html
1. BACKGROUND
Untuk menunjang operasi loading unloading CPO dan CPKO, maka akan dibangun sebuah
dermaga baru di salah satu muara sungai di Kalimantan Timur, untuk suatu saat menggantikan
dermaga existing yang terbuat dari kayu, yang kapasitasnya sudah tidak mencukupi kebutuhan.
Pembangunan dermaga baru ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap, dimana setelah tahap-1
selesai, maka dermaga existing akan tetap beroperasi bersama-sama dengan dermaga baru tahap1. Dermaga baru tahap-2 akan dibangun kemudian, dimana dermaga existing akan berhenti
beroperasi dan dibongkar setelah dermaga baru tahap-2 selesai. Rencana operasi keseluruhan
dermaga ini menentukan pembagian tahap-1 dan tahap-2 dari dermaga baru, serta posisi jetty
head.Jadi selain geotechnical engineers, yang berperan penting didalam pekerjaan ini adalah
seseorang yang menguasai dengan detail operasi suatu dermaga, termasuk peralatan-peralatan
pada dermaga. Uraian berikut menjelaskan mengenai perencanaan fondasi untuk Breasting
dolphin, Jetty Head dan Trestle.
2. JETTY LAYOUT
Ukuran kapal yang akan bersandar pada dermaga ini sangat bervariasi, dari kapal yang terkecil
dengan panjang 34 m s/d kapal terbesar dengan panjang 92 m. Sesuai permintaan owner bahwa
baik kapal kecil maupun kapal besar harus dapat bersandar pada sembarang tempat sepanjang
dermaga, maka jarak antara breasting dolphin ditentukan berdasarkan panjang kapal yang
terkecil, sehingga jarak antara breasting dolphin yang digunakan adalah 9 m ~ 12 m, akan tetapi
gaya tumbukan kapal terbesar yang digunakan untuk mendesain fondasi breasting dolphin.
Simulasi berbagai kemungkinan bersandarnya kapal dari berbagai ukuran perlu dilakukan untuk
menentukan posisi eksak beberapa tipe breasting dolphin yang digunakan, seperti diilustrasikan
pada Gbr.-1.
Disetiap
tempat dari dermaga baru harus dapat digunakan untuk bersandarnya semua ukuran kapal yang
biasa bersandar. Oleh karena itu setiap dolphin harus didesain untuk bersandarnya kapal terbesar,
yaitu kapal 5000 DWT, kecuali sisi dalam dolphin B13 dan B14, yang hanya didesain untuk
bersandarnya kapal terkecil, yaitu kapal 750 DWT. Data-data dari kapal 5000 DWT dan 750
DWT adalah seperti Tabel-1 berikut :
4.1.
= 812 mm
Thickness (t)
= 16 mm
Perlu dicatat bahwa kebutuhan luas pile cap untuk kebutuhan fondasi dari
keseluruhan dolphin, kecuali dolphin B13 dan B14, sebenarnya hanya 4m x 4m,
oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan deck area untuk peralatan, dipenuhi
dengan menambahkan cantilever beam + concrete deck dengan panjang 1 m untuk
Tipe-2 dan 2.5 m untuk Tipe-3. Sketsa denah fondasi serta potongan untuk masingmasing tipe breasting dolphin disajikan pada Gbr.-3.1 dan 3.2.
Gbr.3.1.: Denah dan Potongan Breasting Dolphin, (A) Tipe-1 dan (B) Tipe2
Gbr.3.2.: Denah dan Potongan Breasting Dolphin, (C) Tipe-3 dan (D) Tipe-4
dimana :
E
d. Beban Environmental
Beban Arus (Current Load) pada Kapal
Beban Arus (Current Load) pada Pile
dimana kecepatan arus = 1.5 m/sec.
Current load baik pada kapal maupun pada tiang dihitung dengan rumus berikut:
dimana:
R = Gaya horizontal akibat arus:
Utk kapal, pada luas basah kapal arah tegak lurus arus;
Utk pile, pada penampang basah tiang dalam arah tegak lurus arus.
p = Water
mass density
C=
Constant: Utk kapal = Coefficient of Fluid Pressure, tergantung perbandingan water depth dan
draft kapal. Utk pile = Drag Force Coefficient, tergantung pada bentuk pile: circular tergantung
Reynold Number dan surface roughness, non circular tergantung angle of incident.
V = Kecepatan arus.
As = Luas basah
penampang kapal atau tiang yang tegak lurus arah arus.
e. Beban Gempa
Gempa statik ekivalen dihitung dengan rumus sbb:
dimana:
Vi = Gaya gempa static ekivalen
C1 = koefisien gempa tergantung wilayah gempa
I = Faktor keutamaan
R = Faktor reduksi
Wt = Total DL.
Kombinasi beban yang digunakan dalam analisa breasting dolphin adalah sebagai berikut :
Untuk Breasting Dolphin Tipe-1, Tipe-2, dan Tipe-3
Load combination 1 = DL + LL + B + CP
Load combination 2 = DL + LL + M + C + CP
Load combination 3 = DL + LL + M + C + CP Ex 0.3 Ey
Load combination 4 = DL + LL + M + C + CP 0.3 Ex Ey
Load combination 5 = DL + LL + CP Ex 0.3 Ey
Load combination 6 = DL + LL + CP 0.3 Ex Ey
Untuk Breasting Dolphin Tipe-4
Load combination 1a = DL + LL + B(5000DWT) + CP
Load combination 1b = DL + LL + B(750DWT) + CP
Load combination 1c = DL + LL + B(5000DWT) + CP + M(750DWT) + C(750DWT)
Load combination 1d = DL + LL + B(750DWT) + CP + M (5000DWT) + C(5000DWT)
Load combination 2a = DL + LL + M(5000DWT) + C(5000DWT) + CP
Load combination 2b = DL + LL + M(750DWT) + C(750DWT) + CP
Load combination 3 = DL + LL + M(5000DWT) + C(5000DWT) + CP Ex 0.3Ey
Load combination 4 = DL + LL + M(5000DWT) + C(5000DWT) + CP 0.3 Ex 1.0 Ey
Load combination 5 = DL + LL + CP Ex 0.3 Ey
Load combination 6 = DL + LL + CP 0.3 Ex Ey
dimana :
DL = Dead Load
LL = Live Load
B = Beban Tumbukan Kapal (Berthing Load)
M = Beban Mooring
C = Beban Arus (Current Load) pada Kapal
CP = Beban Arus (Current Load) pada Pile
Ex, Ey = Beban Gempa arah X dan Y
4.4. Daya Dukung Tiang
Untuk mengecheck reaksi tiang hasil analisa GROUP, perlu diketahui daya dukung tarik dan
tekan dari fondasi tiang. Hasil perhitungan daya dukung tiang disajikan pada Tabel-4.
Gbr-4.1: Pemodelan Konfigurasi Tiang pada Analisa dengan Program GROUP 3D Untuk
Breasting Dolphin Tipe-1, Tipe-2, and Tipe-3
Reaksi
Reaksi
Dari hasil analisa, maksimum stress pada tiang = 1480 kg/cm2 Allowable stress =
1600 kg/cm2 ok. Contoh pile stress contour disajikan pada Gbr.- 5. Dari gambar
tersebut dapat dilihat bahwa stress maksimum terjadi pada kepala tiang.
5.4.
Hasil
Analisa
Jetty
Head
Dan
Trestle
Analisa
Pile
Standard yg saya gunakan selain standard2 SNI utk baja dan beton adalah sbb:
1, Standard Design Criteria for ports in Indonesia, Dit Jen of Sea Communication (dit
jen perhub Laut) 1984
2. Technical Standards and Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan, by
Overseas Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI), 2012
technical standards and commentaries for port and harbour facilities in japan-ocdi
2012
program group 3D
1. Energy berthing yg telah dihitung di atas harus dikalikan dengan toleransi manufaktur
(biasanya 10%) dan faktor keamanan juga harus memperhatikab Velocity faktor dan temperaru
faktor pada area tersebut berdasarkan standar PIANC2002 atau BS6349: 4, dapat ditulis dengan
rumus:
Er > E x (1+T) x SF / (VF x TF)
Dimana :
Er = energi berhing pada katalog
E = Energi berthing yang di hitung
T = toleransi manufaktur (10%)
SF = Faktor keamanan berdasarkan PIANC
VF = Velocity faktor
TF = Temperature faktor
2. Berthing load yang didapat harus dikombinasikan dengan gaya akibat friksi kapal dan fender
dimana nilai friksi tergantung pad dari fender, bisa dilihat di PIANC2002 atau BS6349:4
http://dokumen.tips/documents/perencanaan-pelabuhan-khusus.html
https://irawanfirmansyah.wordpress.com/2013/05/29/desain-fondasi-jetty/
aldino's blog
Selasa, 06 Januari 2015
Tentang Pelabuhan
PELABUHAN
1.
Pelabuhan
Dalam Bahasa Indonesia dikenal 2 istilah yang berhubungan dengan arti pelabuhan
yaitu Bandar dan Pelabuhan. Bandar (harbor) adalah daerah pelabuhan yang
terlindung
Sementara
terhadap
gelombang
pelabuhan
gelombang/arus,
adalah
sehingga
dan
daerah
kapal
angin
untuk
perairan
dapat
berlabuhnya
yang
berputar
kapal-kapal.
terlindung
(Turning
terhadap
basin),
tujuan
selanjutnya
dapat
dilakukan.
Beberapa
hal
yang
Untuk
keperluan
penyebaran
hasil
industri,
perikanan,
pertanian,
pertambangan dll.
4) Untuk keperluan meliter dan keperluan keamanan.
5) Sebagai sarana perdagangan dan keperluan perekonomian.
Gambar 1. Pelabuhan
Untuk memberi pelayanan yang baik maka pelabuhan harus memenuhi beberapa
persyaratan, diantaranya sebagai berikut :
1) Harus ada hubungan yang mudah antar tranportasi air dan darat sepeti jalan raya
dan kereta api agar barang barang dapat diangkut dari dan ke pelabuhan dengan
mudah dan cepat.
2)
5) Pelabuhan harus mampunyai fasilitas bongkar muat barang(kran, dsb) dan gudanggudang penyimpanan barang.
6) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas untuk meresparasi kapal-kapal.
2.
Fungsi Pelabuhan
Adapun fungsi dari pelabuhan yaitu :
3.
Jenis Pelabuhan
Terdapat
berbagai
macam
jenis
pelabuhan,
tergantung
dari
sudut
mana
Pelabuhan
Pelabuhan
Pelabuhan
Pelabuhan
Pelabuhan
Pelabuhan
Pelabuhan
barang
ikan
minyak
container/peti kemas
passenger/penumpang
campuran
pangkalan meliter
Fasilitas Pelabuhan
Fasilitas di Laut:
Alur pelayaran
Yaitu daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam wilayah pelabuhan. Alur
ayaran ini dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu (pertama) artificial channel adalah
alur yang sengaja dibuat sebagai jalan masuk kapal ke dermaga dengan
mengadakan pengerukan dan (kedua) natural channel yaitu alur pelayaran yang
telah terbentuk sedemikian rupa oleh alam.
2)
Kolam Pelabuhan
Daerah disekitar dermaga yang digunakan kapal untuk melakukan aktivitasnya.
Kolam Pelabuhan Minimal harus memiliki ukuran Panjang (L)= B + 1,4 B + 1,5 B +
30m, dan Lebar (W) = 1,5 B (dimana B = Lebar kapal) dan turning basin = 4 L tanpa
tug boat dan 1,7 L sampai dengan 2 L dengan tug boat
3)
Breakwater/talud
Salah
satu
bangunan
pelabuhan
yang
berfungsi
untuk
melindungi
daerah
Dermaga
Sarana
Tambatan
Bagi
Kapal
Bersandar
Untuk
Bongkar/Muat
Barang
Atau
Embarkasi/Debarkasi Penumpang
4.2
1)
Fasilitas di Darat:
Jalan
suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki. lintasan ini
menghubungkan antara satu tempat dengan tempat yang lain. Fungsi jalan adalah
untuk melancarkan kegiatan bongkar muat di pelabuhan
2)
Lapangan penumpukan
3)
Gudang
tempat yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang berasal dari kapal
atau yang akan dimuat ke kapal.
4)
5)
6)
Mooring buoy
7)
Secara definisi merupakan suatu fasilitas untuk mengikat kapal saat berlabuh agar
tidak terjadi pergeseran yang disebabkan gelombang, arus dan angin. Komponen
utamanya adalah pelampung penambat, beton pemberat, jangkar dan rantai antara
jangkar dan pelampung.
1)
Deck On Pile
Diaphragma Wall
Selain sheet pile, diaphragma wall beton juga dapat berfungsi sebagai penahan
tekanan lateral tanah. Struktur Dermaga Diafragma Wall terdiri dari blok-blok beton
bertulang berukuran besar yang diatur sedemikian rupa. Perletakan blok beton
dengan kemiringan tertentu dimaksudkan agar terjadi geseran antara blok beton
satu dengan lainnya sehingga dicapai kesatuan konstruksi yang mampu memikul
beban-beban
vertikal
dermaga. Barrette
(dari
pile dapat
lantai
dermaga)
digunakan
pada
maupun
struktur
ini,
horizontal
yang
pada
berfungsi
Caisson
Struktur ini merupakan salah satu jenis dari dermaga gravity structure. Pada
prinsipnya, struktur dermaga jenis ini memanfaatkan berat sendiri untuk menahan
beban-beban vertikal dan horizontal pada struktur dermaga serta untuk menahan
tekanan tanah. Caisson dalah suatu konstruksi blok-blok beton bertulang berbentuk
kotak-kotak yang dibuat di darat dan dipasang pada lokasi dermaga dengan cara
diapungkan dan diatur pada posisi yang direncanakan, kemudian ditenggelamkan
dengan mengisi dinding kamar-kamar caisson dengan pasir laut ataupun batu.Untuk
kondisi perairan dimana gelombang agak besar, Struktur Dermaga Caisson kurang
cocok karena gelombang akan menghantam dinding dan terjadi olakan air di daerah
dimana kapal sandar.
Keuntungan Struktur Dermaga Caisson: (1) blok-blok caisson dapat dibuat di temapt
lain dan (2) dapat dliaksanakan pada kondisi tanah yang jelek.
Dolphins System
Dermaga Sistem Dolphin membutuhkan jetty untuk menghubungkan dermaga
dengan darat. Ada dua jenis Dermaga Sistem Dolphin, yaitu L-jetty dan fingerpier.
Struktur Dermaga Sistem Dolphin dikatagorikan sebagai light structure (struktur
ringan) karena Struktur Dermaga Sistem Dolphin direncanakan hanya untuk
menerima beban-beban ringan seperti pipa-pipa penyalur minyak dan gas
sertaconveyors. Struktur Dermaga Sistem Dolhpin biasanya digunakan untuk:
Kolam pelabuhan jauh dari garis pantai. Oleh karena itu dibuat jembatan
muat (unloading arms dan vapour return line arm), katup-katup pipa, dan lain-lain.
Berthing dolphins dan mooring dolphins, digunakan untuk bersandar dan
mengontrol kapal yang berlabuh.
c. Working platform (jetty head) tidak dirancang digunakan untuk menahan gaya
horizontal yang ditimbulkan kapala saat bersandar dan berlabuh seperti yang
diterima
mooring
dolphins. Jetty
head merupakan platform yang terdiri dari loading/unloading arm, area perbaikan,
bangunan
perbaikan, jetty
crane,
menara
kebakaran,
jalan,
dan
lainnya.
f. Mooring dolphins berfungsi untuk memperkuat mooring lines (breastdan stearn line)
yang melintang.
Panjang dermaga ditentukan oleh LOA kapal yang akan dilayani, seperti disebutkan
dalam panduan British Standard Code of Practise for Design of Fendering and
Mooring System, yaitu:
a.
b.
dolphin bagian dalam (interior) berjarak 0,3-0,4 LOA dari kapal terkecil.
Jika menggunakan 2 breasting dolphin, spasi antara breasting dolphin berjarak 0,3
c.
d.
e.
dolphin (berthing
dengan
badan
dolphin)
kapal
line,
spasi
antara mooring
diletakkan
pada
saat
berhadapan
kapal
dolphinterluar
langsung
atau
bersandar. Mooring
dolphindiletakkan dibelakang berthing line atau garis sandar kapal, dengan jarak
34,5-49,5 m supaya mooring line tidak terlalu kendor.
6.
Gb 13. Pelabuhan
Pertama, untuk membangun pelabuhan perlu dilakukan Studi Kelayakan (Feasibility
Study). Dapat juga disebut FS. Dalam dokumen FS ini, dijelaskan mengenai
kelayakan dari dibangunnya sebuah pelabuhan. Aspek yang ditinjau meliputi aspek
ekonomi, finansial, kebijakan, dan operasional. Aspek ekonomi dibahas bagaimana
akan menimbulkan manfaat bagi daerah yang akan dibangun pelabuhannya.
Sedangkan aspek finansial memaparkan bagaimana investor akan mendapatkan
kembali manfaat dari hasil investasinya. Lalu aspek kebijakan, menjelaskan apakah
pembangunan ini sejalan dengan kebijakan dari pemerintah pusat, sesuai dengan
tata ruang wilayah nasional dan daerah. Aspek operasional adalah apakah secara
teknis dan operasional, pelabuhan tersebut dapat dibangun. Dari aspek teknis ini
pun akan mengeluarkan gambaran layout dari pelabuhan itu dan diperuntukkan
untuk kapal seberapa besar. Kesimpulan dari FS tersebut adalah apakah pelabuhan
layak untuk dibangun atau tidak.
ketika
layout
pelabuhan
tersebut
sudah
fix.
Selanjutnya
desain
strukturnya pun dilakukan sehingga dokumen akhir dari SID ini adalah laporan final
yang terdiri dari Laporan Survey, Laporan Detail Engineering Design (Perhitungan
teknis), Album gambar, Spesifikasi teknis, serta RAB-nya.
SUMBER
http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/pengetahuan-umum-tentangpelabuhan.html
http://zanius.blogspot.com/2012/03/tugas-pelabuhan.html
http://www.maritimedia.com/fasilitas_pelabuhan.pdf
http://danieltamado.blogspot.com/2011/08/tinjauan-jenis-struktur-dermaga.html
Diposkan oleh Yongki Aldino di 08.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
1 komentar:
1.
Sarip Hidayat18 November 2015 19.45
Saya orang Pantai gan, tapi baru baca yang ini. Makasi... sangat bermanfaat
http://sariphidayatadventure.blogspot.com/
Balas
Muat yang lain...
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Yongki Aldino
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2015 (2)
Januari (2)
Tentang Pelabuhan