Akne Vulgaris
Akne Vulgaris
Akne Vulgaris
Disusun Oleh
Fatimah Zahra
23.37.913.2011
Pembimbing
dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK
IDENTITAS PASIEN
Nama
: TN. S
Umur
: 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Banjar
Tanggal berobat : 9 Februari 2016
Keluhan Utama:
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit
ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : tidak diukur
Nadi
: 86 x/menit
Pernapasan
: 22 x/menit
Suhu
: 36,8 C
Status Generalikus
Kepala
: Normocephal
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-).
Hidung
: Normonasal, Sekret (-/-), darah (-/-)
Telinga
: Normotia, Sekret (-), darah (-)
KGB
: pembesaran (-)
Thoraks
: Bentuk dada simetris, retraksi dinding dada tidak ada.
Paru-paru
: vesikuler (+), ronchi (-), wheezing (-)
Jantung
: murmur (-), gallop (-).
Abdomen
: hepatomegali (-), splenomegali (-)
Ekstremitas atas : hangat RCT < 2 detik
Ekstremitas bawah : hangat RCT < 2 detik
Status Dermatologikus
Distribusi
Regional
A/R
Lesi
Efloresensi
tat kanan kiri, preparat kerokan kulit kemudian ditetesi dengan KOH 20% yang dicampur dengan tinta parker, lalu ditutup cover glass dan dilihat deng
RESUME
Pasien mengatakan bahwa ayah beliau juga sering mengeluhkan keluhan yang
sama sebelum dirinya dan pernah menggunakan obat salep Fungasol yang
dibelinya, dipakai 1 kali sehari dan sekarang ayahnya jarang mengeluhkan
gatal pada selangkangannya lagi.
Pasien pernah menggunakan salep Fungasol dioleskan 1 kali sehari selama 1
minggu namun pasien tidak meneruskan penggunaan salep. Pasien bekerja
sebagai buruh angkut di hutan dekat rumahnya. Setiap hari pasien
mengangkut kayu menggunakan motor dan membawa kayu tersebut ke desa
sebelah untuk dijual. Ketika bekerja, pasien selalu menggunakan celana
berbahan jeans yang tidak menyerap keringat. Pasien mempunyai kebiasaan
jarang mandi atau mengelap keringat setelah bekerja. Pasien mempunyai
kebiasaan meletakkan baju dan handuknya yang lembab di tempat lembab
pula. Selesai mandi, pasien menggunakan handuk namun walaupun badannya
belum terlalu kering, pasien telah menggunakan baju terlebih dahulu. Pasien
sering menggunakan handuk ayahnya dikarenakan tertukar akibat warna
handuknya sama. Pasien mempunyai higienitas yang kurang baik.
Pada status dermatologi ditemukan lesi dengan distribusi regional, ditemukan
di kedua selangkangan dan kedua pantat. Lesi multiple, diskret, bilateral, tidak
berbatas tegas, ireguler, ukuran ada yang numular ada yang plakat, ukuran
terkecil 1 cm x 2 cm, ukuran terbesar 8 cm x 5 cm, kering, lesi tidak menimbul.
Efloresensi makula hiperpigmentasi, skuama halus, erosi.
DIAGNOSIS BANDING
Tinea Kruris et causa Trichophyton rubrum
Tinea Kruris et causa Epidermophyton floccosum
Tinea Kruris et causa Microsporum gypseum
DIAGNOSIS KERJA
Tinea Kruris et causa Trichophyton rubrum
RENCANA/ANJURAN PEMERIKSAAN
Pembiakan jamur dengan menggunakan medium agar
Sabouraud dextrose.
Pemeriksaan fungsi hati SGOT dan SGPT
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Edukasi pasien tentang penyebab/faktor pencetus dari penyakitnya.
Edukasi pasien untuk menjaga area lipatan kulit agar tidak lembab dengan cara
mengeringkan kulit setelah mandi dan berkeringat, mengganti pakaian dalam
dan celana ketika mulai berkeringat.
Edukasi pasien untuk tidak menggaruk area yang gatal.
Tidak menggunakan handuk secara bersamaan dengan anggota keluarga yang
lain.
Jemur handuk yang telah dipakai dan jangan menumpuk pakaian lembab.
Meningkatkan frekuensi mandi, minimal 2 kali sehari terutama setelah bekerja
atau berkeringat atau mengelap keringatnya jika dirasa berkeringat.
Medikamentosa
Sistemik
Ketokonazole 200 mg 1x1dalam 2 minggu
Topikal
Ketokonazole krim 2% dioleskan 2x1 selama 14 hari
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Ad bonam
Quo Ad Sanactionam : Ad bonam
ANALISIS KASUS
Non Medikamentosa
Edukasi pasien tentang penyebab/faktor
pencetus dari penyakitnya.
Edukasi pasien untuk tidak memegang
atau memencet jerawatnya.
Menjaga kebersihan wajah dengan rajin
mencuci muka setelah pulang sekolah
atau bepergian.
Menggali aspek psikologis pasien jika
ditemukan permasalahan psikologis.
Medikamentosa
Terapi topikal
Benzoil peroksida 5% + Klindamisin 1%
Terapi sistemik
Tetrasiklin 500 mg 2x1
DAFTAR PUSTAKA
1. Zanglein AL, Graber AM, Thiboutot DM, Strauss JS. 2008. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions. In : Freedberg IM,
Eisen AZ, Wolff K, eds. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. United States : McGraw Hill Inc. hal. 690-702.
2. Bernadette, I. 2015. Akne Vulgaris. Dalam: Menaldi, S.L., Bramono, K. dan Indriatmi W., ed. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Edisi Ketujuh. Jakarta: FKUI. hal. 288-292.
3. Draelos ZD and Dinardo JC. (2006). A Re-evaluation of Comedogenicity Concept. Journal of the American Academy of
Dermatology, 54(3), 507-512.
4. Tjekyan RM . (2008). Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Jurnal Media Medika Indonesiana, 43(1), 6-12.
5. Boxton PK. 2003. ABC of Dermatology 4th edition. London : BMJ Group. hal 47-49.
6. Baumann L, Keri J. 2009. Acne (Type 1 Sensitive Skin). In : Baumann L, Saghari S, Weisberg E, eds. Cosmetic
Dermatology Principles and Practice 2nd Ed. New York: Mc Graw Hill. hal. 121-127.
7. Nguyen SH, Dang TP and Maibach HI. (2007) Comedogenicity in Rabbit: Some Cosmetic Ingredients/Vehicles.
Cutaneous and Ocular Toxicology, 26(4), 287-292.
8. Nelson AM, Thiboutot DM. 2008. Biology of Sebaceous Glands. In : Wolff, K., Goldsmith, L.A., Katz, S.I., Gilchrest,
B.A., Paller, A.S., Leffell D.J. Dermatology In General Medicine. McGraw-Hill. h. 687-690.