PENYAKIT EKSTANTEMA
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat dalam Menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala Rumah Sakit Umum Daerah
dr Zainoel Abidin Banda Aceh
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus dengan
judul Penyakit Eksantema. Shalawat beriringkan salam penulis sampaikan kepada
baginda Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia menuju masa yang
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Laporan kasus ini merupakan salah satu
tugas dalam menjalankan Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian/SMF Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. Raihan Sp.A(K) yang
telah bersedia membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
terhadap referat ini. Semoga referat ini bermanfaat bagi penulis dan orang lain.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
......................................................................................................................
......................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
......................................................................................................................
......................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
......................................................................................................................
......................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
2. 3.Status Internus
4
2. 4.Pemeriksaan Fisik
5
2. 5.Status Neurologis
7
2. 6.Pemeriksaan Penunjang
7
2. 7.Diagnosa Banding
8
2. 8.Diagnosis Kerja
8
2. 9.Penatalaksanaan
8
2. 10.........................................................................................
Planning
8
2. 11.........................................................................................
Prognosis
8
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pembahasan
9
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejumlah besar penyakit pada anak memiliki manifestasi pada kulit, yang
merupakan bagian tubuh terluas dan paling mudah diamat. Salah satu manifestasi
klinis yang sering dijumpai adalah timbulnya ruam kemerahan. Ruam kemerahan
dapat disebabkan oleh proses setempat pada kulit, misalnya akibat penetrasi suatu
mikoorganisme pada stratum korneum yang selanjutnya bermultiplikasi secara
lokal, namun dapat pula merupakan bagian dari suatu penyakit yang bersifat
sistemik. Lebih dari 50 infeksi virus serta beberapa infeksi bakteri dan juga parasit
dapat menyebabkan terjadinya ruam kemerahan pada kulit seorang anak. Ruam
dapat terjadi pada penyakit yang bukan disebabkan oleh proses infeksi, misalnya
pada kasus reaksi obat. Ruam kemerahan pada kulit diketahui paling sering dalam
bentuk penyakit eksantema.1,2,3
Penyakit eksantema merupakan suatu penyakit yang bermanifestasi sebagai
erupsi difus pada kulit yang berhubungan dengan penyakit sistemik yang biasanya
disebabkan oleh infeksi. Mekanisme terjadinya lesi kulit adalah kerusakan dari sel
akibat invasi organisme patogen, produksi toksin oleh organisme dan juga respons
imun pejamu.4,5 Pada awal abad ke 20 yaitu pada era sebelum vaksinasi klasifikasi
penyakit eksantema didasarkan pada urutan kejadian dalam masa perkembangan
anak. Campak (measles/rubeola/morbili) disebut juga dengan first disease, demam
skarlet (scarlet fever) sebagai second disease, rubela (German measles) sebagai
third disease, forth disease digambarkan oleh Duke tapi tidak dianggap sebagai
golongan tersendiri karena bermanifestasi seperti demam skarlet dan juga rubela,
eritema infeksiosa sebagai fifth disease, dan terakhir roseola infantum sebagai
sixth disease.4,5,6
Klasifikasi diatas sekarang tidak digunakan lagi oleh karena telah ditemukan
lebih dari 50 organisme baik virus, bakteri, riketsia, sebagai penyebab penyakit
eksantema pada anak. Penyebab penyakit eksantema sebagian besar adalah virus
dan bentuk morfologik yang mirip satu sama lain membuat kita sulit menentukan
etiologi berdasarkan klinis.7,8 Karena penyakit virus bersifat ringan dan juga self
limited, etiologi spesifik tidak begitu diperlukan. Pada kasus tertentu diagnosis
etiologik yang spesifik sangat diperlukan yaitu pada kasus eksantema yang timbul
selama masa kehamilan, kasus imunokompromais, dan pada keadaan epidemi. 7,9
Di lain pihak pembedaan etiologik antara penyebab bakteri dan riketsia penting
dilakukan karena pengobatannya berbeda, terutama yang bersifat fatal.10
Terdapatnya ruam kemerahan, terutama dalam bentuk eksantema, sering kali
menimbulkan kekhawatiran pada orangtua. Hal ini disebabkan karena ruam pada
eksantema timbul secara serentak dalam waktu singkat dan umumnya didahului
oleh demam. Dalam praktek sehari-hari penyakit eksantema seringkali dianggap
sebagai penyakit kulit biasa sehingga pasien umumnya langsung dirujuk ke dokter
spesialis kulit. Manifestasi penyakit eksantema yang kerap membingungkan juga
menambah kecenderungan untuk dilakukannya rujukan tersebut. Hal demikian
sebenarnya merupakan tindakan yang kurang tepat dikarenakan penyakit dengan
eksantema tidak selalu merupakan penyakit kulit yang bersifat lokal, terlebih lagi
bila didahului oleh demam. Oleh karena itu seorang dokter spesialis anak dan
dokter umum seyogyanya memiliki cara pandang dan pola berpikir secara terpadu
dan komprehensif agar mampu mengidentifikasi ruam yang pada dasarnya adalah
bagian dan suatu penyakit sistemik.11,12 Berdasarkan laporkan diatas, penulis ingin
menuliskan laporan kasus mengenai penyakit ekstantema pada anak yang terjadi
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Pasien
Nama
: Ananda Shahwina
Jenis kelamin
: Perempuan
Tanggal lahir
: 25 Mei 2002
Umur
: 14 tahun
Alamat
: Aceh Besar
No. CM
: 1091558
BB
: 50 kg
TB
: 165 cm
Tanggal Masuk
Tanggal pemeriksaan
2.2. Anamnesis
2.2.1 Keluhan Utama
Demam
Kebutuhan kalori
(usia 13-14 thn)
= (35-43) x BBI
= (35-43) x 49
= 1715-2107 kkal/hari
Kebutuhan protein
(usia 13-14 thn)
= 1 x BBI
= 1x 49
= 49 gr/hari
: Kuning langsat
: Cepat kembali
: Negatif
: Negatif
: Negatif
Pemeriksaan Kepala
Kepala
Rambut
Wajah
Mata
: Normocepali
: Hitam, sukar dicabut
: Simetris (+), muka tampak tua (oldman face)
: Conjunctiva anemi (-/-), ikterik (-/-), sekret (-/-),
RCL (+/+), RCTL (+/+), Pupil bulat isokor, 3
mm/3 mm
Mata berair (-), konjuntivitis (-)
Telinga
Hidung
Mulut
o Bibir
o Lidah
o Tonsil
o Faring
: Serumen (-/-)
: Sekret (-/-), nafas cuping hidung (-)
: Simetris, kering (-), sianosis (-)
: Simetris, tremor (-), hiperemis (-), kesan kotor/putih (-)
Bercak putih kelabu dilidah (+), faring hiperemis (+)
: Hiperemis (-/-), T1/T1
: Hiperemis (-)
Pemeriksaan Leher
Inspeksi
(+)
Palpasi
(-),
iga tampak jelas (-)
Paru
Inspeksi
Kiri
Palpasi
Fremitus N
Fremitus N
Perkusi
Sonor
Sonor
Auskultasi
Vesikuler Normal
Vesikuler Normal
Jantung
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Hepar
: Tidak teraba
Lien
: Tidak teraba
Ginjal
: Ballotement (-)
Perkusi
Auskultasi
Tulang Belakang
Bentuk
: Simetris
Nyeri tekan
: Negatif
Kelenjar Limfe
Pembesaran KGB
: Tidak ditemukan
Ekstremitas
Sianos
is
Oede
ma
Fraktu
r
Superior
Kanan
Kiri
Inferior
Kanan
Kiri
: E4 M6 V5
Pupil
Reflek Cahaya
(+/+)
Tanda Meningeal
: Negatif
Nervus Cranial
: 12,5 g/dL
Hematokrit
: 38
Eritrosit
: 4.6 x 106/mm3
Leukosit
: 16.3 x 103/mm3
Trombosit
: 301 x 103/mm3
Diftel
: 6/0/0/83/6/5 %
: Negatif
: Negatif
Natrium
: 141 mmol/L
Kalium
: 3.6
Klorida
: 103 mmol/L
: 96
mg/dl
Ureum
: 20
mg/dl
Kreatinin
: 0.53 mg/dl
mmol/L
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.10. Planning
1. Kurva demam
2. Urinalisa
2.11. Prognosis
Quo ad vitam
: Bonam
Quo ad functionam
: Bonam
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Dari anamnesis, pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yang
lalu. Demam yang dikeluhkan naik turun dengan suhu badan meningkat terutama
sore hari dan malam hari. Demam turun dengan obat penurun panas. Demam tidak
disertai menggigill maupun kejang. Demam disertai dan diawali batuk, pilek, sakit
tenggorakan. Mata berair (-). Batuk berdahak, kental bewarna putih dan tidak
berbau. Pasien juga mengeluhkan muncul bintik kemerahan pada bagian tubuh
sejak 1 hari yang lalu. Awalnya bintik kemerahan muncul di area wajah, leher,
belakang telinga menyebar ke dada, perut dan bagian tubuh lainnya. Pasien juga
mengeluhkan pilek dengan sekret minimal encer tanpa disertai sesak. BAK dan
BAB dalam batas normal. Selain itu, pasien juga mengeluhkan sakit perut sebelah
tengah kiri dan juga muntah berisi makanan sebanyak 2 kali 1 hari lalu. Pasien
tidak memiliki riwayat alergi makanan, debu, cuaca, dan lainnya,
Berdasarkan keluhan diatas, pasien memiliki gejala klinis berupa demam
dan ruam kemerahan pada kulit. Pada dasarnya, ruam kemerahan pada kulit paling
banyak dikategorikan menjadi penyakit eksantema. Berdasarkan dari pemeriksaan
fisik dan juga anamnesia, keluhan dari pasien mengarahkan kepada kemungkinan
penyakit ekstantema tipe campak atau rubella atau scarlet fever. Pada dasarnya,
klasifikasi dari penyakit eksantema akut pada anak adalah sebagai berikut:
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Campak atipik
Rickettsialpox
Impetigo
Gigitan serangga
Urtikaria popular
Erupsi obat
Moluskum kontagiosum
Dermatitis herpetiformis
1. Campak (measles/rubeola/morbili)
Etiologi dari campak adalah morbillivirus yang termasuk ke dalam famili
paramixoviridae dengan masa inkubasi antara 14 sampai 21 hari. Masa penularan
dari kuman campak adalah dua hari sebelum gejala prodromal sampai empat hari
timbulnya erupsi melalui droplet. Manifestasi klinis penyakit campak adalah:4.5,7
a. Masa prodromal antara 2-4 hari yang ditandai dengan demam 38,4-40,6C,
koriza, batuk, konjungtivitis, bercak Koplik.
b. Bercak Koplik timbul 2 hari sebelum dan sesudah erupsi kulit, terletak pada
mukosa bukal posterior berhadapan dengan geraham bawah, berupa papul
warna putih atau abu-abu kebiruan dengan bagian di atas dasar bergranulasi
atau eritematosa.
c. Demam sangat tinggi di saat ruam merata dan menurun dengan cepat setelah
2-3 hari timbulnya eksantema.
d. Dapat disertai adanya adenopati generaliata dan splenomegali.
e. Eksantema timbul pada hari ke 3-4 masa prodromal, memudar setelah 3 hari
dan meng-hilang setelah 6-7 hari.
f. Erupsi yang dimulai dari belakang telinga dan perbatasan rambut kepala
kemudian menyebar secara sentrifugal sampai seluruh badan pada hari ke-3
eksantema.
g. Eksantema berupa papul eritematosa berbatas jelas dan nanti berkonfluensi
menjadi bercak yang lebih besar, tidak gatal dan kadang disertai purpura.
h. Bercak menghilang disertai dengan hiperpigmentasi bewarna kecoklatan dan
deskuamasi ringan yang menghilang setelah 7-10 hari.
i. Black measles merupakan keadaan yang berat dari campak, terdapat demam
dan delirium diikuti penekanan fungsi pernafasan dan juga erupsi hemoragik
yang luas.
pada hari ke dua ruam di muka mulai menghilang, dan pada hari ke tiga
ruam tampak lebih jelas di ekstremitas sedangkan di tempat lain mulai
menghilang.
Diagnosis dari penyakit rubella adalah melalui:15,16
a. Manifestasi klinis yaitu prodromal ringan, ruam menghilang dalam 3 hari,
limfadenopati retroaurikular dan suboksipital.
b. Isolasi virus, virus ditemukan pada faring 7 hari sebelum dan juga 14 hari
sesudah timbulnya ruam.
c. Serologis dapat dideteksi mulai hari ke tiga timbulnya ruam.
Komplikasi dari penyakit rubella pada dasarnya jarang pada anak, dimana
komplikasi dapat berupa artritis, purpura danensefalitis. Terapi penyakit rubella
pada dasarnya adalah simptomatik dengan cara pencegahannya berupa vaksinasi
MMR.
3. Scarlet Fever (Scarlatina)
Pada dasarnya, etiologi penyakit scarlet fever merupakan Streptococcus beta
hemolyticus grup A dengan masa inkubasinya berkisar 1-7 hari, rata-rata 2 hari
dan menular melalui droplets dari pasien yang terinfeksi atau karier. Fokus infeksi
dari penyakit scarlet fever adalah faring dan tonsil, jarang pada luka operasi atau
lesi kulit. Manifestasi klinis dari scarlet fever berupa:4,5,7
a. Gejala prodromal berupa demam panas, nyeri tenggorokan, muntah, nyeri
kepala, malaise dan menggigil. Dalam 12 24 jam timbul ruam yang khas.
b. Tonsil membesar dan eritem, pada palatum dan uvula terdapat eksudat putih
keabu-abuan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Frieden IJ, Penneys NS. Viral infection. Dalam: Schachner LA, Hansen
RC, penyunting. Pediatric der-matology. Edisi ke-2. New york: Churchill
Livingstone,1995. h. 1257-94.
4.
Gable EK, Liu G, Morrell DS. Pediatric exanthems. Prim Care 2000;
27:353-69
5.
6.
7.
8.
Cherry JD. Rubella. Dalam: Feigin RD, Cherry JD, penyunting. Texbook of
pediatric infectious disease. Edisi ke-3. Philadelphia: WB Saunders, 1992.
h. 1792-817
9.
10.
11.
12.
13.
15.
16.
Gershon DA, Hotez PJ, Katz SL. Infectious disease of children. 11 th ed,
Philadelphia,Mosby,2009.