Anda di halaman 1dari 52

PROGRAM KIA/KB

PROGRAM PRAKTIK PROFESI NERS (P3N)


KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI RT 02 RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN
MULYOREJO
KOTA SURABAYA
Periode 07 Maret 2016 s/d 22April 2016
Disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai kompetensi Program Ners
pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Surabaya

Disusun oleh :
Kelompok 3
Nindya Ghabriella H.Br. Marpaung, S.Kep.
NIM. 131513143003
Yunita Praptiwaijaya, S.Kep.
NIM. 131513143004
Izza Hadi P, S.Kep.
NIM. 131513143012
Sutrisno, S.Kep.
NIM. 131513143015
Anisa Agustina, S.Kep.
NIM. 131513143051
Yuni Tristian Cahyani Eka Putri, S.Kep.
NIM. 131513143055
Eli Sazana, S.Kep.
NIM. 131513143057
Dian Agustin, S.Kep.
NIM. 131513143058
Selfi Ratna Puspitasari, S.Kep.
NIM. 131513143061
Yosephin Nova Eka Irianti, S.Kep.
NIM. 131513143069
Hamzah Waldi, S.Kep.
NIM. 131513143071
Hartono, S.Kep.
NIM. 131513143073
Akub Selvia, S.Kep
NIM. 131513143077
M. Fathur Rohman, S.Kep.
NIM. 131513143079
Reni Kurnia Fajarwati, S.Kep.
NIM. 131513143080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSIRTAS AIRLANGGA
2016
Jl. Mulyorejo (Kampus C) Universitas Airlangga Surabaya

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan di Indonesia terselenggara secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Hingga saat ini sudah banyak program pembangunan
kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanganan masalah-masalah
kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya, program-program tersebut lebih
menitikberatkan pada upaya-upaya penurunan angka kematian ibu dan anak,
angka kelahiran kasar, dan angka kematian bayi. Hal ini terbukti dari hasil-hasil
survey yang menunjukkan penurunan angka kematian bayi dan anak juga angka
kelahiran kasar. Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam
pembangunan bangsa karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh
kesehatan ibu. Jika si ibu sehat, maka akan menghasilkan bayi sehat yang akan
menjadi generasi kuat. Ibu yang sehat juga menciptakan keluarga yang sehat dan
sejahtera (Depkes RI, 2001). Sehingga, masalah kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan anak menjadi perhatian penting bagi pemerintah, sebagian hal itu akan ikut
mempengaruhi pertumbuhan kesehatan dan perkembangan di masa depan yang
meliputi kesehatan fisik, kesejahteraan, pertumbuhan, perkembangan, sosialisasi
dan pengetahuan umum tentang kesehatan. Masalah kesehatan ibu sama
pentingnya dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, pertumbuhan balita
berkaitan dengan masalah perubahan dalam hal jumlah, ukuran, besaran, dimensi
sel dan organ tubuh balita yang tercermin dalam ukuran berat, panjang dan
keseimbangan motorik. Sedangkan perkembangan berhubungan dengan

bertambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktur tubuh dan fungsifungsinya dalam pola yang teratur.
Pertumbuhan dan perkembangan balita seharusnya sesuai dengan berat
badan dan umur balita. Sehingga diperlukan pemantauan tiap bulan dalam
kegiatan posyandu balita untuk memantau perkembangan kesehatan balita.
Kemampuan ibu dalam membawa balita untuk ikut Posyandu Balita dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan pada balitanya. Saat ibu dan balita
membutuhkan penyesuaian ini, perawat membantu untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak. Hal ini dilakukan ibu agar dapat mengetahui gizi balita dan
merancang intervensi untuk meminimalkan terjadinya angka kejadian gizi buruk.
Dari data yang didapatkan dari 64 KK yang telah disebarkan tanggal 8 Maret 2016
di RT 02 RW IV Kel. Mulyorejo didapatkan jumlah pasangan usia subur 42
pasangan, responden ibu yang mengikuti KB sebanyak 30 orang sedangkan yang
tidak mengikuti sebanyak 12 orang dengan alasan takut dan lain-lain. Jumlah ibu
menyusui sebanyak 3 orang, ibu yang menyusui ASI sebanyak 2. Responden ibu
hamil sebanyak 2 orang. Jumlah balita sebanyak 14 anak, dari jumlah tersebut
yang mengunjungi posyandu tiap bulan sebanyak 12 anak sedangkan balita yang
tidak rutin mengunjungi posyandu sebanyak 2 anak pada bulan Februari. Dengan
demikian, masih ada balita yang tidak datang ke posyandu pada tiap bulannya.
Setelah melalui proses pengkajian data di RT 02 RW IV, didapatkan data
bahwa sudah terdapat kelompok Pokjakes KIA-KB, kader aktif melakukan
kegiatan posyandu balita, PAUD, serta kegiatan ibu-ibu lainnya seperti PKK,
arisan, dasawisma, dan pengajian. Kesehatan ibu dan anak dan KB meliputi
kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita usia subur. Belum didapatkan
pemeriksaan ibu hamil, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang ASI

eksklusif di RT 02 RW IV,masih ada ibu yang tidak membawa balitanya ke


posyandu setiap bulan, kurangnya sumber informasi baik formal mapun
nonformal mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan,kurangnya kesadaran ibu
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif serta masih kurangnya minat
masyarakat untuk menjadi kader kesehatan.
Dalam mencegah dan mengurangi potensi komplikasi permasalahan
kesehatan ibu dan balita perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya ASI
eksklusif, penyuluhan pendidikan kesehatan pada ibu hamil seputar mitos dan
fakta kehamilanserta memotivasi ibu-ibu RT 02 RW IV agar berminat dan mau
menjadi kader kesehatan khususnya kader kesehatan KIA/KB.
1.2
1.2.1

Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan Program Profesi

Keperawatan

Komunitas,

mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas pada agregat ibu


dan balita di masyarakat RT 02 RW IV dengan pendekatan proses keperawatan
dan pengorganisasian komunitas.
2
Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Program Profesi

Keperawatan

Komunitas,

mahasiswa mampu:
1. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji masalah kesehatan
komunitas pada agregat ibu (PUS,WUS, Nifas dan Buteki) di RT 02 RW
IV.
2. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji masalah kesehatan
komunitas pada agregat balita (bayi, balita dan prasekolah) di RT 02 RW
IV.
3. Melakukan penyaringan data dengan tepat sehingga dihasilkan analisis
data yang sesuai dengan keperluan komunitas pada agregat ibu dan balita
di RT 02 RW IV.

4. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas pada agregat ibu dan balita


di RT 02 RW IV dan menetapkan prioritas masalah keperawatan
berdasarkan kriteria tertentu.
5. Menerapkan pendidikan kesehatan

yang

spesifik

dan

strategi

pengorganisasian komunitas pada agregat ibu dan balita di RT 02 RW IV


dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan komunitas.
6. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas pada agregat ibu dan balita
di RT 02 RW IV berdasarkan faktor resiko personal, sosial dan lingkungan
dengan pendekatan lintas program dan lintas sektoral.
7. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas

untuk

menyelesaikan masalah keperawatan dan kesehatan yang ada di komunitas


pada agregat ibu dan balita di RT 02 RW IV.
8. Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis, belajar
mandiri dengan ketrampilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan
di dalam komunitas pada agregat ibu dan balita di RT )2 RW IV.

3 Manfaat Kesehatan
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1 Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas pada agregat ibu dan
2

balita secara nyata kepada masyarakat


Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan

komunitas pada agregat ibu dan balita


Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika pada agregat ibu dan balita


Untuk Masyarakat
Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada agregat ibu


dan balita.

Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari


masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan

yang ada pada agregat ibu dan balita.


Ibu balita mengetahui gambaran status kesehatan anaknya dan mempunyai

upaya peningkatan status kesehatan tersebut


Untuk Pendidikan
Salah satu indikator keberhasilan Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya Program Profesi


2

khususnya di bidang keperawatan komunitas pada agregat ibu dan balita.


Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktik keperawatan komunitas pada agregat ibu dan balita selanjutnya.


Untuk Profesi
Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi

secaramandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.


Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas pada agregat

ibu dan balita sehingga profesi mampu mengembangkannya.


1.4

Ruang Lingkup
Dalam penulisan laporan ini kami memberikan asuhan keperawatan

komunitas di RT 02 RW IV Keluruhan Mulyorejo Kota Surabaya dalam masalah


lingkungan dan kesehatan pada agregat ibu dan balita.
1.5

Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan

metode pendekatan pada kader, keluarga, dan masyarakat melalui asuhan


keperawatan profesional yang meliputi biologis, psikologis, sosial, dan kultural
secara mandiri maupun kolaborasi lintas sektor.
1.6

Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan dimulai dengan pengkajian data keperawatan, hasil

analisis data, penapisan masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan,


rencana keperawatan, implementasi, evaluasi keperawatan dan simpulan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
Komunitas
mempunyai

(community)

adalah

sekelompok

masyarakat

yang

persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan

kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di
kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan
lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat
petani,

masyarakat

pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan

sebagainya (Cahayatin, 2009).


Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Cahayatin, 2009).
Proses
keperawatan

keperawatan
yang

komunitas

merupakan

metode

asuhan

bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,

keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti


pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Sumijatun,
2006).

2.2 Konsep Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


2.2.1 Pengertian Sehat
WHO, 1947 (dalam Notoatmojo, 2003), menjelaskan kesehatan merupakan
suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang komplet dan bukan sematamata terbebas dari penyakit. Kesehatan juga dinilai dari angka mortalitas
(kematian) dan morbiditas (kesakitan) selama periode tertentu. Oleh karena itu,
keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental, dan sosial serta keberadaan
penyakit menjadi indikator
utama kesehatan.
2.2.2 Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu meneteki,
bayi dan anak balita serta anak prasekolah (Depkes RI, 1999).
2.2.3 Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
1. Tujuan Umum (Depkes, 2011)
Tujuan

Program

Kesehatan

Ibu

dan

Anak

adalah

tercapainya

kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang


optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

2. Tujuan Khusus (Depkes, 2011)


Tujuan khusus program KIA adalah :
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan prilaku)
dalam

mengatasi kesehatan diri dan keluarganya

menggunakan

dengan

teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan

kesehatan keluarga.
b. Meningkatnya
upaya pembinaan kesehatan balita

dan

anak

prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga.


c. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu meneteki.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas,
ibu meneteki, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.
2.2.4 Prinsip Pengelolaan Program KIA
Prinsip pengelolaan program KIA adalah memantapkan dan peningkatan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efesien. Pelayanan KIA
diutamakan pada kegiatan pokok : (Depkes, 2011)
1.

Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu

2.

yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.


Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih

3.

peningkatan pertolongan oleh tenaga profesional secara berangsur.


Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan

ditujukan

kepada

maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.

4.

Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1 bulan) dengan


mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.
2.2.5 Pelayanan dan Jenis Indikator KIA,
Prasetyawati (2012), menjelaskan bahwa pelayanan dan jenis indikator KIA

diantaranya adalah :
1. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal.
2. Pertolongan persalinan, jenis tenaga yang memberikan pertolongan
persalinan kepada masyarakat; tenaga profesional, dukun bayi yang terlatih
atau yang belum terlatih.
3. Deteksi dini ibu hamil beresiko.
4. Indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
2.2.6 Pelayanan yang Dilakukan Puskesmas dalam KIA
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan upaya kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita
serta anak pra sekolah yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka
meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bangsa pada umumnya (Depkes,
2011). Pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam KIA yaitu: (Prasetyawati,
2012)
1. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
2. Pelayanan kesehatan terhadap bayi dan balita sehat dengan memberikan
imunisasi di Puskesmas pada tanggal 4 dan 18 setiap bulannnya
3. Memberikan imunisasi terhadap bayi di setiap posyandu pada wilayah kerja
Puskesmas Medan Johor
4. Memberikan vitamin A setiap 6 bulan pada balita yaitu bulan Februari dan
Agustus dan pada ibu nifas sebanyak 1 kapsul
5. Melakukan penimbangan berat badan bayi, balita dan ibu hamil di
Posyandu dan Puskesmas
6. Memberikan konseling pada ibu hamil
7. Pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita dan melakukan

pemeriksaan ibu hamil

2.3 Konsep Keluarga Berencana (KB)


2.3.1 Pengertian KB
Menurut WHO 1970 (dalam Hartanto, 2004), keluarga berencana adalah
program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk, (1) Menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, (2) Mendapatkan kelahiran yang diinginkan, (3)
Mengatur interval diantara kehamilan, (4) Mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami dan istri, (5) Menentukan jumlah anak
dalam keluarga.
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
dengan jalan memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan
penjarangan kelahiran (Depkes RI, 1999).
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004).
2.3.2 Tujuan dan Manfaat KB
KB bertujuan untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (BKKBN, 2008).
Adapun manfaat dari program KB (BKKBN, 2008) adalah :
1. Untuk kepentingan orang tua
Orang tua (ayah dan ibu) yang paling bertanggung jawab atas keselamatan
dirinya dan keluarganya (anak-anak), karena itu orang tua haruslah sadar

akan batas- batas kemampuannya selama masa baktinya dalam memenuhi


kebutuhan anak- anaknya sampai menjadi

orang yang

berguna.

Walaupun manusia dapat mengharapkan pertolongan dan rezeki dari Tuhan


Yang Maha Esa, namun mereka sebagai makhluk insan diberi akal, ilmu dan
pikiran sehat, karena itu mereka wajib memakai akal, ilmu dan pikiran sehat
tersebut untuk mendapatkan jalan dan hidup yang sehat pula supaya jangan
berbuat lebih dari kemampuan yang ada. Terciptalah keselamatan keluarga
dan terbentuklah keluarga yang bahagia.
2. Untuk kepentingan anak-anak
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi sebagai
pemberian yang tidak ternilai harganya. Mengatur kelahiran merupakan
salah satu cara dalam menghargai kepentingan anak. Orang tua mempunyai
persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan yang baik kepada
anak-anaknya agar mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna
bagi orang tua dan bangsa.
3. Untuk kepentingan masyarakat
Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau
masyarakat. Kepentingan masyarakat

meminta agar setiap

sebagai kepala keluarga memelihara dengan baik


anaknya agar dapat

keluarga

orang tua
dan

anak-

membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh

komunitas sehingga secara makro telah ikut memelihara keseimbangan


penduduk dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa bantuan
kesungguhan keluarga-keluarga dalam menekan pertambahan penduduk
dengan cepat, pembangunan tidak akan berarti. Orang tua yang menentukan

jumlah anak yang ingin mereka miliki sesuai dengan kemampuannya dan
tidak melupakan tanggung jawab terhadap anak-anak yang telah dilahirkan,
tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara di mana mereka hidup dan
berbakti.
2.3.3 Sasaran dan Target Program KB
Sasaran dan target yang ingin dicapai dengan program Keluarga
Berencana adalah bagaimana supaya segera tercapai dan melembaganya
Norma Keluarga Kecil yang

Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) pada

masyarakat Indonesia. Sasaran yang mesti digarap untuk mencapai target


tersebut adalah (Depkes, 2008):
1. Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan suami istri
yang hidup bersama dimana istrinya berusia 15-49 tahun,
yang

harus

dimotivasi

terus

menerus sehingga menjadi

peserta Keluarga Berencana Lestari.


2. Non PUS, yaitu anak sekolah, orang yang belum kawin,
pemuda-pemudi, pasangan diatas 45 tahun, tokoh masyarakat,
dan
3. Institusional yaitu berbagai organisasi, lembaga masyarakat,
pemerintah dan swasta.
2.3.4 Pelayanan Program KB
Pelayanan kontrasepsi saat ini dirasakan masyarakat, khususnya
pasangan suami
kontrasepsi yang

istri,

sebagai salah satu

kebutuhannya.

Pelayanan

semula menjadi program pemerintah dengan orientasi

pemenuhan target melalui subsidi penuh dari pemerintah, berangsur-angsur


bergeser menjadi suatu gerakan masyarakat yang sadar akan kebutuhannya
hingga bersedia membayar untuk memenuhinya (Depkes, 2008).

Peran pelayanan Keluarga Berencana diarahkan untuk menunjang


tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan yang diinginkan dan
berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Pelayanan KB bertujuan
menunda, menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah
cukup. Dengan demikian pelayanan KB sangat berguna dalam mengatur
kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak tepat
waktu.
Ada 5 (lima) hal penting dalam pelayanan Keluarga Berencana yang perlu
diperhatikan :
1. Prioritas pelayanan
Usia Subur

KB diberikan terutama kepada Pasangan

yang istrinya mempunyai keadaan 4 terlalu, yaitu

terlalu muda (usia kurang 20 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari
3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan (kurang dari 2 tahun), dan
terlalu tua (lebih dari 35 tahun).
2. Menekankan bahwa KB merupakan tanggung jawab bersama
antara suami dan istri. Suami juga perlu berpartisipasi aktif dalam
ber KB dengan menggunakan alat/metoda kontrasepsi untuk pria.
3. Memberi informasi lengkap dan adil tentang keuntungan dan
kelemahan masing- masing metoda kontrasepsi. Setiap klien berhak
untuk mendapat informasi mengenai hal ini, sehingga dapat
mempertimbangkan metoda yang paling cocok bagi dirinya.
4. Memberi nasehat tentang metoda yang paling cocok sesuai
dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan
kepada klien, untuk memudahkan klien menentukan pilihan.
5. Memberi informasi teentang kontraindikasi pemakaian berbagai

metoda kontrasepsi.
Pelaksanaan pelayanan KB perlu melakukan skrining atau penyaringan
melalui pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat
kontraindikasi bagi pemakaian metoda kontrasepsi yang akan dipilih. Khusus
untuk tindakan operatif diperlukan surat pernyataan setuju (informed consent)
dari klien (Depkes, 2008).
2.3.5 Jenis Akseptor KB
1.Akseptor aktif adalah akseptor yang ada pada saat ini
menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
2.Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang
telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau
lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali
menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang
sama maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat
kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut turut dan bukan
karena hamil.
3.Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama
kali menggunakan alat/obat kontrasepsi atau pasangan
usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi
setelah melahirkan atau abortus.
4.Akseptor KB dini adalah para ibu yang menerima salah
satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah
melahirkan atau abortus.
5.Akseptor langsung adalah para istri yang memakai
salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah
melahirkan atau abortus.

6.Akseptor dropout adalah akseptor yang menghentikan


pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN,
2009).
2.3.6 Akseptor KB Menurut Sasarannya
Suratun (2008) menjelaskan bahwa ada beberapa fase akseptor KB
berdasarkan sasarannya diantaranya adalah:
1. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan
yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20
tahun adalah usia yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak
dengan berbagai alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu
kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya
kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini
pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi.
Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
2. Fase mengatur / menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik
untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran
adalah 2 - 4 tahun.Ktiteria kontrasepsi yang perlukan yaitu efektifitas
tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya
anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3 - 4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan.
3. Fase mengakhiri kesuburan / tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari
30 tahun tidak hamil. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan

kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi


kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko
tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak
mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan
disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan, suntik KB dan pil KB.

2.4 Konsep Posyandu


2.4.1 Pengertian Posyandu
Pos Pelayanan terpadu atau Posyandu adalah unit kegiatan yang
dilakukan oleh masyarakat dengan pembimbing dari tenaga kesehatan dari
Puskesmas yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
(Depkes RI, 2009). Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
2.4.2

Tujuan Posyandu
Saifuddin (2002) menjelaskan tujuna dariposyandu diantaranya adalah:

1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (Ibu


hamil, melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagis Sejahtera).
3. Meningkatkan
peran serta dan kemampuan
masyarakat

untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB

serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat


sehat sejahtera.
4. Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan
Ketahan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera
2.4.3 Strata Posyandu

Strata posyandu menurut Saifuddin (2006) dapat dikelompokan


menjadi empat :
1. Posyandu Pratama :
a. belum mantap.
b. kegiatan belum rutin.
c. kader terbatas.
2. Posyandu Madya :
a. kegiatan lebih teratur
b. Jumlah kader 5 orang
3. Posyandu Purnama :
a. kegiatan sudah teratur.
b. cakupan program/kegiatannya baik.
c. jumlah kader 5 orang
d. mempunyai program tambahan
4. Posyandu Mandiri :
a. kegiatan secara terahir dan mantap
b. cakupan program/kegiatan baik.
c. memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.
2.4.4 Sasaran Posyandu
Sasaran dalam pelayanan kesehatan di posyandu adalah untuk :
(Saifuddin, 2006)
1.Bayi yang berusia kurang dari satu tahun
2. Anak balita usia 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun
3.Ibu hamil/ibu menyusui
4.Ibu menyusui
5.Ibu nifas
6. WUS dan PUS
2.4.5 Kegiatan Posyand
Lima kegiatan posyandu (Panca Krida Posyandu) : (Saifuddin, 2006)
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penatalaksanaan Diare
2.4.6 Tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu) :
Tujuan adanya kegiatan posyandu diantaranya adalah: (Saifuddin, 2006)
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Imunisasi

4. Peningkatan Gizi
5. Penatalaksanaan Diare
6. Sanitasi Dasar
7. Penyediaan Obat Esensial.
2.4.7 Pembentukan Posyandu
Posyandu dibentuk dari pospos yang telah ada seperti : (Saifuddin, 2006)
1. Pos penimbangan balita
2. Pos immunisasi
3. Pos keluarga berencana desa
4. Pos kesehatan
5. Pos lainnya yang di bentuk baru
2.4.8 Alasan Pendirian Posyandu
Hasanah (2012) menjelaskan alasan didirikannya posyndu diantaranya
adalah:
1. Posyandu

dapat

memberikan

pelayanan

kesehatan

khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK


sekaligus dengan pelayanan KB.
2. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh
masyarakat,

sehingga menimbulkan

rasa

memiliki

masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan dan


keluarga berencana.
2.4.9 Penyelenggaraan Posyandu
1. Pelaksana kegiatan
Adalah anggota masyarakat yang telah di latih menjadi kader
kesehatan setempat dibawah bimbingan puskesmas.
2. Pengelola posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader
PKK, tokoh masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan
yang ada di wilayah tersebut (Depkes RI, 2009).
2.4.10 Pelayanan Kesehatan Yang di Jalankan Posyandu

Beberapa pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh posyandu diantaranya


adalah: (prasetyawati, 2012)
1. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
a. Penimbangan bulanan
b. Pemberian makanan tambahan bagi yang berat badannya
kurang
c. Imunisasi bayi 3 14 bulan.
d. Pemberian oralit untuk menanggulangi diare.
e. pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama.
2. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia
subur.
a. Pemeriksaan kesehatan umum
b. Pemeriksaan kehamilan dan nifas
c. Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan
d.
e.
f.
g.
h.
i.

pil penambah darah.


Imunisasi TT untuk ibu hamil
Penyuluhan kesehatan dan KB
Pemberian alat kontrasepsi KB
Pemberian oralit pada ibu yang menderita diare
Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama
Pertolongan pertama pada kecelakaan

BAB 3
PENGKAJIAN KOMUNITAS
3.1

Pengkajian Winshield Survey


Dari pengkajian RT 02 RW 04 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan

Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8 10 Maret 2016 didapatkan data


pengamatan melalui komponen Winshield Survey (Anderson & Mc. Farlane,
2006) sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pengkajian Winshield SurveyRT 02/RW 04 Kelurahan Mulyorejo Maret,
2016
I. Inti Komunitas
1. Sejarah

2. Demografi

Observasi
Kelurahan Mulyorejo terdiri dari 4
RW yakni RW 01, RW 02, RW 03
dan RW 04. Pada RW 04 terdapat
2 RT yakni RT 01 dan RT 02.
Adapun luas wilayah RW 04
sendiri
secara
keseluruhan
berkisar 4,1 ha.
Di wilayah RW 04 khususnya di
RT 02 terdapat dua jenis penduduk
yakni penduduk yang menetap
maupun penduduk musiman.
Mayoritas
penduduk
yang
menetap memiliki tempat tinggal
tetap sendiri dan sebagian kecil
menyewa
rumah
kontrakan.
Sedangkan
bagi
penduduk
musiman, mayoritas penduduk
menempati rumah kos yang
disewakan oleh penduduk RT 02.
Pekerjaan warga RT 02 mayoritas
adalah swasta yakni sebagai
pedagang
maupun
buruh
bangunan.

Data
-

Berdasarkan
data
Kelurahan Mulyorejo
pada triwulan 1 2016
terdapat
573
jiwa
penduduk di RW 04
yang terdiri dari 296
laki- laki dan 277
perempuan dalam 147
KK.
Data hasil pengkajian
di RT 02 RW IV
didapatkan 64 KK
dengan
jumlah
penduduk 215 jiwa
dengan penduduk lakilaki sebanyak 104 jiwa
dan perempuan 111
jiwa. Jumlah penduduk
usia bayi 5 bayi (2,3%),
usia balita sebanyak 9
balita (4,2%), usia prasekolah dan sekolah

3. Nilai dan
Keyakinan

sebanyak
27
jiwa
(12,6%), usia remaja
(13-25 tahun) 35 jiwa
(16,3%%), usia dewasa
77 jiwa (36,3%), dan
usia lanjut 61 jiwa
(28,3%)
1. Mayoritas warga beragama Sebanyak 212 jiwa
Islam.
(98,6%)
beragama
2. Musholla dan TPQ yang islam dan 3 orang
terletak dalam wilayah RT 2.
(1,4%)
beragama
Kristen.

II. Subsistem
1. Lingkungan Fisik 1. Batas daerah RW 04
Barat
:
Perumahan
Dharmahusada Indah RT
03 RW IX Kelurahan
Mulyorejo
Utara : Jalan Dharmahusada
Indah 2, Perumahan
Dharmahusada Indah RT
02 RW IX
Timur
:
Perumahan
Dharmahusada Indah RT
03 RW IX Kelurahan
Mulyorejo
Selatan: Saluran Kalidami,
Wilayah RT 11 kelurahan
Manyar Sabrangan
2. Batas daerah RT 02
Barat
:
Perumahan
Dharmahusada
RT
02
Kelurahan Mulyorejo
Utara : Wilayah RT 01
Timur
:
Perumahan
Dharmahusada
RT
02
Kelurahan Mulyorejo
Selatan : Wilayah RT 11
Kelurahan Manyar Sabrangan.
3. Bangunan
Mayoritas bangunan di RT 02
yang merupakan milik pribadi
terbuat dari tembok permanen
sedangkan bagi warga yang
rumahnya kontrak di daerah
tersebut ada sebagian kecil
yang bangunannya terbuat dari
papan dan sisanya dari tembok

Status
kepemilikan
rumah sendiri sebanyak
33 KK dan rumah sewa
sebanyak 31 KK

2. Pelayanan
Kesehatan dan
Sosial

permanen.
4. Arsitektur
Bentuk rumah di wilayah RT
02 hampir sama antara yang
satu dengan yang lain dengan
menggunakan atap berupa
genteng dan lantai dari
keramik. Terdapat beberapa
rumah yang bergabung menjadi
satu blok besar dengan 1 pagar.
Jarak antar rumah juga
berdekatan terutama pada
daerah masuk gang. Sementara
pada pencahayaan, mayoritas
rumah
tidak
mempunyai
pencahayaan
yang
bagus
karena pemanfaatan jendela
<10%.
5. Halaman
Sebagian besar rumah di RT 02
tidak mempunyai halaman
terutama rumah yang berada di
gang 2 dan gang 3. Sementara
rumah yang ada di jalan utama,
ada beberapa rumah yang
memiliki halaman kecil dan
diisi dengan pot tanaman.
6. Terdapat 1 lahan kosong di RT
02 yakni 1 petak yang
digunakan
lapanganuntuk
senam dan tempat berdirinya
menara sutet.
1. Untuk pelayanan kesehatan, 1. ISPA 27
orang
warga
RT
02
biasa
(12,6%), TBC 1
memanfaatkan
pelayanan
orang
(0,5),
puskesmas Mulyorejo yang
Hipertensi 10 orang
berjarak sekitar 1,5 km
(4,6%), Ginjal
1
maupun ke tempat dokter
orang orang (0,5%),
praktek swasta di Kalidami
Diabetes Melitus 5
yang berjarak sekitar 3 km.
orang (2,3%), lain2. Terdapat dua kegiatan pada
lain
19
orang
KIA dan KB yakni kegiatan
(8,8%).
posyandu balita yang diadakan 2. Sebanyak 38 KK
pada hari senin minggu kedua
memeriksakan
dan posyandu ibu balita pada
kesehatan
ke
hari senin minggu keempat
puskesmas
setiap bulannya
Mulyorejo
jika
3. Terdapat dua agenda kegiatan
sakit, 22 KK ke

4.

5.

6.
7.

3. Ekonomi

1.

2.

pada pelayanan kesehatan


untuk lansia yakni posyandu
lansia yang diadakan setiap
hari rabu minggu kedua dan
senam lansia 3 kali setiap
bulan dengan dipimpin para
kader lansia.
Terdapat agenda kegiatan
belajar membaca bagi warga
RT 02 yang masih buta huruf
pada hari Rabu, Kamis dan
Jumat setiap minggunya di
PUSKEL yang dipimpin oleh
bapak RW 04
Terdapat kegiatan TPQ yang
diikuti oleh anak PAUD pada
hari Senin, Selasa dan Rabu.
Anak SD pada Jumat, Sabtu,
Minggu.
Tidak terdapat pemantauan
untuk jumantik secara berkala.
Tingkat sosial
Masyarakat RT 02 mempunyai
hubungan sosial baik antar
tetangga, kegiatan pengajian
mingguan baik laki- laki
maupun
perempuan
yang
diadakan oleh RW 04 dapat
berjalan dengan baik. Warga
juga
mempunyai
tingkat
kepedulian yang baik antar
tetangga.
Tingkat ekonomi
Sebagian
besar
pekerjaan
warga RT 02 adalah pegawai
swasta yang terdiri dari buruh
bangunan, pegawai swasta,
SPG dan lain- lain. Sementara
untuk
tingkat
ekonomi,
sebagian besar warga berada
pada
tingkat
ekonomi
menengah kebawah.
Kegiatan yang menunjang
perekonomian yaitu :
a.Terdapat warung kelontong,
pedagang keliling, warung
makan, pengrajin batu akik
dan usaha kos-kosan serta

klinik sekitar RW
04, ke rumah sakit 4
KK.

1. Sebanyak 22 orang
(10,2%)
berpendapatan
kurang dari 1 juta,
53 orang (24,6%)
berpendapatan
antara 1-3 juta, dan
5orang
(2,3%)
berpendapatan lebih
dari 3 juta perbulan.
2. Jumlah warung ada
2 buah dan jumlah
toko kelontong 12
buah di wilayah RT
02

4. Keamanan dan
Transportasi

5.

Pemerintah dan
Politik

6. Komunikasi

7. Pendidikan

kontrak rumah
b. Terdapat agen-agen seperti
air isi ulang, air mineral,
LPG
c.Terdapat
beberapa
toko
sembako, sayur mayur dan
warung makan. Pedagang
keliling (bakso, pentol, roti,
nasi goreng, siomay, mie
ayam dan es oyen) yang
dapat ditemui di jalan
wilayah RT 02.
1. Umumnya sebagian besar
warga
memiliki
dan
menggunakan
kendaraan
pribadi seperti motor, mobil
atau sepeda untuk mobilisasi
ke lain tempat.
2. Untuk jalan, hampir seluruh
kawasan RT 02 menggunakan
paving blok baik jalan utama
maupun akses ke gang. Hanya
sedikit gang yang jalannya
masih tanah.
Terdapat struktur RW dan RT
beserta pengurusnya. Selain itu,
juga terdapat kader- kader untuk
unit
tertentu
seperti
kader
posyandu, lansia dan jumantik.
1. Komunikasi : sebagian besar
warga telah memiliki televisi,
radio (tape) dan menggunakan
telepon (handphone) serta
selebaran.
2. Informasi : warga mendapatkan
informasi melalui speaker
musholla.
Terdapat PAUD dan TK yang
terletak dalam wilayahRT 02 yaitu
TK Melati

Tingkat
pendidikan
warga yang saat ini
sedang
menempuh
pendidikan
dimulai
dengan yang
tidak
sekolah 12
orang
(5,6%), TK 13 orang
(6%), SD 59 orang
(27,4%), SMP 34 orang
(15,8%), SMA 68
orang
(31,6%),

8. Rekreasi

III.

Persepsi
1. Penduduk

Perguruan Tinggi 11
orang (5,1%).
Di RT 02 masyarakat dapat mengunjungi pasar malam yang
diadakaan secara berkala dan ada
kegiatan olahraga di lapangan
yang dapat menjadi tempat
komunitas ibu-ibu untuk bertukar
fikiran. Selain itu, lapangan juga
menjdai area bermain bagi anakanak pada sore hari maupun hari
libur.
1. Lansia
Sebagian besar lansia di RT 02
menggunakan waktunya untuk
melakukan pekerjaan rumah
tangga yang ringan, merawat
cucu dan bercengkrama dengan
lansia lain. Terdapat beberapa
lansia yang masih mempunyai
toko
kelontong
sebagai
pekerjaan
seharihari.
Kegiatan pengajian rutin yang
diadakan tiap hari rabu malam
di musholla untuk jamaah
perempuan dan hari ahad
malam untuk jamaah laki-laki
di Balai RW 04. Kegiatan
posyandu lansia dan senam
lansia diadakan 1 bulan sekali
secara rutin.
2. Dewasa tua
Pada pagi hingga sore hari
sebagian warga RT 02 bekerja
dan baru mempunyai waktu
senggang bersama keluarga
pada malam hari. Bagi para
laki- laki terdapat acara
mengaji setiap malam hari
dibalai RT dan bagi para ibuibu yang masih buta huruf
terdapat kegiatan membaca
pada setiap hari rabu, kamis
dan jumat di PUSKEL.
3. Remaja
Para remaja di RT 02
mempunyai wadah karang

2. Persepsi Anda

taruna tapi saat ini kurang


aktif. Mereka biasa berkumpul
dengan teman (cangkrukan)
dan
memodifikasi
motor.
Biasanya para remaja juga
memiliki kebiasaan bermain
karambol saat berkumpul,
sebagian kecil merokok dan
minum- minuman keras.
4. Anak-anak
Anakanak
mempunyai
kegiatan sekolah pada pagi
hingga siang hari, diteruskan
dengan bermain dengan teman
sebaya dan mengaji di TPA
pada sore hari. Pada malam
hari
biasanya
mereka
berkumpul di rumah atau
bermain dengan teman sebaya.
1. Masyarakat
:
sebagian
masyarakat
menganggap
kesehatan itu penting akan
tetapi
mereka
belum
mempunyai kesadaran secara
penuh
untuk
melakukan
pencegahan
penyakit
dan
pelaksanaan cara hidup yang
sehat terutama dari segi
kebersihan dan lingkungan.
2. Perawat : Sudah terdapat peran
kader maupun perawat untuk
kesehatan warga tetapi belum
terlaksana secara maksimal.
selain itu, warga juga kurang
tertarik
saat
diadakan
penyuluhan kesehatan oleh
perawat,
mereka
lebih
menyukai
kegiatan
yang
langsung menimbulkan aksi.

3.3 Data Umum


1.3.1 Proporsi penduduk RT 02/RW IV Berdasarkan jenis kelamin dan usia
60- <90 tahun
45- <60 tahun
24- <45 tahun
13- <24 tahun
7- <12 tahun

laki-laki

perempuan

5- <7 tahun
1-<5 tahun
0-<1 tahun
0

10

15

20

25

30

35

40

Gambar 3.1 Proporsi Penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia di


RT 02/RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota
Surabaya pada tanggal 8- 10 Maret 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa jumlah bayi (usia 0-<1 tahun) lakilaki 2 orang dan perempuan 3 orang, balita (usia 1-5 tahun) laki-laki 3 orang
dan perempuan 6 orang, pra sekolah (usia 5-7 tahun) laki-laki 8 orang dan
perempuan 2 orang, anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) laki-laki 8 orang dan
perempuan 9 orang, remaja (usia 13-<24 tahun) laki-laki 15 orang dan
perempuan 20 orang, luventus (usia 24-<45 tahun), pertengahan/middle age
(usia 45-<60 tahun) laki-laki 23 orang dan perempuan 18 orang, serta lanjut
usia/old (usia 60-<90 tahun) laki-laki 8 orang dan perempuan 12 orang.
Kesimpulannya adalah proporsi penduduk dari total 215 orang (104 laki-laki

dan 111 perempuan), berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan usia


terbanyak pada usia 18-<45 tahun. (Hal tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk RT 02 RW 04 berada dalam usia produktif.
1.3.2

Proporsi penduduk RT 02/RW IV Berdasarkan Status Pernikahan

Gambar 3.2 Proporsi Penduduk berdasarkan status pernikahan di RT


02/RW IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya
pada tanggal 08- 10 Maret 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa proporsi penduduk di RT 02 RW 04
sudah menikah 114 orang (83%), belum menikah 16 orang (11%), dan
janda/duda 8 orang (8%) dari jumlah penduduk 138 orang yang di data. Hal
tersebut menunjukkan bahwa banyak pasangan usia produktif di RT 02
sehingga probabilitas angka kelahiran cukup tinggi.
1.3.3

Proporsi penduduk RT 02/RW 04 Berdasarkan Agama

Gambar 3.3 Proporsi Penduduk berdasarkan Agama di RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 0810 Maret 2016

Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memeluk


agama Islam yaitu sebesar 210 jiwa (99%) dan Kristen 3 jiwa (1%). Hal
tersebut menunjukkan bahwa agama mayoritas dapat hidup berdampingan
dengan pemeluk minoritas.
1.3.4

Proporsi penduduk RT 02/RW IV Berdasarkan Suku

Gambar 3.4 Proporsi Penduduk berdasarkan Suku di RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 810 Maret 2016
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk RT 02
adalah suku jawa sebesar 214 jiwa (99,5%), suku Madura 1 jiwa (0,5%). Hal
tersebut dapat dilihat dari keseharian penduduk yang menggunakan bahasa
jawa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari- hari.
1.3.5

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan pendidikan

Gambar 3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di RT 02/RW


IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal
8- 10 Maret 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa penduduk yang tidak sekolah 12
orang (7%), tamatan SD 59 orang (32%), tamatan SMP 34 orang (18%),
tamatan SMA 68 orang (37%), tamatan Perguruan Tinggi 11 orang (7%), dan
18 orang (9%) belum sekolah dari hasil pendataan kepada 184 orang
penduduk. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat
cukup baik untuk menerima dan menyerap informasi.
1.3.6

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan
Peg. Swasta
Wiraswasta
Petani

0% 8% 15%

Nelayan

6%

Tidak Bekerja
24%
2%

43%
0%

Lain-lain
PNS
Belum bekerja

Gambar 3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 810 Maret 2016
Gambar diatas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat RW IV
tidak bekerja yakni 64 orang (53%), pegawai swasta 23 orang (17%),
wiraswsata berjumlah 43 orang (32%), petani 2 orang (1,5%), dan nelayan 1
orang (0,5%) dari total 133 orang yang terdata. Hal tersebut menunjukkan
bahwa masih banyak warga yang belum memanfaatkan usia produktinya
secara maksimal terutama pada ibu rumah tangga sehingga perlu diberikan
pelatihan atau penyuluhan untuk pemberian kegiatan yang dapat berguna
dalam mengisi waktu luang dan bermanfaat bagi ekonomi.
1.3.7

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan penghasilan

Pendapatan
6%

<1 juta
23%

1- 3 juta
>3 juta

70%

Gambar 3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Penghasilan RT 02/RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 810 Maret 2016
Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan warga
RT 02 RW 04 berkisar antara 1-3 juta rupiah ada 53 orang (66%), <1 juta ada
22 orang (28%), dan lebih dari 3 juta ada 5 orang (6%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar warga masih mempunyai pendapatan
yang berada di bawah UMR sehingga kebutuhan baik ekonomi maupun
kesehatan belum terpenuhi secara maksimal.
1.3.8

Proporsi penduduk RW IV Berdasarkan status Kesehatan


Penyakit
24

1
2
3
4
0
1
1
0

16
18
5

10

15

20

25

30

Gambar 3.8
Proporsi Penduduk Berdasarkan PenyakitRT 02/RW
IV Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada
tanggal 8- 10 Maret 2016
Berdasarkan gambar 3.8 dapat dilihat bahwa kejadian ISPA di RT 02
cukup banyak terutama pada anak- anak yaitu 25 orang sehingga perlu
diberikan penyuluhan pada orang tua dan anak akan kebersihan
lingkungan yang dapat menyebakan timbulnya vektor penyakit. Kejadian

penyakit hipertensi ada 10 orang, tidak ada yang sakit jantung dan stroke,
ada 1 orang yang sakit ginjal, sakit diabetes mellitus ada 5 orang, diare 3
orang, TB paru 1 orang, gatal 2 orang, dan lain-lain (seperti pusing, linulinu, pegal, dll.) ada 21 orang.
1 Data Khusus KIA/KB
3.3.1 Epidemiologi KIA/KB
MMR =

x 100.000

kematian
=
x 100.000ibu
0kelahiran hidup
=0
3
IMR
=
x 1000
kematian bayi
= kelahiran
x 1.000hidup
=0 0
3
NMR =
x 1.000
kematian neonatus
= kelahiran
x 1.000hidup
=0 0
3
PMR
=
x 1.000
kematian perinatal
= kelahiran
x 1.000 hidup
=0 0
3 Wanita Usia Subur dan Wanita Usia Subur yang sudah
3.3.2 Data Proporsi
menikah

WUS yang
sudah
menikah
WUS

Gambar 3.9

Data proporsi WUS dan PUS di RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8-10
Maret 2016

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penduduk di RT 02 RW IV


Kelurahan Mulyorejo terdapat WUS sebanyak 59 orang dan WUS yang sudah
menikah sebanyak 42 orang hal ini menunujukkan tingginya angka kehamilan dan
kelahiran di RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo.

Keluarga Berencana
KB

29%

Tidak KB

71%

3.3.2
Proporsi Akseptor KB

Gambar 3.10 Data proporsi penggunaan KB di RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8-10
Maret 2016
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penduduk di RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo yang menggunakan akseptor KB sebanyak 30 pasangan
(71%) dari total 42 pasang. Sebanyak 12 pasangan tidak menggunakan akseptor
KB dengan alasan 2 orang hamil, 2 orang takut untuk menggunakan KB, dan 8
orang ingin hamil. Hal ini menunjukkan sudah baiknya kesadaran masyarakat
tentang penggunaan KB.
3.3.3 Proporsi Jenis KB

Jenis KB
Suntik
implant

30%
3%
7%

MOW

60%

Pil

Gambar 3.11 Data proporsi penggunaan Jenis KB di RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8-10
Maret 2016
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa penduduk di RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo yang terbanyak menggunakan KB suntik 18 orang (60%)
dai total 30 orang yang menggunakan KB. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat sudah mampu memutuskan untuk pemilihan KB yang akan
digunakan.
3.3.4 Proporsi Ibu Hamil
Ibu Hamil
WUS yang
sudah menikah

Gambar 3.12 Data proporsi Jumlah Ibu Hamil di RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 810Maret 2016
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa jumlah ibu hamil sebanyak 2
orang dari total 42 orang WUS yang sudah menikahdi RT 02 RW 04 Kelurahan
Mulyorejo. Hal ini menunjukkan angka keberhasilan program KB sudah cukup
baik. Riwayat keluhan kehamilan yaitu pusing dan mual, usia kehamilan 23

minggu dan 28 minggu dengan riwayat ANC sebanyak 5 kali dan 4 kali di bidan
swasta.
3.3.6 Proporsi Ibu Menyusui

ASI
ASI
eksklusif

33%

ASI + sufor

67%

Gambar 3.14 Data proporsi Ibu Menyusui di RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo


Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8-10 Maret
2016
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa jumlah ibu menyusui
sebanyak 3 orang (33%) dari total 9 orang ibu menyusui di RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo masih memberikan ASI+sufor. Hal ini menunjukkan masih
terdapat ibu yang belum memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif.
3.3.7 Proporsi Bayi dan Balita

7
6
5
4
3
2
1
0

Lai-laki
Perempuan

Bayi

Balita

Gambar 3.15 Data proporsi Bayi dan Balita di RT 02 RW IV Kelurahan


Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8-10
Maret 2016.
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa jumlah bayi sebanyak 5 anak
yang terdiri dari 2 laki-laki dan 3 perempuan sedangkan proporsi balita sebanyak
9 anak, yang terdiri dari 3 laki-laki dan 6 perempuan di RT 02 RW IV Kelurahan
Mulyorejo.

Balita ke Posyandu
14%

Rutin
Tida Rutin

86%

3.3.8 Proporsi Balita Ke


Posyandu dan KMS

Gambar 3.16 Data proporsi Balita ke Posyandu dan KMS di RT 02 RW IV


Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada
tanggal 8-10 Maret 2016
Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa jumlah balita yang rutin 12
anak (86%) dan sebanyak 2 anak (14%) yang tidak rutin ke Posyandu di RT 02
Kelurahan Mulyorejo. Hal ini menunjukkan bahwa masih tedapat balita yang
tidak rutin sehingga tidak bisa mengetahui pertumbuhan dan perkembangannya.
3.3.9 SKDN

SKDN
15
SKDN

10
5
0
S

Keterangan:
S = jumlah balita yang ada di wilayah posyandu
K = jumlah balita yang terdaftar dan mempunyai KMS
D = jumlah balita yang datang dan ditimbang bulan ini
N = jumlah balita yang naik berat badannya
Dari laporan kegiatan rutin posyandu Mekarsari pada tanggal 08 Maeret
2016, di dapat data jumlah balita RT 02 RW IV yang ada di wilayah posyandu ada
14 balita, dan sebanyak 14 balita diantaranya telah memiliki Kartu Menuju Sehat

(KMS) dan ditimbang berat badannya, sedangkan balita yang naik berat badannya
adalah sebanyak 8 balita.
Cakupan balita yang memiliki KMS (K):
= 14/14 x 100%
= 100%
Cakupan balita yang ditimbang (D):
= 14/14 x 100%
= 100%
Cakupan balita yang timbangnya naik (N):
= 8/14 x 100%
= 57,1%
3.3..10 Proporsi Imunisasi

Imunisasi Dasar
7%

Lengkap
Belum Lengkap

93%

Gambar 3.17

Data proporsi imunisasi di RT 02 RW IV Kelurahan Mulyorejo


Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada tanggal 8-10 Maret
2016.

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa balita yang imunisasinya


lengkap sebanyak 13 (93%) dan sebanyak 1 (7%) yang belum lengkap di RT 2

RW IV Kelurahan Mulyorejo. Hal ini menunjukkan kesadaran orang tua terhadap


imunisasi pada anak sudah baik.
3.4

Hasil FGD

Tabel 3.2 Hasil Focus Group Discussion RT 02/ RW 04 Kelurahan Mulyorejo,


Maret 2016
No
Masalah POKJA
Solusi yang sudah
Rencana solusi
dilakukan
1
Kurangnya
Penyuluhan
Penyuluhan pada
kesadaran
ibu
perindividu pada
ibu hamil dan ibu
tentang
ASI
saat posyandu
menyusui tentang
eksklusif
ASI eksklusif,
Memberikan
poster
kepada
kader
untuk
ditempelkan
ditempat
yang
mudah di baca
oleh masyarakat.
2

Masih kurangnya
informasi seputar
fakta dan mitos
kehamilan pada
ibu hamil

Sudah
pernah
dilakukan
penyuluhan
seputar kehamilan
sebelumnya
di
posyandu.

Masih ada ibu


yang
tidak
membawa
balitanya
ke
posyandu setiap
bulan

Kader
mengingatkan ibu
balita satu hari
sebelum posyandu
untuk datang ke
Posyandu dan jika
kunjungan pada
hari
Posyandu
masih
kurang,
kader
akan
keliling kampung
untuk
mengingatkan
kembali.

Memberikan
pemeriksaan
kehamilan
dan
penyuluhan
seputar fakta dan
mitos kehamilan
pada ibu hamil.
Memberikan
penyuluhan
tentang
pentingnya
melakukan
kontrol
pertumbuhan dan
perkembangan
anak
ke
posyandu.

BAB 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO
KOTA SURABAYA
4.1

Analisa Data

Dari hasil pendataan, maka data-data yang ada dianalisa sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisa data asuhan keperawatan komunitas di RT 02/ RW 04 Kelurahan Mulyorejo, September 2016
Data Subyektif
Data Obyektif
Masalah Keperawatan
1. Ketua kader KIA/KB mengatakan kurangnya 1. Posyandu diadakan 2 kali sebulan yaitu Kesiagaan meningkatkan
informasi formal dan informal yang bisa di akses
hari senin minggu ke-2 dan minggu ke-4
manajemen kesehatan
oleh ibu seputar kehamilan
2. Hanya terdapat 1 Posyandu balita di RW pada agregat ibu di wilayah
2. Kader KIA mengatakan pemeriksaan kehamilan
IV
RT 02 RW IV Kelurahan
hanya dilakukan pada saat posyandu ibu di 3. Terdapat 2 ibu hamil di RT 02 RW IV
Mulyorejo
Poskeskel
4. Meskipun pernah diberikan pendidikan
3. Kader KIA/KB mengatakan masih perlunya
kesehatan seputar kehamilan, namun ibu
diberikan
pendidikan
kesehatan
terkait
hamil di RT 02 RW IV berganti orang
pentingnya ASI eksklusif
5. Terdapat 9 ibu menyusui di RT 02 RW IV
4. Kader KIA/KB mengatakan sudah pernah
dan sebagian besar adalah pekerja
dilakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif
namun masih belum dapat diketahui apakah
diterapkan atau tidak.
1. Kader mengatakan di RT 02 RW IV terdapat 1
1. Jumlah bayi di RT 02 RW IV ada 5 Kesiagaan meningkatkan
posyandu balita yang aktif dan masih berjalan
manajemen kesehatan

sejak pembentukan puskelkel hingga sekarang.


2. Kader mengatakan bahwa posyandu balita
menggunakan metode 5 meja dan selalu
menerapkannya.
3. Menurut kader posyandu diadakan 1 kali
sebulan yaitu hari senin minggu ke-2
4.2

orang, sedngkan jumlah balita di RT 02 pada agregat balita di


wilayah RT 02 RW IV
RW IV ada 9 orang.
2. Terdapat balita yang tidak di dampingi Kelurahan Mulyorejo
orang tuannya saat posyandu PIN tanggal
15 Maret 2016

Penapisan Masalah
Dari hasil analisa data, dilaporkan data yang kemudian dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas masalah, adapun

penapisan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:


Tabel 4.2 Penapisan masalah asuhan keperawatan komunitas RT 02/ RW IV Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa keperawatan
Pentingnya penyelesaian
Perubahan positif untuk
Penyelesaian untuk
pada agregat Pokja
masalah
penyelesaian di
peningkatan kualitas
KIA/KB
1 : rendah
komunitas
hidup
2 : sedang
0 : tidak ada
0 : tidak ada
3 : tinggi
1 : rendah
1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Kesiagaan meningkatkan
3
3
3
manajemen kesehatan
pada agregat ibu di
wilayah RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo

Total Score

Kesiagaan meningkatkan
manajemen kesehatan
pada agregat balita di
wilayah RT 02 RW IV
Kelurahan Mulyorejo

4.3 Diagnosis Keperawatan


1.

Kesiagaan meningkatkan manajemen kesehatan pada agregat ibu di wilayah RW IV Kelurahan Mulyorejo

2.

Kesiagaan meningkatkan manajemen kesehatan pada agregat balita di wilayah RW IV Kelurahan Mulyorejo

BAB 5
RENCANA DAN STRATEGI POKJAKES KIA/KB
DI RW IV KELURAHAN MULYOREJO KECAMATAN MULYOREJO KOTA SURABAYA
5.1 Intervensi Keperawatan untuk Pokja KIA/KB
Dari hasil analisa data yang telah dilakukan, maka didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Dari diagnosa
tersebut, kami melakukan perencanaan bersama dengan seluruh penanggungjawab pokjakes dan menentukan sarana dan prasarana yang
akan digunakan untuk melaksanakan promosi kesehatan.
Adapun perencanaan yang akan kami laksanakan adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1 Intervensi keperawatan asuhan keperawatan komunitas RT 02/ RW 04 Kelurahan Mulyorejo, Maret 2016
Diagnosa
Tujuan dan
Rencana
Sasaran
Waktu
Keperawatan
Kriteria Hasil
Kegiatan
Intervensi
PJ
Hari/Tangg Tempat
al
Kesiagaan
Setelah
1. Sosialisasi Ibu hamil
Senin, 04
Balai
NIC:
M. Fathur
meningkatkan
dilakukan
penyuluhan
di RT 2
April 2016
RW IV
Health Education (5510)
Rohman,
manajemen
tindakan
seputar fakta
RW IV
Kel
1. Mengelompokkan
S.Kep
kesehatan pada keperawatan
dan mitos
Kel.
Mulyorej
kelompok
beresiko
agregat ibu di selama 3 x 3
kehamilan
Mulyoejo
o
tinggi dan rentang usia
wilayah RT 2 minggu
2. Posyandu
yang bermanfaat dari
RW
IV manajemen
ibu hamil
pendidikan kesehatan
Kelurahan
kesehatan pada (pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Mulyorejo
agregat ibu
tanda-tanda
2. Mengidentifikasi faktor

dapat
meningkat
dengan kriteria
hasil:
NOC :
Perilaku
Promosi
Kesehatan
(1602)
1. Memonitor
lingkungan
yang
beresiko
dalam
rentang 1-3
2. Memonitor
perilaku
individu
yang
beresiko
dalam
rentang 1-3
3. Mendukung
kebijakan
pemerintah
tentang
kesehatan
dalam

vital,
pemberian fe)

internal dan eksternal


yang mungkin dapat
meningkatkan
/
menurunkan motivasi
dari perilaku kesehatan.
3. Mengidentifikasi
karakteristik
dari
populasi target untuk
menentukan
strategi
pendidikan kesehatan.
4. Gunakan
kelompok
diskusi dan role play
untuk mempengaruhi
nilai,keyakinan
dan
perilaku kesehatan.
5. Libatkan
individu,
keluarga, dan kelompok
dalam
merencanakan
dan
pelaksanaan
intervensi untuk gaya
hidup atau modifikasi
perilaku kesehatan.

rentang 1-3
4. Menggunaka
n
sumber
finansial
untuk
promosi
kesehatan
dalam
rentang 1-3
5. Menggunaka
n
support
sosial untuk
promosi
kesehatan
dalam
rentang 1-3
NOC :
Sosialisasi
Perilaku
pentingnya
Promosi
ASI eksklusif
Kesehatan
(1602)
1. Memonitor
lingkungan
yang
beresiko
dalam
rentang 1-3
2. Memonitor

Ibu
menyusui
di RW IV
Kelurahan
Mulyorejo

Senin, 11
April 2016

Balai
RW IV
Keluraha
n
Mulyorej
o

NIC:
Eli
Health Education (5510)
Sazana,
1. Mengelompokkan
S.Kep
kelompok
beresiko
tinggi dan rentang usia
yang bermanfaat dari
pendidikan kesehatan
yang akan dilakukan.
2. Mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal
yang mungkin dapat
meningkatkan
/

perilaku
individu
yang
beresiko
dalam
rentang 1-3
3. Mendukung
kebijakan
pemerintah
tentang
kesehatan
dalam
rentang 1-3
4. Menggunaka
n
sumber
finansial
untuk
promosi
kesehatan
dalam
rentang 1-3
5. Menggunaka
n
support
sosial untuk
promosi
kesehatan
dalam
rentang 1-3

menurunkan motivasi
dari perilaku kesehatan.
3. Mengidentifikasi
karakteristik
dari
populasi target untuk
menentukan
strategi
pendidikan kesehatan.
4. Gunakan
kelompok
diskusi dan role play
untuk mempengaruhi
nilai,keyakinan
dan
perilaku kesehatan.
5. Libatkan
individu,
keluarga,
dan
kelompok
dalam
merencanakan
dan
pelaksanaan intervensi
untuk gaya hidup atau
modifikasi
perilaku
kesehatan.

Kesiagaan
meningkatkan
manajemen
kesehatan pada
agregat balita di
wilayah RT 2
RW
IV
Kelurahan
Mulyorejo

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 3
minggu
manajemen
kesehatan pada
agregat balita
dapat
meningkat
dengan kriteria
hasil:
NOC :
Perilaku
Promosi
Kesehatan
(1602)
1. Memonitor
lingkungan
yang
beresiko
dalam
rentang 1-3
2. Memonitor
perilaku
individu
yang

Sosialisasi
tentang
pentingnya
melakukan
kontrol
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak ke
posyandu

Ibu balita
di RT 2
RW IV
Kel.
Mulyoejo

Senin, 28
Maret 2016

Balai
RW IV
Keluraha
n
Mulyorej
o

NIC:
Reni
Health Education (5510)
Kurnia F.,
1. Mengelompokkan
S.Kep
kelompok
beresiko
tinggi dan rentang usia
yang bermanfaat dari
pendidikan kesehatan
yang akan dilakukan.
2. Mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal
yang mungkin dapat
meningkatkan
/
menurunkan motivasi
dari perilaku kesehatan.
3. Mengidentifikasi
karakteristik
dari
populasi target untuk
menentukan
strategi
pendidikan kesehatan.
4. Gunakan
kelompok
diskusi dan role play
untuk mempengaruhi
nilai,keyakinan
dan
perilaku kesehatan.
5. Libatkan
individu,
keluarga,
dan
kelompok
dalam
merencanakan
dan

beresiko
dalam
rentang 1-3
3. Mendukung
kebijakan
pemerintah
tentang
kesehatan
dalam
rentang 1-3
4. Menggunaka
n
sumber
finansial
untuk
promosi
kesehatan
dalam
rentang 1-3
Menggunakan
support sosial
untuk promosi
kesehatan
dalam rentang
1-3

pelaksanaan intervensi
untuk gaya hidup atau
modifikasi
perilaku
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
BKKBN 2008. Program KB di Indonesia. www.prov.bkkbn.go.id. Diakses 11
Maret 2016
BKKBN 2008. KB Sebagai Suatu Kebutuhan. http://www.bkkbn.go.id. Diakses
11 Maret 2016
BKKBN 2009. Target Peserta KB Sumut 2009 Sebanyak 332.161.
http://sumut.bkkbn.go.id
BKKBN 2009. Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB Mei - Nopember 2009.
www.prov.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 11 Maret 2016
Chayatin & Mubarak 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas, Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
Depkes 2008. Upaya Akselerasi Pencapaian Indikator Pembangunan Kesehatan di
Indonesia
Penurunan
AKI,
AKB,
Gizi
Buruk.
http://
www.depkes.go.id/downloads/MateriRakerkesnas/Panel5/DirjenBinkesma
s.Pdf. Diakses tanggal 11 Maret 2016
Depkes
2011.
Buku
Kesehatan
Ibu
dan
Anak.
http://www.depkes.go.id/downloads/jica/KIA.pdf. Diakses tanggal 11
Maret 2015
Depkes RI 1999. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Depkes RI Dirijen Binkesmas, 2009. PedomanPemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). UNICEF. Jakarta
Hartanto, Hanafi 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta
Hasanah, Husnul 2012. Petujuk penggunaan buku KIA serta manfaat buku KIA.
Yogyakata. Nuha Medika.
Manullang 2012. Gambaran Kelengkapan Pencatatan Bidan pada Buku Kesehata
Ibu dan Anak (KIA) Kehamilan di Puskesmas Grogol Sukoharjo.
Notoatmojo 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Prasetyawati AE 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Yogyakarta. Nuha
Medika.
Saifuddin, A.B 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
Saifuddin, A.B 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Marternal dan
Neonatal. Jakarta. Tridasa Printer.
Sumijatun, dkk 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC
Suratun, dkk 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi.Trans Info Media. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai