PEMBIMBING
: VI
Nama
: 1. Marwita Wahyuni
Kelas
141431019
2. Mizanul Islam
141431023
3. Nurcholifah Maharani
141431025
4. Rina Mega S
141431027
5. Silmi Faiza N
141431029
: 1A
Bab I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap instrument ukur diharapkan mampu menunjukkan nilai sebenarnya dari
medium terukur. Selain itu instrument yang baik harus memiliki tingkat kepercayaan
pengukuran yang setiap saat dalam rentang waktu yang lama. Namun karena berbagai
kondisi seperti sifat fisik peralatan dan lingkungan, penunjukkan instrument alat ukur
akan berubah dari waktu ke waktu. Perubahan itu menyebabkan penyimpangan nilai
pengukuran dari nilai sebenarnya. Oleh sebab itulah diperlukan kalibrasi secara
periodic untuk mengatasinya.
1.2
Tujuan
1. Mampumelakukankalibrasi instrument ukursecarabaikdanbenar.
2. Menentukan ketelitian dan ketepatan instrumen ukur.
Bab II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan
alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba.
Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
2.2
2. Harganya murah.
3. Alkohol mudah memuai
Sedangkan alkohol juga memiliki kelemahan, antara lain :
1.Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi
2.Membasahi dinding kaca
3.Tidak berwarna, sehingga harus diberi warna agar mudah terlihat
2.2.3 Termometer Infra Merah
Termometer inframerah mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam
(biasanya inframerah) yang dipancarkan objek. Kadang disebut termometer laser
jika menggunakan laser untuk membantu pekerjaan pengukuran, atau termometer
tanpa sentuhan untuk menggambarkan kemampuan alat mengukur suhu dari jarak
jauh. Dengan mengetahui jumlah energi inframerah yang dipancarkan oleh objek
dan emisi nya, Temperatur objek dapat dibedakan.
Desain utama terdiri dari lensa pemfokus energi inframerah pada detektor,
yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit
temperatur setelah disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan. Konfigurasi
fasilitas pengukur suhu ini bekerja dari jarak jauh tanpa menyentuh objek. Dengan
demikian, termometer inframerah berguna mengukur suhu pada keadaan dimana
termokopel atau sensor tipe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan
suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.
2.3
Kalibrasi
Secara etimologi, kalibrasi berarti peneraan. Dalam bidang pengukuran,
kalibrasi adalah menempatkan penunjukkan instrumen ukur dengan instrumen standar
pada kondisi tertentu. Setelah kalibrasi sebuah instrumen ukur dapat diketahui:
1.
2.
Data dari kalibrasi instrumen ukur dapat ditampilkan dalam bentuk tabel (calibration
report) atau dalam bentuk grafik berupa kurva kalibrasi.
2.4
= intersep
= slope
= nilai standar
2. Hitung koreksi dengan rumus:
Q = Pstandar P alat
Dimana :
Pstandar = pembacaan termometer digital standar
P alat
= Pembacaan termometer digital yang di kalibrasi
3. Menghitung deviasi standar untuk seluruh pengukuran
),
Dengan,
Bab III
PERCOBAAN
3.1
Termomete
r Alkohol
1 buah
1 buah
5 buah
1 buah
Termomete
r Raksa
3.3
Keselamatan Kerja
1. Gunakan jas lab dan sepatu tertutup
2. Termomete rgelas
Merkuri (air raksa) yang digunakan sebagai bahan pengisi thermometer sangat
berbahaya. Bila termometer pecah, perhatikan air raksa yang tumpah. Harus di
bersihkan dan air raksanya dikumpulkan pada wadah tertutup yang dicampur
dengan air; meskipun hanya sedikit. Uap air raksa yang terhirup akan masuk ke
dalam saluran pernapasan dan akhirnya masuk aliran darah. Air raksa termasuk
logam berat dan jika telah memasuki tubuh manusia tidak bias keluar sehingga
terakumulasi.
3. Air panas
Pada praktikum ini memakai air panas bersuhu sekitar 80-90C yang mampu
membuat kulit melepuh. Batas ketahanan kulit terhadap air panas adalah 40C
dalam waktu lama.Batas ketahanan ujung jari 70C.
4. Listrik
Hati-hatidenganlistrikbolak-balik 220 V dari PLN.
Janganmemasukkan/memakaialat yang masihasingcaramemakainya.
Bilaterdapatsistemkelistrikan yang rusak, cepat beri tahu kepada teknisi.
Pada saat bekerja, disekitar meja tidak boleh terdapat pemasangan listrik yang
berbahaya.
Usahakan agar tidak seorangpun dapat tersandung dengan jaringan listrik
dilakukan paling listrik.
Jika terjadi serangan listrik dan korban terbelit kawat, jangan panik! Cepat
putuskan sambungan listrik, baru menolong korban.
Bab IV
PENGOLAHAN DATA
4.1
Data Pengamatan
PENGUKURAN NAIK
Termometer Infra
Termometer
Merah (C)
1
2
3
Termometer
Alkohol (C)
1
2
3
Raksa (C)
1
2
3
Es Mencair
0.8
1.3
1.1
Air dingin
22.8
22.6
22.1
23
24
24
24
24
24
Air hangat
38.0
37.2
36.3
38.5
38
37
38.5
38
37
Air panas
69.8
68.6
62.1
70
71
70.5
70
72
68
PENGUKURAN TURUN
Termometer Infra
Termometer
4.2
Merah (C)
1
2
3
Termometer
Gr
Alkohol (C)
1
2
3
Raksa (C)
1
2
3
afi
Es Mencair
1.2
1.1
Air dingin
22.8
22.5
22.4
24
24
23
24
24
23
Air hangat
37.6 36.7 37.2
39
37
38
38
37 36
Air panas
71.6 67.2 69.5
72
69
71
72
70 71
Suhu Terukur (Termometer Gelas) danTermometer Standar
Berikut merupakan grafik antara Suhu Terukur dengan Termometer Standar pada
pengukuran naik dan turun.
Devi
asi
TermometerAlkohol)
Suhunyata(C)
SD
TermometerRaksa
Presisi Suhunyata(C)
SD
Presisi
0.8
2,166
67
0,41
0,188
4
0.8
1,666
67
0,52
0,1884
22.8
23,66
67
0,52
0,021
8
22.8
23,83
33
0,41
0,0218
38.0
37,8
0,84
0,022
1
38.0
37,2
0,84
0,0221
69.8
70,6
1,14
0,016
1
69.8
70,5
1,52
0,0161
sehingga nilai t pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan 5 adalah
2,571
4.4.1 Ketelitian Pengukuran
Termometer Alkohol
PENGUKURAN
NAIK
Suhu
Pengukuran (C)
Nyata
1
2
3
(C)
0.8
2
2
2
22.8
23
24
24
38.0
38.5
38
37
69.8
70
71
70.5
PENGUKURAN TURUN
Suhu
Pengukuran (C)
Nyata
1
2
3
(C)
0.8
3
2
2
22.8
24
24
23
38.0
39
37
38
69.8
72
69
71
2,0
23,7
37,5
70,5
2,3
23,7
38,0
70,7
SD
Presisi
0,00
0,58
0,71
0,71
SD
0,00
0,02
0,02
0,01
Presisi
0,58
0,58
1,00
1,53
0,25
0,02
0,03
0,02
Termometer Raksa
PENGUKURAN NAIK
Pengukuran (C)
Suhu Nyata
1
2
3
(C)
0.8
2
2
2
22.8
23
24
24
38.0
38.5
38
37
69.8
70
71
70.5
PENGUKURAN TURUN
Pengukuran (C)
Suhu Nyata
1
2
3
(C)
0.8
3
2
2
22.8
24
24
23
38.0
39
37
38
69.8
72
69
71
2,0
23,7
37,5
70,5
2,3
23,7
38,0
70,7
SD
0,00
0,58
0,71
0,71
SD
0,58
0,58
1,00
1,53
Presisi
0,00
0,02
0,02
0,01
Presisi
0,25
0,02
0,03
0,02
4.4.2 Nilai
Ketidakpastian
Pengukuran,
Ketidakpastian
Sebenarnya,
Hasil
Suhu Nyata
(C)
0,8
22,8
38
69,8
Nilai
Hasil
Ketidakpastian
ketidakpastian Ketidakpastian
Pengukuran
Persen
Pengukuran
pengukuran Sebenarnya (x)
Sebenarnya Penyimpangan
(x) dalam %
(y)
(x)
0,43
0,02
1,2%
-0,87
-348,4%
0,54
0,02
1,5%
0,11
21840,0%
0,88
0,04
2,5%
0,75
4926,3%
1,20
0,05
3,4%
2,25
3041,9%
Termometer Raksa
Nilai
ketidakpastian
pengukuran
(y)
Suhu
Nyata (C)
0,8
22,8
38
69,8
0,54
0,43
0,88
1,59
Ketidakpastian Ketidakpastian
Sebenarnya
Pengukuran
(x)
(x) dalam %
0,02
0,02
0,04
0,07
Hasil
Pengukuran
Sebenarnya
(x)
Persen
Penyimpangan
1,0%
0,8%
1,6%
2,9%
-0,91
0,10
0,70
2,22
-282,8%
24828,7%
5190,2%
3080,2%
PengukuranTurun
3
Penyimpangan
4.4.3 Akurasi
Termometer Alkohol
SuhuNyata
PengukuranNaik
3
Penyimpangan
0,8
22,8
38
69,8
2
23
38,5
70
2
24
38
71
2
24
37
70,5
1,2
1,2
1
0,7
3
24
39
72
2
24
37
69
2
23
38
71
1,2
0,2
0
1,2
SuhuNyata
0,8
22,8
38
69,8
PengukuranNaik
PengukuranTurun
Penyimpangan
Penyimpangan
2
23
38.5
70
2
24
38
71
2
24
37
70.5
1,2
1,2
1
0,7
3
24
39
72
2
24
37
69
2
23
38
71
1,2
0,2
0
1,2
4.5 Akurasi
Tugas dan
Pembahasan
=
1,2 x 100% = 0,48
5.2.1
% Linearitas
Termometer
Alkohol
250
Pengukuran 1
SuhuNyata
4
23.9
52.4
55.4
Pengukuran 2
Naik
3
23
49
55
Turun
4
23
46
51
Pengukuran 3
SuhuNyata
7.7
22.8
46.8
47.4
Naik
7
23
44
48
Turun
9
22
43
46
Pengukuran 1
SuhuNyata
3.3
24.1
56.8
65.4
SuhuNyata
5
22.9
49.2
51.7
Naik
2
24
62
88
Turun
2
24
54
64
Pengukuran 2
Naik
4
22
48
56
Turun
4
22
46
50
Pengukuran 3
SuhuNyata
10.7
22.8
44.6
45.5
Naik
6
22
44
48
Turun
8
22
42
44
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 3
Naik Turun Histeris Naik Turun Histeris Naik Turun Histeris
2
23
24
24
24
24
23
38.
5
39
0.5
38
37
37
38
70
72
71
69
70.
5
71
0.5
Termometer Raksa
Pengukuran 1
Pengukuran 2
Pengukuran 3
Naik Turun Histeris Naik Turun Histeris Naik Turun Histeris
2
23
24
24
24
24
23
38.
5
39
0.5
38
37
37
38
70.
5
71
0.5
70
72
71
69
5.2.3 Pembahasan
standar
(konduktometer),
termometer
alkohol
dan
termometer
raksa.
Konduktometer dijadikan termometer standar karena dalam kalibrasi alat ukur diperlukan
sebuah alat ukur standar, dimana alat ukur ini memiliki akurasi dan presisi yang tinggi
sehingga kesalahan yang ditimbulkan alat ini memiliki rentang yang sangat kecil. Prinsip
kerja dari konduktometer adalah bagian konduktometer atau bagian yang dicelupkan akan
menerima rangsang dari ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor lalu akan diproses
dan hasil outputnya yakni berupa angka.
Pengukuran suhu dilakukan sebanyak 3 kali dengan aturan pengukuran dilakukan dari
suhu rendah ke suhu tinggi dan sebaliknya. Hal ini bertujuan mengetahui kemampuan
termometer untuk mengukur kembali suhu suatu larutan setelah diselingi dengan larutan lain
yang berbeda suhu. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian diolah dan didapatkan hasil
pengolahan tersebut dan grafik antara suhu terukur terhadap suhu nyata(standar).
Linearitas memiliki pengaruh terhadap presisi dan akurasi alat. Pengukuran yang ideal
adalahhubunganantara nilai standar(input) dan nilai yang terukur(output) adalah berbanding
lurus. Sebuah elemen dikatakan linier jika nilai input dan output terletak pada sebuah garis
lurus. Dari hasil grafik dapat dilihat linearitas untuk setiap pengukuran pada masing-masing
termometer alkohol dan termometer raksa memiliki nilai R2 yang berada pada kisaran > 0,99.
Hal ini menunjukan bahwa pengukuran yang dilakukan cukup baik.
Histerisis merupakan beda antara nilai ouput(keluaran) yang diperoleh melalui proses
pertambahan dengan nilai output (keluaran) melalui proses pengurangan. Berdasarkan
praktikum yang dilakukan, terdapat histerisis pada termometer alkohol dan raksa yaitu
sebesar 22. Hal tersebut terjadi karena hasil pengukuran yang berbeda pada saat pengukuran
dan suhu yang sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketelitian dan ketepatan pada termometer alkohol
dan termometer raksa diantaranya yaitu kecermatan dalam melihat skala pada termometer
dan faktor lingkungan. Suhu dari lingkungan berpengaruh terhadap suhu pada termometer
sehingga suhu pengukuran tidak bisa dipertahankan.
Bab VI
KESIMPULAN
Ketelitian dan Ketepatan Termometer Alkohol
Jenis : Termometer Gelas
Skala : -10 0C 150 0C
a) Presisi
= 0.72
b) Akurasi = 26,4 % span
c) Histeresis = 22
d) Linearitas = R2 > 0,99
Ketelitian dan Ketepatan Termometer Raksa
Jenis : Termometer Gelas
Skala : 0 0C 250 0C
a) Presisi
= 0.65
b) Akurasi
= 17,7 % span
c) Histeresis
= 22
d) Linearitas
= R2 > 0,99
Sumber penyebab ketidaktepatan diantaranya karena faktor kecermatan dalam
pengukuran dan faktor suhu lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, N.A. (1980). Instrumen for Process Measurement and Control. Chilton Co.,
Radnor, Pennsylvania.
Bateson, R.N. (1993). Introduction to Control System Technology. Maxwell Macmillan
International, Singapore.
Dally, J.W., et al. (1993). Instrumentation for Engineering Measurements. Edisi-2, John
Wiley & Sons, Inc., Singapore.
Doebelin, E.O. (1990). Measurement Systems. McGraw-Hill Int. Ed., Singapore.
Isa, Ahmad Radzi Mat. 2007. Asas Instrumentasi dan Pengukuran Fizik. Kuala Lumpur :
Universiti Teknologi Malaysia
Pursitasari, Indarini Dwi. 2014. Kimia AnalitikDasar. Bandung : Alfabeta