Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
MEIDINTA RINDA TANIA
NIM. 12030112140092
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anggaran merupakan komponen penting dan bermanfaat bagi suatu organisasi.
Anggaran dapat memaksa suatu organisasi untuk merencanakan masa depan,
mengembangkan arah organisasi secara menyeluruh, mengantisipasi masalah, dan
mengembangkan kebijakan untuk masa depan (Hansen&Mowen:2004). Dari
anggaran suatu entitas dapat memutuskan apa yang seharusnya dilakukan di periode
mendatang, sesuai dengan Mardiasmo (2004) yang menjelaskan bahwa anggaran
berisi estimasi mengenai apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan
datang karena setiap anggaran memberikan informasi mengenai apa yang hendak
dilakukan dalam beberapa periode yang akan datang.
Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang
tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor public anggaran justru harus
diinformasikan kepada publik karena anggaran sektor public merupakan instrument
akuntabilitas atas pengelolaan dana public dan pelaksanaan program-program yang
dibiayai dengan uang publik. Adapun fungsi utama dari anggaran sektor publik
adalah sebagai alat perencanaan, alat pengendalian, alat kebijakan fiscal, alat politik,
alat koordinasi dan komunikasi, dan alat penilaian kinerja (Mardiasmo, 2004).
Anggaran digunakan sebagai alat penilaian kinerja. Dalam hal ini, anggaran
merupakan wujud komitmen dari eksekutif (budget holder) kepada legislatif
(pemberi wewenang).
direncanakan cenderung terlalu menuntut dan tidak sesuai dengan kapasitas dan
kapabilitas yang dimiliki oleh pelaksana anggaran. Hal ini didukung oleh
pendapat (Lasdi, 2007:2) yang mengatakan bahwa Penyusunan anggaran
keuangan tradisional, top-down budgeting, biasanya berpotensi menimbulkan
masalah. Sebaliknya, pendekatan bottom-up memungkinkan terjadinya negosiasi
antar para manajer untuk mencapai tujuan organisasi (Sardjito, 2005:13).
Meskipun dapat menciptakan komitmen manajemen bawah, namun anggaran
bottom-up
tetap
mempunyai
kelemahan,
yaitu
seringkali
tidak
atasan/kuasa
(Abdulrohman, 2013).
anggaran
dengan
bawahan/pelaksana
anggaran.
Krishnan,
&
Moser,
2001;
Kren
&
Liao,1988).
Partisipasi
Kegunaan Penelitian
pemerintahan
Anggaran
merupakan
pernyataan
mengenai
apa
yang
diharapkan,
6.
Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
5.Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik dapat bersifat tahunan
maupun multitahunan
6.Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
yang dapat digunakan sebagai pemborosan dan inefisiensi anggaran serta
dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.
7.Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat dan tidak
membingungkan
8.Diketahui publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
memperoleh
kesempatan
mendapatkan
informasi
dari
agen
yang
dapat
dikomunikasikan dan lebih akurat berupa lokal informasi yang nantinya akan
digunakan sebagai standar yang dapat memberikan keuntungan dalam pengukuran
kinerjanya nanti (Magee, 1980; Baiman, 1982; Baiman & Evans, 1983).
Maiga
(2007)
melakukan
penelitian
untuk
Regresi
linear
sederhana
Hasil
penelitian
ini
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
N
o
1.
Peneliti
Leslie
Kren,
Adam
Meiga
Ikhsan
Tahu
n
2007
2007
Variabel
Alat Uji
Independen:
Partisipasi
Anggaran
Dependen:
Kesenjangan
Anggaran
Intervening:
Asimetri
Informasi
Path
Analysis
Independen:
Partisipasi
Anggaran
Dependen:
Kesenjangan
Anggaran
Moderating:
Gaya
Kepemimpina
n, Komitmen
Organisasi,
Ketidakpastia
n
Lingkungan,
Ketidakpastia
n
strategis,
Kecukupan
anggaran.
Regresi
Linier
sederhan
a,
Moderat
ed
Regressi
on
Analysis
(MRA)
Hasil
1. Partisipasi Anggaran
berpengaruh positif
terhadap kesenjangan
anggaran
2. Asimetri
Informasi
merupakan variable
intervening
dalam
hubungan
antara
partisipasi anggaran
dan
senjangan
anggaran.
1. Partisipasi anggaran
mempunyai pengaruh
positif
terhadap
kesenjangan anggaran.
2. Variabel Kecukupan
anggaran
berlaku
sebagai
pure
moderator
dalam
hubungannya antara
partisipasi anggaran
dan
kesenjangan
anggaran
3. Variabel
Ketidakpastian
strategik,
ketidakpastian
lingkungan, komitmen
organisasi dan gaya
kepemimpinan
berlaku sebagai quasi
moderator
dalam
hubungannya antara
partisipasi anggaran
dan
kesenjangan
anggaran
3
Falikhatun
2007
Independen: Analisis
Partisipasi
Regresi
Anggaran
Berganda
Dependen:
Kesenjangan
Anggaran
Moderating:
Ketidakpastia
n lingkungan,
Group
Cohesiveness
4.
Apriyandi
2011
Independen:
Partisipasi
Anggaran
Dependen:
Kesenjangan
Anggaran
Moderating:
Asimetri
Informasi
Analisis
Regresi
Linier
Widanaput 2014
ra
&
Mimba
Independen:
Partisipasi
Anggaran
Dependen:
Kesenjangan
Anggaran
Moderating:
Ketidakpastia
n Karir
Analisis
Regresi
Berganda
1. Partisipasi Anggaran
mempunyai pengaruh
positif
terhadap
Kesenjangan
Anggaran.
2. Ketidakpastian
Lingkungan
dan
Group Cohesiveness
tidak
memoderasi
hubungan
antara
partisipasi anggaran
dan
kesenjangan
anggaran.
1. Terdapat
pengaruh
negatif
partisipasi
anggaran
terhadap
kesenjangan anggaran.
2. Asimetri
Informasi
memoderasi
hubungan
antara
partisipasi anggaran
dengan kesenjangan
anggaran
1. Terdapat pengaruh
positif partisipasi
anggaran terhadap
kesenjangan
anggaran.
2. Ketidakpastian
karir merupakan
variable
yang
memoderasi
hubungan antara
partisipasi
anggaran dengan
kesenjangan
anggaran.
2.2.Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini partisipasi anggaran dianggap secara langsung mampu
mempengaruhi kesenjangan anggaran dan secara tidak langsung mempengaruhi
kesenjangan anggaran melalui asimetri informasi. Leslie Kren and Adam S. Maiga
(2007) menemukan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan negatif dan
signifikan terhadap Asimetri Informasi, sejalan dengan pernyataan Baiman & Evans
(1983) dan Covaelski et al., (2003) yang mengungkapkan bahwa partisipasi anggaran
dapat memberi atasan kesempatan untuk menggali akses tentang informasi lokal jika
bawahan mengkomunikasikan atau memberitahukan informasi prifat yang dapat
mengurangi asimetri informasi.
Seseorang yang dilibatkan dalam penyusunan anggaran dan mempunyai
partisipasi tinggi dalam penyusunan anggaran serta menghadapi ketidakpastian karir
yang rendah akan cenderung menciptakan senjangan dalam anggaran karena ia
mampu mengatasi ketidakpastian dan mampu memprediksi masa mendatang, sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widanaputra (2014) yang mengungkapkan
bahwa ketidakpastian karir dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi
anggaran dan senjangan anggaran.
Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
GAMBAR 1
Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
Ketidakpasti
an Karir
H
PARTISIPA
SI
ANGGARA
Kesenjan
gan
Anggaran
H
Asimetri
Informasi
2.3 Hipotesis
2.3.1 Partisipasi Anggaran dan Kesenjangan Anggaran
Penelitian yang mencoba menghubungkan partisipasi anggaran dengan
kesenjangan anggaran sering menghasilkan hasil yang tidak konsisten. Asersi ini
didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Falikhatun (2007), Young (1985),
Yuwono (1999), Hansen, Otley, Van der Stede (2003) yang membuktikan bahwa
partisipasi anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kesenjangan anggaran.
Semakin tinggi partisipasi anggaran yang ada dalam pembuatan anggaran, maka
semakin tinggi kemungkinan bawahan/pelaksana anggaran melakukan senjangan
anggaran.
1983; Covaleski et al., 2003). Berdasarkan hal tersebut, Partisipasi adalah solusi
organisasi terhadap asimetri informasi, dimana diharapkan ketika partisipasi
meningkat dalam pembuatan anggaran, maka asimetri informasi akan semakin
menurun. Partisipasi Anggaran diharapkan mempunyai hubungan negatif dengan
asimetri informasi karena dalam partisipasi terdapat mekanisme dimana atasan dapat
mengetahui private informasi dari bawahan. Dengan partisipasi yang semakin tinggi,
Informasi yang didapatkan akan semakin banyak dan semakin berguna untuk atasan.
Temuan tersebut mengarahkan pada hipotesis hubungan antara Asimetri Informasi
dengan Kesenjangan Anggaran sebagai berikut:
H2. Terdapat pengaruh negatif antara partisipasi anggaran dan asimetri
informasi
2.3.3 Partisipasi Anggaran, Ketidakpastian Karir dan Kesenjangan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran, perilaku membuat senjangan anggaran dapat
juga dipengaruhi oleh tingkat keyakinan yang dihadapi karyawan bahwa ia akan
menempati posisi yang sama pada tahun berikutnya. Semakin tinggi tingkat
keyakinan seseorang karyawan bahwa ia akan menempati posisi yang sama pada
tahun berikutnya, maka akan semakin tinggi kemungkinan karyawan tersebut untuk
membuat senjangan anggaran. Tingkat keyakinan ini dapat berbeda bagi setiap
individual karena tidak adanya peraturan mengenai mutasi karyawan di
pemerintahan. Ketidakadaan peraturan mengenai mutasi ini dapat menyebabkan
ketidakpastian karir dihadapi oleh eksekutif terutama ketika anggaran dibuat.
(Widanaputra, 2014). Dengan itu, ketidakpastian karir yang dihadapi oleh karyawan
dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
Temuan tersebut mengarahkan pada hipotesis hubungan antara Partisipasi
anggaran, Ketidakpastian karir, dan Kesenjangan anggaran sebagai berikut:
Terdapat
Kesenjangan Anggaran.
pengaruh
positif
antara
asimetri
informasi
dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1. Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi
pada suatu nilai (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, digunakan tiga macam
variabel penelitian.
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi
perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006). Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Kesenjangan Anggaran (Budgetary Slack).
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Varibel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran (Budgetary
participation).
3. Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara (intervening variable) merupakan variabel yang berperan
menjadi mediasi antara variabel bebas dan variabel terikat (Sekaran,
antara
input
dan
output
dalam
area
yang
subordinate
pertanggungjawabkan.
3. Dibandingkan dengan superior, subordinate lebih mengetahui tentang potensi
kinerja yang ada pada area yang subordinate pertanggungjawabkan.
4. Dibandingkan dengan superior, subordinate lebih mengetahui secara teknis
tentang area yang subordinate pertanggungjawabkan.
5. Dibandingkan dengan superior, subordinate lebih dapat untuk menilai dampak
factor dari luar pada area yang subordinate pertanggungjawabkan.
6. Dibandingkan dengan superior, subordinate mempunyai pemahaman yang
lebih dalam tentang apa yang dapat dicapai pada area yang subordinate
pertanggungjawabkan.
Karir
diukur
dengan
menggunakan
instrumen
yang
jawaban dari satu sampai dengan lima. Alternatif jawaban 1 berarti Ketidakpastian
Karir rendah sedangkan alternatif jawaban 5 berarti ketidakpastian karir tinggi.
2. Anggaran
dalam
terlaksana.
3. Karena adanya
departemen
keterbatasan
(manager/subordinate)
jumlah
anggaran
dapat
yang
dipastikan
disediakan,
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
yang berada di wilayah Semarang. Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Semarang
Tahun Anggaran 2015 sebanyak 234 satuan kerja yang terdiri dari 19 Dinas, 7 Badan,
4 Kantor, 5 Sekretariat, 1 RSUD, 16 Kecamatan, 177 Kelurahan, dan 5 Perusahaan
Daerah. Pemilihan SKPD
dalam
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi, apa yang dipelajari dalam sampel kesimpulannya dapat diberlakukan untuk
populasi (Sugiyono,2012). Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan
metode purposive sampling. dimana sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu
sehingga dapat mendukung penelitian ini. Kriteria pemilihan sampel adalah pejabat
structural di Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Semarang yang
memiliki peran dalam proses penyusunan anggaran dan memiliki masa kerja minimal
satu tahun dalam periode penyusunan anggaran.
.Jenis dan sumber data
Jenis data penelitian ini adalah data primer, data penelitian yan didapatkan dan
dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara). Sumber data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada
responden.
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas
item-item pertanyaan kuesioner dapat diukur dengan melakukan korelasi antara skor
item pertanyaan dengan total skor variabel atau konstruk. Apabila korelasi antara
masing-masing item atau indikator terhadap total skor variable menunjukkan hasil
probabilitas <0,01 atau <0,05 berarti angka probabilitas tersebut signifikan sehingga
Uji Reabilitas
Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
ke waktu. Tingkat reliabel suatu variabel atau konstruk penelitian dapat dilihat dari
hasil uji statistik Crobach Alpha (). Menurut kriteria Nunnally (1960) yang
dinyatakan dalam Ghozali (2006), variabel atau konstruk dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha > 0,60. Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai
reliabilitas datanya semakin terpercaya. untuk masing-masing variabel.
3.4.4
dilakukan untuk menguji apakah model regresi tersebut baik atau tidak. Dalam
penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji sobel.
3.4.5
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat (dependent) dan variabel bebas (independent) memiliki distribusi normal.
Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan
analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk
mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik normal probability plot. Pengambilan keputusan dalam uji
normalitas menggunakan analisis grafik ini didasarkan pada:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi mormalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal probability plot digunakan uji
statistik non-parametik Kolmograv-Smirnov (K-S). Pada uji statistik onesample
Kolmograv-Smirnov dapat dilihat probabilitias signifikan terhadap variabel. Jika
probabilitas signifikan di atas 0,05, maka variabel tersebut terdistribusi secara normal
(Ghozali, 2006).
3.4.6
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas
3.4.7
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
3.4.8
Analisis Data
Pengujian hipotesis yang telah disusun dalam penelitian ini menggunakan
analisis path (analisis jalur). Analisis path adalah penggunaan analisis regresi untuk
menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan (Ghazali,2006).
Gambar 2
Diagram path di atas memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel
yang ditunjukkan oleh anak panah. Setiap nilai p menggambarkan jalur dan koefisien
path. Nilai koefisien path tersebut dihitung dengan menggunakan analisis regresi
(Ghozali, 2006).