Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
A1C015001 Dewi Yuliati
A1C015002
A1C015003
A1C015004
A1C015005
Hildha Aryani
Aminudin
Hanif Abdul Aziz Suyogo
Adi Atfallah
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan
makalah
tentang Analisis
Proksimat
Kadar Air
Secara
Thermogravimetri.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. 2
DAFTAR ISI... 3
BAB I
PENDAHULUAN.. 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah5
C. Tujuan. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.... 6
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan cair yang dinamis mengikuti bentuk ruangnya dan
bergerak mengalir melalui siklus hidrologi (Pynkyawati dan Shirley,
2015:4).
Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bertahan
hidup. Kualitas suatu bahan pangan bergantung pada kandungan gizi serta
kandungan air yang ada. Semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam
bahan pangan semakin lama pula bahan pangan tersebut dapat disimpan.
Sebaliknya jika bahan pangan tersebut mengandung kadar air yang banyak
maka waktu penyimpanannya lebih pendek. Hal ini dikarenakan bakteri
pembusukan lebih mudah tumbuh dan berkembang pada daerah yang
lembab dan mengandung banyak air. Air juga mempengaruhi penampakan,
tekstur, cita rasa, serta mutu bahan pangan (Winarno, 2002 dalam
Midiyanto dan Sudarmito, 2014).
Batas kadar air pada pangan berbeda-beda sesuai dengan jenis
bahannya. Untuk jenis bahan segar umumnya memiliki kadar air tinggi
sehingga perlu memperhatikan cara penyimpanannya. Oleh karena itu,
analisa kadar air merupakan analisis penting dalam pengolahan dan
pengujian pangan untuk menentukan batas maksimal serta cara tepat
penyimpanan.
Kadar air dalam suatu bahan juga menjadi salah satu penilaian dari
standarisasi nasional. Berdasar sistem standar nasional Indonesia (SNI),
kandungan air pada tiap-tiap bahan.
Dalam mengukur kandungan kadar air dapat dilakukan dengan
berbagai cara salah satunya adalah dengan metode pengeringan atau
thermogravimetri. Metode thermogravimetri merupakan metode analisa
kadar air menggunakan suhu tinggi guna menguapkan kandungan air yang
ada dalam bahan pangan tersebut. Metode ini pula yang umum digunakan
dalam melakukan analisa kadar air pada tahu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara
analisis
kadar
air
menggunakan
metode
thermogravimetri?
2. Apa kelebihan penggunaan metode thermogravimetri dalam pengujian
kadar air?
3. Apa kekurangan
penggunaan
metode
thermogravimetri
dalam
cara
analisa
kadar
air
menggunakan
metode
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode analisis
pustaka. Pengambilan data berdasarkan jurnal penelitian yang sesuai fakta dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jurnal yang dipilih merupakan
jurnal penelitian yang diambil dari website perguruan tinggi di Indonesia dalam
kurun waktu lima tahun terakhir. Selain jurnal, data juga diambil dari buku-buku
yang bersangkutan tentang analisis proksimat kadar air.
Akurasi penetuan kadar air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu
dan RH ruang lab, suhu di dalam oven, tekanan di dalam oven, konstruksi oven,
ukuran partikel sampel, struktur partikel sampel, dan bentuk cawan timbang.
Kelebihan dari metode ini yaitu mudah dilakukan karena hanya
memerlukan oven, cawan serta timbangan sebagai alat yang digunakan. Namun,
karena metode thermogravimetri merupakan metode analisa kadar air yang
mengacu pada penguapan air maka bahan lain yang dapat menguap pun dihitung
sebagai air sehingga akurasinya tidak mencapai 100%.
Analisa kadar air menggunakan thermogravimetri sering digunakan untuk
makanan salah satunya adalah untuk menentukan kadar air pada tahu. Menurut
Midaryanto et al, (2014), kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan
yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Kadar air basis basah mempunyai batas maksimum teoritis
sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari
100 persen. Prinsip pengukuran kadar air pada tahu dengan menguapkan air yang
terkandung pada tahu menggunakan oven kering dengan suhu 100-105 oC dan
kehilangan berat bahan diukur sebagai kadar air. Pada standar nasional indonesia,
tahu memiliki batas kadar air sebanyak 80%.
Selain untuk tahu, metode thermogravimetri juga digunakan untuk
pengujian kadar air pada ... Dari hasil tersebut diketahui bahwa ekstrak etanol
rimpang kunyit yang diuji mempunyai kisaran kadar air 6,0 7,0 % v/b,
sedangkan ekstrak terpurifikasi mempunyai kadar air 2,0 % v/b. Kandungan air
maksimal yang diperbolehkan terdapat di dalam ekstrak rimpang kunyit dalam
buku Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia adalah 4,0 %. Kadar air
dalam ekstrak terpurifikasi telah memenuhi persyaratan sedangkan ekstrak etanol
melebihi persyaratan. Berdasarkan analisis varian yang dilakukan terhadap data
ini, diketahui terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar air dari masingmasing ekstrak (Azizah dan Nina, 2013).
10
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis
merupakan suatu metode dengan prinsip menguapkan kadar air yang ada
pada bahan pangan dengan suhu tinggi sampai beratnya konstan, sampai
semua air dalam bahan pangan habis. Kelebihan metode ini yaitu
kemudahan dalam pengujiannya sedangkan kekurangannya adalah
kurangnya akurasi perhitungan. Berdasarkan contoh bahan yaitu tahu dan
rumput laut, diketahui bahwa kadar air suatu bahan memiliki perbedaan.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
A, Santi R. Dkk. 2012. Komposisi Kimia dan Profil Polisakarida Rumput Laut
Hijau. Jurnal Akuatika. Vol. 3 No.2. Hlm. 105 114.
Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya.
Yogyakarta: Kasinius. Hal. 125.
Azizah, Barokati dan Nina Salamah. 2013. Standarisasi Parameter Non Spesifik
dan Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak
Terpurifikasi Rimpang Kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol. 3 No.1.
Hlm. 21- 30.
Midayanto, Dedy Nur dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2014. Penentuan Atribut
Mutu Struktur Tahu untuk Direkomendasikan sebagai Syarat Tambahan
dalam Standar Nasional Indonesia. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol.
2 No. 4. Hlm. 259 267.
Mulyani, Mirsya Ekarina dan Sukesi. 2011. Analisis Proksimat Beras Merah
(Oryza Sativa) Varietas Slegreng dan Aek Sibundong. Institut Teknologi
Sebelas Nopember.
Pynkyawati, Theresia dan Shirley Wahadamaputra. 2015. Ultilitas Bangunan
Modul Plumbing. Jakarta:Griya Kreasi. Hlm. 4.
Rachmania, Rizky Arcinthya. Dkk. 2013. Ekstrasi Gelatin dari Tulang Ikan
Tengiri Melalui Proses Hidrolisis menggunakan Larutan Basa. Jurnal
Ilmiah Kefarmasian. Vol. 10 No. 2. Hlm. 18 28.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
12