Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ
organ, dan sistemnya yang terorganisasi. (Nursalam. 2005)
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran ukuran tubuh yang meliputi
berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, atau bertambahnya jumlah
dan ukuran sel sel pada semua sistem organ tubuh. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan atau fungsi semua system organ tubuh sebagai akibat
bertambahnya kematangan fungsi fungsi sistem organ tubuh. (Nanny Lia Dewi.
2010).
2.1.2
tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan tumbuh
kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak anak.
Ada beberapa tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak anak
menurut Soetjiningsih dalam Nursalam (2005).
1) Masa prenatal (konsepsi lahir), terbagi atas :
a) Masa embrio (mudigah) : masa konsepsi 8 minggu
b) Masa janin (fetus) : 9 minggu kelahiran
2) Masa Bayi
a) Masa neonatal usia 0 28 hari
(1) Neonatal dini (perinatal) : 0 7 hari
(2) Neonatal lanjut : 8 28 hari
b) Masa bayi
(1) Masa bayi dini : 1- 12 bulan
(2) Masa bayi akhir : 1 2 tahun
c) Masa prasekolah ( usia 2 6 tahun), terbagi atas :
(1) Prasekolah awal (masa balita): mulai 2 3 tahun
(2) Prasekolah akhir : mulai 4 6 tahun
d) Masa sekolah atau masa pubertas, terbagi atas :
(1) Wanita 6 10 tahun
(2) Laki laki 8 12 tahun
e) Masa adolensesi atau masa remaja, terbagi atas :
(1) Wanita 10 18 tahun
(2) Laki laki 12 20 tahun
10
tampak langsing dan berotot, dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya,
anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan.
Sekitar usia enam belas bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki
tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu, anak perlu diawasi,
karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya.
5) Masa prasekolah akhir ( 3 5 tahun)
Menurut teori Erikson , pada usia tersebut anak berada pada fase inisiatif
vs rasa bersalah (initiative vs guilty). Pada masa ini, anak berkembang
rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak
bertanya
2.1.3
mengenai
segala
sesuatu
disekelilingnya
yang
tidak
diketahuinya.
Perkembangan Motorik, Bahasa, dan Adaptasi Sosial
1) Perkembangan Motorik Kasar
Perkembangan motorik kasar ditunjukkan dengan mencoba telungkup
pada alas dan mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan
kedua tangan. Pada bulan ke empat biasanya sudah mulai berguling ke
kanan dan ke kiri, duduk dengan kepala tegak, mampu membalikkan
badan, bangkit dengan kepala tegak. (Hidayat.2013)
2) Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus ditandai dengan mulai mengamati benda,
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi
benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan, mampu
menahan benda dengan kedua tangan secara stimultan, memindahkan
objek dari satu tangan ke tangan yang lain.(Hidayat.2013)
3) Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan
tersenyum, menirukan bunyi atau kata - kata, berceloteh, mulai mampu
mengucapkan kata baaa atau buuu tertawa dan menjerit, mengoceh
spontan, atau bereaksi dengan mengoceh. (Hidayat.2013)
11
dan
potensi
bawaan.
Lingkungan
yang
cukup
baik
akan
menghambatnya.
Lingkungan
ini
merupakan
lingkungan
12
13
Etiologi
Penyebab utama penyakit dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah virus
ban bekas
Manifestasi
Infeksi virus dengue mengakibatkan menisfestasi klinis yang bervariasi
mulai dari asimptomatik, yang merupakan penyakit yang paling ringan (mild
14
hematoma.
Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria
Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati
Sakit kepala
Pembengkakan sekitar mata
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
Tanda tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
Gejala Klinis untuk DBD menurut Andra Saferi Wijaya (2013) adalah:
1) Demam tinggi mendadak 2 7 hari ( 38oC 40oC)
2) Manisfestasi perdarahan dalam bentuk : uji tourniquet positif, petekie
(bintik- merah pada kulit), purpura (perdarahan kecil dalam kulit),
konjungtiva (perdarahan pada mata), epistaksis (perdarahan pada hidung),
perdarahan gusi, hematemesis (muntah darah), melena (BAB darah),
hematusi (adanya darah dalam urin).
3) Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik bintik merah pada kulit
akibat pecahnya pembuluh darah
4) Pembesaran hati (hepatomegali)
5) Rejan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmhg atau kurang, tekanan
darah sistolik sampai 80 mmhg atau lebih rendah.
6) Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya
2.2.4
nafsu makan), mual, muntah, sakit perut, diare, dan sakit kepala.
Klasifikasi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
15
1) Derajat 1 : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
tourniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
2) Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau
perdarahan lain.
3) Derajat III : Kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit
dingin lembab, gelisah.
4) Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat
2.2.5
diukur.
Patofisiologi Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Infeksi virus dengue terjadi melalui gigitan nyamuk aedes aegypty, virus ini
yang
mampu
membebaskan
histamin.
Proses
tersebut
16
DIC
Resiko Perdarahan
Kebocoran plasma
Perdarahan
Resiko perfusi jaringan tidak efektif
Asidosis Metabolik
Hipoksia Jaringan
PATHWAY
Resiko
syok (hipovolemik)
Hepar
Paru-paru
Hepatomegali
Efusi pleura
Ke extravaskuler
Abdomen
Ascites
Mual-muntah
17
Pemeriksan Penunjang
18
Enselopati Dengue
Komplikasi Iatrogenik
Kelainan Hati
Gagal Ginjal Akut
2.2.8
Sepsis
Pneumonia
Perdarahan otak
Sindrom syok dengue
Penatalaksanaan
19
penampungan
air
minimal
1x
seminggu
Fisiologis Suhu
Hipotalamus adalah pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan
energi dan suhu tubuh. Hipotalamus menerima informasi dari serabut aferen
20
21
2.3.3
pernafasan.
(Potter, Patricia A. 2005)
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh menurut
Debora
berdasarkan usia.
Hasil pengukuran Suhu Tubuh
Hasil pengukuran suhu tubuh bisa bervariasi, bergantung pada berbagai
macam faktor. Berikut adalah rentang hasil pengukuran suhu berdasarkan usia.
Tabel 2.1 Rentang Normal Suhu Tubuh.
Usia
Lokasi
Aksila
35.5-39.5
1 tahun
3 tahun
5 tahun
Oral
Oral
Oral
Oral
Aksila
Rektal
Oral
37.7
37.2
37.0
37.0
36.4
37.6
36.0
Dewasa
+70 tahun
22
Secara umum, kelainan hasil pengukuran suhu tubuh dibagi menjadi dua,
yaitu hipotermia dan hipertermia. Hipotermia dinyatakan pada saat hasil
pengukuran suhu tubuh <35oC. Hipotermia ditandai dengan penurunan
metabolisme tubuh, menyebabkan penurunan frekuensi nadi, respirasi, dan
tekanan darah. Jika tidak ditangani dapat menyebabkan henti jantung. Hipertermia
dinyatakan pada aat hasil pengukuran suhu tubuh >37,6 oC. Hipertermia ditandai
dengan peningkatan metabolisme tubuh. Selain itu, ada beberapa istilah dalam
hasil pengukuran suhu tubuh (Tabel 2.2).
Tabel 2.2 Kelainan dalam Hasil Pengaturan Suhu Tubuh.
Kelainan
Letih
bahang
(heat exhaustion)
Heat stroke
Hipotermia
Pengertian
Peningkatan suhu tubuh (3
8-40 oC) karena kondisi
lingkungan yang panas,
menyebabkan
diaforesis
(berkeringat)
yang
berlebihan
Karakteristik
Ditandai
dengan
hilangnya air dan garam
yang
keluar
dari
keringat, menyebabkan
gejala
haus,
mual,
muntah dan disorientasi
Tanda yang penting
adalah kulit yang kering
dan
terasa
panas.
Penderita
menjadi
gelisah dan delirium,
merasa sangat haus,
nyeri pada abdomen,
kram otot dan gangguan
penglihatan.
Dapat
menyebabkan
penurunan
kesadaran
jika tidak ditangani.
Ditandai
dengan
penurunan metabolisme
yang
menyebabkan
gangguan
mental,
penurunan
nadi,
respirasi dan tekanan
darah.
Dapat
menyebabkan
gagal
23
Kelainan
Pengertian
Radang
dingin
(frostbite)
Karakteristik
jantung
jika
tidak
ditangani.
Ditandai
dengan
ketidakseimbangan
sirkulasi dan dapat
menyebabkan ganggren.
kemudian dicatat
Bersihkan thermometer dengan cara
Celupkan termometer pada botol yang berisi disinfektan
Celupkan termometer pada botol yang berisi sabun
Masukkan pada botol yang berisi air bersih
24
2.3.6
tempatnya
p) Klien dikembalikan pada posisi semula
q) Rapikan alat
r) Cuci tangan
Mengukur Suhu Tubuh Bayi/ Anak
bawah.
Pegang ujung atas termometer dengan aman dan jauhkan dari benda
benda lain. Kibaskan pergelangan tangan secara mencolok.
h) Singkirkan pakaian atau dari bahu dan lengan
i) Letakkan termometer di tengah aksila, turunkan lengan menjepit
termometer dan taruh lengan menyilang di dada pasien
j) Biarkan termometer selama 5 10 menit
k) Jangan meninggalkan pasien selama termometer ada di aksila pasien
l) Ambil termometer dan seka area aksila dengan tissue. Seka dengan cara
memutar dari jari kearah ujung termometer. Buang tisu
m) Baca termometer sejajar mata
n) Bari tahu pasien berapa suhunya
25
Tujuan Kompres
Mencegah pasien untuk menggigil sehingga pasien tidak mengalami
Indikasi Kompres
2.4.4
26
d) Pengalas
e) Sarung tangan bersih
f) Bengkok
2) Prosedur
a) Berikan penjelasan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
b) Dekatkan alat alat dengan pasien
c) Perhatikan privacy pasien
d) Cuci tangan
e) Atur posisi yang nyaman
f) Pasang pengalas dibawah daerah yang dikompres
g) Pakai sarung tangan
h) Ambil potongan kasa dengan pinset masukkan ke dalam bak berisi air
i) Ambil kasa kemudian letakkan pada area yang akan di kompres
j) Lakukan perasat ini 15 30 menit, kompres tiap 5 menit
k) Lepas sarung tangan
l) Ambil pengalas
m) Atur posisi pasien yang nyaman
n) Bereskan alat alat dekat pasien
o) Cuci tangan
p) Dokumentasi tindakan
2.4.5 Prosedur Kompres Hangat
Prosedur kompres hangat menurut Standart Prosedur Operasional Rumah
Sakit Baptis Kediri.
1) Pengertian
Memberi rasa hangat dengan mempergunakan alat yang menimbulkan hangat
pada bagian tubuh yang memerlukan.
2) Tujuan
a) Memperlancar sirkulasi darah
b) Mengurangi/ menghilangkan rasa sakit
c) Memperlancar pengeluaran cairan (exudat)
d) Merangsang peristaltic
e) Memberi ketenangan dan kesenangan pada klien
3) Prosedur
a) Cuci tangan
b) Siapkan waskom/ember dan isi dengan air hangat
c) Bawa peralatan ke dekat pasien
d) Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
e) Rendam waslap ke dalam waskom/ ember yang sudah disiapkan
f) Peras waslap kemudian tempelkan pada bagian yang akan dikompres
g) Anjurkan kepada keluarga untuk mau bekerjasama dalam melakukan
kompres hangat
27
28
Kebutuhan Air
Jumlah air dalam 24 jam
Ml/kg berat badan
250 300
1150 1300
1350 1500
1600 1800
2000 2500
2200 2700
80 100
120 135
115 125
100 110
70 85
50 60
29
18 Tahun
Dewasa
2.5.4
2200 2700
2400 2600
40 50
20 30
30
31
2.5.5
32
Alasan/ keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke Rumah
Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan
saat demam kesadaran compos mentis. Turunnya panas terjadi diantara hari
ke-3 dan ke- 7, dan anak semakin lemah. Kadang kadang disertai dengan
keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/ konstipasi,
sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola
mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan pada kulit, gusi
(grade III,IV), melena atau hematemesis.
4) Riwayat Penyakit yang Pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak bisa mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
5) Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya komplikasi dapat dihindari
6) Riwayat Gizi
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan
status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor
predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan
mual,muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan
tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat
mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
7) Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih (seperti air yang menggenang dan gantungan baju di kamar).
8) Pola Kebiasaan
a) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan
berkurang dan nafsu makan menurun.
33
34
d) Dada
Bentuk simetris dan kadang kadang terasa sesak. Pada foto thorax
terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi
pleura), Rales +. Ronchi + yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
e) Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly, dan asites
f) Ekstermitas
Akral teraba dingin, terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
11) Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium darah pasien DHF akan dijumpai
a)
b)
c)
d)
e)
Hb meningkat (20%)
Trombositopenia (100.000/ml)
Leukopenia (mungkin normal/ leukositosis)
Ig. D dengan positif
Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan:
hipoproteinemia,
Hemorrhagic Fever.
35
36
NOC :
a) Fluid balance
b) Hydration
c) Nutritional status : food and fluid intake
Kriteria Hasil :
a) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal.
b) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
c) Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik,membrane
mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebih.
NIC :
a) Timbang popok/ pembalut jika diperlukan
b) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
37
b) Pain control
c) Comfort level
Kriteria hasil
a) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
c) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
e) Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Pain management :
a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitas
b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
d) Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
e) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
f) Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
lain
tentang
Analgesic administration :
38
Penyakit/ trauma
Peningkatan metabolisme
Aktivitas yang berlebih
Pengaruh medikasi/ anestesi
Ketidakmampuan/ penurunan kemampuan untuk berkeringat
Terpapar dilingkungan panas
Dehidrasi
Pakaian yang tidak tepat
NOC : thermoregulation
Kriteria Hasil :
a) Suhu tubuh dalam rentang normal
b) Nadi dan RR dalam rentang normal
c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
NIC :
Fever treatmen
a) Monitor suhu sesering mungkin
b) Monitor IWL
39
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
Temperature regulation :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
40
NOC :
a) Nutritional status : food and fluid intake
b) Nutrional status : nutrient intake
c) Weight control
Kriteria Hasil :
a)
b)
c)
d)
e)
41
NIC :
Nutrition management
a) Kaji adanya alergi makanan
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
c) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
d) Berikan substansi gula
e) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
f) Berikan makanan yang terpilih (sudah di konsultasikan dengan ahli
g)
h)
i)
j)
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
o)
p)
oral.
q) Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet.
5) Kurang pengetahuan
Batasan
karakteristik
:
memverbalisasikan
adanya
masalah,
42
43
menit.
m) Parestesia.
n) Warna kulit pucat saat elevasi.
Faktor yang berhubungan :
a)
b)
c)
d)
e)
Tujuan :
a) Circulation status
b) Tissue Perfusion : cerebral
Kriteria Hasil :
a) Tekanan sistole dan diastole dalam rentang normal.
44
Ansietas
Posisi tubuh
Hiperventilasi
Obesitas
Kelelahan otot otot pernafasan.
Tujuan :
a) Status pernafasan : ventilation.
45
b) Airway patency.
c) Status vital sign.
Kriteria hasil :
a) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah dan tidak ada pursed lips).
b) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal dan tidak
ada suara nafas abnormal).
c) Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi dan
pernafasan).
Intervensi :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan.
Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction.
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
Lakukan suction pada mayo.
Berikan bronkodilator bila perlu.
Berikan pelembab udara kassa basah NaCL lembab.
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2.
Terapi oksigen :
a) Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea.
b) Pertahankan jalan nafas yang paten.
c) Atur peralatan oksigenasi.
d) Monitor aliran oksigen.
e) Pertahankan posisi pasien.
f) Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi.
g) Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi.
Vital sign monitoring
a) Monitor TD, nadi, suhu dan RR.
b) Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
c) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan.
d) Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan setelah aktifitas.
e) Monitor kualitas dari nadi.
46
Hidrasi, indikator :
a)
b)
c)
d)
Intervensi :
47
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Monitor status sirkulasi TD, warna, kulit, suhu kulit, denyut jantung, nadi.
Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan.
Monitor suhu dan pernafasan.
Monitor input dan output.
Pantau : Hemoglobin, Hematokrit, AGD dan elektrolit.
Monitor hemodinamika invasi yang sesuai.
Monitor tanda dan gejala asites.
Monitor tanda awal syok.
Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk meningkatkan
48
Intervensi :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
berhubungan
dengan
pelepasan
asam
arakidonat
pada
49
kulit
dengan
merangsang
kelenjar
keringat
untuk
50
51
2.6.4
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan ( Asmadi, 2008).
52
53
b)
secara benar.
c)
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya.
6) Ketidakefektifan perfusi jaringan parifer jaringan berhubungan dengan
kebocoran plasma
Kriteria Hasil :
a) Tekanan sistole dan diastole dalam rentang normal.
b) Tidak ada tanda-tanda peningkatan intrakranial
7) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat
spasme otot otot pernafasan, nyeri, hipoventilasi.
Kriteria hasil :
a) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas
dengan mudah dan tidak ada pursed lips).
b) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal dan tidak ada suara
nafas abnormal).
c) Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi dan
pernafasan).
8) Resiko syok (hypovolemik) berhubungan dengan perdarahan yang berlebih
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
Kriteria Hasil :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
54