A. Tujuan
Pada akhir praktikum diharapkan mahasiswa memahami cara isolasi dan
identifikasi senyawa eugenol.
B. Dasar Teori
1.
Cengkeh
Cengkeh
: Plantae
Filum
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Myrtales
Familia
: Myrtaceae
Genus
: Syzygium
Spesies
: S. aromaticum
2.
Minyak Cengkeh
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat digunakan
sebagai pengobatan alternatif. Banyak zat terkandung dalam minyak
cengkeh yaitu antibiotik, anti virus, anti jamur dan antiseptik. Kandungan
lain yang terdapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3,
magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang
diperlukan oleh tubuh juga ada di dalamnya, terutama vitamin C dan
vitamin K. Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang
cukup banyak dihasilkan di Indonesia dengan cara penyulingan air dan
uap. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai
kekuning-kuningan, mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma
cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika
terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan. Minyak cengkeh
dianggap sangat aman dalam jumlah kecil (<1500ppm) sebagai makanan
tambahan.
Namun,
minyak
cengkeh
dapat
berbahaya,
termasuk
Eugenol
Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat
tambahan rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2propenil) fenol. Ia dapat dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari
senyawa-senyaw fenol. Warnanya bening hingga kuning pucat, kental
seperti minyak . Eugenol memiliki titik didih 256 oC, titik leleh -9oC,
densitas 1,06 g/cm3.Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula
pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun
mudah larut pada pelarut organik. Aromanya menyegarkan dan pedas
seperti bunga cengkeh kering, sehingga sering menjadi komponen untuk
menyegarkan mulut.
Senyawa ini dipakai dalam industri parfum, penyedap, minyak atsiri,
dan farmasi sebagai penyuci hama dan pembius lokal. Ia juga menjadi
komponen utama dalam rokok kretek. Dalam industri, eugenol dapat
dipakai
dalam
kedokteran
gigi
untuk
aplikasi
restorasi
lainnya
4.
sebagai produk utama dari minyak daun cengkeh tanpa merusak performa
minyak daun cengkeh tersebut karena berlangsung pada temperatur
rendah.
C. Alat dan Bahan
1. Bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Minyak Cengkeh
KOH 1 N
Dietil eter
Asam Sulfat 1 N
FeCl3
Vanilin-asam sulfat
Toluen
Etil asetat
2. Alat :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Gelas ukur
Penangas air
Kertas PH
Cawan Porselen
Silica gel GF 254
Lampu UV 254 dan 366 nm
Corong pisah.
D. Cara Kerja
10 ml minyak cengkeh + 30 ml KOH 1 N
(membentuk kalium eugenolat)
Tambahkan H2SO4 1N
(untuk memecah kalium eugenolat membentuk
eugenol bebas)
Cek pH sampai netral yaitu pada pH 7.
Tambahkan eter 10 ml 3 kali replikasi kemudian eter ditampung
masukkan pada corong pisah gojog posisi eter berada dibawah,
ambil eter diuapkan sampai tidak timbul gelembung.
E. Hasil
Hasil yang didapatkan pada isolasi eugenol pada praktikum kali ini adalah
eugenol dengan jumlah 4ml.
F. Pembahasan
Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh
yang memberikan bau dan aroma khas pada minyak cengkeh. Eugenol
merupakan cairan tak berwarna, berbau, keras dan mempunyai rasa pedas.
Eugenol, mudah berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara
terbuka.
Pada praktikum kali ini isolasi dan identifikasi eugenol ini menggunakan
metode ekstraksi cair-cair yaitu solute dipisahkan dari cairan pemabwa (diluen)
menggunkan solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen
(tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase yaitu fase diluen (rafinat)
dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute didalam suatu fasa
dengan konsentrasi pada keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya
pelarut (pelepasan) solute dari larutan yang ada.
Eugenol dan KOH akan membentuk kalium eugenolat yang larut dalam
air. Campuran larutan eugenol dan KOH kemudian diuapkan di atas waterbath
kemudian larutan yang sudah diuapkan tadi ditambah eter dan dimasukkan
kedalam corong pisah, tutup corong pisah dengan rapat, lalu kocok dengan
kuat dengan sesekali membuka kran corong pisah untuk mengeluarkan gas
yang dihasilkan oleh senyawa volatile yang terdapat pada campuran minyak
cengkeh. Pengkocokan dengan corong berfungsi agar terjadi difusi antara
pelarut dengan ekstrak sehingga terbentuk dua fase. Pendiaman setelah proses
pengkocokan berfungsi memberikan waktu sehingga terbentuk dua fase larutan
dengan kepolaran yang berbeda.
Pada pemisahan ini ambil bagian fase air nya dan di cek pH dengan Ph
Meter sampai basa jika belum basa ditambahi KOH sampai dengan basa.
Kemudian tambahkan 30 ml H2SO4 sedikit demi sedikit sampai dengan netral
pada pH 7, H2SO4 ini untuk memecah kalium eugenolat. Tambahkan 30 ml
eter dengan 3 kali replikasi, eter kemudian ditampung dan diuapkan sampai
tidak timbul gelembung. Pada praktikum ini dihasilkan ekstrak cair 4 ml.
Setelah itu simpan minyak eugenol tersebut pada lemari pendingin selama
kurang lebih 24 jam dan dikeluarkan untuk diuji dengan KLT (Kromatografi
Lapis Tipis) untuk mengetahui terdapat kandungan eugenol asli atau tidak.
Kromatografi Lapis Tipis
Fase Diam : silica gel GF 254
Fase Gerak : heksana :etil asetat (96:4)
Deteksi
: 3,3 cm
Sampel
: 3,3 cm
= 0,428
Rf sampel = a/b
= 3,3 / 7,7
= 0,428
Randemen =
X 100%
= 4ml / 10ml X 100%
= 40%
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Eugenol. Wikipedia
Anonim. 2009. Minyak cengkeh. Wikipedia.
Guenther, E.1950. Minyak Astiri Jilid I. Jakarta: Universitas Indonesia press
Hayati, N. 2003. Pemurnian Eugenol Dari Minyak Daun Cengkeh. Jurnal Teknik
Gelagar
Http://niellastory.wordpress.com/praktikum
Sastrohamidjojo, H. 2002. Kimia Minyak Atsiri. FMIPA. Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.