Disusun oleh :
IKA ROCHMAWATI
J300 090 026
ABSTRAK
ABSTRACT
IKA ROCHMAWATI J 300 090 026
THE EFFECT OF DIFFERENT SUBSTITUTION OF BREADFRUIT FLOUR
(ARTOCARPUS
ALTILIS)
TOWARD
WATER
ABSORBTION
AND
EXPANSION RATE OF MUFFIN CAKE
Nowadays, the addiction of wheat flour have been increasing one of the
solution to avoid this is using local food production, non-cereal based, which is
breadfruit flour can used as material substitution. Breadfruit flour can be
substitute as the now material to make muffin cake.
The aims of study was to determine the effect of different substitution of
breadfruit flour which is (0%,15%,25%,35%) toward water absorbtion and
expansion rate of muffin. The data were analysed by anova test followed by LSD
with SPSS 17. The result figures that there are correlation between water
absorbsion indifferent temperature and different substitution of breadfruit flour
with expansion rate of muffin cakes
The result shows that the highest absorbtion level was held in 35%
substitution in 80C. however the lowest absorbsion level was in 0% substitution
with 60C in addition, the highest expantion rate was happened in 0%
substitution which is the expansion rate 98,4%, then followed by 15% substitution
with 93,8% expantion rate.
Overall the data indicates that there are correlation between different
substitution breadfruit in similar temperatures with water absorbtion nevertheless,
there is correlation between different substitution of breadfruit with the level of
water absobtion and there is correlation between level substitution of breadfruit
flour with expansion rate of muffin cake.
Keyword
Bibliography
: 19 : 1994 - 2011
(Soenardi,
1. PENDAHULUAN
sumber
Penganekaragaman
pangan
sangat
penting
untuk
2002).
daya
Ketersediaan
pangan
dapat
mendorong
potensi
penganekaragaman
variasi
satu
jenis
bahan
makanan
bahan
pangan,
makanan
yang
gluten
tepung terigu.
Ketergantungan konsumsi
tepung
terigu
perkapita
sehingga
di
dari
Indonesia
tahun
ketahun
bisa
dicampur
substitusi
tepung
sukun
pada
pembuatan
kue
kering
bisa
mencapai
75%
sedangkan
tingkat
substitusi
data
hanya
SUSENAS
tahun
1999,
mencapai
50%
saja,
meningkat menjadi
ketergantungan
akan
tepung
Roti
atau
kue
yang
dengan
cara
pengolahannya
serealia
yang
bersumber
dari
muffin. .
sukun (Putranto,1994).
pengembangannya
Buah
sukun
segar
Berdasarkan tingkat
kue
dalam
proses
tidak
menggunakan
tinggi
fermentasi
yaitu
60-80%
serta
muffin
pengolahannya
dan
proses
menambahkan
setelah
baking
dipetik
memperpanjang
maka
masa
untuk
simpan
powder.
pangan
pengembang,
produk
antara
yang
fleksibel,
satu
Salah
ialah
sebagai
sebab
zat
semakin
bagus
pengembangan
(Sinulingga, 2005).
tingkat
pada
kue
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
jenisnya
ini
merupakan
menurut
penelitian
eksperimen murni
Lokasi
dan
Prosedur
laboratorium,
waktu
diadakan
serap
air
analisis
yaitu
daya
Penimbangan
tabung
di
sentrifuse
Laboratorium
Ilmu
Bahan
sentrifuse
(Bts),
yang
telah
Pencampuran
Universitas
Muhammadiyyah
hingga
bulan
Desember
sampai
Juni
2012.
homogen,
Pemanasan
menggunakan
Penelitian
dan
dilanjutkan
acak
dengan
selama
Pemisahan
endapan,
25%,
35%.
rancangan
Pendinginan
Masing
masing
pensentrifugasklaian
15
menit,
3000
supernatan
perngembangan
kue
muffin.
x 100%
Berat sampel
dan
Penimbangan
rpm,
Prosedur
kue
muffin
pembuatan
menurut
Siwinisti
Proses
lain
pertama
Adonan
sukun
penyortasian,
Pengupasan,
kemuudian
menggunakan
pada
dilakukan
suhu
kabinet
70C,
jam,
lembut
(7
menit).
Campuran
tepung
dimasukkan
kemudian
Pengayakan
ayakan 80 mesh.
24
drayer
menggunakan
aduk
hingga
rata.
Siapkan
Yulianti,
cup
kertas
kemudian
adonan
dipanggang
di
Kue
muffin
2004).
dalam
sebagai pensubstitusi.
B. Hasil Penelitian Pendahuluan
Substitusi tepung sukun
20 menit.
Prosedur untuk uji tingkat
pengembanagan
kue
muffin
yang
digunakan
penelitian
pada
pendahuluan
masing
ulangan
penambahan
yang
dengan
berbeda,
kue
muffin
dengan
tinggi
pada
substitusi
yaitu 45,55%
C. Hasil Penelitian Utama
Prosentase
tinggi
tingkat
pengembangannya
pengembangan
25%
aling
tingkat
yaitu
menggunakan rumus.
Analisis
data
25%,
sehingga
diperoleh
adalah 0%,15%,25%,35%
apabila terdapat
pengaruh, uji
muffin
adalah
menunjukkan
bahwa
kapasitas
Daya
hidrasi
serap
air
tepung
atau
terigu.
kapasitas
mengukur
sama
dengan
suhu
berbeda
kemampuan
tepung
dengan cara
0,05)
air
paling
optimum
pada
berkaitan
dengan
komposisi
suhu 80C.
Persentase paling
tidak
optimum.
nyata (p<0,05)
yang
dapat
mencapai
Dengan
kondisi
demikian
membutuhkan
tingkat
Pengembangan
Kue
Muffin
Adapun
pengembangan
hasil
kue
tingkat
muffin
dari
Prosentase
paling
tinggi
kapasitas
lebih
hidrasi
besar
tepung
Penambahan
tepung
sukun (%)
0
15
25
35
Nilai Sig
Tingkat
pengembangan
(%)
98,4
93,8
51, 5
47, 9
0,000
daripada
satu
sebesar 93,8
arah
bahwa
yang
substitusi
berbeda
yang
menunjukan
tepung
sukun
memberikan
nyata
pengaruh
(p<0,05)
terhadap
pengembangan
sehingga
yaitu
tingkat
LSD,
sebesar
dengan
substitusi
0%
98,4 berbeda
substitusi
yaitu
nyata
hal
ini
persentase
tingkat
dikarenakan
tingkat
yaitu
substitusi
sebesar
persentase
sebesar 93,8
47, 9 .Adapun
15%
Adalah
35%
hasil
Gambar 5
Tingkat pengembangan pada
pembuatan kue muffin
substitusi tepung sukun
2004).
Selain
dipengarui
oleh
yang
digunakan,
proses
kurang
pengembangan
berlangsung
Berdasarkan gambar 5 dapat
diketahui bahwa perentase tingkat
pengembangan
yang
paling
tinggi
berbeda
menjadi
tinggi
maka
adonan
akan
cepat
sangat
dan
besar
volume
sehingga
maka
makin
rendah
sedikit
terigu
yang
serap
baik
pengembangannya
pengembangan
ada
sebab
gluten
meningkatkan
(Widayati
dan
B. Saran
a. Perlu
tentang
antara
penelitian
lebih
pemanfaatan
tepung
sukun
lanjut
produk
untuk
Damayanti, 2001).
4. KESIMPULAN DAN SARAN
a.
tidak
tingkat
serta
pula
dan
c.
air,
meningkatkan
pengembangan
substitusi
0% sebesar
tepung sukun
51,5%,35%
sebesar
diversifikasi
terigu.
b. Sebaiknya dilakukan penelitian
tepung
lain
seperti
pisang
sebagai
tepung
membandingkan
15%
terigu
tepung
pensubtitusi
untuk
tigkat
DAFTAR PUSTAKA
Bahrie S. 2005. Optimasi Proses pada pengolahan bubur jagung menggunakan
alat pengering drum (drum dryer) (skripsi). Bogor. Fakultas Teknologi
Pertanian. Bogor.
Djafar Titiek, dan Rahayu Siti. 2005. Pemenfaatan Sukun sebagai Bahan Pangan
Alternatif. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jurnal Agros. 6 (2) : 133141
Elliasson, A.C. 2004. Starch in Food. Structure, Function and Application.
Woodhead Publishing Limited. CRC Press, New York.
Hardiman, Intanna (ed). 2011. Muffin Soulmate Minum The dan Kopi. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Mudjajanto, E dan Yuliani, L. 2004. Membuat kue. Penebar Swadaya : Jakarta
Putranto, Siswo. 1994. Impor Gandum Indonesia Semakin Besar.Trubus, No :
297 tahun.XXP.P.21.
Putri, Siwiniasti. 2011. Substitusi Tepung Biji Nangka Pada Pembuatan Kue Bolu
Kukus d itinjau dari Kadar Kalsium, Tingkat Pengembangan dan Daya
Terima. Skripsi FIK UMS.
Sinulingga, M. 2005. Sukun Sebagai Sumber Karbohidrat Alternatif Potensial.
Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan Badan Bimas Ketahanan
Pangan Departemen Petanian : Jakarta.
Soenardi Tuti. 2002. Makanan Alternatif Untuk Ketahanan Pangan Nasional.
Kompas : Jakarta
Suprapti. 2002. pengawetan telur. Kanisius. Yogyakarta.
Suryani, I, mawardi M . 2000. Laporan akhir pemanfaatan tepung cantel sebagai
bahan dalam pembuatan cake. Pusat pendidikan tenaga kesehatan.
Yogyakarta.