PENDAHULUAN
BAB II
TEORI DASAR
Material komposit adalah material yang terdiri dari gabungan 2 atau lebih jenis
material yang dapat dibedakan secara makro yang memiliki sifat gabungan dari
material penyusunnya yang dipengaruhi oleh komposisi material penyusun tersebut.
Komposit tersusun atas laminat laminat. Laminat adalah gabungan dari lamina lamina
yang yang dapat disusun orientasinya untuk mendapatkan sifat yang diinginkan.
Lamina adalah plat datar ataupun lengkung yang disusun oleh matriks dan lembaran
fiber.
Persamaan yang sering dipakai dalam perhitungan sifat material komposit adalah
hukum hooke.
ij Cijkl kl
ij
kl
Cijkl
i,j,k,l = 1,2,3
Pada perhitungan teori laminat klasik terdapat langkah langkah yang harus dilakukan.
Langkah lagkah tersebut dapat dijelaskan engan skema teori laminat klasik.
= tegangan normal
= tegangan bending
FC 90
FPF
FC 0
F C 9 0 d e g ra d e d
LPF
F C 0 d e g ra d e d
BAB IV
ANALISIS DATA
perilaku lamina karena adanya perbedaan orientasi pada susunannya, jika arah gaya
tegak lurus dengan arah seratnya, regangan yang terjadi akan menjadi lebih besar
karena kekuatan lamina yang turun akibat pembebanan yang idak sesuai dengan arah
serat. Pada lamina yang berorientasi sama menyebabkan tidak terjadinya tegangan
dan regangan normal karena hanya ada efek kopel dan tidak menyebabkan terjadinya
tegangan normal. Pada pembebanan bending tegangan terbesar terjadi di permukaan
laminat dan terjadi pada lamina terluar. Pada pembebanan momen torsi, tegangan
geser dihasilkan dan memberikan pembebanan pada komposit. Pembebanan geser
terlihat paling besar di permukaan uar laminat. Dapat disimpilkan pada percobaan
pemberian pembebanan ini, pada komposit dengan orientasi simetris tidak dihasilkan
tegangan geser akibat tidak terjadinya kopel. Sedangkan pada komposit yang
asimetris yang memiliki orientasi berbeda terjadi efek kopel yang menyebabkan
adanya tegangan geser.
Pada latihan 3, rasio tegangan pada laminat komposit dicari untuk menentuka
kegagalan lamina lamina pada laminat tersebut. Kondisi pembebanan diberikan ada
komposit yang ingin dimodelkan. Kondisi tersebut adalah pembebanan tarik tarik,
tarik tekan, tekan tarik, dan tekan tekan. Pada komposit B-N5505 UD terlihat adanya
pembebanan yang homogen karena tidak ada perbedaan orientasi antar laminatnya.
Menurut teori kegagalan berdasarkan rasio tegangan, pada komposit B-N5505 terjadi
kegagalan saat pembebanan tekan tarik dan tarik tarik, karena rasionya melebihi 1.
Kegagalan yang terjadi, terjadi bersamaan di semua laminanya karena pembebanan
yang homogen pada laminat tersebut. Berbeda jika orientasinya drubah menjadi (+/45)s kegagalan terjadi pada kondisi pembebanan tarik tekan dan tekan tarik. Namun,
efek kegagalannya sama yaitu, gagal pada semua lamina secara bersamaan karena
homogen. Pada IM6-Epoxy (+/-30,+-60)s terlihat tidak menunjukan adanya
kegagalan karena nilai rasio tegangan yang dihaasilkan tidak melebihi 1.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jenis material, orientasi serat, dan penyusunan lamina merupakan faktor penting yang
akan mempengaruhi nilai konstanta teknik dari laminat. Pengaruh tersebut juga akan
mempengaruhi perilaku komposit jika diberikan pembebanan.
5.2 Saran
Pemodelan dilakukan dengan menggunakan animasi, ataupun gambar yang
memperlihatkan bagaimana perilaku laminat akan menambah pengetahuan dan
memperkuat konsep.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
b. Load case 2