Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas dan tangguh. Menurut Dasuki (2003), tercapainya
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan,
perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna. Ransangan atau
stimulus yang diberikan dapat mempererat tali kasih orang tua dengan
anak dan ikatan batin yang sehat (secure attachment), sangat penting bagi
anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan
perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang
dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi
pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak. Salah satu bentuk
stimulasi adalah dengan pijat bayi (Mayke, 1999). Pijat bayi adalah terapi
sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia. Pijat bayi telah lama
dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan
secara turun temurun. (Roesli, 2001). Sentuhan dan pijat pada bayi setelah
kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan
yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi.
Penelitian tentang pijat bayi memang masih belum banyak
dipublikasikan namun, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, para pakar Ilmu kesehatan modern telah membuktikan
secara ilmiah bahwa terapi sentuhan dan pijat pada bayi mempunyai
banyak manfaat terutama bila dilakukan sendiri oleh orang tua bayi
terhadap peningkatan produksi ASI dan kenaikan berat badan bayi.
Penelitian Dasuki tahun 2003 tentang pengaruh pijat bayi terhadap
kenaikan berat badan bayi umur 4 bulan memperoleh hasil bahwa pada
kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16% sedangkan pada

kelompok yang dipijat 9,44%. Menurut Deddy Satriya Putra, hal ini terjadi
karena terapi sentuhan mempunyai efek positif pada kesehatan bayi,
karena berpengaruh terhadap kerja Nervus Vagus sehinga memperbaiki
motilitas saluran cerna termasuk pengosongan lambung. Kedaaan tersebut
menyebabkan absorpsi makanan dan kualitas tidur yang lebih baik. oleh
orang tuanya akan mempunyai kecenderungan peningkatan berat badan,
hubungan emosional dan sosial yang lebih baik. (Roesli, 2001).
Menurut Soetjiningsih kebutuhan dasar anak terbagi atas kebutuhan
fisik-biomedis (asuh), kebutuhan emosi/kasih sayang dan kebutuhan akan
stimulasi mental (asah). Kebutuhan fisik meliputi: pangan/gizi yang
merupakan kebutuhan terpenting. Kebutuhan dasar anak kedua adalah
kebutuhan emosi/kasih sayang. Pada tahun-tahun pertama kehidupan
hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan
syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang anak baik fisik, mental
maupun psikososial.
Pada umur 1-3 bulan banyak beraktifitas. Aktivitas bayi mulai tampak
setelah bayi berumur lebih dari 3 bulan. Untuk memaksimalkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi diperlukan banyak faktor yang
terlibat, diantaranya adalah pijat pada bayi. Pemijatan ini sebaiknya
dilakukan oleh orang tua, terutama oleh ibu. Saat dilakukan wawancara
dengan ibu- ibu bayi, diketahui bahwa ibu- ibu tersebut tidak pernah
melakukan pijatan bayinya. Mereka hanya melakukan pijatan apabila bayi
sakit dan dilakukan oleh seorang yang mereka percayai bisa memijat
bayinya. Mereka sama sekli tidak tahu kalau pijatan yang dilakukan pada
bayi akan bermanfaat bagi bayi dan ibunya, pada bayi bisa meningkatkan
berat badan, sedangkan pada ibu akan meningkatkan produksi air susu.
Berdasarkan data-data diatas membuat penulis tertarik untuk
mengetahui apakah pengaruh pelaksanaan pijat bayi terhadap peningkatan
berat badan bayi berusia 3-6 bulan.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diata dapat
diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut :

Pentingnya pijat bayi diterapkan pada anak usia 3-6 bulan


1. Apakah dengan pemijatan pada bada dapat

meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada bayi


2. Apa manfaat pijat bagi bayi
3. Bagaimanakah mekanisme pemijatan yang dilakukan bagi bayi usia 36 bulan
4. Bagaimana pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi
usia 3-6 bulan didesa beji kecamatan ngawen kabupaten gunungkidul.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada masalah yang ada dan agar tidak menimbulkan
pemahaman yang salah dan lebih terfokuskan, untuk itu perlu dibatasi
masalah yang akan diteliti. Mengingat keterbatasan waktu, biaya dan
tenaga serta kemampuan yang ada pada peneliti, maka penilitai ini dibatasi
pada permasalahan pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan
bayi usia 3-6 bulan didesa beji kecamatan ngawen kabupaten gunungkidul.
D. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas pada skripsi ini adalah pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan didesa beji kecamatan
ngawen kabupaten gunungkidul.
E. Tujuhan
1. Mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi
usia 3-6 bulan
2. Mengetahui manfaat pijat bayi
3. Mengetahui mekanisme pemijatan yang dilakukan bagi bayi usia 3-6
bulan
4. Mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi
usia 3-6 bulan didesa beji kecamatan ngawen kabupaten gunungkidul.
F. Manfaat
1. Manfaat terhadap profesi fisioterapi : sebagai modalitas untuk
mengoptimalisasi tumbuh kembang dalam pelayanan fisioterapi anak.
2. Manfaat untuk para ibu dan ayah : sebagai tambahan pengetahuan
dalam memberikan yang terbaik untuk anak anaknya.

3. Manfaat untuk masyarakat : pijat bayi bisa dipelajari dan dilaksanakan


untuk para ibu dan ayah karena merupakan modalitas yang mudah
dipelajari dan banyak manfaatnya.
4. Manfaat bagi pendidikan, adalah dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang manfaat pijat bayi
5. Manfaat bagi penulis : sebagai pengalaman dalam mempratekkan hasil
studi.

Anda mungkin juga menyukai