Anda di halaman 1dari 9

CASE REPORT SESSION

HERPES ZOSTER

Supervisor:
dr. Hj. Vita NoorAini, Sp.KK

Penyusun:
Saharnauli Janna Verawaty

1301-1208-0038

Novia Yudhitiara

1301-1208-0260

Mohd Faezal Nordin

1301-1208-2197

Emmie Idyawatie Shaharudin

1301-1208-2161

Dian Andalina Putri

1301-1208-0049

Alamelu Govindasamy

1301-1208-2173

BAGIAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD CIANJUR
FK UNPAD
2010
KETERANGAN UMUM

Nama

: Tn.D

Usia

: 58 thn

Pekerjaan

: Swasta

Status Marital

: Menikah

Agama

: Islam

Alamat

: Kp.Nanggeleng RT01 RW 07

Tanggal pemeriksaan : 23 Agustus 2010


ANAMNESA
KU

Beruntus beruntus kemerahan yang berisi cairan jernih disertai rasa nyeri di perut
sebelah kanan
AK

:
Sejak 5 hari sebelum datang ke poli kulit kelamin penderita mengeluhkan

beruntus beruntus kemerahan yang berisi cairan jernih disertai rasa nyeri di perut
sebelah kanan. Awalnya bruntus-bruntus berisi cairan berukuran kecil dan terasa gatal,
lama-kelamaan jumlahnya semakin banyak dan ukurannya bertambah besar. Keluhan
didahului panas badan yang tidak terlalu tinggi, namun tidak disertai pegal - pegal,
lemas badan. Penderita sebelumnya menderita keluhan BAB berdarah dan berobat ke
dokter. Penderita saat ini juga sedang mengalami stress, dan kurang tidur.
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat kontak dengan
orang yang mengalami penyakit serupa disangkal. Riwayat pernah menderita cacar
sebelumnya disangkal. Riwayat mengoleskan bahan kimia di tempat kelainan kulit
disangkal.
Riwayat pengobatan sebelumnya menggunakan ramuan daun-daunan dari
mantri, tetapi keluhan semakin bertambah parah. Karena keluhannya penderita berobat
ke RSUD Cianjur.
.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum

: Compos mentis, tampak sakit ringan

Tanda Vital

: T : 110/80 mmHg

N : 88 x/m

R: 24x/m
Gizi

S: afebris

: Baik

STATUS GENERALIS
Kepala

: Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik


Hidung: sekret hidung (-)
Telinga : sekret telinga (-)
Mulut: faring : hiperemis (-)

Leher

: JVP tidak meningkat


KGB tidak teraba membesar

Thorax

: Dalam batas normal

Abdomen

: Datar,lembut, BU (+) normal, turgor baik


H/L tak teraba, ruang traube kosong

Ekstremitas

: Tidak ditemukan kelainan

STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi

: Regioner, unilateral, segmental setinggi dermatome T8-T10 kanan

a/r

: Abdomen

Lesi

: Multipel
Sebagian diskret, sebagian konfluens
Bentuk bulat dan ireguler
Ukuran = terkecil 0.5cm x 0.5cm x 0.2cm, terbesar 3cm x 2cm x
0.2cm
Batas tegas
Menimbul
Kering

Efluoresensi :Kelompok vesikel dan bulla di atas dasar makula eritema yang
tersusun zoosteriformisformis

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
-

Tzanck smear tidak dilakukan

DIAGNOSIS BANDING
-

Herpes Zoster Thorakalis

Hepes Simpleks

DIAGNOSIS KERJA
Herpes Zoster T8-T10 kanan
USULAN PEMERIKSAAN
-

Tzanck smear

PENATALAKSANAAN
Umum

Menjelaskan kepada penderita tentang penyakit dan pengobatan

Menganjurkan penderita untuk menjaga beruntus beruntus berisi cairan jernih


agar tidak pecah

Menerangkan kepada penderita mengenai komplikasi penyakit yang dapat


terjadi dan penanganan yang dapat dilakukan ( nyeri menetap setelah erupsi
menghilang, infeksi sekunder, komplikasi sistemik )

Khusus

Topikal

: Bedak salisilat 2 %

Sistemik

: Acyclovir tablet 5 x 800 mg/ hari selama 7 hari


Asam mefenamat tablet 3 x 500 mg ( jika nyeri )

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad functionam

: ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia ad malam

PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis pasien ini sudah benar?
Herpes Zoster merupakan infeksi kulit yang

terlokalisir dengan

karakteristik nyeri radikular unilateral dan erupsi vesikuler yang umumnya


terbatas pada dermatom yang dipersarafi satu ganglion sensoris spinal atau
kranial. Herpes Zoster merupakan suatu proses reaktivasi virus Varicella
Zoster yang sebelumnya berada dalam fase laten di ganglion sensoris.
Pasien dengan Herpes Zoster sebelumnya sudah pernah terinfeksi oleh virus
Varicella zoster.
Tempat predileksi dari kelainan kulit pada herpes zoster terutama di
dermatomal C2 L2.

Gambar 1. Distribusi Dermatom pada Tubuh


Varicella Zoster (chickenpox) dan Herpes Zoster disebabkan oleh virus
Varicella Zoster atau Human Herpes Virus-3 (HHV-3). Virus ini termasuk
dalam famili Herpesvirus, yang merupakan kelompok dari virus DNA untai
ganda yang berukuran medium ( diameter 100-200 nm).

Faktor risiko dari herpes zoster adalah pasien immunocompromised yaitu


pada pasien infeksi HIV, obat-obatan immunupressive, keganasan, penyakit
kronis dan penuaan.
Gejala dan Tanda
a.

Gejala Prodromal

Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodromal yang dapat berlangsung


selama 1-4 hari berupa nyeri pada daerah dermatom yang akan timbul lesi.
Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus-menerus atau sebagai
serangan yang hilang timbul. Keluhan bervariasi dari rasa gatal, kesemutan,
panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi sampai rasa ditusuk-tusuk.

Gejala konstitusi juga merupakan gejala prodromal berupa malaise, sefalgia,


rangsang meningeal dan nausea, yang biasanya akan menghilang setelah erupsi
kulit timbul. Kadang-kadang terjadi limfadenopati regional.
b.

Erupsi kulit

Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang
dipersarafi oleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi di seluruh bagian
tubuh, yang tersering di daerah ganglion torakalis.

Lesi dimulai dengan makula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul-papul


dan dalam waktu 12-24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga
berubah menjadi pustul yang akan mengering menjadi krusta dalam 7-10 hari.
Krusta dapat bertahan sampai 2-3 minggu kemudian mengelupas. Pada saat ini
biasanya nyeri segmental juga menghilang.

Lesi baru dapat terus muncul sampai hari keempat dan kadang-kadang sampai
hari ketujuh.

Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan makula hiperpigmentasi dan


jaringan parut (pitted scar)
Pada anamnesis ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
o Demam yang tidak terlalu tinggi
o Beruntus beruntus kemerahan yang berisi cairan jernih disertai rasa
nyeri di perut sebelah kanan.
o Awalnya bruntus-bruntus berisi cairan berukuran kecil dan terasa gatal,

lama-kelamaan jumlahnya semakin banyak dan ukurannya bertambah


besar.
o Penderita saat ini juga sedang mengalami stress, dan kurang tidur.
2. Apakah pemeriksaan penunjang yang diminta sudah sesuai?
Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat membantu untuk
mendiagnosis herpes zooster, diantaranya adalah :
Tzank smear
Tujuan : melihat multinucleated giant cell untuk virus dan vesikobulosa
Cara pemeriksaan :
a. Bahan pemeriksaan diambil dari dasar vesikel dengan cara dikerok
b. Oleskan pada kaca objek lalu fiksasi
c. Warnai dengan giemsa
d. Lihat dengan mikroskop
Hasil pemeriksaan :
Herpes zoster sel datia dengan inti akantolisis
Vesikubulosa sel Tzank
Kultur virus dari apusan dasar vesikel, spesimen biopsi, skraping

kornea.
Histopatologis
Histopatologi lesi kulit herpes zoster dan varisela sama

sel

epidermis ( pada lapisan germinal dan bagian dalam stratum spinosum)


menunjukkan balooning degeneration dengan hilangnya intercellular bridges
(akantholisis) yang nantinya akan dipisahkan oleh edema interselular.
Histopatologi HZ disertai inflamasi akut pada ganglion dan saraf tepi :
Ganglion infiltrasi limfosit intens, nekrosis sel dan fiber, proliferasi sel
endotel, focal hemmorhage, inflamasi ganglion shaeath
Saraf tepi infiltrasi limfosit difus, focal hemmorhage, dengan degenerasi
akson dan demyelinasi fiber sensoris.
Pemerikasaan antigen dan antibodi

3. Apakah pengobatannya sudah tepat?


Mekanisme kerja dari acyclovir adalah menghambat DNA polimerase virus
dengan berkompetisi terhadap deoxiguanosin-trifosfat.
Indikasi : HSV tipe 1 dan 2, danVZV.
8

Diberikan acyclovir karena pada pasien ini masih ditemukan lesi baru.
Asam mefenamat untuk pereda nyeri.
Bedak salicyl digunakan untuk menghindari bruntus-bruntus bersi cairan
pecah.
4. Bagaimana dengan prognosis dari pasien ini?
Umumnya baik. Pada pasien imunokompeten, rash biasanya hilang dalam
2- 3 minggu.
Pada pasien imunokompromise, penyebaran viseral dapat terjadi, mencakup
SSP, paru-paru, jantung, dan saluran gastrointestinal.
Resiko PHN adalahsekitar 40% pada pasien yang berumur > 60 tahun.
Paralisis motorik terjadi pada 5% pasien, terutama jika virus mengenai saraf
kranialis.

Anda mungkin juga menyukai