Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan.
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Pratiwi,S. 2008).
Bakteri tahan asam (BTA) merupakan bakteri yang memiliki ciri-ciri yaitu
berantai karbon (C) yang panjangnya 8 - 95 dan memiliki dinding sel yang tebal
yang terdiri dari lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa
mencapai 60% dari berat dinding sel. Bakteri yang termasuk BTA antara lain
Mycobacterium tuberculose, Mycobacterium bovis, Mycobacterium leprae,
Nocandia meningitidis, dan Nocandia gonorrhoeae. Mycobacterium tuberculose
adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit tuberculose, dan
bersifat tahan asam sehingga akan digolongkan sebagai bakteri tahan asam (BTA).
Penularan oleh bakteri Mycobacterium tuberculose terjadi melalui jalan
pernafasan (Hadioetomo, 1993).
Pewarnaan Ziehl Neelson atau pewarnaan tahan asam memilahkan kelompok
Mycobacterium dan Nocandia dengan bakteri lainnya. Kelompok bakteri ini
disebut bakteri tahan asam karena dapat mempertahankan zat warna pertama
(carbol fuchsin) sewaktu dicuci dengan larutan pemucat (alkohol asam). Larutan
asam terlihat berwarna merah, sebaliknya pada bakteri yang tidak tahan asam
karena larutan pemucat (alkohol asam) akan melakukan reaksi dengan carbol
fuchsin dengan cepat, sehingga sel bakteri tidak berwarna (Lay, 1994).
Page 1
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang
sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin
dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin
dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam
alkohol warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam
akan luntur dan mengambil warna biru dari methylen blue (Dwidjoseputro, 2005).
Sebagai tenaga analis kesehatan dibutuhkan keterampilan dalam membuat
spesimen yang berguna dalam pemeriksaan spesimen di laboratorium. Bakteri
umumnya memiliki warna yang transparan maka dari itu diperlukan pewarnaan
bakteri agar bentuk dan struktur bakteri dapat terlihat lebih jelas jika diamati
dengan mikroskop cahaya. Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk
mengangkat permasalahan ini sebagai masalah yang akan dibahas dalam laporan
praktikum dengan judul Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA) .
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk dapat Melihat bentuk (morfologi) dan sifat tahan asam pada dari
bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page 2
Page 3
dinamakan
pewarnaan
sederhana.
Prosedur
pewarnaan
yang
Page 4
Page 5
Mycobacterium
tuberculosis berbentuk
batang
langsing,
lurus
atau
berbentuk filament. Bakteri ini bersifat aerobik, tidak membentuk spora, non
motil, tahan asam, dan merupakan bakteri gram positif. Namun, sekali
mycobacteria diberi warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat
dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu, maka mycobacteria disebut sebagai
Basil Tahan Asam atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga memiliki
sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia, Rhodococcus, Legionella micdadei, dan
protozoa Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel mycobacteria, lemak
berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya. Struktur ini
menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari
antibiotik. Lipoarabinomannan adalah suatu molekul lain dalam dinding sel
mycobacteria, berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan M.
tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofaga. Mikobakteria dapat
tumbuh lebih cepat pada pH 6 dan 8 dengan pH optimum sekitar 6.5 - 6.8 untuk
tipe pathogen. Sel mikobakteria terdiri dari tiga lapisan penting yaitu lipid,
protein, dan polisakarida (Thomas, 1999).
Mycobacterium tuberculosis termasuk gram positif, berbentuk batang
panjang atau pendek, tidak berspora, tidak berkapsul, pertumbuhan sangat lambat
(2-8 minggu), suhu optimal 37-380C yang merupakan suhu normal manusia.
Pertumbuhannya membutuhkan tambahan makanan seperti darah, egg yolk,
serum, dan bahan kimia tertentu. Dalam jaringan, basil tuberkel adalah bakteri
batang lurus dengan ukuran sekitar 0,4 3 m. Pada media buatan, bentuk kokoid
dan filamentous tampak bervariasi dari satu spesies ke spesies lain. Segera setelah
diwarnai dengan pencelupan dasar mereka tidak dapat didekolorisasi oleh alkohol,
tanpa memperhatikan pengobatan dengan iodine. Basil tuberkel secara umum
dapat diwarnai dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen. Media untuk membiakan
mikobakteria adalah media nonselektif dan media selektif. Media selektif
berisi antibiotik untuk mencegah pertumbuhan kontaminan bakteri dan fungi
yang berlebihan. Ada tiga formulasi umum yang dapat digunakan untuk kedua
media nonselektif dan selektif, yaitu media agar semisintetik (middlebrook 7H10
Page 6
dan 7H11), media telur inspisasi (Lowenstein-jensen), media kaldu (broth media)
(Jawetz et al., 2001).
Mikobakteria merupakan aerobik obligat yang memperoleh energi dari
oksidasi
beberapa
senyawa
sederhana.
Penambahan
CO2 meningkatkan
pewarnaan
Ziehl-Neelsen,
yaitu
dengan
menggunakan
zat
warna carbol fuchsin 0,3 %, asam alkohol 3 %, dan methylen blue 0,3%. Pada
pemberian
warna
pertama,
yaitu carbol
fuchsin,
BTA
bersifat
Page 7
Menurut Entjang (2003), pada pewarnaan bakteri dengan metode ZiehlNeelsendapat menggolongkan bakteri menjadi dua, yaitu :
1.
Bakteri yang berwarna merah dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut
bakteri tahan asam (acid fast).
2.
Bakteri yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen disebut bakteri
tidak tahan asam (non acid fast).
Metode Ziehl-Neelsen digunakan karena cukup sederhana dan mempunyai
sensitivitas serta spesifitas yang cukup tinggi. Spesifitas dan sensitivitas yang
tinggi sebenarnya dimiliki oleh metode fluorokrom. Bakteri yang terwarnai
menunjukkan warna yang kontras dengan lingkungannya dan tidak membutuhkan
perbesaran sampai 1000x sehingga bisa mempercepat waktu. Akan tetapi, alat
yang digunakan tidak ada yaitu mikroskop fluorescens (Kurniawati et al., 2005).
Larutan
kimia
yang
digunakan
adalah
alkohol asam
3% , carbol
fuchsin 0,3%, serta methylen blue 0,3% yang masing-masing mempunyai fungsi
antara lain asam alkohol digunakan sebagai peluntur, carbol fuchsin mempunyai
fungsi membuka lapisan lilin agar menjadi lunak sehingga cat dapat menembus
masuk ke dalam sel bakteri M. tuberculosis. Methylen blue berfungsi sebagai cat
lawan dan pada pemberian methylen blue pada bakteri akan tetap berwarna merah
dengan latar belakang biru atau hijau (Jutono dkk., 1980).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Page 8
kawat.
Pipet Tetes 3 buah.
Mikroskop.
Korek api.
Pensil warna (merah,biru, dan ungu).
2. Bahan
a. Satu set pewarnaa Ziehl-Neelsen, yang terdiri dari :
1. Larutan karbol fuchsin
2. Alkohol asam
3. Larutan methylen blue
b. Spiritus.
c. Kertas saring atau tissue.
B. PRINSIP PRAKTIKUM
Adapun prinsip dasar dari pewarnaan ini yaitu berdasarkan pada Dinding
bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang sukar ditembus
cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan lemak itu
dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin dan lemak
yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol warna
fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan
mengambil warna biru dari methylen blue.
C. CARA KERJA
1. Letakkan kaca benda tersebut mendatar pada rak pewarnaan dan tuangi dengn
larutan krbol fuchsin sampai seluruh kaca benda tergenang dengan zat warna.
2. Panasi zat warna tersebut sampai menguap, dinginkan dan panasi lagi. Hal
tersebut diulangi sebanyak 3 kalu dalam 10 menit.
3. Cuci dengan air mengalir.
4. Lunturkan dengan alcohol asam 3 %. Pelunturan dilakukan sampai preparat
Nampak berwarna merah muda.
5. Segera cuci dengan air mengalir.
6. Beri zat warna kontras, yaitu larutan methylen blue 0,5%, selama 1 menit.
7. Cuci dengan air mengalir.
Page 9
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. TABEL PENGAMATAN
No.
Bentuk
Sifat BTA
Berwarna
sel
(+/-)
1.
Basil
Merah
2.
Coccus
Ungu
Page 10
Biru
Biru Tua
B. GAMBAR
A
BAB V
PEMBAHASAN
Adakalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna,
kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Akan tetapi
ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya bakteri-bakteri TBC dan basilbasil berspora. Maka dapat dikatakan bahwa itu adalah bakteri tahan asam. Untuk
menetukan sifat bakteri yang termasuk bakteri tahan asam dan bakteri tidak tahan
asam harus diwarnai dengan pewarnaan khusus. Pada umumnya, bakteri tahan
asam merupakan bakteri yang lapisan paling luar selnya terdiri dari lapisan lilin,
sehingga menyebabkan zat warna sukar masuk ke dalam sel bakteri.
Hal inilah yang mendasari dilakukannya percobaan pewarnaan bakteri tahan
asam (BTA). Pewarnaan BTA merupakan pewarnaan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi Bakteri Tahan Asam. Pewarnaan ini tidak spesifik untuk
Page 11
Page 12
Page 13
Page 14
sama dengan Non BTA yang menyebabkan sulit membedakannya, tetapi jangan
juga terlalu sedikit dalam memberikan alkohol (underdecolorization) karena tidak
akan melunturkan warna secara sempurna sehingga sel Non BTA bisa saja
berwarna ungu mendekati warna sel BTA. Saat pemanasan juga tidak boleh
sampai mendidih karena akan menyebabkan sel bakteri lisis. Dan kaca obyek
harus selalu dicuci dengan aquades atau air mengalir diantara penambahan
pewarna untuk menghilangkan kelebihan warna dan mempersiapkan pewarna
berikutnya.
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan kali ini, maka dapat kami dapat
tarik kesimpulan bahwa pada preparat sputum yang diuji cobakan telah ditemukan
bakteri tahan asam (BTA) berbentuk Basil berwarna dan bakteri tidak tahan asam
(non BTA) berbentuk Coccus berwarna ungu. Dengan latar belakang berwarna
biru dan sel epitel dan PMN berwarna biru tua. Dari hasil tersebut dapat di
diagnosa bahwa sputum tersebut 2+.
Page 15
DAFTAR PUSTAKA
Ball, A.S. 1997. Bacterial Cell Culture : Essential Data. John Wiley & Sons, New
York.
Dwidjoseputro,D. 2005. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan
Sekolah Tenaga Kesehatan Yang Sederajat. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Jawetz, Melnick, Adelbergs. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba
Medika.
Jutono, dkk. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Kurniawati et al., 2005.Perbandingan Tan Thiam Hok, Ziehl Neelsen, dan
fluorokrom sebagai Metode Pewarnaan Basil Tahan Asam untuk
Page 16
Page 17