Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENGANTAR BAHAN TEKNIK

ANALISIS PROKSIMAT KADAR AIR


SECARA THERMOGRAVIMETRI

Oleh :
A1C015001 Dewi Yuliati
A1C015002
A1C015003
A1C015004
A1C015005

Hildha Aryani
Aminudin
Hanif Abdul Aziz Suyogo
Adi Atfallah

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan

makalah

tentang Analisis

Proksimat

Kadar Air

Secara

Thermogravimetri.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Purwokerto, 9 Maret 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. 2
DAFTAR ISI... 3
BAB I

PENDAHULUAN.. 4

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah5
C. Tujuan. 5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.... 6

BAB III METODOLOGI. 7


BAB IV PEMBAHASAN8
BAB V PENUTUP.10
A. Kesimpulan10
B. Saran ..10
DAFTAR PUSTAKA11
D.

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan cair yang dinamis mengikuti bentuk ruangnya dan
bergerak mengalir melalui siklus hidrologi (Pynkyawati dan Shirley,
2015:4).
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bertahan
hidup. Kualitas suatu bahan pangan bergantung pada kandungan gizi serta
kandungan air yang ada. Semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam
bahan pangan semakin lama pula bahan pangan tersebut dapat disimpan.
Sebaliknya jika bahan pangan tersebut mengandung kadar air yang banyak
maka waktu penyimpanannya lebih pendek. Hal ini dikarenakan bakteri
pembusukan lebih mudah tumbuh dan berkembang pada daerah yang
lembab dan mengandung banyak air. Air juga mempengaruhi penampakan,
tekstur, cita rasa, serta mutu bahan pangan (Winarno, 2002 dalam
Midiyanto dan Sudarmito, 2014).
Batas kadar air pada pangan berbeda-beda sesuai dengan jenis
bahannya. Untuk jenis bahan segar umumnya memiliki kadar air tinggi
sehingga perlu memperhatikan cara penyimpanannya. Oleh karena itu,
analisa kadar air merupakan analisis penting dalam pengolahan dan
pengujian pangan untuk menentukan batas maksimal serta cara tepat
penyimpanan.
Kadar air dalam suatu bahan juga menjadi salah satu penilaian dari
standarisasi nasional. Berdasar sistem standar nasional Indonesia (SNI),
kandungan air pada tiap-tiap bahan.
Dalam mengukur kandungan kadar air dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya adalah dengan metode pengeringan atau
thermogravimetri. Metode thermogravimetri merupakan metode analisa
kadar air menggunakan suhu tinggi guna menguapkan kandungan air yang
ada dalam bahan pangan tersebut. Metode ini pula yang umum digunakan
dalam melakukan analisa kadar air pada tahu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana

cara

analisis

kadar

air

menggunakan

metode

thermogravimetri?
2. Apa kelebihan penggunaan metode thermogravimetri dalam pengujian
kadar air?
3. Apa kekurangan

penggunaan

metode

thermogravimetri

dalam

pengujian kadar air?


4. Bagaimana contoh penggunaan metode thermogravimetri pada bahan
pangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui

cara

analisa

kadar

air

menggunakan

metode

thermogravimetri secara umum.


2. Mengetahui kelebihan penggunaan analisa kadar air menggunakan
metode thermogravimetri.
3. Mengetahui kekurangan penggunaan analisa kadar air menggunakan
metode thermogravimetri.
4. Mengetahui contoh analisis proksimat kadar air pada bahan pangan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis proksimat ditunjukan untuk mengetahui presentase nutrien dalam


pakan berdasar sifat kimianya, diantaranya kadar air, kadar protein, kadar lemak,
kadar serat, ekstrak bebas nitrogen dan kadar abu (Afrianto dan Evi, 2005:125).
Analisis ini menjadi perlu dilakukan karena menyediakan data kandungan
utama dari suatu bahan makanan. Faktor lain adalah karena analisis proksimat
dalam makanan berkenaan dengan kadar gizi dari bahan makanan tersebut. Kadar
gizi perlu diketahui karena berhubungan sengan kualitas makanan tersebut
(Mulyani dan Sukesi, 2011).
Kadar air merupakan salah satu ukuran suatu kualitas bahan pangan. Hal
ini dikarenakan kadar air yang terkandung dalam bahan pangan dapat berpengaruh
terhadap daya simpan karena erat kaitannya dengan aktivitas suatu metabolisme
selama proses penyimpanan bahan pangan seperti aktivitas enzim, aktivitas
mikroba dan aktivitas kimiawi yaitu reaksi ketengikan dan reaksi-reaksi non
enzimatik sehinngga menimbulkan perubahan sifat-sifat organoleptik dan nilai
mutunya (Rachmania, dkk, 2013).

BAB III. METODOLOGI

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode analisis
pustaka. Pengambilan data berdasarkan jurnal penelitian yang sesuai fakta dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jurnal yang dipilih merupakan
jurnal penelitian yang diambil dari website perguruan tinggi di Indonesia dalam
kurun waktu lima tahun terakhir. Selain jurnal, data juga diambil dari buku-buku
yang bersangkutan tentang analisis proksimat kadar air.

BAB IV. PEMBAHASAN

Metode thermogravimetri merupakan suatu analisis proksimat kadar air


dengan cara pengeringan bahan pangan menggunakan oven. Satuan yang
digunakan adalah persen dengan acuan berat bahan pangan segar untuk kadar air
basis basah dan berat bahan pangan kering untuk kadar air basis kering.
Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran berat sampel pada cawan
porselen. Cawan porselen dikeringkan di dalam oven pada suhu 100C selama 1
jam, lalu didinginkan di dalam desikator. Cawan porselen tersebut kemudian
ditimbang. Sebanyak 0,5 gram sampel dimasukkan dalam cawan porselen kering
dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105C selama 24 jam hingga diperoleh
berat konstan. Cawan berisi sampel tersebut didinginkan dalam desikator. Proses
selanjutnya adalah penimbangan cawan yang berisi sampel setelah dikeringkan.
Untuk sampel berupa cairan atau berair (bubur, pasta) perlu diuapkan atau
dikeringkan terlebih dahulu di atas penangas air (water-bath). Perlu dijaga jangan
sampai terjadi crush akibat suhu pemanasan yang terlalu tinggi (Rachmania,
dkk, 2013).
Pehitungan kadar air basis basah dilakukan dengan cara membagi selisih
berat bahan awal dan berat bahan kering atau berat bahan setelah dioven dengan
berat bahan awal dikali seratus persen. Untuk kadar air basis kering pembaginya
adalah berat sampel kering atau berat sampel setelah dioven. Rumus
perhitunganya sebagai berikut :
Kadar air basis basah=

berat awalberat kering


x 100
berat awal

Kadar air basis kering=

berat awalberat kering


x 100
berat kering

Akurasi penetuan kadar air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu
dan RH ruang lab, suhu di dalam oven, tekanan di dalam oven, konstruksi oven,
ukuran partikel sampel, struktur partikel sampel, dan bentuk cawan timbang.
Kelebihan dari metode ini yaitu mudah dilakukan karena hanya
memerlukan oven, cawan serta timbangan sebagai alat yang digunakan. Namun,
karena metode thermogravimetri merupakan metode analisa kadar air yang
mengacu pada penguapan air maka bahan lain yang dapat menguap pun dihitung
sebagai air sehingga akurasinya tidak mencapai 100%.
Analisa kadar air menggunakan thermogravimetri sering digunakan untuk
makanan salah satunya adalah untuk menentukan kadar air pada tahu. Menurut
Midaryanto et al, (2014), kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan
yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Kadar air basis basah mempunyai batas maksimum teoritis
sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari
100 persen. Prinsip pengukuran kadar air pada tahu dengan menguapkan air yang
terkandung pada tahu menggunakan oven kering dengan suhu 100-105 oC dan
kehilangan berat bahan diukur sebagai kadar air. Pada standar nasional indonesia,
tahu memiliki batas kadar air sebanyak 80%.
Selain untuk tahu, metode thermogravimetri juga digunakan untuk
pengujian kadar air pada ... Dari hasil tersebut diketahui bahwa ekstrak etanol
rimpang kunyit yang diuji mempunyai kisaran kadar air 6,0 7,0 % v/b,
sedangkan ekstrak terpurifikasi mempunyai kadar air 2,0 % v/b. Kandungan air
maksimal yang diperbolehkan terdapat di dalam ekstrak rimpang kunyit dalam
buku Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia adalah 4,0 %. Kadar air
dalam ekstrak terpurifikasi telah memenuhi persyaratan sedangkan ekstrak etanol
melebihi persyaratan. Berdasarkan analisis varian yang dilakukan terhadap data

ini, diketahui terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar air dari masingmasing ekstrak (Azizah dan Nina, 2013).

10

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis

kadar air menggunakan metode thermogravimetri

merupakan suatu metode dengan prinsip menguapkan kadar air yang ada
pada bahan pangan dengan suhu tinggi sampai beratnya konstan, sampai
semua air dalam bahan pangan habis. Kelebihan metode ini yaitu
kemudahan dalam pengujiannya sedangkan kekurangannya adalah
kurangnya akurasi perhitungan. Berdasarkan contoh bahan yaitu tahu dan
rumput laut, diketahui bahwa kadar air suatu bahan memiliki perbedaan.
B. Saran

11

DAFTAR PUSTAKA

A, Santi R. Dkk. 2012. Komposisi Kimia dan Profil Polisakarida Rumput Laut
Hijau. Jurnal Akuatika. Vol. 3 No.2. Hlm. 105 114.
Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya.
Yogyakarta: Kasinius. Hal. 125.
Azizah, Barokati dan Nina Salamah. 2013. Standarisasi Parameter Non Spesifik
dan Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak
Terpurifikasi Rimpang Kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol. 3 No.1.
Hlm. 21- 30.
Midayanto, Dedy Nur dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2014. Penentuan Atribut
Mutu Struktur Tahu untuk Direkomendasikan sebagai Syarat Tambahan
dalam Standar Nasional Indonesia. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol.
2 No. 4. Hlm. 259 267.
Mulyani, Mirsya Ekarina dan Sukesi. 2011. Analisis Proksimat Beras Merah
(Oryza Sativa) Varietas Slegreng dan Aek Sibundong. Institut Teknologi
Sebelas Nopember.
Pynkyawati, Theresia dan Shirley Wahadamaputra. 2015. Ultilitas Bangunan
Modul Plumbing. Jakarta:Griya Kreasi. Hlm. 4.
Rachmania, Rizky Arcinthya. Dkk. 2013. Ekstrasi Gelatin dari Tulang Ikan
Tengiri Melalui Proses Hidrolisis menggunakan Larutan Basa. Jurnal
Ilmiah Kefarmasian. Vol. 10 No. 2. Hlm. 18 28.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai