Anda di halaman 1dari 6

Penilaian Kesehatan Bank: Good Corporate

Governance
Faktor kedua dalam penilaian kesehatan bank umum saya sebut model RGEC- adalah Good
Corporate Governance (GCG). Penilaian GCG dalam tatacara penilaian kesehatan bank secara
umum bersifat kualitatif dengan mengacu kepada matriks penilaian yang sudah disajikan pada
lampiran dari Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 24 /DPNP

Perihal : Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum tanggal 25 Oktober 2011.


Pengertian Good Corporate Governance
Sebelum mengulas cara penilaian GCG yang mengacu kepada SE No.13/ 24 /DPNP tersebut,
kita lihat dulu pengertian GCG berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait. Pengertian
GCG menurut PBI nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum adalah
Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),
independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Pelaksanaan GCG pada bank syariah
diatur pada PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Pokok-pokok pelaksanaan GCG diwujudkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris dan Direksi; kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan
kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank; penerapan fungsi kepatuhan, auditor
internal dan auditor eksternal; penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian
intern; penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar; rencana strategis
bank; dan transparasi kondisi keuangan dan non keuangan.
BI mengeluarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/ 12 /DPNP Tanggal 30 Mei 2007,
yang merupakan petujuk pelaksanaan dari PBI nomor 8/4/PBI/2006, yang telah diperbaharui
dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 October 2006. BI melalui SE tersebut menjelaskan
lebih rinci kelima prinsip GCG tersebut, yaitu sebagai berikut.
Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang
material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Kedua,
akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ
Bank

sehingga

pengelolaannya

berjalan

secara

efektif.

Ketiga,

pertanggungjawaban

(responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang


berlaku

dan

prinsip-prinsip

pengelolaan

Bank

yang

sehat.

Keempat,

independensi

(independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak
manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Kewajiban Self Assesment
PBI nomor 8/14/PBI/2006 menyebutkan bahwa setiap bank wajib menerapkan GCG, termasuk
melakukan self-assessment dan menyampaikan laporan pelaksanaan GCG. Self assessment
GCG dilakukan dengan mengisi Kertas Kerja Self Assessment GCG yang telah ditetapkan, yang
meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian. Tata cara penilaian secara self-assesment tersebut
adalah sebagai berikut:
1.

Menetapkan Nilai Peringkat per Faktor, dengan melakukan Analisis Self Assessment dengan
cara membandingkan Tujuan dan Kriteria/Indikator yang telah ditetapkan dengan kondisi Bank
yang sebenarnya;

2.

Menetapkan Nilai Komposit hasil self assessment , dengan cara membobot seluruh Faktor,
menjumlahkannya dan selanjutnya memberikan Predikat Kompositnya; (c) Dalam penetapan
Predikat, perlu diperhatikan batasan berikut : (1) Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat
Faktor dengan Nilai Peringkat 5, maka Predikat Komposit tertinggi yang dapat dicapai Bank
adalah Cukup Baik dan (2) Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor dengan Nilai
Peringkat 4, maka Predikat Komposit tertinggi yang dapat dicapai Bank adalah Baik.

Sebelas faktor penilaian GCG adalah (1) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan
komisaris, (2) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, (3) kelengkapan dan pelaksanaan
tugas komite, (4) penanganan benturan kepentingan, (5) penerapan fungsi kepatuhan bank, (6)
penerapan fungsi audit intern, (7) fungsi audit ekstern, (8) penerapan manajemen risiko
termasuk sistem pengendalian intern, (9) penyediaan dana kepada pihak terkait (related party)
dan penyediaan dana besar (large exposure), (10) transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan bank, laporan pelaksanaan good corporate governance serta pelaporan internal, dan
(11) Rencana strategis bank.
Penilaian setiap faktor tersebut menggunakan kertas kerja dengan format yang sudah ditentukan
oleh Bank Indonesia, seperti terlampir pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor: 9/ 12 /DPNP
Tanggal 30 Mei 2007. Untuk setiap faktor, kertas kerja tersebut berisi penjelasan tentang tujuan,

kriteria/indikator, kolom analisi self assesment, dan kriteria peringkat. Pihak bank mengisi hasil
analisisnya pada kolom yang sudah disediakan. Bank selanjutnya melakukan penilaian sesuai
dengan kriteria peringkat, yaitu peringkat 1 sampai peringkat 5, serta membuat kesimpulan yang
mencakup identifikasi masalah, rencana tindak, dan waktu penyelesaian. Contoh kertas kerja
untuk faktor penanganan benturan kepentingan dapat dilihat pada gambar berikut.

Penilaian GCG pada Penilaian Kesehatan Bank

Pasal 7 ayat (2) pada PBI nomor: 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum menyebutkan bahwa Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap
manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Pada bagian penjelasan SE tersebut
disebutkan bahwa: Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsipprinsip GCG mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Good Corporate Governance
bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank.
Pada metode RGEC, penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis yang
komprehensif dan terstruktur terhadap hasil penilaian pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank
dan informasi lain yang terkait dengan GCG Bank (Pasal 8 ayat 3). Hasil penilaian pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai Good
Corporate Governance bagi Bank Umum hanya merupakan salah satu sumber penilaian
peringkat faktor GCG Bank dalam penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
Penetapan peringkat faktor GCG secara konsolidasi yaitu bank yang mempunyai bank lain
sebagai anak perusahaan dilakukan dengan memperhatikan: (a) signifikansi atau materialitas
pangsa Perusahaan Anak terhadap Bank secara konsolidasi; dan/atau (b) Permasalahan terkait
dengan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada Perusahaan Anak yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
Petunjuk teknis penilaian GCG selengkapnya tertuang dalam Surat Edaran No.13/24/DPNP
Perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang diterbitkan pada tanggal 25 Oktober
2011. Tahap penilaiannya adalah sebagai berikut.
Pertama, penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen Bank atas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai
Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas
usaha Bank. Bank dalam menilai faktor GCG menggunakan parameter/indikator dengan
berpedoman pada Lampiran I.2 (SE No.13/24/DPNP), seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Kedua, penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis atas: (i) pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG Bank sebagaimana dimaksud pada angka 1); (ii) kecukupan tata kelola
(governance) atas struktur, proses, dan hasil penerapan GCG pada Bank; dan (iii) informasi lain
yang terkait dengan GCG Bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan.
Ketiga, peringkat faktor GCG dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat
2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil
mencerminkan penerapan GCG yang lebih baik. Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan
dengan berpedoman pada Lampiran II.3, seperti dapat dilihat pada gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai