Anda di halaman 1dari 46

GENERAL ANASTESI DAN INTUBASI

PADA PASIEN STENOSIS KANALIS


DENGAN TINDAKAN LAMINEKTOMI
Alif Budiyani A
1420221142

ANAESTHESIA AND REANIMATION CLERKSHIP


PERSAHABATAN HOSPITAL
RAWAMANGUN, JAKARTA
JANUARI 4RD- fEBRUARI 5TH 2016

PENDAHULUAN

Lumbal
Stenosis
Kanalis

penyempitan kanalis spinalis atau


foramen intervertebralis pada daerah
lumbal penekanan akar saraf yang
keluar dari foramen tersebut

keterbatasan
fungsional dan NYERI
yang timbul

Gejala klinis
Patofisiologi stenosis kanalis ketiga komponen
penyusun diskus vertebralis mengalami degenerasi
akar saraf pada diskus ini terjepit oleh tulang
lamina vertebrae inflamasi dan inyeri punggung
(95%) selama satu tahun. Nyeri pada ekstremitas
bawah (71%) berupa rasa terbakar hilang timbul,
kesemutan,
berat,
geli
di
posterior
atau
posterolateral tungkai atau kelemahan (33%) yang
menjalar ke ekstremitas bawah, memburuk dengan
berdiri lama, beraktivitas, atau ekstensi lumbar,
gejala tersebut membatasi pasien untuk berjalan
(neurogenik klaudikasi 94%, bilateral 69%)itas

Tatalaksana pada Stenosis


Kanalis
Terapi konservatif gejalanya ringan
dan durasinya pendek atau pasien
dengan hipertensi atau diabetes
melitus fisioterapi
Terapi operatif LAMINEKTOMI

LAMINEKTOMI
membuang lamina dan ligamentum
flavum dari tepi lateral satu resesus
lateralis sampai melibatkan level
transversal spina Akar saraf tidak
lagi terperangkap fiksasi
mencegah perubahan posisi kembali

HAL ANASTESI PENTING PADA TINDAKAN LAMINEKTOMI

POSISI PRONASI

PRONE POSITION
Adalah posisi pronasi pada operasi
Biasa dilakukan pada operasi di
bagian spinalis
Evaluasi yang diperlukan :
Tidak ada cedera leher
Siku, lengan, dan kaki harus bisa
difleksikan serta lengan harus dapat
terangkat sampai atas kepala tanpa
menyebabkan cedera apapun.

Persiapan pada prone position pada


anestesi :
Manajemen airway pemilihan ETT NonKing-king
Mencegah penekanan abdomen mencegah
peningkatan tekanan intraabdomen
berelebihan
Mencegah cedera pada beberapa
daerah mata, tulang pipi, bahu,
tulang cias
Menggunakan jalur iv line lebih dari satu

Perubahan Hal-hal fisiologi


Pada sistem cardiovascular

Perubahan Hal-hal fisiologi


Pada sistem pulmonal

Anestesi Umum
Anestesi umum

tindakan meniadakan
nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran
dan bersifat pulih kembali (reversible).4
Keuntungan

Kerugian

Membuat pasien lebih


Membutuhkan
tenang
pemantauan ekstra
selama anestesi
Untuk operasi yang
berlangsung
lama
Membutuhkan mesin Dilakukan pada kasusmesin yang lengkap
kasus yang memiliki
Dapat menimbulkan
alergi terhadap agen
4. Muhiman
M, Thaib MR,
Sunatrio S, Dahlan R, Anestesiologi.
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan terapi
anestesia
lokal
komplikasi
Intensif FKUI

Penatalaksanaan Anestesi
Persiapan Anestesi: Persiapan pasien
dan Persiapan alat
Premedikasi
Induksi
Relaksasi
Intubasi
Maintenance
Monitoring

ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien

Nama
: Tn.J
Usia : 51 tahun
Pekerjaan : Wirausaha
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah

Hasil Anamnesa
Keluhan Utama : Nyeri didaerah
pinggang
terus menerus
Keluhan Tambahan : Nyeri tidak
hilang dan
tidak menjalar ke
bagian
tubuh lain tanpa
disertai
sesak napas
SESAK NAPAS disangkal, NYERI
DADA disangkal

Hasil Anamnesa
RPD: hipertensi, diabetes
melitus, asma dan alergi
disangkal. TB paru tahun 1990 dan
mengaku minum OAT hingga 6
bulan
Riwayat Penyakit Keluarga : -

Hasil Anamnesa
Riwayat Operasi : bulan juni tahun
2015 melakukan operasi hernia
dengan regional anestesi spinal
tanpa
masalah
dalam
hal
pembiusan

Hasil Px.Fisik
Status Generalis
KeadaanUmum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: Compos mentis
GCS: E4M6V5
TekananDarah: 120/80 mmHg
Nadi: 84 x /menit
Pernafasan: 18 x/menit
Suhu: 36,7oC
BMI 16,9
Berat Badan: 48 kg
UNDERWEIGHT
Tinggi Badan: 170 cm

Hasil Px.Fisik Kepala


Bentuk: Normal simetris
Mata: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, Pupil isokor kanan dan kiri sama Refleks
cahaya positif
Telinga : Bentuk normal, simetris, tidak ada
cairan yang keluar dari telinga.
Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi
septum, tidak hiperemis dan tidak ada sekret
yang keluar dari hidung.
Tenggorokan: Faring tidak hiperemis
Mulut: Bentuk normal, tidak sianotik

Hasil Px.Fisik
Malampati 2 (tampak pilar faring,
palatum mole, dan uvula)
Mouth Opening 3
Hioid mental 3
Hioid Tiroid 2

Thoraks trakea di tengah


Abdomen dbn
Ekstremitas dbn

Tidak ada
penyulit
intubasi

Hasil Px.Lab

(Hb) : 12,5 g/dl N : 13-16 g/dl


(Ht) : 38 %
N : P 40-48; W 37-43 %
Leukosit : 8670 /ul
N : 5000-10000/ul
Trombosit : 338.000/uI N : 150000400.000/ul

Hasil Hemotologi dalam


batas normal

Hasil Px.Lab
PT
14,4
APTT
SGOT
SGPT

: 12,5 detik

Normal : 10,6-

: 35,4 detik Normal : 24-36


: 8 U/L Normal : 0 - 37
: 22 U/L
Normal : 0 40

Hasil Px.Lab

Natrium: 146 mmol/L Normal : 135 - 145


Kalium: 4,20 mmol/L Normal : 3,5 5,5
Clorida: 189 mmol/L Normal : 98 - 109
Ureum: 24 mg/dl Normal : 10-50
Kreatinin : 0,8 mg/dl Normal : 0,7-1,2
GDS: 75 mg/dl Normal : 200

Hasil Px Lain
Rontgen Thorax
Kesan : trakea midline,
Spirometri : obstruksi ringan

Hasil Konsulan

IPD
: ringan
Jantung : ringan
Paru: ringan
Anestesi : puasa 6 jam sebelum
operasi dimulai dan persiapan darah
prc

ASA I TANPA PENYULIT


AIRWAY

Premedikasi
Premedikasi pemberian obat sebelum
induksi anesthesia dengan tujuan:

Meredakan kecemasan dan ketakutan


Memperlancar induksi anestesia
Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
Meminimalkan jumlah obat anestetik
Mengurangi mual-muntah pasca bedah
Menciptakan amnesia
Mengurangi isi lambung
Mengurangi reflex yang membahayakan

Midazolam : (0,05-0,1mg/kgBB) dosis pilihan


0,05 mg/kgBB 3 mg
Fentanyl : (1-3 g/kgBB) dengan dosis pilihan 3
g/kgBB50 mcg

Induksi
Induksi

saat dimasukkannya zat


anestesi sampai tercapainya stadium
pembedahan.
Induksi
Anastesi

Parenteral

Per rektal

intravena

intramuskular

Inhalasi

Propofol : (2-3
mg/kgBB)
dengan dosis
pilihan 2
mg/kgBB 100
mg

Muscle relaxan dan Intubasi


Atracurium : (0,5 mg/kgBB) 25 mg
Intubasi dengan menggunakan ETT
Non King-king nomo 7,5
Pemasangan CVC di daerah arteri
jugularis dextra
Pemsangan NGT

Maintenance
Analgetik : Air : O2 3 : 1
Fentanyl 50 mcg

Hipnotik : Sevofluran 2 volume %


Atracurium : 0,1 mg/kgBB/45 menit

Pemindahan Pasien
Mengubah posisi pasien menjadi
posisi pronasi
Sebelumnya jangan lupa untuk
mempersiapkan donat kepala, penyangga
thorakal dan abdomen serta ikat untuk
daerah lutu
Usahakan dalam memindahkan dengan
hati-hati dan tidak mengubah posisi dari
ETT jamin airway

TD

Nadi

RR

SpO2

09.30

100/60

60

14

100 %

09.45

105/60

60

14

100 %

10.00

105/60

60

14

100 %

10.15

90/60

70

14

100 %

10.30

100/60

68

14

100 %

10.45

100/60

64

14

100 %

11.00

110/70

60

14

100 %

11.15

100/50

60

14

100 %

Ilustrasi
Kasus dan
Pembahasan
09.15
120/80
80
16
100 %

TD

Nadi

RR

SpO2

11. 45

100/60

60

14

100 %

12. 00

105/60

60

14

100 %

12. 15

105/60

60

14

100 %

12. 30

90/60

70

14

100 %

12.45

100/60

68

14

100 %

13. 00

100/60

64

14

100 %

13. 15

110/70

60

14

100 %

13. 30

100/50

60

14

100 %

Ilustrasi
Kasus dan
Pembahasan
11. 30
120/80
80
16
100 %

TD

Nadi

RR

SpO2

14. 00

100/60

60

14

100 %

14. 15

105/60

60

14

100 %

14. 30

105/60

60

14

100 %

14.45

90/60

70

14

100 %

15. 00

100/60

68

14

100 %

15. 15

100/60

64

14

100 %

Ilustrasi
Kasus dan
Pembahasan
13. 45
120/80
80
16
100 %

Maintenance:Kasus
(4x10) + dan
(2x10) Pembahasan
+ (1x28) = 88
Ilustrasi
ml/jam l
Operative scale: 4x48 = 192 ml/jam
Fasting: maintenance x durasi puasa = 88 x 6 =
528 ml

Pemberian cairan:
Jam I : puasa + Maintenance + Operasi = 544
ml
Jam II
: Puasa + Maintenance + Operasi =
412 ml
Jam III : Puasa + Maintenance + Operasi =
412 ml

Perdarahan: 500 cc
Urin output: 200 cc
Total kebutuhan cairan: jam I,II,III +
perdarahan + urin output
544+412+412+500+200 = 2068 ml
Jumlah pemberian cairan: asering
2x500 + ringer laktat 2x500 sama
dengan 2000 ml dan Koloid 500 maka
total pemberian 2500 ml

EBV : 51x75 = 3600 ml


Indikasi transfusi : 20% dari EBV 720
ml
Pada pasien ini
belum di indikasikan
untuk transfusi
darah dikarenakan
kehilangan darah
dengan Hb

Obat-obat lain

Ondansentron 4 mg
Ranitidine 50 mg
Dexametasone 10 mg
Transamin 500 mg
Tramadol 50 mg
Cefazolin 2 gr

Intruksi Pasca Bedah


Pengelolaan Nyeri :
Tramadol : 3x100 mg
Paracetamol : 3x1 gram

Pengelolaan Mual Muntah :


Ondansentron : 3 x 4 gram

Antibiotik : sesuai TS
Pemantauan TTV setiap Lima Menit
Ruang post Op di ruang rawat
Intensive Care Unit

KESIMPULAN

Posisi Pronasi
pada
Anestesia
THORA
KS

KEPALA
MATA
DAN
TULANG
PIPI

ETT
mudah
tertekuk

Cedera
gang.
Visual

Ganggu
an
Airway

Bantal
Donat

ETT Non
King
king

- Menurunkan
kapasitas residu
fungsional
-Menurunkan
komplians pulmonal

PAR
U
PENINGKATAN
tekanan
Intrabdomen
Meneka
n
diafrag
ma
Tekanan
Pulmona
l
meningk
Gunakan
at
sanggah
an

JANTUN
G
Meneka
n Vena
Cava
Inferior
Aliran darah
ke pleksus
vena
vertebre
Meningkat
kan
Perdarahan
Terapi
cairan

Anda mungkin juga menyukai