Abstrak
Pentanahan merupakan salah satu faktor kunci dalam usaha pengamanan
(perlindungan) sistem tenaga listrik. Usaha pentanahan sistem merupakan usaha
untuk menghubungkan bagian kondusif terbuka perlengkapan dengan tanah. Adanya
perbedaan beberapa jenis tanah yang ada di wilayah Yogyakarta sangat berpengaruh
pada kelayakan keamanan dari sistem pentanahan yang akan dibangun.
Penelitian dilakukan dengan mengalirkan arus gangguan ke dalam tanah
melalui elektroda pentanahan, sehingga akan diketahui tegangan permukaan
tanahnya. Elektroda pentanahan tersebut dibenamkan ke dalam tanah dengan
kedalaman 0,5 dan 1,0 meter. Distribusi tegangan permukaan dapat diketahui dengan
menanam dan mengukur tegangan paku di sekitar elektroda pentanahan.
Tegangan di dalam, di sekitar, dan pada pemukaan tanah tempat elektroda
pentanahan dibenamkan akan meningkat pesat akibat adanya arus gangguan tanah
yang mengalir dari elektroda ke tanah di sekitarnya. Besarnya tegangan permukaan
tanah akan turun dari titik diatas elektroda pentanahan sampai nilainya sama dengan
tegangan tanah sebenarnya begitu menjauhi elektroda pentanahan. Berdasarkan
penelitian yang diakukan pada beberapa jenis tanah di wilayah Yogyakarta dapat
diketahui bahwasannya perlu dilakukan beberapa analisis dalam pembangunan sistem
pentanahan yang handal. Kenaikan nilai arus gangguan tidak menjamin tingginya
nilai tegangan permukaan untuk setiap kondisi jenis tanah, karena nilai tegangan
permukaan sangat tergantung pada jenis tanah dimana elektroda pentanahan di
benamkan.
1. Pendahuluan
Sistem petanahan belum digunakan ketika sistem
tenaga masih memiliki ukuran kapasitas yang kecil
(sekitar tahun 1920). Alasan saat itu karena bila ada
gangguan ke tanah pada sistem, dan dimana besarnya
arus gangguan sama atau kurang dari 5 ampere, maka
pada kondisi demikian busur api akan padam dengan
sendirinya.
Arus gangguan listrik terjadi semakin besar,
seiring sistem tenaga listrik yang berkembang semakin
besar. Hal ini sangat berbahaya bagi sistem, karena
bisa menimbulkan tegangan lebih transien yang sangat
tinggi. Oleh karena itu, para ahli kemudian merancang
suatu sistem yang membuat sistem tenaga tidak lagi
mengambang. Sistem tersebut kemudian dikenal
dengan sistem pentanahan atau grounding system.
Usaha pengetanahan sistem merupakan usaha
untuk menghubungkan bagian kondusif terbuka
51
52
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
You are reading a preview. Would you like to access the full-text?
Access full-text
Daya korosi
0 25
Tinggi
25 50
Menengah
50 100
Rendah
> 100
Sangat rendah
6. Kesimpulan
1.
1m
2.
Arang
Driven ground
3.
3m
4.
Gambar 15. Perawatan Kimiawi Elektroda Pentanahan
5.
6.
7.
8.
9.
61
Daftar Pustaka
[1] Adriyanto, S.D., Analisis Pentanahan Kaki Menara Transmisi 150 kV Kentungan-Sanggrahan
Bertahanan Tinggi dan Usaha Menurunkannya, Jurusan Teknik Elektro UGM, Yogyakarta, 2003.
[2] Arismunandar, A., dan Kuwahara, S., Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik, Jilid III Gardu Induk ,
Pradnya Paramita, Jakarta, 1997.
[3] Charlton, T., Earthing Practice, Copper Development Association Publication 119, Orchad House
Mutton Lane, 1997.
[4] Dawalibi, F., and Mukhedhar, D., Multi Step Analysis of Interconnected grounding Electrodes, IEEE
Transactions on Power Apparatus and System, Vol. PAS-9, No. 1, 1976.
[5] Dawalibi, F., and Mukhedhar, D., Soil Effects on Ground Fault Currents, IEEE Transactions on Power
Apparatus and System, Vol. PAS-100, No. 7, 1981.
[6] Graha, D.S., Batuan dan Mineral, Nova, Bandung, 1987.
[7] Hutauruk, T.S., Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan Peralatan, Erlangga, Jakarta,
1987.
[8] IEEE Recommended Practice for Grounding of Industrial and Commercial Power System, Power
System Engineering Committee of the IEEE Industry Aplication Society, IEEE Standards Board 142,
1991.
[9] Mukhedhar, Dinkar, Nagar, R.P., Review of Analytical Methods for Calculating The Performance of
Large Grounding Electrodes Part. I, Theoretical Considerations, IEEE Transactions Vol. PAS-104, No.
11, 1985
[10] NPFA 70, National Electrical Code 2002 Edition, An International Electrical Code TM Series, 2002.
[11] Pabla, A.S., dan Hadi, A., Sistem Distribusi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta, 1994.
[12] Satnam, P.S., and Gupta, P.V., Sub-Station Design and Equipment, Dhanpat Rai & Sons, New Delhi,
1979.
[13] Setiawan, E., Instalasi Listrik Arus Kuat 3, Binacipta, Bandung, 1992.
[14] Stevenson, W.D., dan Idris, K., Analisis Sistem Tenaga Listrik, Erlangga, Jakarta, 1996.
[15] Sumerti, I.N., Diktat Kuliah Peralatan Tegangan Tinggi, Jurusan Teknik Elektro UGM.
[16] Sverak, J.G., IEEE Guide for Safety in AC Substation Grounding, American National Standard Institute,
1985.
62