Anda di halaman 1dari 48

ANATOMI FISIOLOGI

SEL

Nama: Ade

Januansyah

NPM:

112426002 SP

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DEHASEN BENGKULU
TH 2015/2016

KATA PENGANTAR

Penyusun ucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas Rahmat dan Karunia-Nya

sehingga Makalah

ini dapat terwujud.

Paparan materi yang saya sajikan dalam Makalah ini mengacu pada
Anatomi Fisiologi Sel

Makalah ini saya buat dengan sebaik- baiknya agar dapat dimengerti
oleh seluruh pembacanya. Namun saya sadar bahwa Makalah ini masih
banyak kekurangannya, sehingga saran pembaca sangat saya harapkan
untuk pembuatan Makalah selanjutnya.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah


membantu sehinnga makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan
Harapan penyusun kiranya Makalah ini bermanfaat serta dapat
meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan kesehatan.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi sel
B. Fisiologi sel
1.1 Bahan dasar sel
1.2 Jumlah sel
1.3 Bentuk sel
1.4 Fungsi sel
1.5 System transportasi membrane sel
1.6 Metabolisme sel
1.7 Reproduksi sel
1.8 Cairan tubuh, elektrolit,dan mineral
1.9 Sel prokariotik dan sel eukariotik
1.10 Hubungan intersel
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir
abad ke-16 dan selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris

hingga pada pertengahan abad ke-17 mikroskop sudah memiliki


kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan Inggris Robert
Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber
cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan. Ia mengamati irisanirisan tipis gabus melalui mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik
gabus sebagai "berpori-pori seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak
beraturan" dalam makalah yang diterbitkan pada tahun 1665. Hooke
menyebut pori-pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil) di dalam
biara atau penjara. Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding sel
kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit
pohon ek. Ia juga mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel
yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang
pedagang kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan
menggunakannya untuk mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel
darah merah, spermatozoa, khamir bersel tunggal, protozoa, dan bahkan
bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang merincikan
kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu
menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek
menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam air liur yang
diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken
(bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam
bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh
ilmuwan modern.
Pada tahun 16751679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit
penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut
pengamatannya, setiap rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh
dinding yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris juga menjabarkan sel
tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan ia
berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun
tumbuhan, yaitu kloroplas
Pada tahun 1835, sebelum teori sel menjadi lengkap, Jan Evangelista
Purkyn melakukan pengamatan terhadap granula pada tanaman melalui
mikroskop. Teori sel kemudian dikembangkan pada tahun 1839 oleh

Matthias Jakob Schleiden dan Theodor Schwann yang mengatakan bahwa


semua makhluk hidup atau organisme tersusun dari satu sel tunggal, yang
disebut uniselular, atau lebih, yang disebut multiselular. Semua sel berasal
dari sel yang telah ada sebelumnya, di dalam sel terjadi fungsi-fungsi vital
demi kelangsungan hidup organisme dan terdapat informasi mengenai
regulasi fungsi tersebut yang dapat diteruskan pada generasi sel
berikutnya.
B. Tujuan

Untuk mengetahui anatomi sel


Untuk mengetahui fisiologi sel
Untuk mengetahui transport membrane pada sel
Untuk mengetahui metabolisme pada sel
Untuk mengetahui reproduksi sel
Untuk mengetahui perbedaan CIS dan CES
Untuk mengetahui macam-macam sel
Untuk mengetahui hubungan intersel

BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Sel

SEL

STRUKTUR SEL DAN

MACAM MACAM SEL

FUNGSINYA

MEMBRAN
PLASMA

SITOPLASMA

ORGANEL
SEL EUKARIOTIK

SEL
PROKARIOTIK

DINDING SEL

NUCLEU

RETIKULUM

BADAN GOLGI

KLOROPLAS

MITOKONDRI
A

ENDOPLASM
A

RIBOSOM

LISOSOM

VAKUOL
A

SENTRIOL

B. Fisiologi Sel
1.1 Bahan dasar sel
a. Air
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam
konsentrasi 70-85%. Banyak bahan-bahan kimia sel larut dalam air,
sedang yang lain terdapat dalam bentuk suspensi atau membranous.
b. Elektrolit
Elektrolit terpenting dari sel adalah kalium, magnesium, fosfat,
bikarbonat, natrium, klorida, dan kalsium. Elektrolit menyediakan
bahan inorganic untuk reaksi selluler dan terlibat dalam mekanisme
control sel.
c. Protein
Memegang peranan penting pada hamper semua proses fisiologis dan
dapat diringkaskan sebagai berikut :

Proses enzimatik
Proses transport dan penyimpanan
Proses pergerakan
Fungsi mekanik

Proses imunologis
Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi

d. Lemak
Asam lemak yang merupakan komponen membrane sel adalah rantai
hidrokarbon yang panjang, sedang asam lemak yang tersimpan dalam sel
adalah triasgliserol, merupakan molekul yang sangat hidrofobik. Karena
molekul triasgliserol ini tidak larut dalam air/larutan garam maka akan
membentuk lipid droplet dalam sel lemak (sel adipose) yang merupakan
sumber energy. Molekul lemak yang menyusun membrane sel mempunyai
gugus hidroksil (fosfolipid dan kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan
air sedangkan gugus yang lainnya hidrofobik (tidak terikat air) sehingga
disebut amfifatik.
e. Karbohidrat
Suatu karbohidrat tersusun atas atom C,H,dan O. Karbohidrat yang
mempunyai 5 atom C disebut pentose, 6 atom C disebut hexosa adalah
karbohidrat-karbohidrat yang penting untuk fungsi sel. Karbohidrat yang
tersusun atas banyak unit disebut polisakarida. Polisakarida berperan
sebagai sumber energy cadangan dan sebagai komponen yang menyusun
permukaan luar membrane sel. Karbohidrat yang berikatan dengan
(glikoprotein) dan yang berikatan dengan lemak (glikolipid) merupakan
struktur penting dari membrane sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein
menyusun struktur antigen golongan darah yang dapat menimbulkan reaksi
imunologis.
1.2 Jumlah Sel

Ada triliunan sel dalam tubuh manusia. Sebagai contoh, jumlah total sel
darah merah dalam tubuh manusia dengan ukuran tubuh rata-rata adalah 25
triliun.

1.3 Bentuk Sel


a. Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat, seperti sel darah, sel
lemak dan sel telur.
b. Bentuk sferikal dasar biasanya berubah karena spesialisasi sel
berdasarkan fungsinya. Contoh, sebuah sel saraf berbentuk seperti
bintang dengan prosesus yang panjang dan sel otot polos berbentuk
seperti spindel.
c. Penggepengan sel terjadi karena kontak dengan permukaan. Bentuk
permukaan sel terjadi akibat tekanan dari banyak permukaan.
1.4 Fungsi Sel
1. Sel mempertahankan suatu barier yang selektif (membrane plasma)
di antara sitoplasma dan lingkungan ekstraseluler. Semua zat yang
masuk atau keluar sel harus melewati barier. Derivative membrane
plasma yang serangkaian pembungkus kompleks, membagi interior
sel dan membentuknya menjadi banyak kompartemen untuk aktivitas
spesifik.
2. Sel yang berisi materi hereditas membawa instruksi dalam bentuk
kode untuk proses sintesis sebagian besar komponen seluler. Materi
hereditas ini sebelumnya digandakan melalui reproduksi sel, sehingga
setiap sel baru membawa satu set penuh instruksi.
3. Sel melakukan aktivitas metabolic, yang dikatalis reaksi kimia
sehingga terjadi proses sintesis dan penguraian molekul organic.
1.5 Struktur dan Fungsi Sel
Badan sel memilik empat bagian dasar yaitu membrane plasma
(plasmalemma, membrane sel),sitoplasma, yang merupakan protoplasma

sel, berbagai organel sitoplasma, yaitu struktur tetap yang melakukan fungsi
metabolic spesifik dan nucleus, tempat materi genetic berada.

Gambar : sel

Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri
daripada selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan,
perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada
dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di
dalam sel.
Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
Dinding sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin,
kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.

Membrane plasma
1. Struktur

Membrane plasma tersusun dari lapisan ganda molekul lipid dengan


beberapa protein globular yang tertanam di dalamnya. Tebal lapisan ini
sekitar 6 sampai 10 nm.
a. Fosfolipid adalah lipid yang paling sering ditemukan dalam membrane.
Lipid lainnya adalah kolesterol dan glikolipid, yang merupakan
gabungan karbohidrat dan lipid.
Molekul fosfolipid disusun dalam dua baris parallel lapisan

ganda
Di setiap baris bagian kepala molekul berupa fosfat polar yang

dapat larut dalam air mengarah pada dua permukaan.


Bagian ekor molekul berupa asam lemak non-polar yang tidak

dapat larut dalam air mengarah ke pusat lapisan ganda.


b. Protein dibagi dalam dua kategori: integral dan perifer.
Protein integral membentuk mayoritas protein membrane.
Molekul ini menembus dan tertanam dalam lapisan ganda
terikat pada bagian ekor nonpolar
Protein transmembran menyebar ke seluruh lapisan
ganda dan membentuk saluran (pori-pori) untuk transport
zat yang melewati membrane.
Protein integral bisa juga muncul sebagian pada satu
atau beberapa permukaan. Protein tersebut memiliki
beberapa fungsi.
(a). Beberapa protein integral berfungsi sebagai enzim
permukaan sel.
(b) protein integral yang beriktan dengan karbohidrat
dapat membentuk sisi reseptor untuk menerima pesan
kimia dari sel lain seperti kelenjar endokrin.
(c) Sebagian yang lain juga berfungsi sebagai pemberi

tanda, atau antigen, yang menjadi identitas jenis sel.


Protein perifer terikat longgar pada permukaan membrane dan
dapat dengan mudah terlepas dari membrane tersebut.

Fungsinya tidak begitu diketahui seperti fungsi protei integral.


Protein ini kemungkina terlibat dalam struktur pendukung dan
perubahan

bentuk

membrane

saat

pembelahan

atau

pergerakan sel.
c. Karbohidrat juga berkaitan dengan molekul lipid atau protein glikolipid
dan glikoprotein yang dihasilkan dipercaya dapat memberikan sisi
pengenal

permukaan

untuk

interaksi

antar

sel,

seperti

mempertahankan sel-sel darah merah agar tetap terpisah atau


memungkinkan penggabungan sel-sel yang sama untuk membentuk
sebuah jaringan.
2. Fungsi membrane plasma yaitu:
Pelindung bagi sel agar isi sel tidak keluar
Pengatur pertukaran zat yang keluar masuk ke dalam sel
Melakukan seleksi terhadap zat yang boleh keluar dan masuk dari

dalam atau luar sel (selektif permeable)


Tersusun atas Karbohidrat, protein, dan lemak

Gambar : membrane sel

Sitoplasma dan Organel sel

Sitoplasma merupakan cairan sel dalam sel disebut juga dengan sitosol
karena mirip dengan jelly (koloid) berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
metabolisme sel. Di dalam sitoplasma inilah tersebar berbagai bahan,yaitu
globules

lemak

netral,

granula-granula

glikogen,

ribosome,

granula

sekretoris, dan berbagai macam organel penting yaitu reticulum endoplasma,


apparatus golgi, mitokondria dan lisosom, peroksisom, ribosom.
Organel adalah komponen tetap sitoplasma. Sebagian besar organel
dibungkus semacam membrane yang mirip dengan membrane plasma.
Membrane tersebut memisahkan organel dari lingkungan sitoplasma di
sekitarnya dan memungkinkan pembentukan kompartemen untuk aktivitas
metaboliknya. Adapun organel sel dalam sitoplasma yaitu :
1. Mitokondria (The Power House) ditemukan pada hamper semua sel, tetapi
tidak ditemukan

dalam

sel

darah

merah.

Jumlahnya

dalam

sel

berhubungan dengan konsumsi energy sel.


a. Sruktur
Mitokondria tampak seperti batang atau filament yang

bergerak dengan konstan dalam sebuah sel hidup.


Setiap mitokondria terdiri dari membrane terluar halus dan
membrane terdalam yang membentuk lipatan disebut Krista.
Krista menonjol menyerupai rak kedalam mitokondria dan

menambah bidang permukaan membrane bagian dalam.


Ruang antar Krista dipenuhi matriks, yang berisi protein,

DNA, RNA, dan ribosom.


b. Fungsi
Mitokondria sering disebut sebagai pembangkit tenaga sel
karena fungsi terpentingnya adalah memproduksi energy

dalam bentuk ATP.


Energy tersebut dihasilkan dari penguraian nutrient seperti
glukosa, asam amino, dan asam lemak.

Enzim yang dibutuhkan untuk melepas energy secara kimia,


terlokalisasi dalam matriks mitokondrial dan partikel kecil
pada Krista.

Gambar : Mitokondria

2. Ribosom
a. Sruktur
Ribosom adalah granula kecil berwarna hitam (berdiameter 25 nm)

yang tersusun dari RNA ribosomal dan hamper 80 jenis protein.


Ribosom ditemukan sebagai granula individual atau dalam

kelompok disebut poliribosom.


Ribosom bisa bebas dalam sitoplasma (ribosom bebas) atau

melekat pada membrane reticulum endoplasma


b. Fungsi
Ribosom merupakan tempat sintesis protein.
Ribosom bebas terlibat dalam sintesis protein untuk dipakai sel itu
sendiri: misalnya, dalam pembaharuan enzim dan membrane.
Ribosom yang berikatan merupakan tempat berlangsungnya
sintesis protein yang merupakan produk sekretori yang akan
dikeluarkan sel.
3. Reticulum endoplasma
a. Sruktur

Reticulum endoplasma tersusun dari jaring-jaring rongga (sisterna)


datar yang dilapisi membrane. Yang menyambung membran plasma

dan membrane nuclear.


Ada
tiga
jenis
retikulum
endoplasma:
RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang
merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein.
Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik
ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa
proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan
konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat
melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE
sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini
ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE
sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus
merupakanensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik
menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan
dalam pemicuan kontraksi otot.

b. Fungsi
Retikulum endoplasma merupakan tempat utama sintesis produk sel

dan juga berperan dalam transport dan penyimpananya.


Retikulum endoplasma kasar menonjol dalam sel yang khusus untuk

sekresi protein seperti enzim pencernaan.


Retikulum endoplasma halus banyak terdapat dalam sel beberapa
kelenjar endokrin yang menyentesis hormon dan dalam sel hati.
Tempat reticulum endoplasma terlibat dalam sintesis lipid dan

kolesterol serta pemecahan glikogen


Pada sel otot RE halus disebut reticulum sarkoplasma dan urut
berperan dalam proses kontraksi.

Gambar : RE kasar dan RE halus

4. Apparatus golgi (AG) disebut juga golgi kompleks yang mempunyai


hubungan yang erat dengan RE granuler. Apparatus golgi ada dalam
sebagian besar sel, tetapi paling banyak dibentuk dan dipelajari pada sel
glandular.
a. Strutur
Apparatus golgi mengandung 6 sampai 7 kantong datar yang terikat

membrane , atau sisterna, masing-masing bentuknya agak melekuk.


Kantong tersebut tersusun seperti mangkok terbalik.
Permukaan konveks susunan menghadap ke reticulum endoplasma
dan nucleus, permukaan konkaf menghadap ke permukaan eksternal

sel
Biasanya ada banyak vesikal transport disisi perifer tonjolan dan ada
sedikit penebalan vakuola yang berukuran lebih basar pada salah

satu kutub
b. Fungsi
Apparatus

golgi

merupakan

tempat

akumulasi,

konsentrasi,

pembungkusan, dan modifikasi kimia produk sekretori yang disintesis


dalam reticulum endoplasma kasar.
I.
Vesikal transport terlepas dari reticulum endoplasma dan
membawa hasil sekresi ke apparatus golgi, tempat sekresi
bergabung dengan sisternanya.

II.

Vakuola tebal yang besar akan mengonsentrasi sekresi dan

III.

membungkusnya menjadi granula sekretori.


Granula sekretori (zimogen) yang besar dan terbungkus rapat
dengan

IV.

membrane,

mengeluarkan

isinya

melalui

proses

eksositosis akibat stimulasi hormone dan saraf.


Apparatus golgi secara kimia juga memodifikasi molekul yang
disintesis dalam reticulum endoplasma untuk bergabung dengan
membrane plasma. Apparatus golgi ini menambahkan residu
asam lemak pada protein tertentu untuk mengubahnya menjadi
lipoprotein,dan bersintsis serta melekatkan rantai sisi karbohidrat

pada protein untuk membentuk glikoprotein.


Apparatus golgi memproses protein yang

berfungsi

secara

intraseluler,seperti enzim lisosom.

5. Lisosom ditemukan pada sel, kecuali sel-sel darah merah dan sel kulit
yang telah terkeratinisasi sempurna pada permukaan tubuh
a. Srutur
Lisosom adalah vesikel kecil yang terikat membrane, mengandung
hamper 50 jenis enzim hidrolitik, mampu menguraikan hamper

semua jenis makromelekul (protein, lipid, karbohidrat, asam

nukleat,dll)
Lisosom primer hanya mengandung enzim, lisosom sekunder

mengandung anzim dan materi terdegradasi.


b. Fungsi
Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan interseluler.

Lisosom memegang peranan dalam proses normal dan patologis.


Pada sel fagositik, agen yang berpotensi membahayakan seperti
bakteri, virus, atau toksin akan dimakan sel tersebut. Agens tersebut
akan melebur dengan lisosom primer untuk membentuk lisosom

sekunder yang kemudian dicerna.


Lisosom juga berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan selular
normal dengan cara memindahkan komponen seluler yang sudah
rusak atau berlebihan. Produk yang dicerna kemudian didaur ulang
dalam sel untuk memungkinkan terjadinya pembaharuan dan

rekontruksi isi sel.


Kerusakan sel akibat sejumlah pengaruh fisik atau kimia dapat
menyebabkan membrane lisosom hancur dan enzim terlepas
kedalam sitoplasma. Autolysis (auto=sendiri) atau pencernaan sel
yang dihasilkan menjadi lisosom disebut kantong bunhu diri untuk

sel.
Beberapa

penyakit

metabolic,

dikenal

sebagai

penyakit

penyimpanan (storage disease) ,penyakit Tay Sachs, penyakit


Gaucher, penyakit Fabryl, disebabkan factor congenital (bawan
lahir) yaitu tidak adanya salah satu enzim lisosom. Akibatnya, terjadi
akumulasi abnormal dari zat yang dapat mengganggu fungsi normal
sel.

Gambar: lisosom
6. Peroksisom (mikrobodi)
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan
dalam semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya
mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan
bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan
untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah
satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi
lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi
sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi
berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol.
Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting
mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam
tahap perkecambahan.
7. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel
tumbuhan. Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem
endomembran, disebut tonoplas. Vakuola, berasal dari kata yang berarti

'kosong', dinamai demikian karena organel ini tidak memiliki struktur


internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala
terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola
kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring
dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar
dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola
sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan
limbah metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan
dalam vakuola sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan
penting dalam mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel
hewan dan protista uniselular. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola
makanan, yang bergabung dengan lisosom agar makanan di dalamnya
dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki vakuola kontraktil,
yang mengeluarkan kelebihan air dari sel.
8. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada
tumbuhan dan alga. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang
menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi
yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan
dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.
Satu sel alga uniselular dapat memiliki satu kloroplas saja, sementara
satu sel daun dapat memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Organel ini
cenderung lebih besar daripada mitokondria, dengan panjang 510 m

atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti


mitokondria, memiliki membran luar dan membran dalam yang dipisahkan
oleh ruang antarmembran. Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma,
yang memuat berbagai enzim yang bertanggung jawab membentuk
karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam fotosintesis. Suatu sistem
membran dalam yang kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong
pipih disebut tilakoid yang saling berhubungan. Tilakoid-tilakoid
membentuk suatu tumpukan yang disebut granum (jamak, grana). Klorofil
terdapat pada membran tilakoid, yang berperan serupa dengan membran
dalam mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP. Sebagian ATP
yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk mengubah
karbon dioksida menjadi senyawa antara berkarbon tiga yang kemudian
dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi karbohidrat. Sama seperti
mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri serta
tumbuh dan memperbanyak dirinya sendiri. Kedua organel ini juga dapat
berpindah-pindah tempat di dalam sel.

9. Nucleus
Nukleus adalah organel terbesar dan mengandung sebagian besar gen
yang mengendalikan sel eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam
mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 m, organel ini
umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. [21]
Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, [22] namun ada pula yang memiliki
banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, sel megakariosit sumsum
tulang , sel osteoklas tulang, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus,

contohnya sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya saat


berkembang.
a. Struktur

Membrane nucleus disusun dari membrane ganda yang dipisah


oleh ruang perinuklear.
i.

Membrane dalam halus, sedangkan membrane luar biasanya


mengandung

ribosom

dan

menyatu

dengan

reticulum

endoplasma
ii.

Membrane dalam dan luar bergabung dalam interval jarak yang


tidak beraturan di sekitar nucleus untuk membentuk pori-pori
nuclear, sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran zat
antara nucleus dan sitoplasma.

Kromatin terlihat seperti gumpalan tidak beraturan atau granula


basfilik kuat atau benda berwarna biru yang menyebar ke seluruh
nucleus.
i.

Kromatin disusun dari rantai pilin DNA yang terikat pada protei
basa histon, beragam jumlah RNA, dan protein nonhiston lain
serta system enzim

ii.

Pada sel yang membelah, kromatin menebal dan berpilin menjadi


suatu unit khusus, kromosom. Sel manusia berisi 23 pasang
kromosom.

Nukleoplasma adalah matriks yang menyelubungi kromatin. Matriks


ini tersusun dari protein,metabolit, dan ion.

Nukleulus adalah struktur sferikal yang tersusun dari DNA dan


protein. Ukuran dan jumlah nukleulus yang terdapat bervariasi pada
setiap jenis sel yang berbeda. Pada sel yang tidak mensintesis
protein, misalnya spermatozoa, tidak ditemukan nucleolus.

b. Fungsi

Nucleus sangat penting untuk keseluruhan aktivitas seluler.

Nucleus mengandung materi genetic sel (DNA yang mengkode


informasi untuk mengontrol sintesis protein dan reproduksi sel

Nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi


pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein,
sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan
transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi
gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.

Gambar : Nukleus

Mikrofilamen, Mikrotubulus, Sentriol, dan Silia serta Flagela.


Selain organel yang berlapis membrane, sitoplasma juga mengandung
jaring-jaring komponen structural yang kompleks.

1.6 Sistem transpor membrane sel


Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara
lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil
(air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan
ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan
terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi
dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu
melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul
yang membutuhkan mekanisme khusus.

A. Mekanisme transport pasif


Mekanisme transport pasif merupakan proses fisik yang tidak perlu
mengeluarkan energy seluler atau metabolic, tetapi memakai sumber
energy eksternal, misalnya panas. Mekanisme ini meliputi difusi,
dialysis, osmosis, difusi terfasilitasi, dan filtrasi.difusi
a. Difusi adalah gerakan acak partikel (molekul atau ion) karena
pengaruh energy thermalnya sendiri, dari tempat yang berkonsentrasi
tinggi ke tempat yang berkonsentrasi lebih rendah, atau gerakan
downhill. Difusi molekul atau ion dapat berlangsung dalam suatu
cairan, gas, atau zat padat, atau molekul membrane hidup atau
membrane tak hidup yang permeable untuk molekul tersebut
Difusi dalam cairan adalah gerakan partikel zat terlarut dan
pelarut kesemua arah melalui suatu larutan, atau menuju dua
arah melalui membrane yang permeable.
Difusi saring adalah pergerakan partikel dari area
berkonsentrasi tinggi menuju area berkonsentrasi lebih rendah
yaitu sejalan dengan gradient konsentrasinya sendiri. Difusi
saring berarti bahwa lebih banyak partikel yang berdifusi ke
satu arah dibandingkan ke arah lain.
Kecepatan difusi saring partikel dalam suatu larutan semakin
bertambah karena factor-factor berikut:
i. Gradient konsentrasi tinggi karena partikel yang
terkandung lebih banyak.

ii.

Berat molekul rendah karena molekul besar tidak mudah


dipindahkan dengan cara bertubrukan satu sama lain
iii. Peningkatan suhu karena suhu ya ng tinggi
meningkatkan gerakan acak partikel.
Difusi setara terjadi setelah ekuilibrium tercapai yaitu setelah
difusi saring zat terlarut ke satu arah dan pelaryt kearah yang
berlawanan mengakibatkan hilangnya gradient konsentrasi.
Yang berdifusi ke satu arah setara dengan jumlah partikel yang
berdifusi kearah lain.
Difusi sederhana pada zat yang menembus membrane plasma
berlangsung melalui lapisan ganda lipid atau melalui saluran
protein
Salah satu contoh difusi yang berlangsung dalam tubuh adalah
pertukaran oksigen dan karbondioksida di paru-paru.
b. Dialysis adalah pemisahan partikel zat terlarut kristaloid, yang
berdiameter kurang dari 1 nm (misalnya, ion, glukosa, oksigen) dengan
berdifusi melalui membrane yang permeable untuk partikel tersebut,
tetapi tidak permeable untuk partikel zar terlarut koloid, yang
berdiameter 1 nm sampai 10 nm(misalnya, protein darah). Prinsip
dialysis dipakai dalam ginjal artificial (buatan).
c.
Osmosis adalah difusi saring molekul air melalui membrane
permeable selektif yaitu membrane yan tidak dapat dilewati sefcara
bebeas oleh semua zat terlarut yang ada. Zat yang tidak dapat berdifusi
harus memilik konsentrasi yang lebih tinggi di satu sisi membrane
dibandingkan sisi lainnya.
Pada osmosis, molekul air bergerak menembus membrane dari
ke area berkonsentrasi air tinggi ke area berkonsentrasi air tinggi
ke area berkonsentrasi air lebih rendah.
Osmosis molekul air kedalam larutan yang lebih kental
(konsentrasi air lebih rendah) meningkatkan volume dan tekanan
hidrostatik larutan. Dalam wadah dengan volume yang tetap,
pada akhirnya tekanan hidrostatik molekul area mampu
menyeimbangkan tekanan osmotic yang menggerakkan molekul
air untuk menurunkan gradient konsentrasinya, sehingga difusi
saring tidak terjadi lagi
Tekanan osmotiktekanan osmotic suatu larutan adalah tekanan
potensial yang dinyatakan dalam istilah gaya atau tekanan
potensial yang dinyatakan dala istilah gaya atau tekanan yang
dibutuhkan untuk menghentikan osmosis air selanjutnya.
d. Difusi terfasilitasi, disebut juga difusi diperantai carrier, yaitu suatu
mekanisme di mana molekul-molekul yang tidak larut dalam lemak dan
terlalu besar untuk dapat melewati saluran protein dibantu dengan

carrier yang merupakan molekul protein khusus pada permukaan


eksternal membrane. Tidak ada energy yang dikeluarkan karena
molekul menurunkan gradient konsentrasinya, glukosa dan beberapa
asam amino dibawa menembus membrane melalui mekanisme difusi
terfasilitasi ini. Dalam difusi terfasilitasi, zat carier bergabung dengan
molekul zat terlarut untuk membentuk kompleks carrier zat terlarut,
yang dapat larut dalam lapisan ganda lipid, sehingga dapat membawa
zat terlarut melewati membrane. Setelah sampai di adalm, zat terlarut
kemudian lepas. Carrier memisahkan diri dari kompleks, kemudian
kembali kebagian eksterior membrane dan mengulangi proses
tersebut.
Carrie menunjukkkan kekhusu carrier sangat selektif dalam
membedakan molekul-molekul yang berhubungan erat.
Difusi terfasilitasi dapat dihambat oleh molekul inhibitor
kompetitif dan non-kompetitif yang sangat menyerupai molekul
zat terlarut.
Kecepatan aliran zat terlarut pada proses difusi terfasilitasi
bergantung pada perbedaan konsentrasi di kedua sisi
membrane, jumlah molekul carrier yang ada, dan seberapa
cepat pembentukan kompleks carrie zat terlarut berlangsung.
e. Filtrasi adalah kekuatan gerakan air dan molekul yang dapat berdifusi
melewati membrane plasma akibat tekanan mekanik atau tekanan
cairan yang tinggi, misalnya tekanan hidrostatik atau tekanan darah.
Tekanan darah menyebabkan terjadinya filtrasi yang melewati
pembuluh darah khusus di ginjal sebagai langkah awal produksi urin.
B.

Mekanisme Transport aktif

Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg


sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi
dari sebuah area yang mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah
menuju ke tempat dengan potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut
dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme kopling
agar asupan energi dapat digunakan demi menjalankan proses
perpindahan substansi. Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor
pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini
melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari
beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah
channel protein dan carrier protein, serta ionofor. Ionofor merupakan
antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui membran sel maupun
membran buatan.

a. Transport aktif diperentarai carrier. Carrier adalah protein intergral


yang disebut pompa. Misalnya pompa ion natrium/kalium, yang aktif
dalam semua sel hidup, dan pompa kalsium yang penting dalam
konntraksi otot.
Pompa natrium/kalium adalah pompa yang menukar natrium
intraseluler dengan kalium ekstraseluler. Pompa ini
mempertahankan gradient ion yang menembus membrane sel
dan berkonstribusi dalam terjadinya perbedaan voltase listrik
dikenal sebagai potensial membrane.
Pemecahan ATP menjadi adenosine difosfat (ADP) pada
permukaan inferior membrane, akan melepas energy yang
diperlukan untuk menjalankan pompa.
Transport berpasangan (ko-transpor) adalah gabungan antara
difusi dan transport aktif. Pada transport berpasangan, suatu
transport protein khusus dapat memasangkan transport aktif suatu
zat melawan gradie konsentrasinya sendiri dengan difusi pasif zat
kedua. Salah satu contoh system transport berpasangan adalah
ko-transpor ikatan natrium dalam ginjal. Pada mekanisme tersebut
glukosa dan asam amino ditranspor secara aktif melewati sle-sel
tubulus ginjal sedangkan natrium berdifusi secara pasif.
b. Transport massa berukuran besar adalah suatu proses aktif yang
mentranspor partikel besar dan makromolekul menembus membrane
plasma dengan membungkusnya dalam suatu bagain atau dengan
melipat membrane untuk membentuk kantong atau vesikel (vakuola)
yang melekat pada membrane. Trans por massa berukuran besar
mencakup endositosis dan eksositosis.
Endositosis (endo=bagian dalam) berarti masuk ke dalam sel.
Endositosis ini terdiri dari fagositosis dan pinositosis.
I.
Fagositosis (fago=memakan)berarti menelan suatu zat
padat yang besar dengan cara melipat membrane
plasma untuk membentuk suatu vesikel fagositik.
Vesikel fagositik bergabung dengan sebuah lisosom dan
enzim lisosom dan enzim lisosomal untuk
menghancurkan isi vesikel. Sel-sel fagositik khusus
dalam tubuh mengeluarkan sel, benda asing, dan
bakteri yang tidak dapat dihancurkan.
II.
Pinositosis (pino=minum) berarti menelan tetesan kecil
cairan ekstraseluler, yang mungkin mengandung
nutrient yang sudah terurai, dan memasukkannya
kedalam sel.
Eksositosis merupakan kebalikan dari endositosis. Eksositosis
adalah suatu metode untk mengendalikan substansi yang tidak

diinginkan sekaligus sebagai suatu cara untuk melepas produk


sel yang berguna ke dalam cairan ekstraseluler. Subtansi yang
akan dilepas dibungkus dalam vesikel, yang berdifusi dengan
membrane sel agar dapat keluar. Contoh proses eksositosis
adalah pelepasan produk dari sel-sel sekretori pancreas dan
pelepasan transmitter kimia dari sel-sel saraf di ujung saraf.
1.7 Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis,
karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Anabolisme/Asimilasi/Sintesis,
yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan
menggunakan energi tinggi.
Energi cahaya
6 CO2 + 6 H2O > C6H1206 + 6 02
klorofil
glukosa (energi kimia)
a. Fotosintesis
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan
dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Pada kloroplas terjadi
transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetic
berubah menjadi energy kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan
senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses
tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi
memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi
endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
Pada tabun 1937 : Robin Hill mengemukakan bahwa cahaya matahari
yang ditangkap oleh klorofil digunakan untak memecahkan air menjadi
hidrogen dan oksigen. Peristiwa ini disebut fotolisis (reaksi terang).
H2 yang terlepas akan diikat oleh NADP dan terbentuklah NADPH2,
sedang O2 tetap dalam keadaan bebas. Menurut Blackman (1905) akan
terjadi penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tanpa
menggunakan cahaya. Peristiwa ini disebut reaksi gelap NADPH2 akan
bereaksi dengan CO2 dalam bentuk H+menjadi CH20.
CO2 + 2 NADPH2 + O2> 2 NADP + H2 + CO+ O + H2 + O2
Ringkasnya :

Reaksi terang : 2 H20> 2 NADPH2 + O2


Reaksi gelap : CO2 + 2 NADPH2 + O2>NADP + H2 + CO + O +
H2+O2
atau
2 H2O + CO2> CH2O + O2
atau
12 H2O + 6 CO2> C6H12O6 + 6 O2
b. Kemosintesis
Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan
cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak
mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan menggunakan
energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri sulfur,
bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri
tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi
senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh energi kimia
dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri).
BakteriNitro som on as danNitro sococcu s memperoleh energi dengan
cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi asam nitrit
dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 +
Energi
Nitrosococcus
c. Sintesis Lemak
Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam
metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur Krebs. Sebagian
besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus
(daur) Krebs, yaitu Asetil Ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa
tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut.
Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat
dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya.
Sintesis Lemak dari Karbohidrat :
Glukosa diurai menjadi piruvat> gliserol.
Glukosa diubah> gula fosfat> asetilKo-A> asam
lemak. Gliserol + asam lemak> lemak

Sintesis Lemak dari Protein:


Protein> Asam Amino protease

Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih


dahulu, setelah itu memasuki daur Krebs. Banyak jenis asam amino
yang langsung ke asam piravat> Asetil Ko A.
Asam amino Serin, Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin dapat terurai menjadi
Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat> gliserol>
fosfogliseroldehid
Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi
membentuk
lemak. Lemak berperan sebagai sumber tenaga (kalori) cadangan. Nilai
kalorinya lebih tinggi daripada karbohidrat. 1 gram lemak menghasilkan
9,3 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat hanya menghasilkan 4,1 kalori
saja.
d. Sintesis Protein
Sintesis protein yang berlangsung di dalam sel, melibatkan DNA, RNA
dan Ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam
jumlah besar akan membentuk molekul polipeptida. Pada dasarnya
protein adalah suatu polipeptida.
Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein
tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel
dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang
berperan penting sebagai pengatur sintesis protein. Substansisubstansi tersebut adalah DNA dan RNA.
2. Katabolisme (Dissimilasi),
yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang
tersimpan dalam senyawa organik tersebut.
Contoh:
enzim
C6H12O6 + 6 O2 > 6 CO2 + 6 H2O + 686
KKal.
energi kimia
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan
energy sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi
dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi
semacam itu disebut juga reaksi eksoterm. Molekul ATP adalah molekul
berenergi tinggi. Merupakan ikatan tiga molekulfosfat dengan senyawa
Adenosin. Ikatan kimianya labil, mudahmelepaskan gugus fosfatnya
meskipun digolongkan sebagai molekul berenergi tinggi.
Perubahan ATP menjadi ADP (Adenosin Tri Phosphat) diikuti dengan
pembebasan energi sebanyak 7,3 kalori/mol ATP. Peristiwa perubahan
ATP menjadi ADP merupakan reaksi yang dapat balik
Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia

kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana


yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme
adalah untuk membebaskan energy yang terkandung di dalam senyawa
sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen
(aerob) disebut proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen
(anaerob) disebut fermentasi.
Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2> 6CO2 + 6H2O +
688KKal.
(glukosa)
Contoh Fermentasi :C6H1206> 2C2H5OH + 2CO2 +
Energi.
(glukosa)
(etanol)
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam
zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen.
Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan
kehidupan, seperti sintesis(anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 > 6 H2O + 6 CO2 +
Energi
(glukosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi,
melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.
Glikolisis adalah rangkaian awal reaksi kimia yang menghasilka
asam piruvat dan sedikit ATP, glikolisis berlangsung dalam
sitoplasma dan bersifat anaerob (tanpa oksigen). Asam piruvat, yang
melewati membrane ganda pada mitokondria untuk memasuki
matriks, kemudian dipecah dalam tahap berikutnya.
Reaksinya adalah sebagai berikut:
C6H12O6 -> 2 asam piruvat + 2 ATP + 2 NADH + 2H+
Asam piruvat yang dihasilkan akan memasuki mitokondria untuk
melakukan siklus Krebs. Namun sebelum memasuki siklus Krebs,
asam piruvat (3C) ini diubah terlebih dahulu menjadi asetil koA (2C)
di dalam matriks mitokondria melalui proses dekarboksilasi oksidatif.

Senyawa selain glukosa, misalnya fruktosa, manosa, galaktosa, dan


lemak dapat pula mengalami metabolisme melalui jalur glikolisis
dengan bantuan enzim-enzim tertentu.
2. Siklus asam sitrat (siklus krebs)
Siklus Krebs merupakan serangkaian reaksi metabolisme yang
mengubah asetil koA yang direaksikan dengan asam oksaloasetat
(4C) menjadi asam sitrat (6C). Selanjutnya asam oksaloasetat
memasuki daur menjadi berbagai macam zat yang akhirnya akan
membentuk oksaloasetat lagi.
Pada siklus Krebs dihasilkan energi dalam bentuk ATP dan
molekul pembawa hidrogen, yaitu : NADH dan FADH2. Hidrogen
yang terdapat dalam NADH dan FADH2 tersebut akan dibawa ke
sistem transpor elektron. Seluruh tahapan reaksi dalam siklus Krebs
terjadi di dalam mitokondria. Dalam siklus ini, asetil koA dioksidasi
secara sempurna menjadi CO2.
3. Transpor Elektron
Transpor elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron
melalui proses reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang
terdapat pada molekul NADH serta FADH2 ditranspor dalam
serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon,
pirodoksin, dan flavoprotein. Pada akhir transport elektron, oksigen
akan mengoksidasi elektron dan ion H menghasilkan air (H20).
Transport elektron terjadi pada membran dalam mitokondria.
1.8 Reproduksi Sel

1. Replikasi DNA
Sebelum membelah, sel harus membuat salinan molekul DNA-nya,
sehingga semua informais yang dibawa dapat diturunkan kepada
keturunannya.
a. Struktur DNA

Bentuk molekul DNA menyerupai tangga yang terpilin menjadi


dobel helix. Unit structural DNA adalah empat nukleutida
berbeda yang terpasang dalam satu rantai panjang DNA.

Setiap nukleutida mengandung fosfat, gula deoksiribosa, dan


basa nitrogen, yang tersusun dengan urutan demikian.

Keempat basa tersebut adalah adenine(A),guanine(G),


sitosin(S), dan timin (T).

Bagian samping tangga DNAterbentuk dari gabungan fosfat


dan gula. Hubungan silang (anak tangga)terbentuk dengan
cara memasangkan basa dengan basa melalui ikatan
hydrogen lemah.

Dalam pasangan basa yang lengkap, adenin hanya berikatan


dengan timin (A-T,T-A), sedangkan guanin hanya berikatan
dengan sitosin (G-C,C-G).

Meskipun hanya ada empat macam variasi ikatan, rangakaian


linier tempat keempat ikatan tersebut berada dapat

memberikan beragam kombinasi yang hampir tak terhitung.


Rangkaian pasangan nukleotida yang sebenarnya biasanya
disebut kode genetic. Kode genetic inilah yang menjadi dasar
informasi biologis dalam DNA. Gen adalah suatu unit khas
pada DNA, atau bidang pengkodean dengan fumgsi
heriditer(genetic) khusus atau gen member instruksi yang
berkaitan dengan sintesis protein tertentu, yang pada
gilirannya bertanggung jawab terhadap aktivitas lain dalam
sel. Genoma adalah tambahan yang melengkapi gen
organism.

Karena DNA berantai ganda, maka setiap rantai yang


membawa rangkaian nukleotida pasti merupakan pasangan
dari rangkaian nukleotida pada rantai disebelahnya. Misalnya,
jika kedua rantai tersebut didesain1dan1 maka, rantai 1
dapat berfungsi sebagai suatu pola untuk membuat sebuah
rantai 1 baru dan 1 juga dapat berfungsi sebagai pola
untuk membuat sebuah rantai1 yang baru.

b. Tahapan replikasi
Kedua rantai DNA dibuka dan dipisah oleh enzim pembuka,
yang memecah ikatan hydrogen lemah di antara pasangan

basa.
Enzim polymerase DNA, dengan memakai keempat jenis
nukleotida pelengkap yang ada dengan bebas dalam
nucleus, memasangkan dan melekatkan nukleotida tersebut
pada basa yang terlihat di setiap rantai tunggal DNA yang

terbuka
Dua dobel helix DNA lengkap terbentuk, masing identik
rangkaian nukleotida pada heliks DNA asli berfungsi sebagai

pola. Dengan demikian informasi genetic telah tersalin

dengan tepat.
Replikasi seperti itu disebut smikonservatif karena replikasi
tersebut mempertahankan setiap rantai dobel helix DNA
yang asli sementara setiap rantai juga menerima rantai

pasangan sintesis baru yang sesuai.


c. Kesalahan dalam replikasi DNA
Mesin replikasi dapat melakukan

kesalahan

dengan

melewatkan satu basa, menambahkan satu jenis basa atau

lebih atau mengganti dengan jenis basa yang salah.


Perubahan dalam molekul DNA juga dapat terjadiakibat
pajanan agen fisik dan kimia yang berpotensi merusak

seperti sinar-x atau karsinogen dalam lingkungan.


Perubahan yang dihasilkan dalam rangkaian nukleotida
disebut mutasi, yang akan terus disalin dalam replikasi
selanjutnya dan dapat mengakibatkan konsekuensi yang

membahaykan sel.
d. Perbaikan DNA adalah suatu proses yang konstan dan dapat
meminimalkan perubahan aksidental. Beragam jenis enzim
perbaikan DNA secara terus menerus akan menandai molekul
2

DNA dan mengeluarkan nukleotida yang rusak.


Kromosom pada sel manusia
a. Krosom merupakan rantai DNA yang berpilin dengan kuat dan
mengandung protein. Kromosom merupakan kromatin yang
menebal dan ditemukan dalam nucleus serta terlihat dengan
jelas saat pembelahan sel.
b. Semua sel somatic (tubuh) normal, kecuali sel kelamin (ovum
dan spermatozoa), memiliki 46 kromosom atau 23 pasang
krosom, sperma dan ovum hanya mempunyai 23 kromosom.
c. Dari 23 pasang kromosom, 22 pasang di antaranya merupakan
pasangan yang homolog (cocok) disebut autosom. Kromosom

homolog membawa informasi genetic dengan karakter yang


sama.
d. Pasangan keduapuluh tiga, sebagai kromosom kelamin, x dan
y. kromosom homolog pada perempuan (x dan x), tetapi tidak
pada laki-laki(x dan y).
e. Sel yang memiliki anggota pasangan lengkap disebut diploid
(2n). suatu sel, seperti ovum atau spermatozoa, yang hanya
memiliki salah satu anggota dari pasangan kromosom disebut
3

haploid (n).
Siklus, mitosis, dan meosis.
Silkus sel, pada sel yang mampu membelah diri, mengcu pada
kejadian-kejadian dalam rentang kehidupan sel di periode antar
waktu sel tersebut terbentuk melalui pembelahan sel sampai waktu
permulaann pembelahan sel berikutnya. Bagian terbesar siklus
(sekitar 90%)digunakan untuk tumbuh dan bersintesis, disebut
interfase, dan bagian yang lebih kecil digunakan untuk pembelahan
nuclear dan sel, atau mitosis, serta meiosis adalah pembelahan sel
yang terjadi dalam pembentukan sel-sel kelamin(sel telur dan
sperma). Pembelahan tersebut mengurangi jumlah kromosom
menjadi jumlah haploid (23). Saat pembuahan, gabungan dari sel
telur dan sperma menghasilkan jumlah kromosom diploid(46).

a. Interfase terdiri dari fase G1, fase S dan fase G2

Fase G1 : Fase pemisah aktivitas yang berhubungan


dengan pembelahan sel
Proses yang terjadi :
Pertumbuhan dan fungsi sel,
Penduplikasian organel sel untuk persiapan pembelahan

sel
Fase S : Merupakan tahap sintetis materi (salinan DNA,
protein, sentriol) untuk pembelahan sel. Ciri khas adalah

pembentukan DNA
Fase G2 : Merupakan fase

untuk persiapan

dalam

pembelahan mitosis. Proses yang terjadi : sintetis


protein mikrotubula dan perangkat spindel, kromatin
mulai menggulung
b. Mitosis terdiri dari penebalan dan pembelahan kromosom serta
sitokinesis, pembelahan actual sitoplasma untuk membentuk
dua sel anak. Meskipun pembelahan merupakan proses yang
berkelanjutan, pembelahan dibagi menjadi empat subfase yaitu
profase, metaphase, anaphase, dan telofase.
Profase
I. Nukleolus tidak dapat dilihat oleh indera.
II. Benang kromatin menebal menjadi kromosom
III. Setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai
dua kromatid saudara yang identik dan bersatu
IV. Terbentuknya sentriol (khusus pada sel hewan)
dengan mengarah kekutub masing-masing
V. Membran nukleus tidak dapat dilihat lagi
Metaphase
I. Selubung nukleus terfragmentasi
II. Mikrotubula pada gelendong memasuki nukleus
dan berinteraksi dengan kromosom
III. Masing-masing kromatid
memiliki struktur
khusus : KINETOKOR yang ada di daerah
sentromer

IV.

Semua kromatid/kromosom mengatur diri pada


bidang /dataran metafase (bidang ekuator), yang
berjarak sama dari kedua kutub
Anaphase
I. Sentromer dan kromatid memisah
II. Benang spinedl menarik kromosom ke kutub
masing-masing
III. Membran
nukleus
terbentuk
mengelilingi
kelompok kromosom
IV. Kromosom mulai terurai
V. Sitokinesis biasanya dimulai
Telofase dan Sitokinesis
I. Kromosom mencapai kutub masing-masing
II. Kromosom terurai membentuk kromatid
III. Sitokinesis telah lengkap

c. Meiosis
Meiosis terdiri dari dua pembelahan nuclear dan seluler, disebut
Meiosis 1 dan Meiosis 2, yang menghasilkan empat sel. Selama
interfase sebelum pembelahan meiosis pertama, setiap
kromosom bereplikasi untuk membentuk kromatid yang diikat
sentromer, sama seperti mitosis.

Gambar : meiosis 1

Meiosis 1 memisahkan setiap pasangan kromosom homolog


dan membagi anggota pasangan tersebut pada sel-sel anak.
Profase 1
Sinapsis terjadi saat kromosom belum menebal, yaitu
kedua kromatid dari setiap kromosom masih mencari
kedua kromatid pasangan homolognya dan kemudian
mengambil tempat yang bersisian di sepanjang

kromosom. Kromosom induk, atau kedua kromatid pada


setiap kromosom yang diwariskan dari ibu, bergabung
dengan kromosom ayah atau kromatid pasangan
kromosom homolog yang diwariskan dari ayah. Semua
gen korespondennya juga bergabung. Gabungan empat
kromatid disebut tetrad. Selama sinapsis, keempat
benang kromosom homolog saling melilit atau
bersilangan. Pemecahan dan penyatuan kembali DNA
terjadi dalam benang kromosom dan materi genetic
dipertukarkan antara kromosom ibu dan ayah.
Pertukaran silang dan pertukaran balasan fragmen DNA
terjadi secara acak. Ada sekitar sepuluh fragmen dalam
setiap tetrad manusia. Hasilnya adalah perubahan
susunan atau pengaturan ulang genetic yang
memberikan variasi dan keunikan genetic pada setiap
individu.
Metaphase 1
Pasangan kromosom homolog, masing-masing dengan
dua pasang kromatid yang disatukan sentromer, berbaris
pada bidang ekuator. Kedua kromatid dalam satu
kromosom pada setiap pasangan homolog menghadap
ke kutub sel yang sama, sehingga kromosom
homolognya menghadap kutub yang berlawanan.
Benang-benang spindle dari salah satu kutub melekat
pada sentromer setiap kromosom. Sentromer tidak
membelah seperti yang terjadi pada metaphase
pembelahan mitosis.
Anaphase 1
Setiap kromosom (terdiri dari dua kromatid) ditarik
kesalah satu kutub. Dengan demikian satu kelompok
kromosom haploid (23) telah tersusun si setiap kutub.
Telofase 1
Seperti dalam pembelahan mitosis, telofase membalik
peristiwa yang terjadi dalam profase. Kromosom
melebur, membrane nuclear kembali terbentuk, nukleulus
kembali muncul dan spindle terurai. Sitokinesis terjadi
dan kedua sel terpisah.

Interfase meiosis berlangsung singkat, tidak terjadi


replikasi DNA.

Gambar : meiosis II

Meiosis II serupa dengan mitosis.


Peristiwa dalam profase II sama dengan peristiwa pada
profase mitosis. Sentriol memisah dan bergerak ke kutub
yang berlawanan. Mikrotubulus dari setiap sentromer
melekat pada benang dari sentriol di kutub yang
berlawanan.

Metaphase II
Kromatid berbaris berbaris pada bidang ekuator sel.
Kromatid tersusun berpasangan, bukan dalam bentuk
tetrad seperti metaphase 1, disebut dyad.
Anaphase II
Sentromer membelah, dan kromatid yang terpisah
menjadi kromosom. Kromatid yang terpisah pada
anaphase II bukanlah kromatid berpasangan.
Berlawanan dengan kromatid pada pembelahan mitosis,
kromatid tersebut secara genetic tidak identik akibat
persilangan atau kombinasi ulang.
Telofase II
Membrane nuclear terbentuk kembali, kromosom
melebur, dan terjadi sitokinesis. Setiap sel baru berisi
satu dari setiap jenis kromosom. Jumlah kromosom
adalah haploid.

d. Hasil dan pentingnya pembelahan meiosis

Empat sel, masing-masing mengandung satu kromatid dari


tetrad asli pada profase 1, dihasilkan dari satu sel induk.
Pada laki-laki, keempat sel tersebut adalah spermatozoa.
Pada perempuan, satu sel tersebut adalah ovum, sedang
ketiga sel lainnya adalah badan non-fungsional.
Setiap sel mengandung setengah jumlah kromosom,
seperempat jumlah DNA normal yang diproduksi pada tahap
interfase G2 dan penyimpangan genetic yang unik.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelahan sel


Penempelan (sel bertumpu): sel membelah setelah sel
bertumpu/menempel
Kerapatan sel: sel berhenti membelah setelah seluruh
permukaan dilipisi satu lapis sel
Faktor pertumbuhan (growth factors): walau seluruh permukaan
telah penuh sel, bila ditambahi faktor pertumbuhan sel maka
pembelahan sel berlangsung mengakibatkan penumpukan sel

f. Akibat dari pertumbuhan sel yang diluar kontrol.


Pertumbuhan sel yang di luar kontrol mengakibatkan apa yang
disebut kanker
sel normal pada kultur tumbuh dan membelah antara 20-50
generasi
sel kanker dapat membelah terus tanpa henti sepanjang ada
nutrisi. Sel kanker membelah tidak mengikuti pola siklus sel
normal, tapi acak.

Sel-sel kanker menghasilkan tumor ganas (tumor malignan)


Penyebaran sel-sel kanker di luar asal sel kanker disebut
metastasis
1.8

Cairan Tubuh, Elektrolit,&Mineral


1.8.1 Pendahuluan

Air (H 0) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat


di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa
terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan lemak & otot yang
terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara 5070% dari total berat
badan orang dewasa.Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih & terbiasa
berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung
lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet. Di dalam tubuh, sel-sel
yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel
otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau jantung,
sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah
sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk
memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi
1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energy tubuh atau dapat juga
diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam
tubuh. Secara ratarata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan
per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui
keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses
respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar bersama dengan feces
(tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas (1
gelas 240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan
kebutuhan cairan per- harinya.

1.8.2 Fungsi Cairan Tubuh


D alam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air
mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai
pembawa oksigen (O ) ke dalam 2 sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam
tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil

metabolisme seperti karbon dioksida (CO ) dan juga senyawa nitrat.


Selain ber peran dalam prose smetabolisme, air yang terdapat di dalam
tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai
pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut & hidung, pelumas
dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ
dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan
darah & konsentrasi zat terlarut. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat
berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai
pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada
kondisi ideal yaitu 37 C.
1.8.3 Distribusi Cairan Tubuh
Di dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2
kompartemen utama yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan
ekstrasellular (ECF). Cairan intraselular adalah cairan yang terdapat di
dalam sel sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat di
luar sel. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh sel membran yang
memiliki permeabilitas tertentu. Hampir 67% dari total badan air (Bodys
Water) tubuh manusia terdapat di dalam cairan intrasellular dan 33%
sisanya akan berada pada cairan ekstrasellular. Air yang berada di dalam
cairan ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi kembali kedalam 2
Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial (ISF) dan cairan
intravaskular (plasma darah). 75% dari air pada kompartemen cairan
ekstraselular ini akan terdapat pada sela-sela sel (cairan interstisial) dan
25%-nya akan berada pada plasma darah (cairan intravaskular).
Pendistribusian air di dalam 2 kompartemen utama (Cairan Intrasellular
dan Cairan Ekstrasellular) ini sangat bergantung pada jumlah elektrolit
dan makromolekul yang terdapat dalam kedua kompartemen tersebut.
Karena sel membran yang memisahkan kedua kompartemen ini memiliki
permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka konsentrasi larutan
(osmolality) pada kedua kompartemen juga akan berbeda.

1.8.4 Elektrolit
Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk
ion bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan
menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan
positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika

elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut


disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah natrium (Na ) dan
nalium (K ) & contoh dari anion adalah klorida (Cl ) dan bikarbonat
(HCO ). Elektrolit- elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam
tubuh antara lain adalah natrium (Na ), kalium (K ), kalsium (Ca ),
magnesium (Mg ), klorida (Cl ), bikarbonat (HCO ), fosfat (HPO ) dan
sulfat (SO ). Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antara air (H O)elektrolit diatur secara ketat agar sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi
dengan baik. Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit ini akan memiliki
fungsi antara lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur
pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air (bodys fluid
compartement), menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap
reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut berperan dalam setiap proses
metabolisme.
1.8.5 Mineral Makro & Mikro
Berdasarkan kebutuhannya di dalam tubuh, mineral dapat
digolongkan menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral makro dan mineral
mikro. Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% dari
total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari 1000
mg/hari, sedangkan mineral mikro (Trace ) merupakan mineral yang
dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg /hari dan menyusun lebih
kurang dari 0.01% dari total berat badan. Mineral yang termasuk di dalam
kategori mineral makro utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P),
magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), klorida (Cl), dan natrium (Na).
Sedangkan mineral mikro terdiri dari kromium (Cr), tembaga (Cu),
fluoride (F), yodium (I) , besi (Fe), mangan (Mn), silisium (Si) and seng
(Zn). Dalam komposisi air keringat, tiga mineral utama yaitu natrium,
kalium & klorida merupakan mineral dengan konsentrasi terbesar yang
terdapat di dalamnya. Sehingga dengan semakin besar laju pengeluaran
keringat, maka laju kehilangan natrium , kalium dan klorida dari dalam
tubuh juga akan semakin besar. Diantara ketiganya, natrium dan klorida
merupakan mineral dengan konsentrasi tertinggi yang terbawa keluar
tubuh melalui kelenjar keringat (sweat glands).
1.9 Sel prokariotik dan sel eukariotik
1.9.1 Sel prokariotik
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan
karyon, 'biji'), tidak ada membran yang memisahkan DNA dari
bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di

sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan prokariota merupakan


organisme uniselular dengan sel berukuran kecil (berdiameter 0,7
2,0 m dan volumenya sekitar 1 m 3) serta umumnya terdiri dari
selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa
struktur lain. Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di
luar membran selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu
lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks
karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai
dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar yang
menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki
selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel
arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan
peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat
tekanan osmosis pada lingkungan yang berkonsentrasi lebih
rendah daripada isi sel. Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di
luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar
dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri
melekat pada permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat
membantu sel bakteri menghindari jenis tertentu sel kekebalan
tubuh manusia. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada
permukaan benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut
pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri
bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat
pada dinding selnya dan berputar seperti motor. Prokariota
umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang
terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga
memiliki bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga
berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan
oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid
membawa gen tertentu yang memberikan keuntungan tambahan
pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut
sitoskeleton, yang pada mulanya dianggap hanya ada pada
eukariota. Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan sel
dan berperan menentukan bentuk sel.

1.9.2 Sel eukariotik


Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu,
'sebenarnya' dan karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota
biasanya 10 hingga 100 m, sepuluh kali lebih besar daripada
bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan

membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair yang


disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan
bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki
prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran,
namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya
nukleus. Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir
semua sel eukariota, yaitu mitokondria, tempat sebagian besar
metabolisme energi sel terjadi; retikulum endoplasma, suatu
jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; badan
Golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya;
dan peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam
amino. Sel hewan, tetapi tidak sel tumbuhan, memiliki lisosom,
yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing
yang dimasukkan oleh sel. Kloroplas, tempat terjadinya
fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan
dan sejumlah organisme uniselular. Baik sel tumbuhan maupun
sejumlah eukariota uniselular memiliki satu atau lebih vakuola,
yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat
terjadinya sejumlah reaksi penguraian. Jaringan protein serat
sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan
pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya
ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari
sitoskeleton. Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan
polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan
tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya
berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di antara
dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang
disebut plasmodesmata.

1.10 Hubungan Intersel


Terdapat dua jenis bentuk tautan diantara sel yang membentuk
jaringan :
1.10.1 Taut Kedap ( Tight Junction ), dikenal sebagai zonula
okludens adalah tautan yang mengikat sel-sel satu sama lainnya dan

ke jaringan sekelilingnya .Tautan yang mengikat sel bersatu serta


memberikan kekuatan dan stabilitas
Taut kedap mengelilingi batas apeks sel di dalam epitel seperti
mukosa usus, dinding tubulus renalis dan pleksus choroideus.Ia
membentuk ridges dimana setengah dari satu sel dan setengah dari
yang lain , yang melekat kuat pada tautan sel sehingga ia hampir
menutup diantara ruang-ruang antara sel.
Fungsi dari taut kedap : membentuk sawar bagi gerakan ion dan
solut lain dari satu sisi epitel ke bagian lain. mempertahankan polaritas
sel, dimana ridge akan mencegah gerakan lateral protein di dalam
membrane sel dan akibatnya ia bekerja sebagai pagar yang menjaga
protein tetap terpasang ke dalam membrane apeks didalam daerah
apeks
1.10.2Taut Celah ( Gap Junction ) adalah tautan yang
memungkinkan pemindahan ion dan molekul lain dari satu sel ke sel
yang lain . Taut celah memungkinkan perambatan cepat aktivitas listrik
dari sel ke sel serta pertukaran berbagai messenger kimia.Diameter
tiap saluran diatur oleh Ca 2+ intrasel dan peningkatan dalam Ca 2+
menyebabkan subunit saling menyelip yang akan mengurangi
diameter saluran .Diameter ini bisa juga diatur oleh PH dan voltase.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
ftp://komo.padinet.com/free/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0112%20Bio%203-1a.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_%28biologi%29
http://www.membuatblog.web.id/2010/02/struktur-dan-fungsi-sel.html
http://biologi.blogsome.com/2007/07/05/membran-sel-2/
http://www.docstoc.com/docs/57528963/KONSEP-DASAR-CAIRAN-DANELEKTROLIT
http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-TubuhManusia
http://www.masbied.com/search/struktur-dan-fungsi-dna-serta-rna
http://nadjeeb.wordpress.com/sistem-transport-pada-sel/
http://www.morphostlab.com/artikel/transport-membran.html

Anda mungkin juga menyukai