awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah. Nyeri
dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan
dirasakan makin lama makin memberat. Nyeri dirasakan memberat saat perut ditekan
dan pasien bergerak, sehingga pasien sulit beraktivitas. Nyeri saat BAK (-), BAK terasa
panas (-), rasa tidak lampias saat berkemih (-), BAK seperti keluar pasir (-). Demam (+),
Mual (+), Muntah (+) sebanyak
tidak BAB sejak
2. Objektif
Pemeriksaan Fisik:
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu axilla
Berat badan
Tinggi badan
Keadaan Spesifik:
Kepala
: simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut.
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil bulat,
isokor, 3 mm
4
-
Leukosit
: 18.700 /mm3
Trombosit
: 267.300 /mm3
Hitung jenis sel :
Basofil : 0
Eosinofil : 0
Neutrofil Batang : 1
Neutrofil Segmen : 76
Limfosit : 17
Monosit : 6
3. Assessment
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien ini adalah Akut
Abdomen e.c. susp. Apendisitis akut.
Berdasarkan anamnesis didapatkan data Tn.E, laki-laki, usia 23 tahun mengeluh
nyeri perut bawah kanan sejak 2 hari yang lalu. Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati,
kemudian berpindah diperut kanan. Nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar.
Disertai gejala Demam, Nausea vomitus, dan Obstipasi.
Gejala utama pada apendisitis akut adalah nyeri abdomen. Pada mulanya terjadi
nyeri visceral, yaitu nyeri yang sifatnya hilang timbul seperti kolik yang dirasakan di
daerah umbilikus dengan sifat nyeri ringan sampai berat. Hal tersebut timbul oleh karena
apendiks dan usus halus mempunyai persarafan yang sama, maka nyeri visceral itu akan
dirasakan mula-mula di daerah epigastrium dan periumbilikal Secara klasik, nyeri di
daerah epigastrium akan terjadi beberapa jam (4-6 jam) seterusnya akan menetap di
kuadran kanan bawah dan pada keadaan tersebut sudah terjadi nyeri somatik yang berarti
sudah terjadi rangsangan pada peritoneum parietale dengan sifat nyeri yang lebih tajam,
terlokalisir serta nyeri akan lebih hebat bila batuk ataupun berjalan kaki.
Hampir tujuh puluh lima persen penderita disertai dengan vomitus akibat aktivasi
nervus vagus, namun jarang berlanjut menjadi berat dan kebanyakan vomitus hanya sekali
atau dua kali. Penderita apendisitis akut juga mengeluh obstipasi sebelum datangnya rasa
nyeri dan beberapa penderita mengalami diare, hal tersebut timbul biasanya pada letak
apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50 38,50C
tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nyeri tekan (+) kuadran kanan bawah
(Mc.Burney sign), , Rovsing sign (+). Pada auskultasi didapatkan bising usus (+)
menurun. Hal ini sesuai pada tanda klinis apendisitis akut. Biasanya penderita berjalan
membungkuk sambil memegangi perutnya yang sakit, kembung (+) bila terjadi perforasi,
penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler abses.
Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc Burney.
Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum, Rebound tenderness (nyeri lepas tekan )
adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan melihat mimik wajah) di abdomen kanan
bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan