Anda di halaman 1dari 3

Anda bergereja di GBI, GPPS, GIA, GPI, Gereja BETHANY, Gereja Tiberias, atau gereja

beraliran Pantekosta lainnya? Tahukah anda bahwa gereja anda itu secara
organisatorial dulunya berinduk di Gereja Pantekosta di Indonesia?
1919. Dua pasang suami istreri, Richard Van Klaveren dan Cornelis E. Croesbeek
mendapat penglihatan dalam suatu kebaktian di Betle Temple Meeting, di tepi
Green Lake, Seatle, Washington, Amerika Serikat. Penglihatan tersebut,
bahwasanya mereka diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Nedherland Oost Indie
(sekarang Indonesia)
4 Januari 1921. Richard Van Klaveren dan Cornelius E.Croesbeek, berangkat dari
Amerika menuju Indonesia dengan kapal laut Suamaru, jurusan Yokohama, Osaka,
Hongkong, membawa keluarga mereka masing-masing.
Maret 1921. Richard dan Cornelius tiba di Batavia (Jakarta). Langsung menuju Bali
melalui Mojokerto, Surabaya, Banyuwangi dengan kapal Varkenboot. Di Pulau
Dewata
ini mereka kemudian memberitakan Injil selama 21 bulan, karena dilarang oleh
pemerintah Belanda. Alasannya, takut merusak kebudayaan Bali.
Desember 1922. Tinggalkan Bali dan kembali ke Batavia / Jakarta. Berkenalan
dengan Mrs. Wijnen, yang bercerita bahwa ia mempunyai seorang keponakan di
Cepu, Jawa Timur, bernama F.G Van Gessel.
Januari 1923. Richard & Cornelius menuju Cepu. Di sinilah pertama kali kebaktian
yang diberi nama Gereja Pantekosta dimulai. Tepatnya di DeterdinkBoulevard Cepu.
Oleh pemberitaan Injil Pdt.Richard Van Klaveren dan Pdt. Cornelius E. Croesbeek,
keluarga F.G Van Gessel menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Pada
Bulan itu, kebaktian sudah dikunjungi 50 Orang.
19 Maret 1923. Berdirinya Vereninging De Pinkstergemeente In Nederlandsch Oost
Indie (Gereja Pantekosta di Indonesia-GPdI)
30 Maret 1923. 13 orang dibaptis selam di PasrSore Cepu, yang merupakantonggak
sejarah Gereja Pantekosta terpancang. Baptisan dilakukan oleh Pdt. Cornelius dan
Pdt. J. Thiessen. F.G Van Gessel dan isteri adalah dua dari 13 orang yang dibaptis
tersebut. Lainnya adalah S.I.P Lumoindong berserta isteri dan Agust Kops.
30 Juni 1923. Badan tersebut mendapat SK Gubernur Hindia Belanda dengan Badan
Hukum No. 2924, 4 Juni 1924 di Cipanas, Jawa Barat.
1931 Zs. M.A Alt, keluar dari GpdI dan mendirikan Pinkster Zending.
1932. Pdt. Thiessen, keluardari GPdI dan mendirikan Pinkster Beweging, yang kini

dikenal dengan nama Gereja Gerakan Pantekosta.


4 Juni 1937. De Pinkstergemeente diakui sebagai Kerkgenootscap (Badan Greja)
dengan Beslit No.33, Staatblad No.368
1941. Pdt. D. Sinaga, keluar dari GPdI dan mendirikan Gereja Pantekosta Sumatera
Utara (GPSU)
1942-1946. Terjadi regenerasi kepengurusan GPdI yang dipegang oleh putra
bangsa.
Ketua: H.N Runkat Anggota: S.I.P Lumoindong, R.M Suprapto dan R.O Tambunan
1946. Pdt. Tan Hok Tjwan, keluar dari GPdI dan mendirikan Sing Ling Kau Hwee,
yang kini dikenal dengan nama Gereja Isa Almasih (GIA)
24 Juli 1947. Musyawarah Nasional I (Munas I) GPdI di Jakarta. Pengurus yang
terpilih adalah: Ketua: H.N. Runkat. Anggota: E. Lessnusa dan J.D. Syaranamual Dll.
1949. Pdt. Renatusa Siburian, keluar dari GPdI dan mendirikan Gereja Pentakosta
Sumatera Utara.
9-12 Januari 1952. Rapat Majelis Agung di Makassar, membahas perpecahan yang
terjadi, karena beberapa pendeta keluar dari Gereja Pantekosta lalu mendirikan
organisasi serupa.
1952. Pdt. T.G Van Gessel, keluar dari GPdI dan mendirikan Gereja Bethel Injil
Sepenuh (GBIS)
1959. Pdt.Ishak Lew, keluar GPdI dan mendirikan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya
(GPPS)
1966. Pdt. Karel Sianturi & Pdt. Sianipar, keluar dari GPdI, mendirikan Gereja
Pantekosta Indonesia Sumatera Utara (GPISU). Pdt. Korompis, keluar dari GPdI dan
mendirikan Gereja Pantekosta Indonesia (GPI)
1957-1969. GPdI mengadakan Munas sebanyak 3x, dengan Ketua oleh Pdt. E.
Lessnusa yang mempimpim organisasi tersebut selama 3 periode berturut-turut.
Setelah itu diadakan lagi 2x Munas dan E. Lessnusa tetap sebagai Ketua.
1970-1976. Terjadi 3x Munas GPdI , dengan Ketua adalah Pdt. L.A. Pandelaki, disusul
Pdt. W.H. Bolang, memimpin selama dua periode.
1965-1970. Pdt. Hoo Liong Seng atau lebih dikenal dengan Pdt H.L Senduk keluar
dari GPdI dan kemudian mendirikan gereja Bethel Indonesia (GBI)

1980-2002 Munas XXIV GPdI di Malang Sistem kepemimpinan disesuaikan dengan


AD/ART yang telah disempurnakan. Dalam Munas tersebut terpilih sebagai Ketua
Umum adalah Pdt. A.H.Mandey. Lalu terus terjadi Munas/Mubes, dan Pdt. A.H.
Mandey terus terpilih sebagai Ketua Umum hingga hari ini.
2002-2006 GBI (Gereja Bethel Indonesia) pecah lalu lahirlah dua sinode baru
masing-masing Gereja Bethany Indonesia dan Gereja Tiberias Indonesia (GTI).
Perpecahan di dalam Gereja termasuk di Gereja Pantekosta di Indonesia terjadi
seiring semakin majunya organisasi gereja. Faktor ketidakcocokan, salah
pengertian, berbeda interpreatasi ayat firman Tuhan serta dogma lainnya
merupakan pangkal terciptanya perpecahan itu. Meski sudah keluar dari organisasi
GPdI dan mendirikan organisasi gereja yang baru, namun ternyata banyak
organisasi gereja itu seperti GIA, GPPS, GBI, Gereja Bethany serta GTI dan GPI maju
dan bekembang. (hk)

Anda mungkin juga menyukai