Anda di halaman 1dari 5

PORTOFOLIO

Topik: Appendisitis Akut


Tanggal (Kasus) : 26 Mei 2016
Presenter
: dr. Muhammad Hadi Wijaya
Tanggal Presentasi : 16 Juni 2016
Pendamping : dr. Huratio Nelson, SpPA
Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan
Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Laki-laki, 23 tahun, Appendisitis Akut, dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 2 hari yang lalu.
Tujuan : Apendisitis akut merupakan peradangan akut pada apendiks yang disebabkan
oleh bakteria. Tujuan pengobatan adalah pencegahan terjadinya perforasi yang dapat
menyebabkan peritonitis yang mengancam jiwa.
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas
Diskusi
Presentasi dan diskusi
Email
Pos
Data
Nama : Tn. E Umur : 23 tahun Pekerjaan : Mahasiswa
No. Reg :
Alamat : DS Tanjung Keputraan, Musi Banyuasin
11.75.00
Pasien :
Nama RS: Klinik Bedah RSUD Sekayu
Terdaftar sejak : 26 Mei 2016
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis:
Appendisitis Akut/ Keadaan Umum Baik, Keluhan berupa nyeri perut kanan bawah sejak 2
hari yang lalu, disertai gejala demam, mual dan muntah.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien tidak meggunakan obat-obatan dalam jangka waktu lama
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
4. Riwayat Keluarga :
Keluhan serupa dalam keluarga tidak ada.
5. Riwayat Pekerjaan :
Pasien seorang mahasiswa di Jawa Tengah.
Daftar Pustaka:
a. Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Bedah digestif: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku
ajar ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005
b. Syamsuhidayat, R dan de Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.2004
Hasil Pembelajaran:
1.
Anatomi dan fisiologi appendiks
2. Etiologi dan faktor resiko apendisitis
3. Patogenesis apendisitis
4. Penegakan diagnosis apendisitis
1. Subjektif
Keluhan Utama:
Nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari yang lalu.
1

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak

2 hari yang lalu. Pada

awalnya nyeri dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah. Nyeri
dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan
dirasakan makin lama makin memberat. Nyeri dirasakan memberat saat perut ditekan
dan pasien bergerak, sehingga pasien sulit beraktivitas. Nyeri saat BAK (-), BAK terasa
panas (-), rasa tidak lampias saat berkemih (-), BAK seperti keluar pasir (-). Demam (+),
Mual (+), Muntah (+) sebanyak
tidak BAB sejak

2 kali, muntah berupa isi makanan yang dimakan. Os

1 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit paru, ginjal, kencing manis, darah tinggi disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien
Riwayat Psikososial (Pendidikan dan Sosial Ekonomi)
Pendidikan
Pekerjaan
Perkawinan
Kebiasaan

: Sedang Mengambil S1 teknik informatika


: Mahasiswa
: Belum menikah
: Pasien makan tidak teratur

2. Objektif
Pemeriksaan Fisik:
Status Generalis
Kesadaran umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu axilla
Berat badan
Tinggi badan

: Tampak sakit sedang


: Compos Mentis
: 120 / 80 mmHg
: 96 kali / menit, isi dan tegangan cukup
: 20 kali/ menit
: 37,4 oC
: 63 kg
: 168 cm

Keadaan Spesifik:
Kepala
: simetris, rambut hitam tidak mudah dicabut.
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil bulat,
isokor, 3 mm

Hidung : Deviasi septum nasi (-), sekret (-)


Telinga : Sekret (-)
Mulut
: Mukosa mulut kering (-)
Tenggorok : Dinding faring tidak hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis, edema laring (-)
Leher
: JVP (5-2) CmH2O, perbesaran KGB tidak ada
Thorax
:
Paru-paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris
Palpasi
: Srem fremitus kanan = kiri
Perkusi
: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-).
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung atas ICS II, batas jantung kanan ICS V linea sternalis,
batas jantung kiri ICS V line mid klavikula sinistra
Auskultasi : HR=98 kali/ menit, BJ I & II normal, irama reguler, murmur (-) dan
gallop (-).
Abdomen
Inspeksi
: Datar
Palpasi
: Lemas, hepar dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan (+) Mc. Burney,
Rovsings Sign (+), Psoas Sign (+)
Perkusi
: Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Lipat paha dan genitalia: Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada
Ekstremitas
: akral hangat, akral pucat (-)
Alvarado Score :
M (Migration of Pain): 1
Anoreksia
:0
Nausea & Vomiting : 1
Tendernes
:2
Rebound tenderness : 0
Elevated temperature : 1
Leukositosis
:2
Shift to left
:0
Total : 7
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin:
Hemoglobin
: 14 gr/dl
Hematokrit
: 44 %

4
-

Leukosit
: 18.700 /mm3
Trombosit
: 267.300 /mm3
Hitung jenis sel :
Basofil : 0
Eosinofil : 0
Neutrofil Batang : 1
Neutrofil Segmen : 76
Limfosit : 17
Monosit : 6

3. Assessment
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien ini adalah Akut
Abdomen e.c. susp. Apendisitis akut.
Berdasarkan anamnesis didapatkan data Tn.E, laki-laki, usia 23 tahun mengeluh
nyeri perut bawah kanan sejak 2 hari yang lalu. Pada awalnya nyeri dirasakan di ulu hati,
kemudian berpindah diperut kanan. Nyeri dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar.
Disertai gejala Demam, Nausea vomitus, dan Obstipasi.
Gejala utama pada apendisitis akut adalah nyeri abdomen. Pada mulanya terjadi
nyeri visceral, yaitu nyeri yang sifatnya hilang timbul seperti kolik yang dirasakan di
daerah umbilikus dengan sifat nyeri ringan sampai berat. Hal tersebut timbul oleh karena
apendiks dan usus halus mempunyai persarafan yang sama, maka nyeri visceral itu akan
dirasakan mula-mula di daerah epigastrium dan periumbilikal Secara klasik, nyeri di
daerah epigastrium akan terjadi beberapa jam (4-6 jam) seterusnya akan menetap di
kuadran kanan bawah dan pada keadaan tersebut sudah terjadi nyeri somatik yang berarti
sudah terjadi rangsangan pada peritoneum parietale dengan sifat nyeri yang lebih tajam,
terlokalisir serta nyeri akan lebih hebat bila batuk ataupun berjalan kaki.
Hampir tujuh puluh lima persen penderita disertai dengan vomitus akibat aktivasi
nervus vagus, namun jarang berlanjut menjadi berat dan kebanyakan vomitus hanya sekali
atau dua kali. Penderita apendisitis akut juga mengeluh obstipasi sebelum datangnya rasa
nyeri dan beberapa penderita mengalami diare, hal tersebut timbul biasanya pada letak
apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu antara 37,50 38,50C
tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga telah terjadi perforasi.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nyeri tekan (+) kuadran kanan bawah
(Mc.Burney sign), , Rovsing sign (+). Pada auskultasi didapatkan bising usus (+)
menurun. Hal ini sesuai pada tanda klinis apendisitis akut. Biasanya penderita berjalan
membungkuk sambil memegangi perutnya yang sakit, kembung (+) bila terjadi perforasi,
penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler abses.
Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc Burney.
Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum, Rebound tenderness (nyeri lepas tekan )
adalah rasa nyeri yang hebat (dapat dengan melihat mimik wajah) di abdomen kanan
bawah saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan penekanan

yang perlahan dan dalam di titik Mc Burney.


Defans musculer (-). Defance muscular adalah nyeri tekan kuadran kanan bawah
abdomen karena rangsangan muskulus rektus abdominis yang menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietal.
Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah, apabila kita
melakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya
nyeri lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan.
Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus psoas oleh peradangan yang
terjadi pada apendiks.
Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut difleksikan
kemudian dirotasikan kearah dalam dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan
peradangan apendiks terletak pada daerah hipogastrium
Auskultasi tidak banyak membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi
kalau sudah terjadi peritonitis maka bunyi peristaltik usus atau tidak terdengar sama
sekali.
Berdasarkan pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis 18.700 dengan
neutrofilia, memperjelas terjadinya infeksi bakteria pada appendiks.
4. Plan
Diagnosis : Suspek Appendisitis Akut
Tatalaksana
1. Non Farmakologi:
1. Inform Consent operasi
2. MRS
3. Persiapan operasi
4. Puasa makan dan minum 6 jam sebelum operasi
5. Cek Laboratorium (DR, KD, Golongan darah)
6. Rontgen Thorax PA
7. Konsul bagian anestesi
2. Farmakologi:
1. IVFD Ringer Laktat gtt XXX x/m (makro)
2. Inj. Ampicilin/Sulbactam 2 x 1,5 gr (st) (iv)
3. Drip PCT fls 3x1gr
Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad sanam : Bonam
Quo ad fungsionam : Bonam

Anda mungkin juga menyukai