Anda di halaman 1dari 20

Nama : Laurensius Freddy T S.

NPM : 1410501043
TE-4B

KOMUNIKASI

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau
pesan antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami
dengan mudah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan berita atau pesan dari dua orang
atau lebih supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
Para ahli mengeluarkan pendapatnya mengenai pengertian dari komunikasi.
James A.F.Stoner : Komunikasi merupakan proses dimana seseorang
yang sedang berusaha memberikan pengertian dengan
cara pemindahan pesan.
Prof. Drs. H.A.W : komunikasi adalah hubungan kontak antara manusia
baik individu ataupun kelompok.
Pengertian Komunikasi menurut definisi James A.F.Stoner adalah proses dimana seseorang
berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. Sedangkan menurut
definisi Prof. Drs. H.A.W. Widjaya yang mengatakan bahwa pengertian komunikasi adalah
hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok. Menurut definisi
William F.Glueck yang menjelaskan bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi dengan dua
bentuk. yaitu sebagai berikut:
Interpersonal Communications : Interpersonal communications (komunikasi
antarpribadi adalah proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara
dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil manusia.
Organization Communications : Organization communications adalah proses
dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan
pengertian kepada orang yang banyak dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi
dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungan.

Tujuan Komunikasi
- Secara umum, tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:
Supaya yang disampaikan komunikator dapat dimengerti oleh komunikan. Agar dapat
dimengerti oleh komunikan maka komunikator perlu menjelaskan pesan utama
dengan sejelas-jelasnya dan sedetail mungkin.
Agar dapat memahami orang lain. Dengan melakukan komunikasi, setiap individu
dapat memahami individu yang lain dengan kemampuan mendengar apa yang
dibicarakan orang lain.
Agar pendapat kita diterima orang lain. Komunikasi dan pendekatan persuasif
merupakan cara agar gagasan kita diterima oleh orang lain.
Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Komunikasi dan pendekatan
persuasif kita mampu membangun persamaan presepsi dengan orang kemudian
menggerakkannya sesuai keinginan kita.

Fungsi Komunikasi
- Dalam manfaat dan dampak yang ditimbulkan komunikasi memiliki fungsi-fungsi yang
sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Secara umum, fungsi komunikasi adalah
sebagai berikut:
Sebagai Kendali : Fungsi komunikasi sebagai kendali memiliki arti bahwa
komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku orang lain atau anggota dalam
beberapa cara yang harus dipatuhi.
Sebagai Motivasi : Komunikasi memberikan perkembangan dalam memotivasi
dengan memberikan penjelasan dalam hal-hal dalam kehidupan kita.
Sebagai Pengungkapan Emosional : Komunikasi memiliki peranan dalam
mengungkapkan perasaan-perasaan kepada orang lain, baik itu senang, gembira,
kecewa, tidak suka. dan lain-lainnya.
Sebagai Informasi : Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dari setiap
individu dan kelompok dalam mengambil keputusan dengan meneruskan data guna
mengenai dan menilai pemilihan alternatif.

Syarat-Syarat Komunikasi
- Dalam berkomunikasi diperlukan syarat-syarat tertentu dalam penggunaannya. Syaratsyarat komunikasi adalah sebagai berikut:
Source : Source atau sumber merupakan bahan dasar dalam penyampaian pesan untuk
memperkuat pesan itu sendiri. Salah satu contoh komunikasi adalah orang, lembaga,
buku dan masih banyak yang lainnya.
Komunikator : komunikator adalah pelaku yang menyampaikan pesan bisa beruapa
seseorang yang sedang menulis atau berbicara, bisa juga berupa kelompok orang atau

juga organisasi komunikasi seperti film, radio, surat kabar, televisi dan lain
sebagainya.
Komunikan : komunikan merupakan penerima pesan dalam komunikasi yang bisa
berupa seseorang, kelompok ataupun massa.
Pesan : pesan merupakan keseluruhan yang disampaikan oleh seorang komunikator.
Pesan memiliki tema utama sebagai pengarah dalam usaha untuk mengubah sikap
serta tingkah laku orang lain.
Saluran : Saluran adalah media yang digunakan oleh komunikator untuk
menyampaikan pesan. Saluran komunikasi terbagi menjadi beberapa bagian, yaklni
saluran formal atau resmu dan saluran informal atau tidak resmi.
Effek : Effek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi yang terjadi.
Kegunaan dasar komunikasi data adalah pertukaran data antara 2 pihak, contohnya
antara sebuah workstation dan server yang dihubungkan dengan jaringan telepon
umum.

Komunikasi Sederhana

Model komunikasi sederhana terdiri dari :


Source
Transmitter (Pengirim)
Transmission System (Sistem Transmisi)
Receiver (Penerima)
Destination (Tujuan)
Source
Alat ini membangkitkan data sehingga dapat ditransmisikan, contoh alat yang
bisa disebut source adalah : telepon dan PC (Personal Computer)
Transmitter (Pengirim)
Biasanya data yang dibangkitkan dari sistem sumber tidak ditransmisikan
secara langsung dalam bentuknya aslinya. Sebuah trasmitter cukup memindah
dan menandai informasi dengan cara yang sama seperti menghasilkan sinyal-

sinyal elektro-magnetik yang dapat ditrasmisikan melewati beberapa sistem


transmisi berurutan. Contoh : Sebuah modem tugasnya menyalurkan suatu
digital bit stream dari suatu alat yang sebelumnya sudah dipersiapkan
misalnya PC (Personal Computer), dan mentransformasikan bit stream
tersebut menjadi suatu sinyal analog yang dapat melintasi jaringan telepon.
Transmission System (Sistem Transmisi)
Sistem transmisi berupa jalur transmisi tunggal (single transmission line) atau
jaringan kompleks (complex network) yang menghubungkan antara sumber
dengan tujuan (destination).
Receiver (Penerima)
Receiver menerima sinyal dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke
dalam bentuk tertentu yang dapat ditangkap oleh tujuan. Contoh : modem akan
menerima sinyal analog yang datang dari jaringan atau jalur transmisi dan
mengubahnya menjadi suatu digital bit stream.
Destination (Tujuan)
Destination menangkap data yang dihasilkan oleh receiver

PROSES KOMUNIKASI
Setiap komunikasi yang terjadi terdapat unsurnya, yang mana setiap unsur tersebut membetuk
proses komunikasi.
Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada
skema dibawah ini :

Diagram Proses Komunikasi


1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang
dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan
oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya

2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk
kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya).
Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap,
perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,

papan

pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan
yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat
dimengerti /dipahaminya.
5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun
dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu
dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim
pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar
dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya

merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan
sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.Balikan yang
diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku
maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima
pesan sebagai reaksi

dari pesan

yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk

memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu
untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan
dapat memperjelas persepsi.
7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasiakan tetapi mempunyai
pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal
yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat
komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

MODEL-MODEL KOMUNIKASI
Model-model komunikasi
Banyak pakar berpendapat tentang model-model komunikasi. Berikut ini beberapa pakar
yang menerangkan tentang model-model komunikasi.
1. Model Lasswell

Harold D. Lasswell, adalah seorang ilmuwan politik yang juga tertarik mendalami
komunikasi. Bidang studi yang ditekuninya terutama yang menyangkut propaganda dan
komunikasi politik. Karena kontribusinya yang besar terbadap perkembangan ilmu
komunikasi, oleh Wilbur Schramm dipandang sebagai salah seorang dari empat tokoh
yang mendapat sebutanThe Founding Fathers. Model ini dikemukakan Harold Lasswell
tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diemban
dalam masyarakat. Lasswell mengemukakan 3 fungsi komunikasi yaitu
pertama,pengawasan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan
peluang dalam lingkungan; kedua,korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat
yang merespon lingkungan dan ketiga,transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke
generasi lainnya.
Model komunikasi ini, merupakan uangkapan verbal yakni who (siapa), Say What (apa
yang dikatakan), In Which Channel (saluran komunikasi), To Whom (kepada siapa), With
What Effect (unsure pengaruh).
2.

Model Aristoteles

Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model
retoris (rhetorical model). Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan
pembicaraannya kepada penerima sebagai upaya untuk mengubah sikap mereka.
Arstoteles mengemukakan tiga unsur dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker),
pesan (massage), dan pendengar (listener).
Model komunikasi Aristoteles terlihat sangat sederhana, bahkan terlalu sederhana di
pandang dari perspektif sekarang, karena tidak memuat unsur-unsur lainnya yan dikenal
dalam model komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek, dan kendala atau gangguan
komunikasi. Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap
fenomena yang statis. Seseorang berbicara pesannya berjalan kepada khalayak, dan
khalayak mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan dan terjadi secara
simultan. Disamping itu model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan
(disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima
pendapatnya.
3. Model Shannon dan Weaver

Salah satu model awal komunikasi dikemukakan olehClaude Shannon dan Warren Weaver
dalam buku The Mathematical Theory of Communication. Model ini menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan informasi yang ditransmisikan dalam bentuk pesan kepada
penerima (reciever) untuk mencapai tujuan komunikasi tertentu yang dalam prosesnya
memliki kemungkinan terjadinya noise atau gangguan.Model Shannon dan Weaver ini
menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model itu
melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya
melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang
pesan tersebut. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa
sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan
yang dimungkinkan.
Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang
digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari
transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi ini adalah otak,
transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan),
yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (reciever), yakni mekanisme
pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan
merekonstruksi dari sinyal, sasaran (destination) adalah (otak) orang yang tujuan pesan
itu.
4. Model Schramm

Model ini memiliki beberapa model komunikasi. Model pertama mirip dengan model
Shannon dan Weaver. Model yang kedua,schramm memperkenalkan gagasan bahwa
kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang dikomunikasikan,karena
bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga, schramm
menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi,
menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Model schramm

membutuhkan setidaknya 3 unsur: sumber (source), pesan (message), dan sasaran


(destination.

5. Model Komunikasi Linier

Model komunikasi ini dikemukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada
tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. Mereka mendeskripsikan
komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan
ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi
melewati berbagai saluran (channel) Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi
linear (linear communication model). Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci:
sumber (source), pesan (message) dan penerima (receiver). Model linear berasumsi
bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja hal ini merupakan
pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan
tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang
disampaikan. Gangguan ini selalu ada dalam saluran bersama sebuah pesan yang
diterima oleh penerima.
6.

Model Interaksional

Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata
lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari
penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu
berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang
yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui
pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan
penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model
interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.
7. Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model
ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terusmenerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah
proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap
dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa
saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan
elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator)
melalukan proses negosiasi makna.
Model-model Pengaruh Komunikasi
A. MODEL STIMULUS-RESPONSE

Model Stimulus-Response (Rangsangan-Tanggapan), atau lebih populer dengan


sebutan model S-R menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima
(receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut model ini, dampak atau pengaruh
yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari
stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta
dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian
stimulus. Model S-R dapat digambarkan sebagai berikut.
S --------------- O -------------- R
Sebagaimana terlihat dalam gambar diatas, model ini memberikan gambaran tentang
tiga (3) elemen penting: Stimulus (S), yakni pesan Organisme (O), dalam hal ini
penerima (receiver) dan Response (R) yakni akibat atau pengaruh yang terjadi.

B. MODEL PENGARUH PSIKOLOGISTV DARI COMSTOCK


Model yang dibuat Comstock ini secara khusus mengungkapkan tentang pengaruh
televisi (TV) terhadap tingkah laku seseorang. Menurut model ini, TV dpat
disejajarkan dengan pengalaman, tindakan atau observasi perorangan yang dapat
menimbulkan konsenkuensi terhadap pemahaman ataupun tingkah laku. Dengan
demikian, TV tidak hanya dipandang mampu mengajarkan tingkah laku, tetapi juga
mampu bertindak sebagai stimulus (ragsangan) untuk membangkitkan tingkah laku
yang telah dipelajari dari sumber-sumber lain.
C. MODEL KOMUNIKASI TERHADAP DUA TAHAP
Model dari Katz dan Lazarsfeld lazim disebut dengan two step flow model of
communication (model komunikasi betahap dua), menjelaskan tentang proses
pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut
model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media
massa kepada khalayaknya tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan
melalui perantara seperti misalnya pemuka pendapat (opinion leaders). Dengan
demikian proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa terjadi dalam
dua tahap: petama, informasi mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat;
kedua, dari pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya.
D. MODEL SPIRAL KEHENINGAN
Model spiral keheningan (the spiral of silence) yang dikemukakan oleh Elisabeth
Noelle-Neumann (1947), juga menjelaskan tentang dampak penyebaran informasi
melalui media massa. Menurut model ini, besar kecilnya pengaruh media massa
tergantung pada interaksi antara media massa, komunikasi antarpribadi, dan persepsi
seseorang mengenai pendapat dirinya dikaitkan dengan pendapat orang lain yang ada
di lingkungan masyarakat sekitar.
EORI DAN MODEL KOMUNIKASI ORGANISASI:
Pendekatan Struktrur dan Fungsi
Pendekatan Human Relation
Pendekatan Budaya
DEVENISI

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi


di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial.
Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Organisasi dan komunikasiIstilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare,
yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang
menamakannya sarana.Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in
Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari
mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui
jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.Robert Bonnington dalam buku Modern
Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana
manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola
struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.Korelasi antara ilmu komunikasi
dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusiamanusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi
mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode
dan teknik apayang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya
menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan
jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan
situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.Griffin (2003) dalam A First Look at
Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori
management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi,
dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai
berikut:
Kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
Rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas
sampai ke bawah
untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando,
harus digunakan
sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
Divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat
tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan
suatu cara efisien.
Tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk
memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara
tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
Disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang
keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
Mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui
contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.
A. PENDEKATAN STRUKTRUR DAN FUNGSI

Teori pertama yang memiliki berkaitan dengan pendekatan ini adalah teori birokrasi
yang diperkenalan oleh Max Weber, seorang teoritis terkenal sepanjang zaman. Ia
mendefinisikan organisasi sebagai sistem dari suatu aktivitas tertentu yang bertujuan
dan berkesinambungan.Inti dari teori Weber mengenai birokrasi adalah konsep
mengenai kekuasaan, wewenang dan leitimasi. Menurut Weber, kekuasaan adalah
kemampuan seseorang dalam setiap hubungan sosial guna mempengaruhi orang lain.
Ia juga mengemukakan adanya tiga jenis kewenangan (otoritas) Kewenangan
tradisional terjadi ketika perintah atasan dirasakan sebagi sesuatu yang sudah pantas
atau sudah benar menurut ukuran tradisi. Kewenangan birokratik merupakan bentuk
yang paling relevan dalam birokrasi, karena kekuasan diperoleh dari aturan-aturan
birokrasi yang disepakati oleh seluruh anggota organisasi.Kewenangan karismatik
merupakan kekuasaan yang diperoleh karena karisma dari kepribadian seseorang.
Teori lain yang berhubungan dengan pendekatan struktur dan fungsi organisasi adalah
teori sistem.
Menurut Chester Barnard, organisasi hanya dapat berlangsung melalui kerjasama
antarmanusia, dan bahwa kerjasama adalah sarana di mana kemampuan individu
dipadukan guna ,mencapai tujuan bersama atau tujuan yang lebih tinggi.Sementara
menurut Daniel Katzdan Robert Kahn, sebagai suatu sistem sosial organisasi memiliki
keunikan di dalam kebutuhannya guna memelihara berbagai masukan untuk menjaga
agar berbagai perilaku manusia di dalam organisasi tersebut tetap terkendali. Itu
artinya, sistem memiliki tujuan-tujuan bersama yang mengharuskan menomor duakan
kebutuhan individu-individu.
B. PENDEKATAN HUMAN RELATION
Pendekatan struktural dan fungsional mengenai organisasi dianggap hanya
menekankan pada produktivitas dan penyelesaian tugas, sedangkan faktor manusia
yang diabaikan. Menurut Chris Agrys, praktik organisasi yang demikian dipandang
tidak manusiawi, karena penyelesaian suatu pekerjaan telah mengelahkan
perkebangan individu dan keadaan ini berlangsung secara berulang. Ketika
kompetensi teknis dinomorsatukan maka kompetensi antarpribadi dikurangi.
Berdasarkan pemikiran itu maka pendekatan human realtions ini muncul.
Ada beberapa anggapan dasar dari pendekatan ini:
1) Produktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan psikologis.
2) Seluruh imbalan yang bersifat non ekonomis, sangat penting dalam memotivasi
para karyawan.
3) Karyawan biasanya memberikan suatu reaksi persoalan, mengutamakan kelompok
daripada individu.
4) Kepemimpinan memberikan peranan yang sangat penting dan mencakup aspek
formal dan informal.
5) Komunikasi merupakan proses penting dalam pengambilan keputusan.
C. PENDEKATAN KULTUR/BUDAYA
Dikemukakan oleh Michael Paconowsky dan Nock oDonnelTrijullo yang
memandang organiasasi sebagai suatu kultur, dalam arti bahwa komunikasi organisasi
merupakan pandangan hidup (way of life) bagi para anggotanya.. Menurut
Pacanowsky dan Trujillo ada lima bentuk penampilan organisasi, yaitu:
a. Ritual yaitu merupakan bentuk penampilan yang diulang-ulang secara teratur,
suatu aktuvutas yang dianggap oleh suatu kelompok sebagai sesuatu yang
sudah biasa dan rutin. Ritual merupakan bentuk penampilan yang penting
karena secara tetap akan memperbarui pemahaman kita mengenai pengalaman

b.

c.

d.

e.

bersama dan memberikan legitimasi terhadap sesuatu yang kita pikirkan,


rasakan dan kita lakukan.
Hasrat yaitu bagaimana para karyawan dapat mengubah pekerjaan-pekerjaan
rutin dan membosankan menjadi menarik dan merangsang minat. Cara yang
biasa digunakan adalah dengan penuturan pengalaman pribadi, rekan sekerja
ataupun pengalaman yang diorganisasi ataupun perusahaan tempat ia bekerja.
Sosialitas yaitu bentuk penampilan yang memperkuat suatu pengertian
bersama mengeni kebenaran ataupun norma-norma dan penggunaan aturanaturan dalam organisasi, seperti kata susila dan sopan santun. Aspek lain dari
sosialitas adalah privacy, yaitu penampilan sosialitas yang dikomunikasikan
dengan penuh perasaan dan bersifat sangat pribadi seperti pengakuan,
memberi nasihat dan penyampaia kritik.
Politik organisasi yaitu merupakan bentuk penampilan yang menciptakan dan
memperkuat minat terhadap kekuasaan dan pengaruh, seperti memperlihatkan
kakuatan diri, kekuatan untuk mengadakan proses tawar menawar (bargaining
power) dan sebagainya.
Enkulturasi yaitu proses mengajarkan budaya kepada para anggota organisasi.
Contoh bentukpenampilan ini adalah learning theropes yang terdiri dari uruturutan penampilan ketika orang mengajarkan kepada orang lain tentang
bagaimana mengerjakan sesuatu

Tipe Jaringan Komunikasi


Tipe Jaringan Komunikasi :

Switched Network. Data dikirimkan dari sumber ke tujuan melewati beberapa node
antara. Masing-masing node tidak memperhatikan isi dari data, kegunaannya adalah
memperlengkapi fasilitas switching yang akan memindahkan data dari node ke node
sampai menemukan node yang dituju.

Switched Network

Circuit-Switched Network. Jaringan yang mengalokasikan sebuah sirkuit yang


dedicated diantara nodes dan terminal untuk digunakan pengguna untuk
berkomunikasi, point to point.

Circuit-Switched Network

Packet-Switched Network. Pada jaringan ini tidak diperlukan kapasitas transmisi


yang siap pakai sepanjang lintasan pada jaringan. Data cukup dikirimkan keluat pada
urutan dari potongan-potongan kecil yang disebut packet. Masing-masing packet
menuju jaringan dari node ke node selama beberapa lintasannya mendapat giliran dari
sumber ke tujuan. Pada masing-masing node, packet yang masuk diterima kemudian
disimpan sementara, untuk selanjutnya dikirimkan ke node berikutnya. Jaringan
packet-switched umumnya digunakan pada komunikasi antara terminal ke komputer
maupun dari komputer ke komputer.

Packet-Switched Network

Broadcast Network. Pada jaringan ini tidak terdapat node switching antara, pada tiap
station pengirim dan penerima saling berkomunikasi melalui media yang digunakan
bersama-sama station lain. Transmisi dari sebuah station disebar (disiarkan) dan
diterima oleh beberapa station. Dua bentuk jaringan yang mirip dari broadcastnetwork adalah packet-radio-network dan satelite-network.

Broadcast Network

Packet-Radio Network. Pada jaringan ini masing-masing station mengirim dan


menerima data yang memodulasi gelombang carrier melalui antenna, dan semua
station berbagi kanal atau frekuensi radio yang sama, selanjutnya menyebarkan secara
langsung ke masing-masing station dalam jarak jangkauannya.

Packet-Radio Network

Satelite Network. Data tidak dikirimkan secara langsung dari transmitter ke receiver,
tetapi di relay ke satelite, masing-masing tration transmit ke satellite dan receive dari
satellite.

Satelite Network

Local Network. Jaringan ini merupakan jaringan komunikasi yang terbatas pada
daerah yang kecil, misalkan satu bangunan atau sekelompok kecil bangunan.

Local Network
HAMBATAN HAMBATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran
jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan tidak
dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang
menyebabkankomunikasi tidak efektif yaitu adalah (1992,p.10-11) :
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang
diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya
atau pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan
bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi,
kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan , agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang
berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti

contoh : kata jangan dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan
cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat
televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan
dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah
yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan
kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.

PENINGKATAN EFEKTIFITAS KOMUNIKASI


Ada dua cara untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu :
1. Kebutuhan akan komunikasi yang efektif
Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu kesadaran akan
kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik.
Dijaman modern ini komunikasi merupakan subjek penting, maka perusahaan-perusahaan
besar biasanya menggunakan ahli komunikasi untuk membantu memecahkan masalahmasalah komunikasi internal.
Komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih
efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam organisasi. Dalam hal ini
para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen partisi-pasif dan komunikasi tatap muka
merupakan cara baik meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.
2. Komunikator yang lebih efektif
Untuk dapat menjadi komunikator yang lebih efektif harus memberikan latihan-latihan dalam
bentuk penulisan maupun penyampaian berita secara lisan dengan maksud untuk
meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan bahasa yang baik dan benar,
pengutaraan yang tepat dan kepekaan terhadap latar belakang penerima berita.
Salah satu alat yang digunakan adalah Active listening yang digunakan untuk
mengembangkan keterampilan manajemen para manajer, sebagai dasar peralatan ini adalah
penggunaan reflective statements (pernyataan balik) oleh para pendengar.
The American Management Association (AMA) menyusun sepuluh pedoman efektivitas
komunikasi organisasi, yaitu :

1. Cobalah menjernihkan gagasan anda sebelum berkomunikasi.


2. Telitilah kegunaan sebenarnya dari setiap komunikasi.
3. Pertimbangkan situasi manusia dan fisik secara keseluruhan bilamana anda berkomunikasi.
4. Berkonsultasi dengan orang lain, bila perlu dalam merencanakan komunikasi.
5. Berhati-hatilah ketika anda berkomunikasi, mengenai nada maupun isi pokok dari pesan
anda.
6. Ambilah kesempatan bila muncul untuk menyampaikan sesuatu yang dapat membantu atau
bernilai bagi penerima.
7. Lakukan tindak lanjut komunikasi anda.
8. Berkomunikasi untuk hari esok sebaik hari ini.
9. Pastikan bahwa tindakan anda mendukung komunikasi anda.
10. Berusahalah bukan saja untuk dimengerti tetapi juga untuk mengerti serta jadilah
pendengar yang baik.
Saluran Komunikasi Dalam Organisasi dan Peranan Komunikasi Informal
Ada tiga hal penting dalam mempelajari komunikasi yang terjadi dalam suatu
organisasi :

a.
b.
c.

Informasi yang menjadi sumber komunikasi


Bagaimana proses komunikasi tersebut
Komunikasi antar orang dalam organisasi

Jika ketiga hal tersebut tidak banyak mengalami hambatan maka komunikasi dalam
organisasi akan berjalan lebih berhasil sehingga pelaksanaan pencapaian tujuan menjadi lebih
baik.
Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam suatu organisasi berarti ia mengalir dari wewenang yang
lebih tinggi ke wewenang yang lebih rendah. Bentuk yang paling umum adalah instruksi,
memo resmi, pernyataan tentang kebijakan perusahaan, prosedur, pedoman kerja, dan
pengumuman perusahaan.
Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok, yaitu :
1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja
2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktek organisasional
4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan
5. Meyajikan informasi mengenai aspek idiologi yang dapat membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Namun di satu sisi, komunikasi ke bawah juga mengandung kelemahan, yaitu kemungkinan
terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting sebelum disampaikan kepada para
bawahan artinya, informasi yang diterima bawahan tidak seperti aslinya. Davis memberikan
saran-saran dalam hal itu sebagai berikut :
1. Pimpinan hendaklah sangggup memberikan informasi kepada karyawan apabila
dibutuhkan mereka. Jika pimpinan tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan mereka dan
perlu mengatakan terus terang dan berjanji akan mencarikannya
2. Pimipinan hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.

3. Pimpinan mengembangkan suatu perencanaan komunikasi, sehingga karyawan dapat


mengetahui informasi yang dapt diharapkannya.
4. Berusaha membentuk kepercayaan diantara pengirim dan penerima pesan.
Komunikasi ke Atas
Kebutuhan akan komunikasi ke bawah sama banyaknya dengan jumlah komunikasi ke
atas. Alat komunikasi ke atas yang sering digunakan secara luas terdiri dari kotak saran, rapat
kelompok, laporan kepada penyelia, dan prosedur permohonan atau keluhan. Bentuk
komunikasi ini biasanya tersendat-sendat dan tersaring. Setiap jenjang pimpinan enggan
meneruskan masalah ke atas karea hal itu dapat dipadang sebagai pengakun kegagalan. Para
pegawai biasanya cenderung hanya memberitahu atasan tentang hal-hal yang menurut mereka
ingin didengar atasan. Jadi, setiap bawahan memiliki alasa untuk memilih, menafsirkan dan
berbagai tindakan penyaringan informasi lainnya.
Komunikasi Horisontal
Tersedianya arus komunikasi horisontal sering kali dilupakan dalam sebuah desian
organisasi. Komunikasi horisontal sangat penting bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka
ragam fungsi keorganisasian. Komunikasi dari teman sejawat ke teman sejawat sering kali
diperlukan untuk mengadakan koordinasi dan dapat juga memberikan kepuasan terhadap
kebutuhan sosial.
Komuniksasi Diagonal
Jenis komunikasi ini jarang sekali dipergunakan, namun komunikasi diagonal adalah
penting dalam penting dalam keadaan dimana para anggota tidak dapat berkomunikasi secara
efektif lewat jalur lain. Sebagian mungkin melibatkan tenaga penjualan yang mengirim
laporan khusus langsung kepada pengawas keuanganan, dan tidak melewati jalur tradisional
dalam departemen pemasaran.
PERANAN KOMUNIKASI INFORMAL
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, tindak
komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi,
yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (informationprocessing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti
informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan
kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan
informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang
terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang
jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif ini, yaitu:

1. atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau
perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada
lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan
perintah banyak bergantung pada:
1. keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah
2. kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi
3. kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus
sebagai pribadi
4. tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2. berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturanperaturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang
lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat


dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti
penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan
oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas
ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.

Anda mungkin juga menyukai