Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Dibuat untuk melengkapi nilai mata kuliah Dasar-Dasar MIPA

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Muhammad Alfathonah
Riska

10536499915
10536500215

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

A. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas. Kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat diperoleh dari
proses pembelajaran yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dewasa ini menuntut
adanya pemahaman kepada peserta didik. Pemahaman yang dimaksud bukanlah
pemahaman dalam arti sempit yaitu menghafal materi pelajaran, namun
pemahaman dalam arti luas yaitu lebih cenderung menekankan pada kegiatan
proses pembelajaran yang meliputi menemukan konsep, mencari dan lain
sebagainya serta peserta didik dituntut untuk dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya, praktek pembelajaran yang demikian
masih belum diterapkan secara keseluruhan, sehingga tujuan dan hasil pendidikan
belum sesuai dari apa yang diharapkan.
Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,
dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya,
mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak
manusia menjadi sumber daya manusia yang handal dan terampil di bidangnya.
Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks.
Peristiwa tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia
sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia
pendidikan, proses belajar mengajar merupakan proses yang bisa diterapkan.
Proses pembelajaran yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh
peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam
proses tersebut. Proses belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada
cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu
kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya
keterkaitan antara hasil belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan
oleh guru.
Pembelajaran Ekonomi selalu mengalami perubahan dan pembaharuan baik dari
segi materi dan bahan ajar, pendekatan pembelajaran serta alat dan sumber
belajar. Ketiga bentuk pembaharuan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi. Agar pembelajaran ekonomi menjadi dinamis dan efektif, maka guru
ekonomi harus mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi dalam pembelajaran
ekonomi.
Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model
pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan baik. Hal
ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar mengajar aktif serta
memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar
mengajar secara menyeluruh.
Perlunya dikembangkan pengajaran yang dapat membangun keaktifan siswa
dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alternatif model pembelajaran yang
baru. Pembelajaran yang efektif tersebut harus diimbangi dengan kemampuan guru
dalam menguasai model pembelajaran dan materi yang akan diajarkan.

Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan pembelajaran


yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik
yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan bagaimana ia
harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut adalah menggunakan
model pembelajaran Make-A Match (Mencari Pasangan). Penerapan model
pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa sehingga dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap tingkat
pemahaman siswa.
Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini mengingatkan bahwa kegiatan pembelajaran diadakan dalam
rangka memberikan pengalaman-pengalaman belajar pada siswa. Jika siswa aktif
dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil pengalamanpengalaman belajar tersebut. Kegiatan belajar dipandang sebagai kegiatan
komunikasi antara siswa dan guru. Kegiatan komunikasi ini tidak akan tercapai
apabila siswa tidak dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar kemungkinan besar prestasi belajar
yang dicapai akan memuaskan.

B. TEORI MODEL Make-A Match (Mencari Pasangan)


Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) yang
diperkenalkan oleh Curran dalam Eliya (2009) menyatakan bahwa Make a Match
adalah kegiatan siswa untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban
soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya akan diberi
point dan yang tidak berhasil mencocokkan kartunya akan diberi hukuman sesuai
dengan yang telah disepakati bersama. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan
ruangan kelas juga perlu ditata sedemikian rupa, sehingga menunjang
pembelajaran kooperatif. Keputusan guru dalam penataan ruang kelas harus
disesuaikan dengan kondisi dan situasi ruang kelas dan sekolah.
Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a
match) siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir . Disampingn
itu (make a match) juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
dan mengeluarkan pendapat serta berionteraksi dengan siswa yang menjadikan
aktif dalam kelas. Model Pembelajaran Make a Match artinya model pembelajaran
Mencari Pasangan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran
dikembangkan dengan Make-A Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut
berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan
tersebut.
Menurut Huda (2011), ada berbagai manfaat pembelajaran kooperatif adalah:
1. Dapat memotivasi siswa untuk saling membantu pembelajaranya satu sama
lain.
2. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya (sebagaimana
kepada diri mereka sendiri) untuk melakukan yang terbaik.
3. Meningkatkan keterampilan sosial yang dibutuhkan untuk bekerja secara
efektif.
4. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan
ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
5. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan
berdiskusi.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEl MAKE A MATCH


Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun
kelebihan dari model Make-A Match adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya
melalui kartu.
2. Meningkatkan kreativitas belajar siswa.
3. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran
yang dibuat oleh guru.
Sedangkan kekurangan model ini adalah:
1. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai
dengan materi palajaran.
2. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran
3. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan
karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja.
4. Sulit untuk membuat siswa berkonsentrasi.

D. ASUMSI PENERAPAN MODEL MAKE-A MATCH


Langkah penerapan model ini adalah guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
siswa. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi
pertanyaan-pertanyaan. Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu
yang berisi jawaban. Sedangkan kelompok ketiga berfungsi sebagai kelompok
penilai. Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut sedemikian sehingga berbentuk
huruf U. Upayakan kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua.
Jika masing-masing kelompok telah berada di posisi yang telah ditentukan,
maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan
kelompok kedua bergerak mencari pasangannya masing-masing sesuai dengan
pertanyaan atau jawaban yang terdapat dikartunya. Berikan kesempatan kepada
mereka untuk berdiskusi. Ketika mereka berdiskusi alangkah baiknya jika ada music
instrumentalia yang lembut mengiringi aktivitas belajar mereka. Diskusi dilakukan
oleh siswa yang membawa kartu yang berisi pertanyaan dan siswa yang membawa
kartu yang berisi jawaban.
Pasangan yang telah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan dan jawaban
kepada kelompok penilai.Kelompok penilai kemudian membaca apakah pasangan
pertanyaan dan jawaban itu cocok. Setelah penialai selesai dilakukan, aturlah
sedemikain rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian

memposisikan dirinya menjadi kelompok penialai. Sementara kelompok penilai pada


sesi pertama dibagi menjadi dua kelompok. Sebagian anggota memegang kartu
yang berisi pertanyaan dan sebagian lagi memegang kartu yang berisi jawaban.
Kemudian posisikan mereka sperti huruf U. Guru kembali membunyikan peluitnya
menandai pemegang kartu pertanyaan dan kartu jawaban bergerak untuk mencari
pasanganya. Apababila masing-masing siswa telah menemukan pasangannya,
maka setiap pasangan menunjukkan hasil kerjanya kepada penilai.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Make-A Match


1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic
yang cocok untuk review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kartu soal dan
kelompok 2 mendapat kartu jawaban sedangkan kelompok 3 berfungsi
sebagai penilai.
3. Tiap peserta didik mendapatkan satu kartu yang berisi pertanyaan atau
jawaban.
4. Setiap peserta didik mencari pasangan yang cocok dengan kartunya
(Pasangan pertanyaan-jawaban)
5. Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin oleh penilai.
6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7. Setelah semua siswa mendapatkan pasangannya kemudian siswa yang
berperan sebagai penilai berganti peran menjadi pemegang kartu pertanyaan
dan sebagian memegang kartu jawaban. Sedangkan siswa pada kelompok 1
dan 2 sebelumnya berganti peran sebagai penilai.
8. Kemudian lakukan kegiatan seperti langkah pada nomor 4 dan 5.
9. Kesimpulan dan penutup
Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai
pemegang kartu pertanyaan, pemegang kartu jawaban maupun penilai mengetahui
dan memahami secara pasti apakah betul kartu pertanyaan dan jawaban yang
mereka pasangkan telah cocok atau tidak. Demikian halnya dengan penilai, mereka
juga belum mengetahui secara pasti apakah penilaian mereka benar atas pasangan
pertanyaan dan jawaban yang diberikan. Berdasarkan situasi inilah guru
memfasilitasi siswa untuk mengkonfirmasi hal-hal yang telah mereka lakukan yaitu
memasangkan pertanyaan dan jawaban dan melaksanakan penilaian.

E. IMPLEMENTASI

MODEL

MAKE-A

MATCH

DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI
Metode Make A Match: Tujuan, Persiapan, Dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran
1. Apakah metode make a match itu?
Apabila Anda seorang guru, Anda mungkin pernah mendengar, bahkan sudah
pernah menerapkan metode ini. Tulisan ini dapat Anda pakai sebagai salah satu
bahan referensi, misalnya Anda ingin mengadakan penelitian. Penulis melakukan ini
agar Anda, sebagai guru mempunyai rujukan. Mengingat, rujukan tentang metode
make a match sangat terbatas.
Anda mungkin lebih mengenal metode make a match sebagai metode
mencari pasangan. Pengembang metode ini adalah Lorry Curran, tahun 1994.
Metode make a match adalah metode pembelajaran aktif untuk mendalami atau
melatih materi yang telah dipelajari. Setiap siswa menerima satu kartu. Kartu itu
bisa berisi pertanyaan, bisa berisi jawaban. Selanjutnya mereka mencari pasangan
yang cocok sesuai dengan kartu yang dipegang. Perkembangan berikutnya, para
pengguna metode ini berusaha memodifikasi dan mengembangkannya.
Saat ini, Anda dapat menemukan beberapa variasi dari metode ini. Ada 3 hal
yang perlu Anda pemahami dan lakukan, jika Anda ingin menerapkan metode ini
dengan baik. Pertama adalah tujuan pembelajaran make a match. Ke dua,
persiapan yang perlu Anda lakukan. Ke tiga, sintaks atau langkah-langkah
pembelajaran ketika menerapkan metode ini di kelas.
2. Tujuan metode Make a Match
Tujuan yang ingin Anda capai dalam pembelajaran, sangat mempengaruhi
Anda dalam memilih metode pembelajan. Setidaknya, ada tiga tujuan penerapan
metode make a match, yaitu:
a) pendalaman materi
b) menggali materi

c) untuk selingan.
Pengembang metode make a match pada mulanya merancang metode ini
untuk pendalaman materi. Siswa melatih penguasanaan materi dengan cara
memasangkan antara pertanyaan dan jawaban. Jika tujuan ini yang Anda pakai,
maka Anda harus membekali dulu siswa Anda dengan materi yang akan dilatihkan.
Anda dapat menjelaskan materi , atau Anda memberi tugas pada siswa untuk
membaca materi terlebih dahulu, sebelum Anda menerapkan metode ini.
Prinsipnya, siswa Anda harus mempunyai pengetahuan tentang matari yang akan
dilatihkan terlebih dahulu. Baru setelah itu Anda menggunakan metode ini.
Lain halnya, jika Anda ingin memakai tujuan ke dua, untuk menggali materi.
Anda tidak perlu membekali siswa dengan materi, karena siswa sendiri yang akan
membekali dirinya sendiri. Cara yang Anda tempuh adalah Anda menulis pokokpokok materi pada potongan kertas. Lalu, Anda bagikan potongan kertas itu pada
siswa Anda secara acak. Mintalah siswa Anda untuk mencocokkan/memasangkan
potongan kertas tersebut menjadi satu materi utuh. Siswa yang sudah menemukan
pasangannya, secara otomatis menjadi satu kelompok. Selanjutnya, Anda minta
agar setiap kelompok bekerja sama menysusun materi secara utuh. Setelah semua
kelompok selesai menyusun materi, Anda minta setiap kelompok untuk melakukan
presentasi. Jangan lupa, Anda menekankan agar semua kelompok memperhatikan
dan memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi.
Metode make a match juga dapat Anda pakai sebagai metode selingan.
Apabila selingan yang menjadi tujuan Anda, maka Anda cukup melakukannya
sesekali saja. Teknik yang Anda pakai sama dengan teknik mencari pasangan untuk
mendalami materi.
3. Persiapan yang Perlu Anda Lakukan
Setiap pembelajaran aktif atau inovatif membutuhkan persiapan, tidak terkecuali
metode make a match. Sebelum menerapkannya di kelas, Anda perlu menyiapkan
hal-hal di bawah ini:
Make A Match mendalami/melatih materi
A. Buatlah
beberapa
pertanyaan
sesuai
dengan
materi
yang
dipelajari( jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran). Tulis dalam kartukartu pertanyaan.
B. Buatlah kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda buat.
Tulis dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan dan
kartu jawaban berbeda warna
C. Buatlah aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi
bagi siswa yang gagal (Anda dapat membuat aturan ini bersama-sama
dengan siswa).
D. Sediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil
sekaligus untuk penskoran presentasi.
make a match menggali materi
1) Materi yang akan Anda ajarkan pecahlan menjadi beberapa sub materi

2) Buatlah kata-kata kunci atau gambar dari setiap sub materi tersebut, lalu
tulis dalam lembaran-lembaran kertas.
3) Siapkan beberapa lembar kertas plano untuk menempelkan lembaranlembaran kertas.
4) Siapkan kertas HVS secukupnya untuk menuliskan hasil kerja kelompok.
5) Sintaks atau Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Make A Match untuk mendalami/melatih materi
A. Pertama-tama Anda menyampaikan/mempresentasikan materi atau memberi
tugas kepada siswa mempelajari materi di rumah.
B. Pecahlah siswa Anda menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan
kelompok B. Mintalah mereka berhadap-hadapan.
C. Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada
kelompok B.
D. Sampaikan kepada siswa Anda bahwa mereka harus mencari/mencocokkan
karta yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Anda perlu menyampaikan
batasan maksimum waktu yang Anda berikan kepada mereka.
E. Mintalah semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di
kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya, mintalah mereka
melaporkan diri kepada Anda. Catatlah mereka pada kertas yang sudah Anda
persiapkan.
F. Jika waktu sudah habis, sampaikan kepada mereka bahwa waktu sudah habis.
Bagi siswa yang belum menemukan pasangan, mintalah mereka untuk
berkumpul tersendiri.
G. Panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak
mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah
pasangan itu cocok atau tidak.
H. Terakhir, Anda memberikan konfirmasi tentang kebenaran pasangan tersebut.
I. Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan
melakukan presentasi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata pelajaran
Kelas / Semester
Pertemuan ke
Alokasi
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar

: Matematika
:
:
:
:
:

X/1
1-5
10 x 45 Menit
Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep operasi bilangan real
Meneraokan operasi pada bilangan real

A. Indikator
1. Dua atau lebih bilangan bulat di-operasikan (dijumlah, dikurang, dikali, dibagi) sesuai
prosedur
2. Dua atau lebih bilangan pecahan di-operasikan (dijumlah, dikurang, dikali, dibagi)
sesuai prosedur
3. Bilangan pecahan dikonversi ke bentuk persen, pecahan, desimal, sesuai prosedur
4. Konsep perbandingan (senilai dan berbalik nilai), skala, dan persen digunakan dalam
penyelesaian masalah program keahlian
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengoperasikan bilangan bulat
2. Siswa dapat mengkonversikan pecahan ke-desimal atau sebaliknya
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah pada program keahlian

C. Materi Pelajaran
1. Konsep bilangan berpangkat dan sifat-sifatnya
2. Operasi pada bilangan berpangkat
3. Penyederhanaan pada bilangan berpangkat
D. Model pembelajaran
1. Make a match
E. Langkah pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Pendidik memaparkan materi yang akan dipelajari
b. Siswa dibagi menjadi 9 kelompok, dimana tiap kelompok memiliki 5 anggota
2. Kegiatan inti
a. Tiap kelompok diberikan dua buah kartu, kartu berwarna merah berisikan soal
yang harus dikerjakan sedangkan kartu berwarna kuning berisikan jawaban dari
pertanyaan yang lain
b. Tiap kelompok menjawab soal dari kartu merah
c. Perwakilan dari setiap kelompok mencari kartu kuning yang berisikan jawaban dari
soalnya, serta mencocokkannya
3. Kegiatan akhir
a. Setiap kelompok yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi
poin oleh penilai
F.

Sumber belajar
1. Buku matematika SMA dan referensi lain yang relevan
2. Soal dan jawaban yang ditulis disebuah kartu

G. Penilaian
1. Poin berdasarkan soal di kartu

Makassar, 15 Mei 2007


Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Makassar
Matematika

Guru Bidang Studi

Drs. Dedi Dwitagama, MM

Muhammad Al Fathonah

Anda mungkin juga menyukai