A. Pengertian Forensik
Sebagai seorang dokter yang bekerja dalam masyarakat akan mendapat
pasien dengan berbagai masalah. Termasuk juga dokter akan berhadapan dengan
kasus-kasus yang berhubungan dengan tindakan pidana seperti kasus kecelakaan
lalu lintas, kasus pembunuhan, kasus tenggelam dan lain sebagainya. Maka
peranan dokter umum untuk membantu penyidik sangat diperlukan.
Sebagai dokter sudah kewajiban kita untuk memberi bantuan kepada
penyidik seperti yang tertulis dalam KUHAP pasal 133 ayat 1 yang berbunyi
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli pada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atas ahli lainnya . Oleh karena itu dokter
harus membantu penyidikan mengenai tindakan yang dianggap tindak pidana.
Seorang dokter umum tugas yang diemban untuk mambantu penyidik
adalah membuat Visum et Repertum atas mayat ataupun atas orang hidup yang
mengalami tindakan pidana. Visum et Repertum (VER) ini sangat penting untuk
mambantu menemukan fakta-fakta dibalik kasus-kasus pidana. VER juga diakui
secara hukum sebagai alat bukti yang sah dalam peradilan. Oleh sebab itu sudah
seharusnya seorang dokter mengetahui pembuatan VER ini.
Dokter juga berkewajiban menjadi saksi ahli dalam peradilan. Sebagai
saksi ahli seorang dokter harus bisa secara objektif mengungkapkan fakta-fakta
yang dia temukan dan menggunakan keahliannya untuk memeriksa korban. Saksi
ahli juga merupakan bukti yang sah dalam peradilan sehingga
sangat perlu
Amri Amir, Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik, Ramadhan, Medan, 2005, hal 4
36
37
38
dalam
memberikan
pelayanannya
seorang
dokter
harus
keterangan
yang
sebenar-
benarnya
tentang
hasil
kedokteran
mempunyai
39
minimal yang
kewajiban
menolong
pasien,
bila
dipandang
40
41
42
4. Identifikasi Kerangka
Upaya identifikasi pada kerangka bertujuan untuk membuktikan bahwa
kerangka tersebut adalah kerangka manusia, ras, jenis kelamin, perkiraan umur,
tinggi badan, parturitas (riwayat persalinan), ciri-ciri khusus, deformitas, dan bila
memungkinkan dapat dilakukan superimposisi serta rekonstruksi wajah. Dicari
pula tanda kekerasan pada tulang. Perkiraan saat kematian dilakukan dengan
memperhatikan keadaan kekeringan tulang.
Bila terdapat dugaan berasal dari seseorang tertentu, maka dilakukan
identifikasi dengan membandingkan data-data hasil pemeriksaan dengan data-data
antemortem. Bila terdapat tulang tengkorak yang utuh dan terdapat foto terakhir
wajah orang tersebut semasa hidup, maka dapat dilakukan metode superimposisi,
yaitu dengan menumpukkan foto Rontgen tulang tengkorak di atas foto wajah
yang dibuat berukuran sama dan diambil dari sudut pemotretan yang sama.
Dengan demikian dapat dicari adanya titik-titik persamaan. Pada keadaan tersebut
dapat pula dilakukan pencetakan tengkorak tersebut lalu dilakukan rekonstruksi
wajah dan kepala pada cetakan tengkorak tersebut dengan menggunakan materi
lilin atau gips sehingga dibentuk rekaan wajah korban. Rekaan wajah tersebut
kemudian ditunjukkan kepada tersangka keluarga korban untuk dikenali.
Pemeriksaan
antropologi
dilakukan
untuk
memperkirakan
apakah
kerangka adalah kerangka manusia atau bukan. Jika dengan pemeriksaan tersebut
masih diragukan, misalnya jika yang ditemukan hanya sepotong tulang saja, maka
perlu dilakukan pemeriksaan serologi (reaksi presipitin), histologi (jumlah dan
diameter kanal-kanal Havers), dan bahkan dengan pemeriksaan DNA.
Penentuan ras dilakukan dengan pemeriksaan antropologi pada tengkorak,
gigi geligi, dan tulang panggul atau tulang lainnya. Tonjolan pipi dan gigi
insisivus atas pertama yang berbentuk seperti sekop serta adanya torus palatinus
yang menonjol memberi petunjuk ke arah ras Mongoloid. Jenis kelamin
ditentukan berdasarkan pemeriksaan tulang panggul, tulang tengkorak, serta lukaluka lainnya.
Pada hampir semua tulang dapat dijumpai adanya perbedaan bentuk dan
ukuran antara pria dan wanita (dimorfisme seksual). Perkiraan umur dapat pula
diperiksa melalui pemeriksaan gigi dilakukan dengan melihat pertumbuhan dan
43
perkembangan gigi (intrauterin, gigi susu 6 bulan-3 tahun, masa statis gigi susu 36 tahun, geligi campuran 6-12 tahun). Tinggi badan seseorang dapat diperkirakan
dari
panjang
tulang-tulang
atau
bagian-bagian
tubuh
tertentu
dengan
42
Soeparmono, Keterangan Ahli Visum et Repertum Dalam Aspek Hukum Acara Pidana,
Mandar Maju, Semarang, 2002, hal 98
44
Semoga
Tuhan
Yang
Maha
Pengasih
dan
Penyayang
13
Ohoiwutun, Triana, Profesi Dokter dan Visum et Repertum, Dioma, Malang, 2006 hal
45
46
47
ini
telah
diatasi
dengan
Instruksi
Kapolri
No:
48
49
sedangkan saya minta lima ribu malah dimaki-maki dan korban pun berkata
kepada pelaku kamukan Cuma butuh kontol doank, kamu kan bias kerja sendiri
sedangkan Dewi punya anak kecil jadi saya yang tanggung jawab atas hal
tersebut mendengar hal tersebut terdakwa marah dan hanya diam.
Kemudian pelaku pelaku mencoba tidur disebelah korban tetapi korban
menggangu pelaku dengan cara menarik kain, menggelitik, dan memeluk pelaku,
dan pelaku mencoba menghidar dikarenakan tadi korban marah. Akan tetapi
beberapa saat korban meminta kepada pelaku untuk dipijit badannya karena pada
sakit, dan korban pun menurutinya walaupun degan terpaksa, dikarenakan
perbuatan yang dilakukannya karena terpaksa maka hasil pijitannya pun tidak
enak dan menghentikan pijitnnya, korban pun berkata kamu kalu saya butuh
tidak mau melayani tetapi jika kamu butuh saya mau melayani dan korban
menepuk punggung pelaku. Terdakwa mencoba tidur dengan membelakagi
korban, karena korban terus mendesak-desak badan pelaku akhirnya pelaku
bangun dan menuju ruang tamu dan menyalakan rokok dan meminum kopi yag
tadi dibuat pelaku untuk korban.
Sekitar 15 menit setalah rokok pelaku habis, pelaku melihat korban
tertidur pulas hal tersebut dicirikan yaitu korban mendengkur. Akhirya terdakwa
mencoba tidur disamping korban setelah tidur beberapa saat korban mengigau dan
memeluk pelaku lalu meremas buah dadanya dan kemaluan korban yang bangun
dan menempel di paha pelaku, akhirnya korban dibagunkan, korban pun berkata
pa..pa..bagun papa ngimpi ya korban pun bangun, dan melihat pelaku seperti
setan dan akhirnya mendorong pelaku. Dan pelaku pun berkata kamu sebelum
tidur baik-baikin saya kenapa setelah bangun tidur menyakiti saya dan korban
pun hanya diam dan melajutkan tidurnya. Selanjtunya pada pukul 01.00 pelaku
menuju wc yang ada disamping rumahnya, setalah keluar dari wc pelaku melihat
batu besar, dan pelaku berniat mengambil batu tersebut untuk menghabisi nyawa
korban (harusnya korban dapat mengurungkan niatnya), pelaku berpikir alangkah
lebih baik suaminya meninggal dari pada harus disakiti setiap hari. Dan akhirnya
pelaku membawa batu tersebut masuk kedalam rumahnya, secara spontan pelaku
menghantamkan batu tersebut ke arah kepala korban di samping telinganya
sebanyak tiga kali. Pukulan pertama sempat membuat batu kali tersebut jatuh dan
50
pelaku dengan sigap memukulkannya kembali sebayak tiga kali. Pukulan pertama
membuat korban bangun, dikarenakan masih hidup maka pelaku mencoba
memukulkan kembali kekepala korban dan akhirnya korban mengeluarkan darah
dari mulutnya dan telinganya.
Dikarenakan takut korban masih hidup maka pelaku mencoba kelaur dari
rumah sampai dengan mununggu pagi hari, sekitar pukul 06.00 pelaku mencoba
masuk dan menggoyang-goyangkan korban, takut korban masih hidup, setelah
disadari korban sudah tidak bernyawa pada puku 07.00 pelaku membawa batu
tersebut dan meletakanya di samping rumah tetangganya yang bernama mama
Tiar yang rumahnya di samping wc.
Setelah terdakwa memastikan korban tidak bernyawa lagi maka Pelaku
terinspirasi akan pembunuhan yang dilakukan oleh Rian dengan cara memotongmotong korban sehingga orang tidak akan mengetahuinya. Akhirnya pelaku
berjalan keluar rumah dan pelaku teringat bahwa ada golok yang biasa digunakan
oleh warga untuk memotong kayu, akhirnya pelaku berniat meminjam golok
tersebut kepada anak kecil yang bernama Rian, pelaku pun mengambil golok
tersebut lalu membeli kantung plastik warna merah.
Setalah membeli kantong plastik pelaku kemaudian mulai memotongmotong korban dengan golok diawali dari pergelangan kaki sebelah kiri lalu
pangkal kaki paha kemudian tangan, jari-jari, pergelangan tangan, dan akhirnya
kepala, lalu pinggul atas.
Setelah memotong-motong korban, pelaku mengembalikan golok tersebut
dengan terlebih dahulu mencucinya, kemudian pelaku selipkan di rumah mbak
Endah, dan pada saat mengembalikan golok tersebut tidak ada satu orang pun
yang melhat pelaku mengembalikan goloknya. Kasur lipat yang dipakai tersangka
yang banyak darahnya dipotong menjadi dua bagian dan dimasukan ke kantong
merah oleh pelaku dan membuangnyan dikali dekat perumahan vila tomang
bersamaan dengan kain dan baju korban.
Selanjutnya terdakwa masukan bagian potongan-potongan badan tersebut
secara acak kedalam kantong plastik, ada 2 kantong plastik yang dobel, ada juga 3
rangkap kantong plastik yang dimuat didalamnya yaitu isi perut dari korban denga
tujuan takut jebol. Setelah dimasukan ledalam kantong plastik semua terdapat 10
51
kantong plastik, dan akhirnya kantong plastik tersebut dimasukan kedalam kardus.
Untuk kardus oli terdapat 3 kantong plastik potongan mayat, kardus ciki terdapat
2 kantong plastik potongan mayat, 2 kardus indomie masing 1 kantong plastik
potongan mayat, 2 kantong plastik potongan mayat pelaku masukan kedalam tas
beroda dan 1 kantong platik pelaku masukan kedalam kantong plastik warna
merah berisi kepala dari korban.
Selanjutnya pelaku membuang ptongan tersebut denagn 3 cara yaitu 1
kardus ciki yang berisi potongan mayat tersebut dititipkan kepada kernet bus
jurusan bandung prima jasa warna putih pada pukul 08.30, dan 2 kardus indomie
dan 1 kardus oli pelaku titipkan kepada kernet bus jurusan Labuan cirebon,
warna hijau pukul 09.40, dan tes dan kantong pelastik berwana merah pelaku naik
taksi dan menyelipkanya dibelakang jok sopi taksi, dan pelaku turun di depan
penjara wanita, tas roda pelaku selipkan di bus mayasari bakti di kursi keempat.
Aksi pelaku ini diketahui oleh aparat setalah kernet bus melaporkanya
kepada polisi, kernet bus tersebut meilhat bungkusan kardus yang ada di jok
nomor 4 dan melaporkannya kepada sopir bus, setelah melihat isinya ternyata
potongan tubuh manusia, lalu pihak kernet dan sopir bus melapor kepada
kepolisian. Pihak kepolisian kemudian mengidentifikasi dan menyebarkan foto
tato macan korban ketempat umum, pada akhirnya ada kerabat yang melapor
bahwa korban tersebut adalah keluarganya.
Dari hasil tersebut kemudian pihak kepolisan menangkap tersangka di
kediamannya yaitu di kampungnya. Setelah cukup bukti-bukti pihak kepolisan
menahan tersangaka, surat-surat yang dikeluarkan kepolisian sebagai berikut:
1. Penahanan penyidik No. SP Han 512/X/2008/ Reskrim, pada tanggal 2610-2008 sampai dengan tanggal 14-11-2008
2. Perpanjangan
penahan
penuntut
umum
No.
B.
52
53
54
55
b. 1 unit Handphone Sony Ericson type T290i warna casing merah hati
abu-abu
c. 1 unit Handphone Sony Ericson type Z300i warna casing abu-abu
d. 1 set kop angin
e. 1 pasang sepatu warna coklat milik korban Hendra
f. 1 buah baju warna coklat milik korban hendra
g. 1 buah kaos warna biru milik korban
h. 2 buah KTP, 1 KTP pecan baru, 1 KTP Jakarta barat atas nama hendra.
Dikembalikan pada ahli warisnya yaitu istri ke 3 korban atas nama DEWI als Wi
Menetapkan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 1000,-