PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang
mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang pernah ada.
Geologi merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahanbahan yang membentuk bumi, struktur, proses - proses yang bekerja baik didalam
maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah
perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang. Geologi
dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai
pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang
ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari
benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan
rangkaian pegunungan.
Batuan adalah singkapan dasar benua yang berasal dari hasil pelapukan
bahan organik melalui proses biologis maupun kimiawi. Kompleks batuan dasar
di Kalimantan Selatan (termasuk pegunungan Schwaner) mewakili singkapan
dasar benua terbesar di Indonesia. Batuan dasar adalah batuan di dasar lapisan
stratigrafi yang umumnya lebih tua dari batuan di atasnya. Batuan ini biasanya
mengalami metamorfosis bila terkena panas. Hasil metamorfosis batuan ini yang
khas adalah batuan pualam yang berasal dari batu kapur; batu sekis hijau yang
berasal dari batuan vulkanik, batu geneis yang berasal dari batu pasir atau granit.
Wilayah propinsi Kalimantan Selatan luasnya kurang lebih 3.753.051 ha,
dan memiliki garis pantai yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda di
setiap daerah. Adapun luas wilayah Kalimantan Selatan menurut kelas ketinggian
yang dibagi menjadi 6 kelas ketinggian menunjukkan wilayah Kalimantan Selatan
sebagian besar berada pada kelas ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut
yakni 31,29% Wilayah kalimantan Selatan keberadaanya dibelah oleh pegunungan
Meratus yang membujur arah utara-selatan, bentuk Geologi wilayah Kalimantan
Selatan sebagian besar berupa Aluvium Muda dan Formasi Berai.
Pantai Bunati Kecamatan Angsana merupakan salah satu wilayah pesisir
pantai yang masuk ke dalam zona kepelabuhanan (pelabuhan khusus) sesuai
lapang
yang
dilaksanakan
di
Pantai
Bunati
a. Mahasiswa
dapat
memahami
langsung
bagaimana
menginterpretasi
jenis
batuar54zn
dan
bentukan lahan.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktek lapang di perairan Pantai Bunati adalah sebagai
berikut :
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup praktek lapang kali ini adalah mencakup
lokasi disekitar perairan pesisir dan laut Desa Bunati Kecamatan
Angsana Kabupaten Tanah Bumbu dimana di sekitar tempat
tersebut merupakan wilayah Pelabuhan khusus dan jalur lalu
lintas kapal tongkang.
1.3.1. Ruang Lingkup Materi
Praktik
pengenalan
lapang
jenis
ini
batuan,
menitik
beratkan
pengamatan
pada
struktur
materi
batuan
merupakan
ilmu
ppengetahuan
yang
menguraikan
menyeluruh
beserta
penghuninya,
sejak
awal
bumu
termasuk
komposisi
keterbentukannya
dan
sejarahnya.
Geologi
adalah
ilmu
pengetahuan
yang
mempelajari
tentang masa sekarang atau masa yang lampau dari bentuk bentuk morfologi, struktur bumi, lingkuungan dan kehidupan fosil
yang terdapat pada batuan. Bidang utama yang dipelajari adalah
semua jenis batuan, tanah dan air dalam tanah batuan yang
bermanfaat untuk pencarian bahan-bahan tambang minyak dan
gas, endapan mineral maupun dapat sebagai konsultan bidang
geologi teknik. Ahli geologi dapat mengungkapkan fenomena
alam tentang bencana gempa bumi dan tsunami, gunung
meletus, banjir, gerakan tanah dll (Sukartono, 2010).
akhir
abad
ke-20
bidang
geologi
mengalami
geologi
dapat
membantu
untuk
mengetahui
dan
yang
sangat
berbeda
ini
dapat
terbentuk
dan
d. Keberadaan
material
bangunan
sangat
tergantung
pada
atau
meramalkan
untuk
kemungkinan
besar
seperti
cekungan
sedimentasi,
rangkaian
pengendapan
batuan.
Macam
macam
struktur
sekunder :
a) Kekar (joint) : yaitu rekahan rekahan dalam batuan yang
terjadi karena tekanan atau tarikan yang disebabkan oleh gaya
yang bekerja dalam kerak bumi (lihat gambar 1).
Kata
Geomorfologi
(Geos
(erath/bumi),
morphos
(shape/bentuk), bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: logos (knowledge
atau ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata - kata tersebut, maka pengertian
geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk - bentuk permukaan bumi.
Worcester (1939) mendefinisikan geomorfologi sebagai diskripsi dan
tafsiran dari bentuk roman muka bumi. Definisi Worcester ini lebih luas dari
sekedar ilmu pengetahuan tentang bentangalam (the science of landforms), sebab
termasuk pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan
cekungan lautan (ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta
bentuk - bentuk struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain,
plateau, mountain dan sebagainya.
Sehubungan dengan stadia geomorfologi yang dikenal juga sebagai Siklus
Geomorfik (Geomorphic cycle) yang pada mulanya diajukan Davis dengan istilah
Geomorphic cycle. Siklus dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang
mempunyai gejala yang berlangsung secara terus menerus (kontinyu), dimana
gejala yang pertama sama dengan gejala yang terakhir. Siklus geomorfologi dapat
diartikan sebagai rangkaian gejala geomorfologi yang sifatnya menerus. Misalnya,
suatu bentangalam dikatakan telah mengalami satu siklus geomorfologi apabila
telah melalui tahapan perkembangan mulai tahap muda, dewasa dan tua (gambar 5
dibawah).
kemungkinan terjadi beberapa siklus geomorfologi, maka dikenal pula istilah : the
first cycle of erosion, the second cycle of erosion, the third cycle of erosion, etc.
Misalnya suatu plateau yang mencapai tinmaturely dissected plateau in the
second cycle of erosion.
Wilayah pantai merupakan daerah yang sangat dinamis karena wilayah
tersebut merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. Oleh karena itu,
morfologi dan bentang alam wilayah pantai yang terbentuk merupakan hasil dari
hempasan gelombang air laut dan aktivitas manusia. Geomorfologi pantai dapat
berupa dataran aluvial, bangunan pantai, estuari, lagoon, delta, hutan mangrove
dan bangunan pantai (Noor, 2010).
Geomorfologi yang merupakan salah satu parameter dari kerentanan
pantai terhadap kenaikan muka laut berpengaruh terhadap tingkat erosi relatif
pada suatu bagian pantai. Menurut Gornitz (1991) pantai yang sangat rentan
terhadap kenaikan muka laut adalah pantai dengan geomorfologi berupa
penghalang pantai, pantai berpasir, pantai berlumpur (mudflats), dan delta.
Sedangkan pantai dengan bentuk geomorfologi berupa tebing tinggi dan fjords
sangat tidak rentan terhadap kenaikan muka laut.
2.4. Kelandaian Pantai
Pada garis besar perairan Indonesia dapat dibagi menjadi
dua yakni perairan dangkal berupa paparan dan perairan laut
dalam. Paparan (shelf) adalah zona di laut terhitung mulai garis
surut terendah hingga pada kedalaman sekitar 120-200 m, yang
kemudian biasanya disusul dengan lereng yang lebih ke arah laut
dalam. Ada dua paparan yng luas di Indonesia yakni paparan
Sunda di sebelah barat dan paparan Arafura - Sahul di sebelah
timur. Di antara keduanya terdapat laut dalam dengan topografi
yang kompleks. Misalnya ada depresi atau cekungan yang luas di
dasar laut, dan kurang lebih berbentuk bulat atau lonjong,
disebut basin. Ada pula depresi yang dalam dan bentuknya
memanjang yang disebut palung. Palung yang sempit dengan sisi
10
yang curam disebut trench dan yang agak melebar dengan sisi
yang lebih landai adalah trough (Nontji, 2007).
2.5. Jenis - jenis Batuan
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi
mineral dan kimia, dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses
yang mereka. Ciri - ciri ini mengklasifikasikan batuan menjadi
beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan
berdasarkan
ukuran
partikel
yang
membentuk
mereka.
11
beku
plutonis
adalah
batuan
yang
proses
yang
terjadi
dari
akumulasi
mineral
dari
hasil
12
pada
permukaan
bumiyang
kemudian
mengalami
yaitu
pembentukan
akibat
beban
akumulasi
kompak
atau
padat,
volumenya
berubah,
dan
mineral
mineral
kurang
stabil
13
dan
replacement).
Ciri
khas
tekstur
14
15
alogenik
(lumpur
16
sebagai
tambahan.
Berdasarkan
foliasi,
batuan
foliasi,biasanya
karena
melimpahnya
Mika
yang
batusabak
dan
bidang
berbutir
lebih
foliasinya
kasar
mengkilat
17
Kuarsa,
Feldspar,
Mika
(diketahui
dari
pengamatan lapangan).
4) Granofels. Bersifat fanerik kasar, nonfoliasi, berkomposisi
Kuarsa dan Feldspar (yang berbentuk kubus).
5) Granulite. Bersifat fanerik kasar, nonfoliasi, berkomposisi
Piroksindan Garnet di samping Kuarsa dan Feldspar.
6) Serpentinite. Nonfoliasi sampai lineasi, berwarna hijau,
hijau sampai kuning pucat. Komposisi utamanya Serpentin
(Nurdin 2009).
18
19
kompas Geologi, strike dip bidang dapat ditentukan dengan metode 3 titik. Intinya
adalah mengetahui pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan.
20
21
arah.
Menempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur)
22
Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara.
Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike untuk menentukan dip.
2. Mencari kemiringan bidang (dip)
- Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang
-
tengah.
Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.
23
Desa Bunati merupakan desa nelayan yang memanjang dari timur ke barat,
sebelah utara berbatasan dengan Desa Karang Indah, sebelah barat berbatasan
dengan Desa Angsana, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah
timur dengan Muara Sebamban. Sebelah timur sungai desa merupakan
perkampungan nelayan. Mayoritas penduduk Desa Bunati berasal dari suku
Bugis, Banjar dan Jawa. Sedangkan, apabila ditinjau dari segi pekerjaan mayoritas
masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Menurut data statistik, Desa Bunati
memiliki jumlah Penduduk mencapai 16.347 Jiwa yang terdiri dari 8.558 jiwa
Laki - laki dan 7.789 jiwa Perempuan. Tingkat Kepadatan Penduduk rata-rata
sebesar 108 jiwa/km.
Isu dan permasalahan yang terjadi di desa Bunati adalah wilayah pesisir
Desa Bunati yang dijadikan sebagai lokasi pelabuhan dan lalu lintas tongkang
batubara. Maraknya aktifitas penambangan batubara diwilayah Kabupaten Tanah
Bumbu tersebut dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan
tanpa memikirkan nasib masyarakat sekitar pantai. Salah satu hal yang lebih
memprihatinkan
adalah,
bahwa
kecenderungan
kerusakan
prinsip
prinsip
pembangunan
berkelanjutan
(sustainable development).
Dampak yang terlihat sekarang yaitu adanya abrasi pantai mengakibatkan
garis pantai mengalami pengikisan dan apabila tidak di atasi dengan cepat dan
tepat, maka akan mengakibatkan masalah yang sangat fatal.
Selain itu,
tercemarnya wilayah pesisir yang diakibatkan oleh serpihan serpihan batubara yang hanyut oleh arus dan tertinggal di
pinggiran pantai membuat keindahan pantai yang terdapat di
pesisir tersebut berkurang (lihat gambar 13). Adapun dampak
yang tentunya akan terjadi dalam jangka panjang apabila
kegiatan tersebut terus terjadi maka akan berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan masyarakat. Hal tersebut sudah pernah
dialami oleh masyarakat pesisir, yaitu pada saat terjadi musim
24
kawasan
penduduk.
Kejadian
tersebut
tentunya
Gambar 13. (a) Abrasi pantai Bunati (b) Serpihan batubara di pesisir Bunati (dok.
PL Bunati 2016)
4.2. Jenis Batuan yang Ditemukan Di Lokasi Praktek
Adapun data yang diperoleh dari praktek lapang Geologi Laut di Pantai
Bunati adalah sebagai berikut.
No Kelompok batuan
Jenis batuan
1.
Batuan sedimen
2.
Batuan sedimen
Batu lempung
Keterangan
Wilayah garis pantai dan pada
daerah tanjung Teraban di
Pantai Bunati
Wilayah garis pantai di Pantai
Bunati
25
Batu bara termasuk dalam batuan sedimen non klastik, batuan sedimen
non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi dan proses
organik. Batu bara terbentuk dari proses organik sehingga termasuk batuan
sedimen organik berasal dari sisa tumbuhan yang terubah.Serpihan daun dan
batang tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan
lingkungan daratan), apabila mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan,
dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon batubara.
26
digunakan
ubin
lantai,
keramik. membuat sanitary ware, menyerap cairan, bahan bangunan seperti batu
bata, semen, dan agregat ringan. Lempung digunakan sebagai lumpur di dalam
pengeboran juga digunakan dalam industri lainnya seperti "pelletizing" bijih
besi selain itu digunakan pulauntuk membuat berbagai jenis barang tahan terhadap
panas ekstrim (refraktori).
27
28
29
sejajar garis pantai dan mengendap pada daerah pecahnya gelombang (surf zone).
Material gisik pada pantai bunati berupa pasir halus. Sebagaimana terlihat pada
gambar 16.
30
31
Gambar 18. Struktur geologi batuan Pantai Bunati (dok. PL Bunati 2016)
4.5. Kelandaian pantai
Bentuk profil kedalaman (batimetri) di wilayah Tanah Bumbu terdiri dari
dua bentuk yakni di bagian barat (perairan Selat Laut) dan bagian selatan yang
berhadapan dengan Laut Jawa. Pada perairan Selat Laut, menunjukkan di daerah
pesisir Kabupaten Tanah Bumbu lebih curam terutama dari Pulau Suwangi sampai
ke muara Selat Laut, jika dibandingkan dengan kedalaman di pesisir Pulau Laut
(Kabupaten Kotabaru), akan tetapi di perairan ini banyak terbentuk delta sebagai
akibat sedimentasi. Kedalaman di perairan Selat Laut maksimal 11 m.
Profil kedalaman di bagian selatan lebih beragam, dimana pada kedalaman
5 m berkisar pada jarak 1-5 km dan kedalaman 10 m pada jarak 6-16 km.
Pengaruh gelombang sangat berpengaruh di daerah ini terutama pada musim timur
(angin dominan dari arah tenggara).
Berdasarkan hasil analisis kedalaman pantai Bunati yang berhadapan
dengan laut jawa, desa Bunati memiliki bentuk pantai yang landai (datar) (lihat
gambar 19). Nilai kedalaman minimum berkisar < 1,5 m (nilai 0 di anggap
sebagai daratan). Kedalaman maksimal mencapai 7,5 m. Kedalaman di perairan
Bunati dipengaruhi oleh hidrooseanografi baik dari darat melalui aliran sungai
maupun dari laut. Akibat proses ini, sehingga profil kedalaman di perairan ini
tidak beraturan, di mana banyak terdapat sand dune (gumuk pasir) yang tidak
32
beraturan sebagai akibat pengaruh gelombang dan arus pasut baik dari sungai
maupun laut.
Gambar 19. Peta Pola Kedalaman Perairan Bunati Kabupaten Tanah Bumbu
(Hasil layout PL Bunati, 2016)
Bentuk relief dasar perairan desa Bunati (lihat gambar 20 dan 21)
menunjukkan bahwa adanya sedimentasi di daerah muara sungai sehingga daerah
tersebut lebih dangkal. Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam
suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam
lingkungan tersebut. Bentuk relief dasar perairan Bunati tersebut menunjukkan
bahwa adanya sedimentasi di daerah muara sungai sehingga daerah tersebut lebih
dangkal. Sedimentasi adalah masuknya muatan sedimen ke dalam suatu
lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam
lingkungan tersebut.
33
Gambar 20. Bentuk Relief Dasar Perairan Bunati Kabupaten Tanah Bumbu (Hasil
layout PL Bunati, 2016)
(a)
(b)
34
(c)
Gambar 21. Bentuk Profil Dasar Perairan Bunati (a) Berada di sebelah barat
sungai, (b) Bberada di ujung muara sungai dan (c) Berada di sebelah timur sungai
(Hasil layout PL Bunati, 2016)
4.6. Strike dan Dip di Lokasi Praktek
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta
yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan,
umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral
serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak
atau gabungan ketiganya.
Kompas geologi adalah alat untuk menentukan strike dan dip suatu
kemiringan permukaan sehingga kita dapat mengetahui susunan batuan yang
berada di bawah permukaan bumi dan untuk mengetahui pula apakah kemiringan
itu terjal (berbahaya) atau tidak.
Pada praktik lapang geologi kali ini yang di lakukam adalah cara
menggunakan kompas untuk mengetahui Strike dan Dip suatu kemiringan batuan
sehingga dapat mengetahui symbol - simbol yang digunakan dalam strike dan
Dip. Kerangka umumnya yang dipakai adalah arah utara dan arah selatan dan
skala yang terdapat dalam kompas geologi yaitu skala azimuth dan skala kwadran
yaitu arah utara, selatan, barat dan timur. Pada praktikum ini diperoleh hasil
pengamatan strike dan dip pada batuan pantai bunati dengan arah 255o dan N 83o
E/3o, pengambilan data pukul 15:30 yang diukur dengan menggunakan kompas
geologi.
35
Gambar 22. Lokasi pengukuran strike dan dip batuan Pantai Bunati (dok. PL
Bunati 2016)
36
Gambar 23. Pengukuran strike dan dip batuan Pantai Bunati (dok. PL Bunati
2016)
37
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Jenis-jenis batuan yang terdapat di sepanjang garis pantai Bunati termasuk
dalam jenis batuan sedimen yang terdiri dari batu bara, batu apung, dan
batu lempung.
2. Struktur singkapan batuan yang terdapat di desa Bunati adalah formasi
dahor dan formasi alluvium.
3. Bentukan lahan di pantai Bunati berasal dari bentukan lahan asal marine
dan bentukan lahan asal fluvial.
4. Pengukuran strike dan dip diketahui di setelah pengukuran di tebing pantai
Bunati adalah N (255o) E/ (3o) dengan arah 255o.
5.2. Saran
Pengambilan data harus lebih lengkap dan spesifik terutama dokumentasi,
karena informasi data yang diolah akan lebih bagus dan pembahasan lebih
lengkap. Selain itu yang paling utama para praktikan dapat benar-benar
memahami tujuan dari pelaksanaan praktek selain harus memahami cara-cara
pengambilan data dan penggunaan alat.
38
DAFTAR PUSTAKA
Affaradi. 2011. STRIKE dan DIP. http://allcoma.blogspot.co.id/2011/12/strikedan-dip.html
Anonim. 2016. Strike and Dip. https://id.wikipedia.org/wiki/Strike_dan_Dip
Azram, azer. 2011. Strike dan Dip. http://allcoma.blogspot.co.id/2011/12/strikedan-dip.html
Fhandy. 2015. Gempa Bumi dan Tektonik Lempeng. http://fhandypandey.com/
sains/gempabumi-dan-teori-tektonik-lempeng.html
Hasangeo. 2013. METODE GEOLOGI LAPANGAN "TEKNIK OBSERVASI
SINGKAPAN DAN PEMERIAN BATUAN". https://keratongeo.
wordpress.com/2013/09/28/metode-geologi-lapangan/
Nindy. 2012. SAMBIL BELAJAR "GEOMORFOLOGI". http://laviedenindy.
blogspot.co.id/2012/03/sambil-belajar-geomorfologi.html
Rismayana, Shadu. 2015. Batu Alam dan Arsitektur. http://arsitekbanyuwangi
.com/batu-alam-dan-arsitektur/
Stofer, Phil. 2016. Introduction to Geology. Chapter 6 - Fault Systems and
Earthquakes. http://geologycafe.com/class/chapter6.html
Yanuari, 2011. Dasar-dasar Geologi.http://semangatgeos.blogspot.co.id/2011/01/
dasar-dasar-geologi.html?view=classic
39