Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. 1 Imunisasi dilakukan
dengan pemberian suatu vaksin untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga terhindar dari penyakit bila terpapar kuman
atau virus yang infeksius dengan tujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), yaitu tuberkulosis,
difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Imunisasi merupakan salah satu
upaya preventif yang sudah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Data dari WHO
menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1
minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. 2 Berdasarkan data
WHO menunjukkan bahwa infant mortality rate (IMR) atau angka kematian bayi (AKB) di
dunia pada tahun 2014 sebesar 34,46 per 1000 kelahiran hidup. 3
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan SDKI (Survey Demografi Kesehatan
Indonesia) tahun 2012 menyebutkan, AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup, turun sedikit
dibandingkan tahun 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup.4 AKB ini masih jauh dari target
yang telah ditetapkan dalam tujuan ke empat Millenium Development Goals (MDGs) yaitu
menurunkan angka kematian bayi. Dalam MDGs, target AKB yang ingin dicapai tahun 2015
adalah 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka harapan hidup untuk anak yang berusia 1 tahun ke
atas sangat ditentukan oleh pelayanan kesehatan saat bayi terutama melalui program
imunisasi.
Departemen Kesehatan pada tahun 2008 menganjurkan agar semua anak sebelum
berusia satu tahun telah mendapatkan Imunisasi Dasar dengan lengkap dan teratur sehingga
dapat memiliki kesehatan yang baik sekaligus memutus mata rantai penularan.5 Teratur dalam
hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi. Imunisasi Dasar
lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis Hepatitis B-0, 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 3
dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.1,5 Jika imunisasi dilaksanakan dengan baik dan
menyeluruh, maka efektivitas imunisasi dapat mencapai 85-90%. Menurut Riset Kesehatan
1
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan Imunisasi Dasar secara Nasional yaitu Hep B-0
(79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio-4 (77,0%), dan DPT-HB-3 (75,6%). 8
Sedangkan berdasarkan Status Kelengkapan Imunisasi, status imunisasi lengkap (59,2%),
imunisasi tidak lengkap (32,1%), dan tidak imunisasi (8,7%). 6 Semua cakupan itu belum
memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional.
Keberhasilan pelaksanaan Imunisasi Dasar diukur dengan pencapaian Universal
Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan. UCI adalah tercapainya Imunisasi Dasar secara
lengkap pada bayi (anak dibawah usia 1 tahun). 5 Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap
AKB. Pada tahun 2010, pemerintah mencanangkan program Gerakan Akselerasi Imunisasi
Nasional Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN-UCI 2010-2014). Pada program
ini pemerintah menargetkan cakupan desa/kelurahan yang mencapai UCI adalah sebanyak
100% pada tahun 2014. Namun, pada tahun 2014 target UCI ini hanya mencapai 81.82%
sehingga pemerintah membuat target baru yaitu cakupan desa/kelurahan UCI sebanyak 84%
pada tahun 2015 dan 92% pada tahun 2019. 7 Data tahun 2014, di Kabupaten Karawang
cakupan desa/kelurahan UCI didapatkan sebanyak 50,81% sehingga belum mencapai target
yang ditentukan.8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1. Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak
mendapatkan imunisasi.
2. Berdasarkan SDKI (Survey Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 2012
menyebutkan, AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup, turun sedikit dibandingkan
tahun 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Departemen Kesehatan menganjurkan agar semua anak sebelum berusia satu
tahun telah mendapatkan imunisasi dengan lengkap dan teratur agar efektivitas
imunisasi dapat mencapai 85-90%.
4. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan Imunisasi Dasar
secara nasional yaitu Hep B-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio4(77,0%), dan DPT-HB-3 (75,6%).
5. Menurut Profil Kesehatan Nasional 2014 UCI tidak mencapai target 100%,
melainkan hanya 81.82% .
6. Pemerintah membuat target baru yaitu cakupan desa/kelurahan UCI tahun 2015
sebanyak 84% dan tahun 2019 sebanyak 92%.
2
1.3.2
Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya di dalam masyarakat.
2.
3.
4.
1.4.2
1.4.3
1.4.4
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari catatan bulanan hasil
kegiatan Program Imunisasi Dasar Bayi di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok dari
bulan April 2015 hingga Maret 2016 yang terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
e.
2.2 Metode
Metode evaluasi program imunisasi dasar ini menggunakan pendekatan sistem
dengan pengumpulan data, analisis data, dan pengolahan data sehingga dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah program Imunisasi Dasar dan cakupan desa UCI di
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok dari bulan April 2015 hingga Maret 2016 terhadap
tolok ukur yang ditetapkan terutama pada variabel keluaran. Hasil evaluasi disajikan
dalam bentuk tekstular dan tabular.
Lingkungan
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1.
Sistem
Masukan
Proses
Umpan Balik
Keluaran
Dampak
5
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas. Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemenelemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah
satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari sumber daya atau
masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: Man (staf), Money (dana
operasional), Material (logistic, obat, vaksin, alat medis), Method (ketrampilan/cara,
prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai dari
perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating) dan
pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian
atau
dari
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
Data Geografi
Lokasi Puskesmas
Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok adalah Puskesmas dengan DTP PONED yang
merupakan puskesmas induk dan tidak memiliki Puskesmas pembantu (Pustu).
Puskesmas ini terletak di Jalan Tugu Proklamasi RT 022/ RW 012, Rengasdengklok,
Karawang.
Batas Wilayah Kerja
Batas wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok:
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Sebelah Timur
4.2.2
Data Demografis
Berdasarkan data penduduk proyeksi tahun 2015 wilayah Puskesmas
Rengasdengklok memiliki penduduk 79.922 orang terdiri dari laki laki 40.951
orang dan perempuan 38.871 orang, jumlah KK 21.342 dengan jumlah bayi (0-11 bln)
2.002, balita (1-4 th) 5.820, balita ( 0-4 th ) sebanyak 7.822, ibu hamil 2.202, ibu
bersalin 2.102, ibu menyusui 2.102.
Puskesmas
:1
Praktek sore
:3
Rumah Sakit
:1
Posbindu
:7
Rumah Bersalin
:1
Praktek drg
:2
Klinik 24 Jam
:4
: 26
Praktek bidan
: 26
Tempat-tempat Umum
:322
Dokter praktek
:8
Pendidikan
: 29
Posyandu
: 57
Kepala Puskesmas
: 1 orang dokter
Koordinator Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan :1
orang
Koordinator Program Imunisasi
Tim Imunisasi Lapangan
Kader Posyandu
: 1 orang bidan
: 12 orang bidan desa dan 10 orang bidan
Puskesmas
: 175 orang
B. Dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) : Tersedia dan cukup untuk
Peralatan suntik
Spuit 0,05 cc
Spuit 0,5 cc
Spuit 5 cc
Alkohol 70 %
Safety box
: Ada
Cold Chain
Lemari es
Vaccine carrier (termos)
Cool pack
Cold pack
Cold box
Termometer
Vaksin
a. BCG + Pelarut
b. DPT-HB/DPT-HB-HIB
c. Polio + Pipet
d. Campak + Pelarut
e. HepB-0 PID
Alat dan obat KIPI
Stetoskop
Infus set
Cairan infus
Alat suntik
Dexamethasone injeksi
Adrenalin
Paracetamol
Kapas dan tempatnya
: cukup
: cukup
: cukup
: Ada
: 1 buah
: 16 buah
: Cukup
: Cukup
: 1 buah
: 1 buah
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: 2 buah
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: 1 ruang
: 1 ruang
: 1 ruang
: 1 ruang
2) Gedung Posyandu
- Jumlah gedung
: 57 posyandu
o Dewisari
: 8 posyandu (1 bidan desa)
o Kertasari
: 8 posyandu (2 bidan desa)
o Rengasdengklok Utara
: 12 posyandu (3 bidan desa)
o Rengasdengklok Selatan
: 16 posyandu (3 bidan desa)
o Amansari
: 8 posyandu (2 bidan desa)
o Dukuh Karya
: 5 posyandu (1 bidan desa)
- System pelaksanaan
: Tidak 5 meja
3) Alat bantu lainnya
- Laptop
: 1 buah
- Proyektor
: 1 buah
- Buku pencatatan hasil imunisasi
: 1 buah
- Buku pencatatan stok vaksin
: 1 buah
- Kartu pencatatan suhu lemari es
: 1 lembar/bulan
- Kartu pencatatan suhu freezer
: 1 lembar/bulan
- Buku KIA
: Ada
- Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi : Ada
- Poster
: Ada
D. Metode
Pelayanan Imunisasi Dasar
Sesuai dengan kebijakan program Imunisasi Dasar berdasarkan Permenkes RI
Nomor 42 tahun 2013, pelayanan Imunisasi Dasar dilaksanakan di Puskesmas dan
Posyandu dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Pemberian Imunisasi Dasar
Jenis
Frekuensi
Dosis
Cara
Vaksin
BCG
pemberian
1x
0,05 cc
pemberian
Intrakutan
HB 0
1x
0,5 cc
Intramuskular
Intramuskular
lahir
Diberikan pada
DPT-HBHIB
3x
0,5 cc
Tempat
Paha
Usia
usia 2 11
bulan,
dengan
jarak minimal 4
Polio
4x
2 tetes
Oral
Mulut
minggu.
0 11 bulan,
dengan
minimal
Campak
1x
0,5 cc
Subkutan
Lengan
jarak
4
minggu
kiri 9-11 bulan
atas
Promosi mengenai Imunisasi Dasar
a. Perorangan
Dengan memberikan penyuluhan langsung kepada orang tua bayi yang dibawa
untuk imunisasi dasar di posyandu. Pelaksana imunisasi harus memberikan
informasi lengkap tentang imunisasi meliputi vaksin, cara pemberian, manfaat
dan kemungkinan terjadinya KIPI.
b. Kelompok
Dilakukan terhadap kelompok orang atau masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Rengasdengklok melalui ceramah dan diskusi. Penyuluhan dan
promosi imunisasi dasar juga dapat menggunakan media massa dan/atau media
informasi kepada masyarakat.
untuk meningkatkan kinerja program sehingga sejalan dengan ketentuan program. Hal
ini adalah salah satu fungsi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Alat pemantauan
ini berfungsi untuk meningkatkan cakupan, jadi sifatnya lebih memantau kuantitas
program. Kegiatan PWS ini harus dilakukan rutin dan tepat waktu sebulan sekali.
Dalam kegiatan untuk mencapai dan mempertahankan UCI desa, anlisis PWS
berguna untuk validasi data sasaran imunisasi, menganalisis cakupan dan
kecenderungan setiap bulan, dan menjadi dasar untuk tindak lanjut kegiatan imunisasi
berikutnya.
Prinsip PWS (Pemantauan Wilayah Setempat):
Imunisasi
BCG
DPT-HB-HIB 3
Polio 4
Campak
a.
Pencatatan meliputi:
Sasaran imunisasi (mencatat identitas bayi dan status imunisasi di buku
b.
c.
pengobatan swasta)
Pencatatan vaksin. (keluar-masuk nya vaksin, nomor batch, tanggal kadaluarsa,
d.
e.
pulang)
Pencatatan logistik imunisasi. (pencatatan logistik cold chain, safety box, dll).
Pelaporan dilakukan secara berjenjang ke tingkat atasnya sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
4.3.2. Proses
A. Perencanaan
Pelayanan Imunisasi Dasar
a. Menentukan besarnya sasaran dan target cakupan Imunisasi Dasar
Besar sasaran: 2002 bayi
Target cakupan:
Tabel 3. Target Imunisasi dalam 1 tahun dan pencapaian Periode April 2015-Maret 2016.
Imunisasi
HB 0
BCG
DPT-HB-HIB 1
DPT-HB-HIB 2
DPT-HB-HIB 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
Campak
Target Pertahun
90%
98%
98%
95%
90%
98%
95%
93%
90%
90%
Kebutuhan vaksin
IP Vaksin ditentukan berdasarkan pemakaian tahun sebelumnya yaitu :
Hepatitis B
BCG
DPT-HB-HIB
Polio
Campak
:1
: 3,5
: 3,5
:6
: 3,5
Kebutuhan vaksin
[ sasaran x target cakupan (%)]
IP Vaksin
BCG
= 2002 x 98 % =561 ampul
3,
DPT-HB-HIB= (2002 x 98%) + (2002 x 95%) + (2002 x 90%)
3,5
= 1619 vial
Polio
= (2002x98%)+(2002x95%)+(2002x93%)+(2002x90%)
6
= 1255 vial
Campak
= 2002 x 90%
3,5
II.
III.
HB 0
= 515 vial
= Sasaran x target cakupan(%)
= 2002 x 90%
= 1802 buah
panas,
masa
sisa.
Monitoring vaksin dan logistik.
IV.
c. Tenaga pengelola
Jenis dan jumlah ketenagaan minimal yang harus tersedia di tingkat puskesmas adalah:
1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
1 orang atau lebih pelaksana imunisasi (vaksinator)
1 orang pengelola vaksin.
Kegiatan imunisasi hanya dapat dilaksanakan oleh petugas imunisasi yang mempunyai
pendidikan latar belakang pendidikan medis atau keperawatan atau petugas kesehatan
lain yang kompeten dan telah memperoleh pelatihan.
d. Membuat jadwal Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
Di Puskesmas:
BCG, DPT-HB-HIB, Polio, Campak: Setiap hari Selasa di puskesmas, pukul 08.0012.00 WIB
Di Posyandu:
Setiap hari Senin hingga Sabtu di 57 posyandu yang berbeda yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Rengasdengklok pukul 08.30-12.00 WIB.
B. Pengorganisasian
Terdapat struktur tertulis dan pembagian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya:
program imunisasi
Pelaksana analisa Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Melaporkan hasil kegiatan program imunisasi kepada koordinator
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
imunisasi.
Mendata sasaran baru berdasarkan catatan kader
C. Pelaksanaan
Pelayanan Imunisasi Dasar
a. Sasaran dan target cakupan Imunisasi Dasar
Besar sasaran: 2002 bayi
Tabel 5. Data Jumlah Bayi yang di Imunisasi
Periode April 2015-Maret 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Rengasdengklok
BCG Polio
Polio
Polio
Polio
DPT
DPT
DPT
(bayi
1
2
3
4
1
2
3
)
(bayi) (bayi)
(bayi
(bayi) (bayi) (bayi) (bayi)
142
145
145
142
128
134
133
133
135
April
136
129
131
144
126
121
147
127
121
Mei
160
140
140
145
139
149
145
142
149
Juni
168
153
143
137
135
139
147
134
141
Juli
139
165
165
177
146
143
151
147
143
Agustus
146
152
152
159
148
142
161
142
132
September
153
155
157
138
152
141
138
151
140
Oktober
156
166
166
150
137
159
150
137
159
November
150
141
143
151
141
152
151
143
153
Desember
134
145
161
164
163
151
162
164
151
Januari
129
129
128
128
147
145
130
148
146
Februari
147
130
140
136
153
165
136
153
170
Maret
1760
1750
1771
1771
1715
1741
1751
1721
1740
Total
Sumber: Data cakupan imunisasi dasar bulanan Puskesmas Rengasdengklok
Periode April 2015-Maret 2016
Bulan
HB
(bayi)
Campa
k
(bayi)
115
121
129
130
138
96
130
140
112
131
131
144
1517
Kebutuhan vaksin
II.
BCG
= 561 ampul
= 1619 vial
DPT-HB-HIB
Polio
= 1255 vial
= 515vial
Campak
HB0
= 1802 Hep B-0 PID
Kebutuhan alat suntik (Jumlah sasaran x target cakupan)
Alat suntik 0,05 cc untuk BCG = 655 buah
III.
IV.
sisa.
Pengelola melakukan monitoring vaksin dan logistik.
baik.
c. Tenaga pengelola
1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
12 orang bidan desa sebagai vaksinator, pada saat tertentu dibantu
Kelompok
Penyuluhan kelompok tidak dilaksanakan. Pemasangan poster di posyandu
juga tidak dilakukan. Pertemuan dengan kader posyandu dan tokoh masyarakat
kurang membahas tentang imunisasi.
setiap tanggal 25 tiap bulannya. Analisa data PWS sudah dilakukan dan dilaporkan
kepada kepala puskesmas. Laporan berupa data cakupan imunisasi di tiap desa,
angka drop out dan analisa data berupa grafik.
pernyataan ibu.
Pencatatan hasil cakupan imunisasi belum lengkap karena tidak terdapat
D. Pengawasan
i.
ii.
Rapat
Kegiatan rapat di dalam puskesmas dan di dinas kesehatan dilakukan setiap 1 bulan, 3
bulan, dan 6 bulan sekali untuk menentukan apakah perlu diadakaan sweeping atau
backlog fighting.
4.3.3. Keluaran
Pelayanan Imunisasi Dasar
a. Cakupan pelayanan Imunisasi Dasar
Tabel 6. Cakupan Imunisasi Dasar Periode April 2015-Maret 2016
Puskesmas Rengasdengklok.
Cakupan Periode
April 2015 Maret 2016
87,91%
87,41%
87,46%
85,96%
86,91%
88,46%
88,46%
85,66%
86,96%
75,77%
Imunisasi
HB 0
BCG
DPT-HB-HIB 1
DPT-HB-HIB 2
DPT-HB-HIB 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
Campak
Tabel 7. Data Cakupan Imunisasi Dasar dan Desa UCI di Puskesmas Rengasdengklok
Periode April 2015 hingga Maret 2016.
% Pencapaian
No
1
Desa
Dewisari
Desa UCI
Sasaran
Bayi
211
atau Non-UCI
BCG
DPT-HB-
Polio 4
Campak
82,94
HIB 3
86,26
88,15
78,20
Non-UCI
Kertasari
285
103,16%
98,60
100,70
77,19
Non-UCI
Rengasdengklok
520
82,50
85,77
86,54
73,27
Non-UCI
Utara
Rengasdengklok
601
82,36%
83,03
82,70
69,55
Non-UCI
Selatan
Amansari
261
90,42
79,69
78,93
81,61
Non-UCI
Dukuh Karya
124
97,58
107,26
97,58
96,77
UCI
PUSKESMAS
2002
87,41
86,91
86,96
75,77
UCI 1 dari 6
desa
Non-UCI
4.3.4. Lingkungan
4.3.3.1. Lingkungan Fisik
a.
Lokasi
b.
Transportasi
4.3.3.2.
Lingkungan Non Fisik
a. Pendidikan
: Rata-rata penduduk berpendidikan terakhir tamat SMP
b. Sosial ekonomi
: Tidak menjadi faktor penghambat
c. Agama dan kepercayaan: Tidak menjadi faktor penghambat
4.3.5. Dampak
A. Langsung
Menurunkan jumlah kesakitan
Menurunkan jumlah kematian
B. Tidak Langsung
Bab V
Pembahasan Masalah
5.1 Masalah Menurut Unsur Keluaran
Variabel
Cakupan HB
0
Cakupan
BCG
Cakupan
Pencapaian
90%
87,91%
2.32%
98%
87,41%
10.81%
98%
87,46%
10.76%
95%
85,96%
9.52%
90%
86,91%
3.43%
98%
88,46%
9.73%
95%
88,46%
6.88%
93%
85,66%
7.89%
90%
86,96%
3.38%
90%
75,77%
15.81%
100%
16,6%
83.40%
DPT-HB-HIB
E-O x 100%
E
1
Cakupan
DPT-HB-HIB
Masalah (%)
Tolok Ukur
2
Cakupan
DPT-HB-HIB
3
Cakupan
Polio 1
Cakupan
Polio 2
Cakupan
Polio 3
Cakupan
Polio 4
Cakupan
Campak
Cakupan desa
UCI
Promosi
Penyuluhan
imunisasi
perorangan
dasasr
dengan
dan
sesuai
kunjungan,
diberikan
informasi lengkap.
Penyuluhan kelompok
sebulan sekali
Penyuluhan
kelompok
Tidak
ada
imunisasi di posyandu
Pada pertemuan dengan
perorangan
poster
Di posyandu terdapat
poster promosi
imunisasi
Pertemuan dengan
tokoh
masyarakat
tentang posyandu.
dan
kader untuk
membahas imunisasi
Kualitas
Lengkap
Pencatatan
KIA lengkap
Pencatatan
cakupan
Pencatatan
lengkap
dan pelaporan
puskesmas
di
buku
ketidaksesuaian
pencatatan
dengan
dari
fasilitas
maupun
kesehatan
swasta
Tidak lengkap
Ditemukan
buku
KIA
imunisasi
yang
sudah didapat
Tidak ada data cakupan
imunisasi
fasilitas
kesehatan swasta
Tolok Ukur
Pencapaian
Masalah
Tenaga
Keaktifan
kader
aktif
posyandu
Jumlah bidan
desa
Jumlah
bidan
memadai
dengean
pengunjung posyandu
Sarana
Posyandu
Posyandu
system 5 meja
Tolok Ukur
Pencapaian
Masalah
Penyuluhan
Penyuluhan lebih ke
dilakukan
perorangan dan
lengkap, di posyandu
kelompok
Pencatatan dan
imunisasi.
Pencatatan dan
pelaporan lengkap
pelaporan kurang
mencakup seluruh
wilayah kerja
puskesmas
fasilitas kesehatan
swasta
Bab VI
Perumusan Masalah
Dari
pembahasan
Evaluasi
Program
Imunisasi
Dasar
di
Puskesmas
Rengasdengklok periode April 2015 hingga Maret 2016 didapatkan beberapa masalah
seperti berikut:
1. Masalah menurut keluaran
Cakupan HB 0 hanya 87,91% dari target 90%, besar masalah 2,32%.
Cakupan BCG hanya 87,41% dari target 98%, besar masalah 10,81%.
Cakupan DPT-HB-HIB 3 hanya 86,91% dari target 90%, besar masalah 3,09%.
Cakupan Polio 4 hanya 86,96% dari target 90%, besar masalah 3,04%.
Cakupan Campak hanya 75,77% dari target 90%, besar masalah 14,23%.
Cakupan desa UCI hanya 1 dari 6 desa.
Penyuluhan dan edukasi Imunisasi Dasar lebih ke perorangan dan tidak lengkap, tidak
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah:
A. Cakupan HB 0 hanya 87,91% dari target 90%, masalah 2,32%.
B. Cakupan BCG hanya 87,41% dari target 98%, masalah 10,81%.
C. Cakupan DPT-HB-HIB 3 hanya 86,91% dari target 90%, masalah 3,43%.
D. Cakupan Polio 4 hanya 86,96% dari target 90%, masalah 3,38%.
E. Cakupan Campak hanya 75,77% dari target 90%, masalah 15,81%.
F. Cakupan desa UCI hanya 1 dari 6 desa target 100%, masalah 16,66%
G. Promosi imunisasi dasar kurang berjalan dengan baik.
H. Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.
Tabel 8. Prioritas Masalah
No
Parameter
1. Besarnya masalah
2. Berat ringannya akibat
yang ditimbulkan
3. Keuntungan sosial yang
diperoleh
4. Teknologi yang tersedia
5. Sumber daya tersedia
Total
Koding:
5 Sangat penting
4 Penting
3 Cukup / Sedang
18
A
3
B
4
C
3
Masalah
D
E
3
4
4 4
3
19
3
18
G
3
H
5
4
3
18
F
5
4
3
19
2 Kurang
1 Sangat Kurang
4
3
22
5
4
17
3
20
Prioritas masalah :
1. Cakupan desa UCI sebesar 16,66% dari target 100%. Besar masalah 83,40%.
2. Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.
Bab VIII
Pemecahan Masalah
Masalah 1
Cakupan desa UCI sebesar 16,66% dari target 100%. Besar masalah 83,40%.
Penyebab masalah:
Penyelesaian masalah:
Mendata dan melakukan sweeping dengan mendatangi bayi yang belum diimunisasi
hingga Maret 2016 demi mewujudkan tercapainya desa UCI khususnya daerah yang
sulit dijangkau.
Memanfaatkan data PWS dalam berbagai pertemuan baik dengan kader maupun
desanya.
Menjadwalkan penyuluhan kelompok tentang pentingnya imunisasi.
Masalah 2
Kualitas pencatatan dan pelaporan kurang lengkap.
Penyebab masalah:
pelaksanaan imunisasi.
Kurangnya kerjasama dengan fasilitas kesehatan swasta dalam mendata sasaran
imunisasi yang sudah mendapat imunisasi.
Penyelesaian masalah:
Mencatat secara lengkap data imunisasi di buku KIA dan menjelaskan kepada orang
tua bayi kapan dan imunisasi apa yang harus didapatkan berikutnya.
Menjelaskan kepada orang tua bayi pentingnya menjaga dengan baik buku KIA dan
membawa buku KIA pada saat pemeriksaan di posyandu atau saat pelaksanaan
imunisasi.
Bekerja sama dengan fasilitas kesehatan swasta untuk melaporkan data sasataran
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program Imunisasi Dasar yang dilakukan dengan cara
pendekatan sistem di Puskesmas Rengasdengklok pada periode April 2015 hingga Maret
2016 sebagian besar belum berjalan dengan baik. Ditemukan beberapa kekurangan yang
menjadi masalah, yaitu:
9.2 Saran
Agar Program Imunisasi Dasar di Puskesmas Rengasdengklok di Periode yang
akan datang dapat berhasil dan berjalan dengan baik, maka Puskesmas sekiranya dapat
menyempurnakan program dengan penyelesaian masalah sebagai berikut:
Disarankan kepada Kepala Puskesmas Rengasdengklok sebagai penanggung jawab
program dalam 6 bulan kedepan diharapkan untuk:
Mendata bayi yang belum lengkap imunisasi dan dilakukan sweeping agar tercapai
desa UCI.
Mengadakan pertemuan dengan kader maupun tokoh masyarakat untuk memaparkan
hasil analisa PWS mengenai masalah-masalah imunisasi dasar di wilayah masing-
masing.
Dapat bekerja sama dengan programmer bidang lainnya (lintas program) seperti
bidang promosi kesehatan dan juga bekerja sama lintas sektoral dengan aparat desa
Daftar Pustaka
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan imunisasi. Permenkes
No.42/2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
2. World Health Organization. Global health observatory data on immunization. 2013.
Diunduh dari http://www.who.int/gho/immunization/en/. Diunduh pada 30 Mei 2016.
3. World Health Organization. Global and regional immunization profile. 2015. Diunduh
dari http://www.who.int/immunization/monitoring_surveillance/data/. Diunduh pada
30 Mei 2016.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2014.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gerakan Akselarasi Imunisasi Nasional
Universal
Child
Immunization
2010-2014.
Kepmenkes
RI