sistem seluler untuk alokasi lebar pita yg sama :
Jika dgn lebar pita yg sama 5 MHz : Maka perhitungan untuk :

AMPS ;

GSM :

kanal suara(user)/sel

kanal suara(user)/sel

CDMA /IS-95 (Narrowband CDMA)

kanal suara(user)/sel
Jumlah user yg bisa di layani secara simultan dlm cdma adalah bersifat unlocking
tergantung pada performansi yg ingin di capai dan lingkungan interferensi.
Kapasitas Sistem CDMA.
Jika diasumsikan bahwa sebuah sel mempunyai N user yang konstan, maka sinyal
yang diterima oleh base station pada sel tersebut terdiri dari sinyal user yang
diinginkan ditambah (N-1) sinyal dari user penginterferensi. Dengan asumsi kontrol
daya bekerja sempurna, maka sinyal terima untuk semua kanal adalah sama, yaitu
sebesar S. Sehingga persamaan energy per bit (Eb) dan rapat spektrum daya
penginterfernsi (Io) dapat dinyatakan sebagai berikut :

Eb = S/R
Sedangkan persamaan energy bit to interference (Eb/Io) adalah :

Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kapasitas sel atau jmlah kanal yang dapat
diakomodasi oleh satu frekuensi pembawa dengan bandwidth (W) adalah :

Jika N diasumsikan sangat besar maka persamaan di atas dapat disederhanakan

menjadi :
Jika interferensi dari sel lain, gain aktifitas suara, dan gain sektorisasi antena juga
diperhitungkan, maka persamaannya menjadi :

Dimana :

W = lebar pita frekuensi spektral

= gain aktifitas suara ( 2,67

tersebar (Hz) = 1,2288 MHz

untuk suara dan 1 untuk data)

R = data rate sinyal informasi

= gain sektorisasi antena ( 2,4

(kbps) = 9,6 kbps .

untuk

Eb/Io = rasio energi per bit


terhadap

rapat

penginterfernsi (dB)

daya

antena

trisektoral)

f = faktor interferensi dari sel lain


( 0,6)

Kapasitas Sistem CDMA2000 1x.


Kapasitas didefinisikan sebagai jumlah user yang bisa ditampung oleh sebuah cell
site dengan harga QoS/GOS yang memadai. Kapasitas dalam sistem CDMA2000 1x
akan sangat tergantung pada interferensi dalam sistem itu sendiri. Penambahan
jumlah user dalam sistem juga akan menambah level interferensi dalam sistem.
Setiap penambahan kapasitas atau bertambahnya interferensi akan menurunkan
kualitas sinyal suara dalam batas tertentu. Sehingga bila kapasitas ditingkatkan maka
akan berpengaruh pada kualitas sinyal suara, jadi perlu diatur agar kualitas tetap
tinggi tanpa banyak mengurangi kapasitas. Dengan demikian terdapat trade off
antara kualitas dan kapasitas yang diakses. Fenomena ini disebut dengan soft
capacity. Soft capacity merupakan hal yang menguntungkan terutama untuk
menghindari dropp call pada saat terjadi handoff. Sistem CDMA menggunakan
Universal Frequency Reuse, artinya bandwidth di share untuk semua sel sedangkan
transmisinya akan dibedakan dengan suatu spreading sequence yang unik, dan dalam
perencanaannya harus dipikirkan pula mengenai Multiple Access Inteference (MAI)
yang berasal dari user dari sel-sel didekatnya. Teknik mengurangi multiple access
interference dijabarkan sebagai gain kapasitas. Beberapa parameter yang
mempengaruhi kapasitas adalah sebagai berikut

Voice Activity
Sejak sistem CDMA menggunakan speech coding, maka MAI dapat dikurangi
dengan deteksi voice activity sepanjang variable speech transmission. Teknik ini
akan mengurangi rate dari speech coder saat periode silent/diam yang dideteksi
dalam speech waveform. Voice activity juga menjadi keuntungan bagi sistem
multiple access lainnya. Normalnya, jika kita sedang melakukan percakapan di
telepon, maka dalam suatu saat hanya ada satu orang saja yang berbicara. Fenomena
ini dapat dimonitor pada sistem seluler. Oleh karena itu pada saat periode diam,
power dapat dikurangi. Sehingga daya dapat dihemat dan pengaruh terhadap

interferensi juga sedikit. Dengan begitu kapasitas sistem bisa dimaksimalkan.


Berdasarkan pengamatan di lapangan, ternyata vioce activity sekitar 3/8 atau 25%
saja dari percakapan yang dilakukan. Secara teori, voice activity dapat dimasukkan

= 3/8 dalam persamaan Eb/No, yaitu sebagai berikut :


Dengan estimasi voice activity 3/8, maka akan dapat menaikkan kapasitas sebesar
8/3 kalinya.

Anda mungkin juga menyukai